cover
Contact Name
Arie Widodo
Contact Email
arie.widodo@kemdikbud.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
arie.widodo@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Jl. Mangkurejo, Ds. Kwangsan, Sedati - Sidoarjo
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan
ISSN : 23389184     EISSN : 26224283     DOI : 10.31800
Core Subject : Education,
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review articles and case studies focused on 5 areas of educational technology as well as related topics. All articles are peer-reviewed by at least one peer-reviewers. Jurnal Kwangsan is published online and printed twice in a year. July and December. The scope of Jurnal is innovative works on Learning System Design, the development, implementation, assessment, management, research papers, and case studies of educational technology, which are effective in giving positive contributions to schools and educational institutions
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2018): Kwangsan" : 6 Documents clear
PENGEMBANGAN MODEL APLIKASI SIMULATOR KAMERA VIDEO BERBASIS ANDROID Heri Triluqman Budisantoso; nFn Mulyoto; Leo Agung Sutimin
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v6n1.p74--91

Abstract

The integration of Information and Communication Technology (ICT) in the learning process developed into a fight trought various designs and strategies which can be grouped into (1) E-learning as a learning form system that utilizes electronic devices and digital media,  and (2) Mobile learning (M-learning)  as a particular learning form to utilize mobile communication devices and information technology. The rapid development of mobile devices, relatively easy operation,  and more affordable prices,  is supporting factors in the widespread use of mobile learning into a new alternative of learning media. Those conditions encourage the learning paradigm that can be done anytime and anywhere.  The purpose of research to be achieved is to develop the design of the android camera based simulator software model as a learning media in cinematography lesson study program of educational technology FIP Unnes.  This research method refers to the research and development strategy proposed by Borg and Gall (in Sukmadinata,  2016) with some modifications that have been developed by Sukmadinata.  The research procedure used in the study focusing on the development stages of application design model.  The steps includes the following steps (1) model development (product design), (2) design validation, (3) design revisions. The results of research on the development of video camera simulator model can be concluded that the application of android based video camera in the process of validation by media experts obtained the results of software engineering aspects obtained 92 scores with very good category, while the visual communication design aspect scored 84, also with very good category. As for the material experts, validation on aspects of learning design got score 85 with very good category as well. Based on the validation results of media experts and materials experts, the application of this androdi-based video camera simulator is improved according to the records of media experts and material experts. Before used in the next research process should this application really well prepared, so the results obtained in accordance with the expected AbstrakPengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran terus berkembang dengan berbagai pola dan strategi, yang dapat dikelompokkan menjadi (1) sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik dan media digital, dan (2) mobile learning (m-learning) sebagai bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak. Perkembangan perangkat mobile yang begitu pesat, operasional yang relatif mudah, dan harga yang semakin terjangkau, merupakan faktor pendorong semakin meluasnya penggunaan mobile learning menjadi alternatif baru media pembelajaran. Kondisi tersebut mendorong terbentuknya paradigma pembelajaran yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah mengembangkan desain model Aplikasi Simulator Kamera Video Berbasis Android sebagai media pembelajaran mata kuliah sinematografi pembelajaran prodi Teknologi Pendidikan FIP Unnes. Metode penelitian ini mengacu pada strategi penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2016) dengan beberapa modifikasi yang telah dikembangkan oleh Sukmadinata. Adapun dalam artikel ini, prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian, fokus pada tahap pengembangan desain model aplikasi. Dalam tahap ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut (1) Model pengembangan (desain produk), (2) Validasi desain, (3) Revisi desain, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pengembangan desain model aplikasi simulator kamera video berbasis android dilakukan melalui langkah-langkah sesuai prosedur penelitian di atas, diawali dengan analisis kebutuhan, kemudian menyusun peta kompetensi, peta materi, Garis Besar Isi Media (GBIM), jabaran materi, flowchart dan naskah, kemudian dilakukan validasi desain dan revisi produk. Desain model aplikasi simulator kamera video ini juga siap digunakan untuk tahap penelitian dan pengembangan selanjutnya. Penggunaan aplikasi simulator kamera video berbasis android sangat diperlukan dalam proses pembelajaran mata kuliah sinematografi pembelajaran, khususnya materi teknik dan prosedur pengambilan gambar karena dapat membantu mahasiswa belajar secara mandiri
MODEL MEDIA PEMBELAJARAN E-KOMIK UNTUK SMA Wiwik Akhirul Aeni; Ade Yusupa
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v6n1.p43--59

Abstract

The development of learning media model becomes a necessity for improving the quality of education in Indonesia. Following the development of technology and information, new models continue to be developed, one of which is comic. This study aims to develop a model of electronic comic (e-Comic) as a medium of learning. With the ADDIE development method, it is done through needs analysis, model design, prototype development, prototype implementatio (testing) and evaluation of prototype implementation results to the field. The result is a comic electronic model in which graphic-shaped graphics are highlighted to deliver learning materials in accordance with the applicable curriculum. The material is delivered in story form so the delivery is not rigid. Implementation of field trial prorotype obtained data that the user liked the model of this e-Comic learning media and feel like learning to read comics with digital format. The conclusion of the development of e-Comic model, innovative learning media, fun, effective and efficient, so as to increase the students' attention in understanding the subject AbstrakPengembangan model media pembelajaran menjadi kebutuhan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesai. Mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, model-model baru terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Komik yang dimaknai sebagai sebuah gambar kartun berteks mampu menyampaikan sebuah pesan dengan gaya yang ringan dan menyenangkan.Tujuan pembuatan model ini untuk membuat sebuah model berformat elektronik komik (E-komik) sebagai media pembelajaran menyampaikan materi pendidikan. Dengan metode pengembangan ADDIE, yang dimulai dengan kegiatan Analisis Kebutuhan, Desain/Perancangan Model, Development Prototype, Implementasi Prototype berbentuk ujicoba prototype ke user dan dilanjutkan dengan Evaluasi hasil implementasi prototype ke lapangan model Elektronik komik ini dikembangkan. Hasil dari pengembangan ini adalah sebuah model elektronik komik yang didalamnya berupa grafis berbentuk kartun ditonjolkan untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Materi disampaikan dalam bentuk cerita sehingga penyampaiannya tidak kaku. Implementasi ujicoba prorotype dilapangan diperoleh data bahwa user menyukai model media pembelajaran E-komik ini dan merasa belajar seperti membaca komik dengan format digital. Kesimpulan pengembangan model E-komik yang dilakukan menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan terhadap media pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan perhatian siswa dalam memahani mata ajar. Untuk itu penerapannya dapat dilakukan secara bertahap pada SMA tertentu.
EFEKTIVITAS MODEL PELATIHAN PARENTING AUTISME BERBASIS MEDIA VIDEO Edi Purnomo; Putut Wijayanto
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v6n1.p92--106

Abstract

This research aims to; (1) to know the effectiveness of video-based autism parenting training implementation in improving the cognitive skills of trainees; (2) obtaining information about learners' response towards video-based autism parenting training. The method used in this research is Pre-Experimental Design method with One Groups Pretest-Posttest Design, that is research design by pretest before training and posttest after training. The results show that video-based autism parenting training is very effective to improve the cognitive skills of trainees in terms of parenting for autism. The conclusions of this research are: (1) Video-based autism parenting training proven effective in improving cognitive skill of trainees. (2) the trainee's response to the training model based on instructional video media showed a positive response. The results of this research are useful to be implemented in similar training in the future. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui efektivitas pelaksanaan pelatihan parenting autisme berbasis media video dalam meningkatkan keterampilan kognitif peserta pelatihan; (2) memperoleh informasi mengenai respon pebelajar terhadap pelatihan parenting autisme berbasis media video. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-Experimental Design dengan One Groups Pretest-Posttest Design, yaitu desain penelitian yang terdapat pretes sebelum diberi perlakuan dan postes setelah diberi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan parenting autisme berbasis media video sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan kognitif peserta pelatihan dalam hal parenting autisme. Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu: (1) Pelatihan parenting autisme berbasis media video terbukti efektif meningkatkan keterampilan kognitif peserta pelatihan. (2) respon peserta pelatihan terhadap model pelatihan berbasis media video pembelajaran menunjukkan respon positif.
ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO BAHASA INGGRIS UNTUK PEMBELAJARAN MENYIMAK PADA SISWA SMP N 5 NGAWEN GUNUNGKIDUL nFn Suparti
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v6n1.p1--22

Abstract

This study aimed at presenting need analysis results related to listening skill problems encountered by the students of SMP N 5 Ngawen, Gunungkidul and the format of English audio media for teaching listening skills which was conducted between March till April 2018. There were 50 students, two practisioners, and two native speakers involved in this study.  The data were collected by using two kinds of instruments namely questionnaires and an interview guide. The results showed that: (1) the language ability of the students were relatively low although 92% of the students had learned English since they were in the kindergarten or elementary schools; (2) 58% students considered that listening was the most difficult skills among the three other skills (reading, writing, speaking); (3) the listening problems faced by the students were categorized into three aspects, namely: the content aspects, the environment aspects, and the learner aspects. The first aspect included vocabularies, sentences/expressions, pronunciation, the length of the texts, and the speed in reading the scripts. The second aspect is about the environment/atmosphere aspect included namely the quality of the audio programmes; facilities, and noise. The third was the learner aspects namely the sub-skills of listening comprehension. Moreover, there were some information related to the technical aspects namely the ideal duration of an audio program and the format of the English audio media. In fact, the results of the research could be used as a guidance in designing a model of English audio media for improving listening skills among the target students. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan pembelajaran menyimak (listening) dan kebutuhan pembelajaran listening pada siswa SMPN 5 Ngawen, Gunungkidul. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2018 dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner dan wawancara. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling yang melibatkan 50 responden siswa. Selain siswa, penelitian ini melibatkan tiga praktisi pendidikan/guru dan dua native speakers. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa: (1) kemampuan Bahasa Inggris siswa rendah meskipun 92% responden siswa telah belajar Bahasa Inggris sejak TK/SD;  (2) 58% siswa menganggap listening merupakan keterampilan bahasa tersulit dibanding reading, writing, dan speaking; dan (3) permasalahan dalam pembelajaran listening meliputi aspek materi, lingkungan/atmosfir, dan dari sisi pebelajar/learners. Aspek materi yang diungkap meliputi pemilihan tema, kosakata, kalimat/ujaran, pronunciation, panjang pendek input text, dan kecepatan berbicara. Aspek lingkungan/atmosfir meliputi kualitas audio, peralatan, dan noise/kegaduhan saat pemutaran media sedangkan dari sisi pebelajar meliputi sub-skills dalam listening comprehension yang belum dikuasai dan perlu dikuasai siswa. Selain itu, diperoleh juga informasi terkait hal teknis misalnya durasi audio dan format sajian media. Secara umum, hasil analisis kebutuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai pedoman dalam menyusun rancangan model media audio pembelajaran listening untuk siswa SMP pada tahapan kedua dalam proses pengembangan desain instruksional, yaitu tahapan desain.
PENGEMBANGAN MODEL MOBILE VIRTUAL LABORATORIUM UNTUK PEMBELAJARAN PRAKTIKUM SISWA SMA nFn Manikowati; Dody Iskandar
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v6n1.p23--42

Abstract

The schools and or students number compared with the experimental laboratories was still not proportional. The available virtual laboratory media had not accommodated the anywhere and anytime learning mobility. This research was to develop mobile V-Lab for senior high school. This research and development was conducted along May  December 2016. It started from identifying problems, analyzing needs, designing mobile V-Lab, producing the applications, implementing and evaluating them. Instruments used were closed and opened quessionaires, observation sheet, and interview sheet. From the data identified, it was needed an offine mobile V-Lab with simulation format, and completed with an experiment sheet. Information and perform/ experiment features linked with the downloadable experiment sheet was designed. Two prototypes were developed by using Unity and implemented in web www.m-edukasi.kemdikbud.go.id dan google play. Those, then, were evaluated and revised to get a qualified applications and implemented. Considering the results, it was recommended to make more apps. AbstrakPerbandingan antara jumlah sekolah dan atau siswa dengan laboratorium praktikum belum proporsional. Media pembelajaran virtual lab yang sudah dikembangkan belum bisa mengakomotir mobilitas pembelajaran yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan mobile virtual lab dengan sasaran SMA. Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan dengan rentang waktu Mei – Desember 2016. Penelitian dimulai dari identifikasi masalah, analisis kebutuhan, perancangan mobile V-Lab, produksi aplikasi, implementasi, dan diakhiri dengan evaluasi formatif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tertutup, kuesioner terbuka, lembar observasi, dan panduan wawancara. Dari permasalahan yang teridentifikasi, didapatkan kemudian kebutuhan mobile V-Lab yang bersifat offline pada aplikasinya, berformat sajian simulasi, dan dilengkapi dengan Lembar kerja Praktikum (LKP) sebagai panduan praktikum. Untuk itu, pada desainnya, mobile V-Lab dilengkapi dengan fitur informasi dan performa serta LKP yang bisa diunduhmelalui aplikasi. Dua prototipe aplikasi mobile V-Lab dibuat dengan menggunakan Unity dan selanjutnya diimplementasikan di web www.m-edukasi.kemdikbud.go.id dan google play. Kedua prototipe tersebut akhirnya diuji coba dan direvisi sehingga mendapatkan aplikasi yang berkualitas dan layak untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran. Memperhatikan hasil yang telah diperoleh direkomendasikan kemudian agar mobile V-Lab tersebut dikembangkan lebih banyak lagi.
MEDIA LITERASI BAGI DIGITAL NATIVES: PERSPEKTIF GENERASI Z DI JAKARTA Ranny Rastati
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v6n1.p60--73

Abstract

In 2017 the majority of internet users are 19-34 years old or 49.52% (APJI, 2017). Almost half of the internet users in Indonesia are digital natives who were born after 1980: Generation Y (1980-1995) and Generation Z (1996-2009). This research will be focused on Generation Z as the true generation of the internet. Generation Z was born when the internet is available, a contrast to Generation Y who is still experiencing the transition of the internet. The purpose of this research is to find an effective way of providing information about media literacy to Generation Z. Through descriptive qualitative, the study was conducted with in-depth interview and observation toward 12 university students in Jakarta. The results showed that there are four effective ways of providing information about media literacy which is i) videos distributed to social media such as Youtube and Instagram, ii) interesting memes in communicative style, iii) through selebgram or micro-celebrity in Instagram who is consider as a role model and have a positive image, and iv) roadside billboards. Another interesting finding is that male informants tend to like media literacy information through videos and memes, while female informants prefer campaigns conducted by positive image selebgram and billboard. AbstrakPada tahun 2017 pengguna internet di Indonesia mayoritas berusia 19-34 tahun yaitu sebanyak 49,52% (APJI, 2017). Dari data tersebut terlihat bahwa hampir sebagian pengguna internet di Indonesia adalah digital natives atau penutur asli teknologi digital yaitu orang-orang yang lahir setelah tahun 1980: Generasi Y (1980-1995) dan Generasi Z (1996-2009). Penelitian ini akan difokuskan kepada Generasi Z karena mereka dianggap sebagai sebenar-benarnya generasi internet. Generasi Z lahir saat teknologi tersebut sudah tersedia, berbeda dengan Generasi Y yang masih mengalami transisi teknologi hingga menuju internet. Tujuan penelitian ini adalah mencari tahu cara yang efektif dalam memberikan informasi mengenai media literasi kepada generasi Z. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan observasi dan wawancara mendalam. Informan berjumlah 12 orang mahasiswa di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat cara yang efektif dalam memberikan informasi mengenai media literasi yaitu i) video yang disebarkan ke media sosial seperti Youtube dan Instagram, ii) meme menarik dengan bahasa yang mudah dimengerti, iii) melalui selebgram yang menjadi panutan dan berimage positif, dan iv) papan iklan di pinggir jalan. Temuan menarik lainnya adalah informan laki-laki cenderung menyukai informasi media literasi melalui video dan meme yang disebarkan ke media sosial, sementara perempuan lebih menyukai kampanye yang dilakukan oleh selebgram berimage positif dan papan iklan.

Page 1 of 1 | Total Record : 6