cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bionatura
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Cikal bakal jurnal ilmiah di Unpad adalah Majalah Unpad. Majalah Unpad pada tahun 1999 dipecah menjadi dua berdasarkan bidangnya yaitu eksak dan sosial. Untuk bidang eksak diterbitkan Jurnal Bionatura sedangkan untuk bidang sosial diterbitkan Jurnal Sosiohumaniora.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2001): Bionatura Maret 2001" : 6 Documents clear
ANALISIS PENGARUH UREA TERHADAP KESTABILAN KOMPLEKS HUMAT–BESI PADA LAPISAN TANAH Diana Rakhmawaty; Santhy Wyantuti; Dikdik Kurnia
Bionatura Vol 3, No 1 (2001): Bionatura Maret 2001
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Substansi organik dalam tanah dapat menyebabkan terbentuknya kompleksdengan ion logam. Asam humat yang merupakan salah satu substansi tanahberperan dalam transportasi ion-ion tersebut, sehingga dapat membentukkompleks ion logam melalui reaksi pembentukan kompleks. Penelitian inibertujuan menentukan konstanta stabilitas kompleks humat-besi danpengaruhnya dengan penambahan urea pada variasi konsentrasi terhadapkestabilan kompleks tersebut. Asam humat yang diperoleh dengan cara ekstraksidari tanah, mempunyai bobot molekul (BM) 17,987, spekturm inframerahmenunjukkan gugus karboksil, fenolik, dan karbonil. Dan spektrum ultravioletvisibelmemberi rasio warna (E4/E6) sebesar 5,47. Konstanta stabilitas humat-besisebesar 0,046. Penambahan urea akan mempengaruhi harga konstanta stabilitaskompleksnya. Penambahan urea yang akan memperbesar nilai konstantastabilitas tersebut, mempunyai nilai minimum sebesar 0,04 N.Kata Kunci: Urea, Asam humat, Kompleks humat-besi
PENGARUH SALINITAS TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN POPULASI Artemia sp. Herman Hamdani; Sri Astuti
Bionatura Vol 3, No 1 (2001): Bionatura Maret 2001
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.501 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas media terhadapfekunditas dan laju petumbuhan intrinsik Artemia sp. dan dilaksanakan diLaboratorium Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Unpad. Nauplius artemiadipelihara dengan kepadatan 100 ekor per akuarium (3 Liter) pada salinitas yangberbeda (35ppt, 75 ppt dan 150 ppt). Hasil pengamatan kemudian ditabulasikanke dalam tabel kehidupan dinamik kemudian dikalkulasikan laju pertumbuhanintrinsic (r), laju reproduksi bersih (Ro) dan kontribusi naupilius pada tiapkelompok umur. Hasil penelitian memperlihatkan laju pertumbuhan intrinsiksekitar 0,901 hingga 1,281 pada salinitas 150‰, dan –1,330 hingga –0,877 padasalinitas 35‰ dan 75‰; laju reproduksi bersih sekitar 11,345 hingga 35,50 dankontribusi nauplius pada tiap kelompok umur sekitar 85,40% hingga 93,22% (duaminggu pertama individu dewasa) dan 0,003% hingga 0,024% (minggu terakhirindividu dewasa).Kata Kunci : Salinitas, laju pertumbuhan intrinsik, reproduksi, nauplius.
PENGARUH PERBEDAAN SIFAT SPESIES KAPANG DAN TINGKAT PERBANDINGAN BUNGKIL KELAPA DAN ONGGOK TERHADAP PERUBAHAN NILAI GIZI DAN KECERNAAN RANSUM AYAM PEDAGING Abun -; Denny Rusmana; Deny Saefulhadjar
Bionatura Vol 3, No 1 (2001): Bionatura Maret 2001
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.493 KB)

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan gizi hasil fermentasi darikombinasi bungkil kelapa dan onggok dengan dua spesies kapang yang berbeda,serta mengetahui nilai kecernaan bahan kering hasil fermentasi terbaik dari duaspesies kapang Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae pada ayam pedaging.Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dalam dua tahap, yaitu: (1)Fermentasi, menggunakan rancangan Acak Lengkap pola faktorial (2x5) yangdiulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah dua macam spesies kapang,yaitu: Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae. Faktor kedua adalah limamacam kombinasi jenis substrat, yaitu bungkil kelapa dan onggok denganperbandingan: 100:0; 50:50; 25:75; dan 0%:100%; (2) Pengujian kecernaanbahan kering hasil fermentasi terbaik, menggunakan Rancangan Acak Lengkap,tiga perlakuan ransum yang diulang lima kali; dan perlakuannya adalah: 10%ransum yang mengandung kombinasi substrat tanpa difermentasi; 10% produkRhizopus oligosporus; dan 10% produk Rhizopus oryzae. Ternak percobaan yangdigunakan adalah ayam pedaging final stock “Arbor Acres” sebanyak 30 ekor.Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil fermentasi terbaikadalah kombinasi bungkil kelapa dan onggok dengan perbandingan 50%:50%,baik dengan Rhizopus oligosporus maupun Rhizopus oryzae, dan kedua jeniskapang tersebut tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap kenaikankandungan bahan kering, protein kasar dan serat kasar; (2) Kecernaan bahankering ransum yang mengandung hasil fermentasi terpilih, nyata lebih baik dibanding dengan ransum basal. Nilai kecernaan bahan kering hasil fermentasi olehRhizopus oligosporus adalah 71,95% dan Rhizopus oryzae adalah 72,75%, dankeduanya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.Kata Kunci : bugkil kelapa, onggok, Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Ransum pakan.
PRODUKTIVITAS AYAM BURAS HASIL SELEKSI BERDASARKAN PENGETAHUAN LOKAL PETERNAK Marina Sulistyati; Kundrat Hidayat; Dani Garnida
Bionatura Vol 3, No 1 (2001): Bionatura Maret 2001
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.899 KB)

Abstract

Penggalian potensi ayam buras (kampung) menjadi semakin penting pada kondisikrisis ekonomi seperti sekarang. Hal tersebut menyebabkan kita perlu menengokpotensi yang secara sosial diterima, secara ekonomi terjangkau dan secarateknologis mulai dikembangkan dan mudah diterapkan. Namun di pihak laintingkat produktivitasnya masih rendah karena sistem pemeliharaan danseleksinya yang kurang berkembang. Sistem pengetahuan lokal cara seleksi padamasyarakat pedesaan sebenarnya ada hanya kurang mendapat perhatian danminat para akademisi seperti pengetahuan Catur Rangga yang belum banyakdielaborasi. Tujuan dari penelitian ini adalah: a) Untuk menganalisis produktivitasayam buras hasil seleksi; b) Untuk menganalisis pengetahuan lokal peternakmengenai ayam buras; c) Untuk menganalisis hubungan antara produktivitasayam buras hasil seleksi dengan pengetahuan lokal peternak. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini studi kasus dengan teknik PRA (Praticipation RuralAppraisal) partisipasi anggota kelompok melalui pola FGD (Focus GroupDiscussion). Data yang diambil untuk pengembangan sistem pengetahuan lokalberdasarkan variabel-variabel: (1) Sistem pengetahuan lokal, dengan parameter:a) Tulang; b) Bulu; c) Jengger; d) Kaki; e) Mata; f) Kloaka; g) Tulang dubur; h)Jari kaki; i) Kepala; Punggung. (2) Produktivitas, dengan parameter data produksitelur per bulan. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Rank Spearman(Siegel, 1997) dan interprestasi dengan Guilford (Rakhmat, 1986). Kesimpulandari hasil penelitian ini adalah: a) Produktivitas ayam buras hasil seleksiditunjukkan oleh nilai rata-rata produksi telur 20,45/butir/bulan; b) Pengetahuanlokal peternak mengenai ayam buras sebagian besar searah dengan ilmupengetahuan modern, yang pada mulanya dikonsepsikan dengan Catur Ranggauntuk ayam adu kemudian juga digunakan untuk ayam produksi; c) Hubunganantara produktivitas ayam buras dengan pengetahuan lokal: untuk produksi ratarataproduksi telur/bulan menunjukkan hubungan yang sangat tinggi. Saran yangdiajukan bahwa parameter dari pengetahuan lokal dapat dijadikan salah satumetode untuk mengetahui produktivitas ayam buras di tingkat peternak; perludilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai pengetahuan lokaluntuk variabel lain.Kata Kunci: Ayam buras, Pengetahuan Lokal
PENGARUH TINGKAT METIONIN DALAM RANSUM TERHADAP PRESTASI AYAM BROILER UMUR 3 – 6 MINGGU Datta H. Wiradisastra
Bionatura Vol 3, No 1 (2001): Bionatura Maret 2001
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Nutrisi Unggas Fakultas PeternakanUniversitas Padjadjaran Jatinangor, untuk mengevaluasi pengaruh tingkatmetionin dalam ransum terhadap prestasi (konsumsi ransum, pertambahan beratbadan dan konversi pakan) pada ayam broiler berumur dari 3 sampai 6 minggu.Ayam yang digunakan 20 ekor strain Arbor Acres ( CP 707 ) umur 3 minggu,yang ditempatkan ke dalam 20 petak kandang individual secara acak. Rancanganacak lengkap digunakan dengan 4 pelakuan dan 5 ulangan. Sebagai pelakuanadalah ransum yang mengandung 0,312 %; 0,352%; 0,392% dan 0,432%metionin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat merionin dalam ransumsebanyak 0,392 dan 0,432 % sangat nyata ( P < 0.01 ) meningkatkanpertambahan berat badan dan menurunkan konversi pakan, tetapi konsumsiransumnya tidak berbeda nyata pada ayam broiler daripada tingkat metionindalam ransum sebanyak 0,312 dan 0,352 %.Kata Kunci: Broiler, metionin, prestasi, umur.
CONSTRUCTED WETLANDS TO TREAT HOUSE WASTEWATER. A SOLUTION FOR INDONESIA? Denny Kurniadie
Bionatura Vol 3, No 1 (2001): Bionatura Maret 2001
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.162 KB)

Abstract

A pilot project of one constructed subsurface flow wetlands to treat sewage fromfamily Subandi house has been built in Bandung Indonesian in February 1999.The water samples from both influent and effluent (COD, BOD5, NO3-N, NO2-N, NH4-N, PO4-P, pH, and settleable solids, and O2) were taken twice a month and analyzed. Fecal coliforms bacteria was determined by MPN method. Theobjective of this study was to install one constructed subsurface flow wetlandswith vertical flow to treat sewage from private house. The treatment efficiencyof this constructed wetlands was already relatively high, although this constructed wetlands was just only eleven months in operation. The results were very promising and give a possibility of constructed wetlands to be installed anddeveloped in tropical countries, especially in Indonesia, as a viable alternative to conventional wastewater technology, because this system is and simple and cost effective.Keywords: Constructed wetlands, wastewater treatment, conventional system, subsurface flow

Page 1 of 1 | Total Record : 6