cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
ISSN : 14103680     EISSN : 25411233     DOI : -
Core Subject : Engineering,
MIPI, Majalah ilmiah Pengkajian Industri adalah wadah informasi bidang pengkajian Industri berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait dalam bidang industri teknologi proses rekayasa manufaktur, industri teknologi transportasi dan kelautan, serta industri teknologi hankam dan material. Terbit pertama kali pada tahun 1996 frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. MIPI diterbitkan oleh Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa-BPPT
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 11 No. 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri" : 8 Documents clear
STUDY ON THE FAST MISSILE CRAFT OF 60 M ON THE SEASTATE CONDITION OF THE WEST AND EASTERN INDONESIAN WATER soegeng hardjono
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/mipi.v11i3.1776

Abstract

Recently, Indonesian Navy is developing warship fleet by constructing Fast Missile Craft (KCR) 60M. The performance of KCR 60M  depends on the wave height of Indonesian waters. It needs to perform research on the maximum wave height for the ship length of KCR 60M and the minimum ship length of KCR 60M to cope with the highest extrem waves by statistical methods and empirical formula. The analysis result shows that KCR 60M can operate at a maximum wave height of 4,73m. Since the wave height of Indonesian water is less than 4,73m, then KCR 60M can operate throughout the year, except in Desember and January in the North areas of Indonesia near the South China Sea border due to the moonsun Asia. However, the existency of the extrem wave height >4,3m cause KCR 60M unable to operate whether in the North or South Equators as well as Inter-island waters. KCR 60M also unable to operate in the whole Naval Main Base (Lantamal) from Lantamal II (Padang) up to Lantamal XIV (Sorong). Based on the average extreme wave height of 5,1m, it can be determined that KCR 60M capable of operating has a minimum ship length of about 70m.
KAJIAN TEKNIS MODIFIKASI SENJATA LARAS PANJANG UNTUK PRAJURIT TNI Fadli Cahya Megawanto
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/mipi.v11i3.2249

Abstract

Rekayasa alutsista melalui modifikasi teknis (re-engineering) dengan kemampuan mandiri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi industri pertahanan nasional. Memodifikasi senjata api M-16 sebagai senjata serbu ringan laras panjang, berkaliber 5.56 mm menjadi senjata laras pendek untuk pertempuran jarak pendek di kapal dapat menginisiasi rancang bangun senjata untuk prajurit TNI AL. Dalam kajian pertempuran di dalam ruang kapal, penggunaan senjata laras panjang standar TNI tipe M-16 dirasa kurang optimal. Ruang gerak prajurit yang sempit dengan jarak tembak relatif dekat, maka senjata serbu laras pendek akan lebih baik. Berkaitan dengan hal tersebut senjata serbu M-16 milik TNI AL  dicoba dimodifikasi dengan cara pemendekan laras maupun penggantian laras sesuai postur dan misi tempur prajurit TNI. Dalam kajian disini ditelaah hasil modifikasi senjata laras panjang M16 yang sesuai untuk digunakan prajurit TNI namun tetap mempunyai kinerja penembakan yang optimal..
PEMANFAATAN PESAWAT UDARA NIR AWAK (PUNA) UNTUK PEMANTAUAN MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI Yomi Guno
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/mipi.v11i3.2486

Abstract

Wilayah Indonesia merupakan bagian dari Lingkaran Api Pasifik. Ini ditandai dengan banyaknya gunung berapi aktif yang menghiasi kontur wilayah Indonesia dari timur ke barat. Berdasarkan sejarah, rangkaian gunung berapi ini terbukti memiliki peranan penting dalam mempengaruhi iklim dunia. Hal ini masih berlangsung sampai hari ini hingga waktu yang akan datang. Oleh karena itu, pengetahuan yang cukup mendalam mengenai keberadaan rangkaian gunung berapi ini sangatlah penting untuk keberlangsungan hidup masyarakat di sekitar wilayah Indonesia maupun masayarakat dunia. Pemantauan rangkaian gunung berapi ini merupakan tugas yang membutuhkan banyak tenaga dan fasilitas yang memakan biaya besar. Penggunaan pesawat tak berawak (PUNA) menawarkan solusi alternatif untuk pemenuhan tugas ini. Efisiensi dalam melaksanakan pemantauan seperti pengumpulan gambar termal di area sekitar gunung berapi serta pengumpulan data dan gambar yang lebih spesifik dapat dilakukan dengan biaya yang relatif lebih kecil. Hal ini bisa dilakukan karena biaya operasi PUNA yang lebih murah dan mudahnya mengatur sendiri jadwal pemantauan PUNA sesuai dengan kebutuhan. Kata Kunci: PUNA, UAV, Gunung berapi, Gambar termal
Evaluasi Performa Gerak Ranpur Medium Tank Indonesia (MTI) Guna Pemenuhan Persyaratan Teknis Operational Militer Apid Rustandi; Agus Suprianto; Nurhadi Pramana
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/mipi.v11i3.2487

Abstract

Tahun 2014 Indonesia mendatangkan kendaraan tempur angkut personil (Armor Personal Carrier) Marder-1A3 dari Austria berkelas Infantry Fighting Vehicle untuk Infantri TNI-AD. Disamping itu didatangkan juga kendaraan tempur pemukul dan penghancur yang sesuai dengan medan geografis Indonesia, jenis Tank Leopard dari Jerman untuk Kavaleri TNI-AD. Indonesia memerlukan kendaraan tempur tank kelas menengah yang sesuai dengan medan geografis, untuk mendukung mobilitas pasukan dan mempunyai daya gempur tinggi. Oleh karena itu Indonesia mengembangkan rancangan kendaraan tempur jenis tank medium. Untuk mendapatkan gambaran performa kendaraan tempur Medium Tank Indonesia sesuai dengan ketentuan teknis Kementerian Pertahanan, maka pada pengkajian di sini dilakukan tinjauan kemampuan mesin dan transmisi dari Medium Tank Indonesia dan tank Marder-1A3 sebagai pembanding. Metode yang dipakai pengkajian di sini adalah metode kuantitatif untuk menghitung performa kemampuan rancangan kendaraan tempur berdasarkan spesifikasi teknis sistem mesin dan transmisi. Selanjutnya adalah metode kualitatif yaitu evaluasi perhitungna 2D performa kemampuan kendaraan tempur terhadap persyaratan yang disyaratkan oleh regulator. Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa performa rancangan MediumTank Indonesia dengan spesifikasi berat dan mesin yang lebih besar dibandingkan tank Marder-1A3, mampu menggerakan wahana dengan gaya translasi 223700 N serta mampu menanjak pada kemiringan  32° pada gear shift 2nd dan 40° pada gear shift 1th. Top speed yang dihasilkan dengan ratio gearbox percepatan 6 (gearshift 6th) mampu mencapai 47 mph/ 75 kmh. Secara keseluruhan rancangan kendaraan tempur Medium Tank Indonesia memenuhi ketentuan teknis yang disyaratkan Kementerian Pertahanan. 
ANALISIS KEGAGALAN SCREW PENYEBAB KERUSAKAN DECANTER SHAFT PADA UNIT PENGOLAHAN MINYAK Eka Febriyanti
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/mipi.v11i3.2524

Abstract

Decanter merupakan mesin industri pada unit pengolahan minyak yang berfungsi untuk memisahkan sludge dari crude oil tank menjadi light phase, heavy phase dan solid  dalam crude oil sehingga proses pemisahan selanjutnya di dalam clarier settling tank akan lebih sempurna. Shaft merupakan salah satu bagian dari decanter yang berhenti beroperasi setelah pengoperasian satu tahun. Selanjutnya setelah dilakukan investigasi di tempat kejadian menunjukkan bahwa screw dari shaft mengalami patah sehingga menyebabkan decanter berhenti beroperasi. Hasil pemeriksaan visual menunjukkan bahwa screw mengalami perpatahan/rusak di daerah radius. Sedangkan pemeriksaan fraktografi menunjukkan bahwa foto makro permukaan patahan screw berupa patah ulet yang berawal dari satu sisi dan merambat hingga mencapai penjalaran retak sebesar 70%, namun patah sisa/patah akhir  yang terletak berseberangan dengan patah awal. Hasil pemeriksaan tersebut juga dikonfirmasi dengan pemeriksaan metalografi yang menunjukkan adanya inklusi pengotor di lokasi perpatahan screw. Oleh karena itu, cacat inklusi akibat proses manufaktur berperan sebagai inisiasi perambatan retak, lalu menjalar akibat pembebanan dinamis dari pergerakan shaft sampai akhirnya baut mengalami perpatahan. Analisis kimia dari material screw menunjukkan bahwa material screw yang diperiksa merupakan jenis low alloy steel yang sesuai dengan spesifikasi standard.
TINJAUAN UNJUK KERJA HIDRODINAMIKA PADA PENGEMBANGAN AWAL DESAIN RANPUR AMPHIBI BERODA BAN Samudro Samudro
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/mipi.v11i3.2536

Abstract

Kendaraan tempur (ranpur) ampibi jenis AAPC (Amphibious Armored Personal Carrier) adalah ranpur militer pengangkut personel untuk mendukung operasi tempur serta dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi penyeberangan basah pada perairan dangkal. Secara teknis ranpur-AAPC harus mampu beroperasi di darat maupun air dan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk operasi ampibi pendaratan personil dari kapal ke pantai. Ranpur berbobot total 10,5 ton ini mempunyai kapasitas mengangkut 10 personil, dilengkapi sistem persenjataan kaliber 12,7mm dan dapat melaju di darat dengan kecepatan 110 km/jan dan dirancang berkecepatan 9 km/jam di air. Pada tulisan ini secara perhitungan numerik dikaji khususnya aspek unjuk kerja hidrodinamika ranpur saat beroperasi di air (amphibious mode), terutama karakteristik hidrostatika yang menyangkut  aspek daya apung, aspek stabilitas serta aspek besar tenaga penggerak. Ketiga hal ini penting dikaji untuk menjamin kenyamanan maupun keselamatan saat ranpur-AAPC beroperasi di air. Dengan dirancang memiliki berat konstruksi dan muatan penuh, maka dari prediksi perhitungan hidrostatika, ranpur-AAPC mencapai sarat air /tinggi ketenggelaman maksimum 1,5 m, disini badan ranpur tercelup hingga bukaan pintu masuk personil, namun demikian ranpur masih mempunyai cadangan daya apung. Dari hasil prediksi kemampuan stabilitas menunjukkan bahwa, pada kondisi titik berat ranpur terletak disekitar 1,25 m dari garis dasar, meski kondisi ranpur oleng ± 60o, lengan stabilitas ranpur masih mencapi nilai optimum aman. Namun demikian dengan bobot penuh 10,5 ton, untuk ranpur dapat melaju di air pada kecepatan 9 km/jam, diprediksi ranpur memerlukan daya penggerak cukup besar ± 1600 HP. Dengan tenaga penggerak ranpur-AAPC terpasang hanya sebesar 215 HP, maka kecepatan operasi di air dinilai tidak akan dapat terpenuhi. Untuk itu bobot, bentuk dan kecepatan operasi ranpur perlu ditinjau kembali. Secara umum unjuk kerja hidrodinamika pengembangan awal desain ranpur-AAPC untuk misi ampibi cukup baik.
EVALUASI ERGONOMI KOKPIT PESAWAT UDARA N-219 DENGAN USABILITY TESTING Triyono Widi Sasongko
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/mipi.v11i3.2580

Abstract

AbstrakAnalisis optimalisasi ergonomi kokpit pesawat udara N-219 sangat penting untuk dilakukan, dikarenakan postur tubuh yang kaku disebabkan oleh konfigurasi kokpit yang kurang baik membuat pilot merasa tidak nyaman, lelah yang akan menyalahi keamanan penerbangan dan berbahaya bagi pilot.Hasil survey pengukuran ergonomic kognitif dengan metode pengukuran usability dengan Questionnaire for User Interaction Satisfaction (QUIS), yang meliputi reaksi aircrew terhadap keseluruhan sIstem, display, teknologi sIstem informasi, pembelajaran dan kapabilitas sIstem di kokpit N-219 mempunyai nilai pada skala 7,32 s/d 8,19, dengan kategori baik dan bisa diterima, meskipun terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki.Dalam pengembangan selanjutnya, kokpit perlu didesain untuk bisa mengakomodasi pilot yang memiliki tubuh di atas rata-rata karena secara umum sistem yang berjalan saat ini masih kurang nyaman bagi pilot yang memiliki persentil atas. Kata Kunci: ergonomi, kokpit N-219, usability test  ABSTRACTAnalysis of optimization of the airplane's cockpit ergonomics N-219 is very important to do, due to the rigid posture caused by the uncomfortable of configuration of the cockpit that make pilots uneasy and tired. It is going to violate the security of the flight and dangerous for pilots.The survey results of measurement with the method of measurement of cognitive ergonomic usability with a Questionnaire for User Interaction Satisfaction (QUIS), which includes reaction to the overall system, aircrew display systems technology, information, learning and capability systems in the cockpit N-219 has a value on a scale of 7.32 up to 8.19, by category which is good and acceptable, although there were some shortcomings that must be rectified. In future development, cockpit needs to be designed to be able to accommodate the pilots who have above average of anthropometric because in general the system running at present still less convenient for pilots who have the top percentile.  Keywords: cockpit ergonomics, N-219, usability test
FC Endro Wahju
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/mipi.v11i3.2760

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2017 2018


Filter By Issues
All Issue Vol. 16 No. 3 (2022): Majalah Ilmiah Pengkajain Industri Vol. 16 No. 2 (2022): Majalah Ilmiah Pengkajain Industri Vol. 16 No. 1 (2022): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 15 No. 2 (2021): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 15 No. 1 (2021): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 14 No. 3 (2020): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 14 No. 2 (2020): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 14 No. 1 (2020): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 14, No 1 (2020): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 13 No. 3 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 13, No 3 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 13, No 2 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 13 No. 2 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 13 No. 1 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 13, No 1 (2019): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol 12, No 3 (2018): VOL 12, NO 3 (2018): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol 12, No 3 (2018): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol. 12 No. 3 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 12 No. 2 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 12, No 2 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 12, No 2 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 12, No 1 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 12, No 1 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 12 No. 1 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 2 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 2 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 2 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 1 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 11 No. 1 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 1 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 10 No. 3 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 3 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 3 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 2 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 2 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 10 No. 2 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 10 No. 1 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 1 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 1 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 9 No. 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 3 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 9 No. 3 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 3 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 1 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 9 No. 1 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 1 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 8, No 3 (2014): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol. 8 No. 3 (2014): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 8, No 2 (2014): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol. 8 No. 2 (2014): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 8 No. 1 (2014): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 8, No 1 (2014): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol 7, No 1 (2013): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI Vol. 7 No. 1 (2013): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri More Issue