cover
Contact Name
Trias Mahmudiono, SKM., MPH (Nutr), GCAS., PhD
Contact Email
amertanutr@fkm.unair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
amertanutr@fkm.unair.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Amerta Nutrition
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 25801163     EISSN : 25809776     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Amerta Nutrition (p-ISSN:2580-1163; e-ISSN: 2580-9776) is a peer reviewed open access scientific journal published by Universitas Airlangga. The scope for Amerta Nutrition include: public health nutrition, community nutrition, clinical nutrition, dietetics, food science and food service management. Each volume of Amerta Nutrition is counted in each calendar year that consist of 4 issues. Amerta Nutrition is published four times per year every March, June, September, and December.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION" : 12 Documents clear
Daya Terima dan Uji Kekenyangan pada Bakso yang disubtitusi Jantung Pisang dan Modified Cassava Flour (Mocaf) Siti Mei Saroh; Luki Mundiastuti
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.699 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.155-162

Abstract

Background: One of the efforts to reduce the prevalence of obesity is by increasing the consumption of dietary fiber. Dietary fiber can reduce weight, because it can enhance satiety and prevent excessive calorie consumption. Banana and Modified Cassava Flour (mocaf) are source of fiber . The substitution of banana blossom and mocaf in the meatball-one of favorite food is expected to be one of alternative solution of a healthy and fiber-rich food to reduce the prevalence of obesity.                                                                                                  Objective: The purpose of this research was to determine the acceptability , and Satiety study of banana blossom and mocaf meatball .Methods: The first stage of the study using a factorial crossed design, 3 best formulas were selected from 7 formulas by 3 professional panelists, then the best 3 formulas were selected by 25 untrained panelists. At the satiety test stage using a cross-over trial design. Subjects were students Universitas Airlangga Students, age criteria 12-25 years, BMI 18.5-28 kg.Results: The best formula was F3 in terms of acceptance value and dietary fiber content. There was no significant difference in hunger after meal (p=0.122) on both test foods. There was no significant difference in satiety feeling after meals (p=0.080).Conclusion: There was no significant difference for hunger and satiety between the F3 meatballs substituted with 20% banana blossom and 10% mocaf with control meatballs. This is due to insufficient fiber content to give a satiety effect.ABSTRAKLatar Belakang: Salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi obesitas adalah dengan peningkatan konsumsi serat pangan yang dapat meningkatkan kekenyangan dan mencegah konsumsi kalori berlebih. Subtitusi jantung pisang dan tepung mocaf yang kaya serat pada bakso yang digemari masyarakat, diharapkan bisa menjadi alternatif makanan yang sehat dan kaya serat untuk mengurangi prevalensi obesitas.Tujuan: Mengetahui daya terima, dan uji kekenyangan terhadap produk bakso Jantung Pisang dan tepung mocafMetode: Penelitian tahap pertama menggunakan rancangan percobaan faktorial menyilang, 3 formula terbaik dipilih dari 7 formula oleh 3 panelis terlatih, selanjutnya 3 formula terbaik dipilih oleh 25 panelis tidak terlatih. Pada tahap uji satiety menggunakan desain cross-over trial. Subjek adalah mahasiswa Universitas Airlangga, umur 12-25 tahun, IMT antara 18,5-28 kg/m2. Penelitian cross-over trial dilakukan pada 14 subjek yang sehat yang memenuhi kriteria. Masing-masing 200 g Bakso biasa (F0) dan bakso modifikasi diberikan saat waktu sarapan pada hari yang berbeda. Penilaian hunger dan satiety diambil dengan kuisioner Visual Analog Scale (VAS).Hasil: Formula terbaik adalah F3 ditinjau dari daya terima dan kandungan serat. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam rasa lapar setelah makan (p=0,122) pada kedua makanan uji. Tidak terdapat perbedaan signifikan rasa kenyang setelah makan (p=0,080).Kesimpulan : Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk rasa lapar dan rasa kenyang antara Bakso F3 yang disubtitusi 20 % jantung pisang dan tepung 10 % tepung mocaf dengan bakso kontrol. Hal ini terkait kandungan serat pada bakso modifikasi (F3) yang tidak cukup untuk memberikan efek kekenyangan. 
Kandungan Peroksida Minyak Goreng Pada Pedagang Gorengan Di Wilayah Kecamatan Tembalang Kota Semarang Dina Rahayuning Pangestuti; Siti Rohmawati
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21.493 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.205-211

Abstract

Background: The repeated use of cooking oil can affect the quality of the oil and the nutrient composition in it. The presence of peroxides can be used as an indicator of oil deterioration. Fritter food is snacks by using flour dough which was prepared by deep fat frying method and sold on the street lot.Purpose: This study aimed to describe and analyze the amount of peroxide value of cooking oil used by fritter traders in Tembalang Sub-district, Semarang City.Methods: This is an observational descriptive research which analyzed 25 samples of used cooking oil of 25 fritter traders. Univariate analysis data was used to describe frequency distribution and mean. Analysis of peroxide value was established according to SNI 3741-2013.Results: Research shows that 28% of traders use branded oil, while the rest use bulk oil. Bulk purchased oil has an average peroxide of 8.77 mEq O2 /kg, while the branded 11.71 mEq O2 /kg.Conclusions: Forty-four percent of cooking oil exceeds the maximum peroxide amount (> 10 mEq O2 /kg, SNI 3741-2013). Bulk oil has a lower average peroxide content than branded oils.ABSTRAKLatar Belakang: Penggunaan minyak goreng secara berulang dapat mempengaruhi kualitas minyak dan komposisi zat gizi di dalamnya. Keberadaan peroksida dapat digunakan sebagai indikator kerusakan minyak. Gorengan merupakan makanan jajanan dengan menggunakan adonan tepung yang digoreng dengan minyak berlebih (deep fat frying) dan dijual di tepi jalan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis jumlah nilai peroksida minyak goreng yang digunakan pedagang gorengan di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 yang didapatkan dari 25 pedagang gorengan. Data analisis univariat digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi dan rerata. Analisis bilangan peroksida ditetapkan sesuai SNI 3741-2013.Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa 28% pedagang menggunakan minyak bermerek, sisanya berupa minyak curah. Minyak yang dibeli secara curah memiliki rerata peroksida 8,77 mEq O2/kg, sedangkan bermerk 11,71 mEq O2/kg.Kesimpulan: Sebesar 44% minyak goreng melebihi jumlah peroksida maksimum (>10 mEq O2/kg, SNI 3741-2013). Minyak curah mempunyai rerata nilai peroksida lebih rendah dibandingkan minyak bermerek.
Efektifitas Teh Buah Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi (Studi di UPTD. Griya Werdha Kota Surabaya Tahun 2018) Arum Reyan Safitri; Rita Ismawati
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.163-171

Abstract

Background: Hypertension is the silent disease which a person will not know if he has increased blood pressure. The incidence rate of hypertension is very high especially in the elderly population over 60 years. Hypertension management can be done in pharmacological ways such as medicines and can use natural ingredients in lowering blood pressure that is by utilizing the noni fruit.Objectives: This study aimed to analyze the effectiveness of Noni fruit tea in lowering elderly blood pressure with hypertensionMethod: This research was quasy experimental throug with Pretest-Postest Control Group Design design. Determination of research sample by using inclusion and exclusion criteria. The sample of the study was 34 respondents divided into two groups. Intervention of Noni fruit tea given as much as 5 gram for 30 days with frequency of giving 2 times a day in the morning and afternoon. Blood pressuremeasurement was performed at the beginning of the study and at the end of the study. Data were analysed using wilcoxon test and Mann Whitney test.Result: Mann Whitney test results showed that there was significant effect after the intervention of noni fruit tea in treatment group compared with control group with systolic blood pressure value (p =0.000171) and diastolic blood pressure (p = 0.000480) with α = 0.05Conclusions: Blood pressure in the treatment group after the intervention of noni fruit tea decreased blood pressure compared with the control group. It is Suggested of research, need to do periodic nutrition education and giving noni fruit tea as alternative medicine that effectively decrease hypertension, scheduled.ABSTRAKLatar Belakang : Hipertensi merupakan the silent disease dimana seseorang tidak akan mengetahui jika dirinya mengalami peningkatan tekanan darah. Angka insiden hipertensi sangat tinggi terutama pada populasi lanjut usia diatas 60 tahun. Penatalaksaan hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis seperti obat-obatan serta dapat menggunakan bahan alami dalam menurunkan tekanan darah yaitu dengan memanfaatkan buah mengkudu.Tujuan : Penelitian ini bertujuan menganalisis efektifitas teh buah mengkudu dalam menurunkan tekanan darah lansia dengan hipertensiMetode : Penelitian ini bersifat quasy eksperimental dengan desain Pretest-Postest Control Group Design. Penentuan sampel penelitian dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel penelitian sebanyak 34 responden yang dibagi menjadi dua kelompok. Intervensi teh buah mengkudu diberikan sebanyak 5 gram selama 30 hari dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Pengukuran tekanan darah darah dilakukan pada awal penelitian dan di akhir penelitian. Analisis data penelitian menggunakan uji wilcoxon dan uji Mann Whitney.Hasil : Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sesudah intervensi teh buah mengkudu pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol dengan nilai tekanan darah sistolik (p=0.000171) dan tekanan darah diastolik (p=0,000480) dengan α=0.05Kesimpulan : Tekanan darah pada kelompok perlakuan susudah intervensi teh buah mengkudu mengalami penurunan tekanan darah dibandingkan dengan kelompok kontrol. Saran penelitian, perlu dilakukan pendidikan gizi secara berkala dan pemberian teh buah mengkudu sebagai obat alternatif yang efektif menurunkan hipertensi, secara terjadwal.
Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Al-Azhar Surabaya Riris Novita
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.285 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.172-181

Abstract

Background: The period of puberty is an imprtant period in growth and development, especially the reproductive function. Menstrual disorders can be a sign of disease or the presence of abnormal hormonal system. This implies an impaired reproductive function that can affect the reproductive period in adulthood. The causes of abnormality hormonal system in the body can be affected by intake of nutritions in adolescents that can measured by looking at nutritional status.Objectives: The purpose of this research is to analyze correlation between nutritional status and menstrual disorders of female adolescent in SMA Al-Azhar Surabaya.Methods: This reasearch belong analytic observational reasearch with cross sectional design. The populationin this study is high school students in Al-Azhar Surabaya. From calculation by using simple random sampling, obtained 98 students as sample. The process of colecting data is done by interviewing on the assessment of menstrual disorders. Nutritional status was assessed by neasuring height and weight of young women. The classification is based on value of BMI/ age z-score table for 5-19 years old child from WHO. Data analysis was performed by using chi-square test (α=0.05).Results: From the research can be seen that 60.20% of respondents experienced in menstrual disorders. Most of the respondents experienced of menstrual disorders of Premenstrual Syndrome (PMS) and dysmenorrhoea, respectively 30%. In nutritional status, young women with less nutritional status amount 27.55% and more nutritional status is 16,33%. Based on statistical tests conducted, the results obtained that there is significant relation between nutritional status and incidence of menstrual disorders (p=0.035).Conclusion: There is corelation between nutritonal status with menstrual disorders of female adolescent in senior high school Al-Azhar Surabaya.ABSTRAKLatar Belakang: Masa pubertas merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama fungsi reproduksi. Gangguan mentruasi dapat menjadi pertanda adanya penyakit ataupun adanya sistem hormon yang tidak normal. Hal ini berarti fungsi reproduksi terganggu yang dapat berpengaruh terhadap masa reproduksi pada saat dewasa. Penyebab dari ketidaknormalan hormon dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh asupan makanan dari remaja yang dapat diukur dengan melihat status gizi.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisi hubungan status gizi dengan gangguan menstruasi pada siswi SMA Al-Azhar SurabayaMetode: Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan rancang bangun potong lintang. Populasi pada penelitian ini adalah siswi SMA Al-Azhar Surabaya. Hasil dari perhitungan simple random sampling didapat 98 siswi sebagai sampel. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara pada pengkajian gangguan menstruasi. Status gizi dinilai dengan mengukur tinggi badan dan berat badan dari remaja putri. Klasifikasi didasarkan pada nilai tabel z-score IMT/U untuk anak perempuasn usia 5-19 tahun dari WHO. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square (α=0,05)Hasil: Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa 60,20% responden mengalami gangguan menstruasi. Sebagian besar responden mengalami gangguan menstruasi berupa Premenstrual Syndrom (PMS) dan dismenorea, masing-masing sebesar 30%. Untuk status gizi, masih ada remaja putri yang mempunyai status gizi kurang yaitu 27,55% dan status gizi lebih sebesar 16,33%. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian gangguan menstruasi (p=0,035).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi dengan gangguan menstruasi pada remaja putri SMA Al-Azhar Surabaya
Gambaran Tingkat Pengetahuan Penyakit Ginjal Dan Terapi Diet Ginjal Dan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya Aniek Kurniawati; Adhiyanti Asikin
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.136 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.125-135

Abstract

Background: Patients condition during haemodialysis therapy program would trigger multiple problems regarding physical and psychological condition, life style disruption, and spontaneous social changes which afflict quality of life. However, a knowledge of chronic kidney disease patients would influence healthy lifestyle attitude and behaviour in haemodialysis and diet therapies.Objectives: The objective of this research was to analyze the relationship between knowledge and quality of life in chronic renal failure (CRF) patients with haemodialysis (HD) therapy.Method: This research utilized analytical observational type with cross sectional approach. There were 53 patients as random samples. The data consisted of the characteristic, knowledge and quality of life score of CRF patients with HD therapy. Furthermore, the datas were analyzed through Spearman Correlation statistical test with CI approximately 95% (α = 0,05).Results: As many as 62.3% of respondents were categorized as having a good quality. The entire of information source were obtained from medical workers. In addition. There was a positive relation between knowledges and quality of life (p=0.023). However, based on quality of domain, only psychological health had significant relation with knowledges (p=0.014). Meanwhile, significant relations cannot be shown between knowledges and physical health (p=0.125) or social relation (p=0.277) with it.Conclusion: The quality of life of CRF with HD patients can be influenced by the level of knowledges, especially quality of life related to psychological health. There is And the role of health workers as a source of information, for it needs an effort to improve science such as attending seminars, workshops and training related profession, so it is expected to provide information according to the latest developments in scienceABSTRAKLatar Belakang: Kondisi pasien yang menjalani terapi hemodialisis akan memicu berbagai masalah seperti masalah fisik, psikologis, gaya hidup, dan perubahan sosial yang akan berdampak pada kualitas hidup pasien. Namun, dengan pengetahuan tentang penyakit ginjal dan terapi diet ginjal, yang dimiliki oleh seorang pasien gagal ginjal kronik akan mempengaruhi sikap dan perilaku hidup sehat dalam melaksanakan terapi hemodialisis dan terapi diet dengan benar.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik (GGK) yang menjalani terapi hemodialysis (HD).Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 53 orang, diambil secara acak. Pengumpulan data melalui wawancara meliputi karakteristik pasien, tingkat pengetahuan dan skor kualitas hidup pasien GGK dengan HD. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik Spearman Correlation dengan CI sebesar 95% (α = 0.05).Hasil: Tingkat pengetahuan responden 62.3% termasuk dalam kategori baik. Sumber informasi yang diperoleh responden 100% berasal dari petugas kesehatan. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kualitas hidup responden (p=0.023). Berdasarkan domain kualitas hidup, kesehatan psikologis mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan (p=0.014), sedangkan kesehatan fisik (p=0.125) dan hubungan sosial (p=0.277) tidak ada hubungan dengan tingkat pengetahuan.Kesimpulan: Kualitas hidup pasien GGK dengan HD dapat dipengaruhi dari tingkat pengetahuan, terutama kualitas hidup terkait kesehatan psikologis. Peran tenaga kesehatan sebagai sumber informasi, untuk itu perlu adanya usaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan seperti mengikuti seminar, workshop dan pelatihan terkait profesinya, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi sesuai perkembangan ilmu yang terbaru.
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Pola Pemberian Makan dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gapura Kabupaten Sumenep Milda Riski Nirmala Sari; Leersia Yusi Ratnawati
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.607 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.182-188

Abstract

Background: Childhood is often declared as a critical time for brain to grow and develop optimally which are influenced by parenting methods, one of them is feeding method as a portal of entry to fulfil all nutrient needs. However, a poor feeding method can affect toddlers’ nutritional status sometimes. Objectives: The purpose of this research is to analyze the relation between mothers’ konowledge about feeding method towards toddlers’ nutritional status.Methode: This is an observational study using a cross sectional design, conducted in the working area of Puskesmas Gapura Kabupaten Sumenep. The amount of the samples are 30 toddlers with age range between 24 to 60 months along with their family, chosen randomly among 2.124 recorded toddlers under Puskesmas Gapura’s working area. Mothers’ knowledge about feeding method as the primary data source is obtained through interview with the toddlers’ parents or family. Data are analyzed using Chi-square statistical test.Results: The result states that there is a relation between mothers’ knowledge of feeding method and nutritional status of the toddlers (p < 0,05).Conclusion: Advice given is to improve mothers’ knowledge of feeding method for their toddlers through counseling held by the health providers.ABSTRAKLatar Belakang: Masa balita sering dinyatakan sebagai masa kritis untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan otak yang sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua, salah satunya dalam pola pemberian makan sebagai pintu masuk pemenuhan berbagai kebutuhan unsur zat gizi. Akan tetapi, ada kalanya pola pemberian makan yang kurang baik dapat mempengaruhi status gizi balita tersebut.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu mengenai pola pemberian makan terhadap status gizi balita.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gapura Kabupaten Sumenep. Besar sampel sebanyak 30 balita dengan rentang umur 24-60 bulan beserta keluarganya, yang dipilih secara acak dari jumlah keseluruhan 2.124 balita tercatat di posyandu wilayah kerja Puskesmas Gapura. Pengetahuan ibu mengenai pola pemberian makan sebagai sumber data primer diperoleh melalui wawancara dengan orang tua atau keluarga balita. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi-square.Hasil: Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan pola pemberian makan dengan status gizi balita (p < 0,05).Kesimpulan: Saran yang diberikan yaitu dengan meningkatkan pengetahuan ibu tentang pola pemberian makan pada balita melalui penyuluhan yang dilakukan oleh petugas kesehatan pada saat posyandu.
Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Konsumsi Pangan Isoflavon Pada Mahasiswi Pre-Menstrual Syndrome Dhiflatul Frista Anani; Trias Mahmudiono
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.485 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.136-146

Abstract

Background: The age group susceptible to symptoms of Pre-Menstrual Syndrome begins in the early stages of puberty and ends at the menopause stage.The pathophysiology of Pre-Menstrual Syndrome is due to an imbalance of estrogen and progesterone hormones. One of the balancers of both hormones is the consumption of isoflavone food because the structure and its properties resemble estrogen.Objectives: The Purpose of this study was to analyzed the effect of nutritional education on the knowledge, attitude and behavior high food consumption of isoflavone content among female pre-menstrual syndrome.Method: The study was quasy experiment with pre- post control group design. The design of this research was the provision of nutrition education four times for 1 month with duration of each meeting 60 minutes and the provision of soy milk every meeting. The sample technique using simple random sampling total 38 respondents divided into 2 groups (treatment and control group). Preliminary screening to assess PMS using the Shortened Pramenstrual Assessment Form (SPAF) questionnaire. Dependent variable was knowledge, attitude and consumption behavior of isoflavone food, while independent variable was nutrition education.The analysis was performed using Independent t-test.Result: After nutrition education there was significant difference of knowledge and attitude level between treatment and control group respectively p value 0.039 and 0.022. In addition, there were also differences in high food consumption behavior of isoflavone content. The majority of food types are often consumed including: fried tempeh (p = 0.044), tofu (p = 0.036), garlic (p = 0.014) ice soybean milk (p = 0.044) and soybean milk (p = 0.004).Conclusion: Provision of nutrition education to the treatment group can change knowledge, attitude and behavior of high food consumption of isoflavone content, with the existence of increasing consumption behavior, than pre-menstrual syndrome symptoms at student of FKM UNAIR decreased slowly. Although not all types of foods high levels of isoflavones consumed by respondents due to limited time research.ABSTRAKLatar belakang: Kelompok umur yang rentan mengalami gejala Pre-Menstrual Syndrome dimulai pada tahap awal pubertas dan berakhir pada tahap menopause. Patofisiologi Pre-Menstrual Syndrome terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Salah satu penyeimbang kedua hormon yaitu konsumsi pangan isoflavon karena struktur dan sifatnya menyerupai estrogen.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan, sikap dan perilakukonsumsi pangan tinggi kadar isoflavon pada mahasiswi dengan premenstrual syndrome.Metode: Penelitian ini merupakan penelitianquasi experiment dengan pendekatan pre-post control group design. Rancang bangun penelitian ini yaitu pemberian intervensi pendidikan gizi 4x pertemuan selama 1 bulan dengan durasi masing-masing pertemuan 60 menit dan pemberian susu kedelai setiap pertemuan. Tehnik sampel menggunakan simple random sampling total 38 responden dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok perlakuan dan kontrol). Skrining awal untuk menilai PMSmenggunakan kuesioner Shortened Pramenstrual Assessment Form (SPAF). Variabel dependen adalah pengetahuan, sikap dan perilaku konsumsi pangan isoflavon, sedangkan variabel independen pendidikan gizi. Analisis yang dilakukan menggunakan uji t Independent.Hasil: Setelah diberikan pendidikan gizi terdapat perbedaan signifkan tingkat pegetahuan dan sikap antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan nilai p masing-masing 0,039 dan 0,022. Selain itu juga terdapat perbedaan perilaku konsumsi pangan tinggi kadar isoflavon mayoritas jenis makanan sering dikonsumsi meliputi:tempe goreng (p=0,044), tahu (p=0,036), bawang putih (p=0,014) es susu kedelai (p=0,044) dan susu kedelai (p=0,004).Kesimpulan: Pemberian intervensi pendidikan gizi kepada kelompok perlakuan dapat merubah pengetahuan, sikap dan perilaku konsumsi pangan tinggi kadar isoflavon, dengan adanya perilaku konsumsi yang meningkat, maka gejala pre-menstrual syndrome pada mahasiswi FKM UNAIR juga menurun secara perlahan. Walaupun belum semua jenis makanan yang tinggi kadar isoflavon dikonsumsi oleh responden dikarenakan keterbatasan waktu penelitian.
Hubungan Peran Teman, Peran Orang Tua,Besaran Uang Saku dan Persepsi Terhadap Jajanan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Anak Sekolah (Studi di SD Negeri Ploso 1/172 Kecamatan Tambaksari Surabaya Tahun 2017) Herlina Arisdanni; Annas Buanasita
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.582 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.189-196

Abstract

Background: Overweight and obesity becomes a problem that not only occurs in adulthood but also started from childhood. The direct cause overweight is food consumption pattern, while the factors that can affect of it such as :the role of friends, the role of parents, pocket money and perceptions of snacks.Objectives: This study aimed to analyze the relationship between the role of friends,the role of parents, pocket money and perceptions of snacks with overweight incidents in school children.Methods: This research with a case control design study involved 110 respondents with 55 case samples, and 55 control samples. Data were analyzed using chi-square test and linear regression.Results: The results showed that was a significant correlation between the role of parents (p= 0.006)), the role of friends (p= 0.000), perceptions of snack (p= 0.045), pocket money (p= 0.023) with overweight incidence.Conclusion: The role of friends and perceptions of snacks show positive correlation that could be at risk for overweight incidents, meanwhile the role of parents show a protective factors for overweight incidents. It is suggested to give nutrition education to school children, so that they have the correct perception about snacks and the parents to pay attention about healthy snacks to prevent overweight incidents in school children.ABSTRAKLatar Belakang : Gizi lebih (obesitas dan overweight) menjadi permasalahan yang tidak hanya terjadi pada saat dewasa tetapi mulai dari anak-anak, tak terkecuali anak sekolah. Faktor penyebab langsung gizi lebih adalah pola makan, sedangkan faktor yang dapat mempengaruhi pola makan antara lain peran teman, peran orang tua, besaran uang saku dan persepsi terhadap jajanan.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran teman, peran orang tua, besaran uang saku dan persepsi terhadap jajanan dengan kejadian gizi lebih pada anak sekolah.Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi case control yang melibatkan 110 anak sekolah, dengan sampel kasus sebanyak 55 dan sampel kontrol sebanyak 55 dengan analisis data menggunakan uji chi square dan uji regresi linear.Hasil : Hasil uji regresi linear menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran orang tua (p= 0.006), peran teman (p= 0.000), persepsi terhadap jajanan (p= 0.045), dan besaran uang saku (p= 0.023) dengan kejadian gizi lebih pada anak sekolah.Kesimpulan: Peran teman dan persepsi terhadap jajanan menunjukkan hubungan positif yang dapat beresiko terhadap kejadian gizi lebih,sedangkan peran orang tua dapat menjadi faktor yang protektif terhadap gizi lebih. Saran penelitian, perlu pendidikan gizi untuk anak sekolah agar memiliki persepsi yang benar terhadap jajanan dan orang tua perlu memperhatikan pemilihan jajanan sehat untuk mencegah kejadian gizi lebih pada anak sekolah.
Hubungan Antara Perilaku Makan dan Citra Tubuh dengan Status Gizi Remaja Putri Usia 15-18 Tahun Alivia Norma Yusintha; Adriyanto Adriyanto
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.588 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.147-154

Abstract

Background: In Indonesia, underweight and overweight is a problem that is still common in adolescent girl. Many factors that determine the nutritional status of adolescent girl such as eating behavior and body image. Changes in eating behavior in adolescent girl are caused they have a negative body image. Adolescent girl want to have a tall and slim body.Objective: This study was conducted to analyze the relationship between eating behavior and body image with nutritional status of adolescent girl aged 15-18 years.Methods: This study was an observational analytic study using cross sectional design on 93 adolescent girl who selected by simple random sampling. The data were collected using an Adolescent’ Food Habit Checklist (AFHC) questionnaire, body image generated using a Body Shape Questionnaire (BSQ) questionnaire, and anthropometric data.Results: The results showed that most adolescent girl had good eating behavior ((57%), positive body image (80.6%), and normal nutritional status (72%). There was a relationship between eating behavior (p=0.013) and body image (p=0.002) with nutritional status of adolescent girl.Conclusion: Adolescent girl who have good eating behavior and positive body image have good nutritional status. Adolescent girl are expected to serve out good eating behavior such as getting breakfast and often consume vegetables and fruits to create a good nutritional status as well.ABSTRAKLatar Belakang: Di Indonesia, masalah gizi kurang dan gizi lebih adalah masalah yang masih sering terjadi di usia remaja terutama pada remaja putri. Banyak faktor yang menentukan status gizi remaja putri seperti perilaku makan dan citra tubuh. Perubahan perilaku makan pada remaja putri dikarenakan mereka memiliki citra tubuh yang negatif. Remaja putri ingin memiliki tubuh yang tinggi dan langsing.Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara perilaku makan dan citra tubuh dengan status gizi remaja putri usia 15-18 tahun.Metode: Penelitian ini adalah observasional analitik menggunakan studi cross sectional pada 93 remaja putri yang dipilih secara simple random sampling. Data yang dikumpulkan adalah terkait perilaku makan yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner Adolescent Food Habit Checklist (AFHC), citra tubuh yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner Body Shape Questionnaire (BSQ), dan data antropometri meliputi berat badan dan tinggi badan.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar remaja putri memiliki perilaku makan yang baik (57%), citra tubuh positif (80,6%), dan status gizi normal (72%). Terdapat hubungan antara perilaku makan (p=0,013) dan citra tubuh (p=0,002) dengan status gizi remaja putri usia 15-18 tahun.Kesimpulan: Remaja putri yang memiliki perilaku makan yang baik dan citra tubuh positif memiliki status gizi yang baik. Remaja putri diharapkan dapat menjalani perilaku makan yang baik seperti membiasakan sarapan dan sering mengonsumsi sayur dan buah agar tercipta status gizi yang baik pula. 
Tingkat Konsumsi Karbohidrat, Status Hidrasi dan Tingkat Kelincahan pada Atlet Basket Remaja Aulia Rahmaniar; Ratna Candra Dewi
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.669 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.197-204

Abstract

Background: Decreasing achievement of basketball in Indonesia is related to lack of nutritional fulfillment of athletes. Optimal nutrients consumption, especially carbohydrate 30-80 grams per hour during exercise and balancing hydration status play a role in improving performance (agility).Objective: Analyze the correlation of carbohydrate consumption level and hydration status with agility in puberty basketball athletes.Methods: This study is a cross sectional study. The sample used was 55 athletes basketball aged 13-15 years and actively practicing in DBL (Development Basketball League) Academy Graha Pena Surabaya for two months from 25th September to 24th November 2018. Data collection included interview used questionnaire related frequency and duration of exercise, food recall 2x24 hours, and hydration status measurement used urine color chart, agility level used Illinois Agility Run Test. Data analysis used spearman non parametric correlation test.Results: Agility level all very good (73,8%) in boys and girls (100%). All hydration status is not dehydrated (97,6%) in boys and girls (100%). Carbohydrate consumption level were mostly heavy deficits (88,1%) in boys and girls (84,6%). There is no correlation between carbohydrate consumption level (p=0,642) with agility level. There is a correlation between hydration status (p=0,050; r=0,265)with agility level.Conclusions: Carbohydrate consumption level is not correlation to agility, but there is correlation between hydration status and agility. Puberty basketball athletes are advised to maintain balancing hydration status during exercise to have a good level of agility.ABSTRAKLatar Belakang: Penurunan prestasi olahraga basket di Indonesia dikaitkan dengan kurangnya pemenuhan gizi atlet. Konsumsi zat gizi optimal khususnya karbohidrat 30-80 gram per jam selama olahraga dan keseimbangan status hidrasi berperan pada peningkatan performa seperti kelincahan.Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat konsumsi karbohidrat dan status hidrasi dengan tingkat kelincahan pada atlet basket remaja awal.Metode: Penelitian ini merupakan peneilitian potong lintang. Sampel yang digunakan sebesar 55 atlet basket berusia 13-15 tahun dan aktif berlatih di DBL (Developmental Basketball League) Academy Graha Pena Surabaya selama dua bulan yaitu 25 September hingga 24 November 2018. Pengumpulan data meliputi wawancara menggunakan kuesioner terkait frekuensi dan lama latihan, food recall 2x24 jam, dan pengukuran status hidrasi menggunakan tabel warna urin, tingkat kelincahan menggunakan Illinois Agility Run Test. Data analisis menggunakan uji korelasi non parametrik spearman.Hasil: Tingkat kelincahan semua sangat baik (73,8%) pada laki-laki dan perempuan (100%). Status hidrasi semua tidak dehidrasi (97,6%) pada laki-laki dan perempuan (100%). Tingkat konsumsi karbohidrat sebagian besar defisit berat (88,1%) pada laki-laki dan perempuan (84,6%). Tidak terdapat korelasi antara tingkat konsumsi karbohidrat (p=0,642) dengan tingkat kelincahan. Terdapat korelasi antara status hidrasi (p=0,050; r=0,265) dengan tingkat kelincahan.Kesimpulan: Tingkat konsumsi karbohidrat tidak berhubungan dengan tingkat kelincahan, namun terdapat hubungan antara status hidrasi dengan tingkat kelincahan. Atlet basket usia remaja awal disarankan untuk menjaga keseimbangan status hidrasi selama berolahraga agar memiliki tingkat kelincahan yang baik.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol. 9 No. 3 (2025): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 9 No. 2 (2025): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 9 No. 1 (2025): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 8 No. 3SP (2024): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 4th Amerta Nutrition Conferenc Vol. 8 No. 4 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 8 No. 3 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 8 No. 2SP (2024): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 8 No. 2 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 8 No. 1SP (2024): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 8 No. 1 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 2SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 3rd Amerta Nutrition Conferenc Vol. 7 No. 4 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 3 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 3SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 7 No. 2 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 1 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 1SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Big Data Seminar Vol. 6 No. 1SP (2022): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 2nd Amerta Nutrition Conferenc Vol. 6 No. 4 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 3 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 2 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 1 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 4 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 3 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 2 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 2SP (2021): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 5 No. 1SP (2021): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 5 No. 1 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 4 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 3 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 2 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 1SP (2020): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 4 No. 1 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 4 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 3 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 2 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 1 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 4 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 3 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 2 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 1 (2017): AMERTA NUTRITION More Issue