cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Geologi Kelautan: Media Hasil Penelitian Geologi Kelautan
ISSN : 16934415     EISSN : 25278851     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geologi Kelautan (JGK), merupakan jurnal ilmiah di bidang Ilmu Kebumian yang berkaitan dengan geologi kelautan yang diterbitkan secara elektronik (e-ISSN: 2527-8851) dan cetak (ISSN: 1693-4415) serta berkala sebanyak 2 kali dalam setahun (Juni dan Nopember) oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 2 (2024)" : 5 Documents clear
IDENTIFIKASI BIOSTRATIGRAFI DAN PALEOENVIRONMENT PADA SUMUR A CEKUNGAN KUTAI KALIMANTAN TIMUR Arrimayah, Amri Rahma; Gibran, Akhmad Khahlil; Waluyo, Gentur; Kurniadi, Dedy
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 2 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.2.2024.881

Abstract

Cekungan Kutai merupakan area penelitian menarik yang kaya sumber daya alam terutama hidrokarbon. Penelitian analisis biostratigrafi ini bertujuan menentukan umur batuan dan lingkungan pengendapan berdasarkan mikrofosil dengan menggunakan palinomorf sebagai indikator utama pada batuan sedien berupa cutting dari sumur pengeboran. Hasil penelitian yang dilakukan di Cekungan kutai menghasilkan bahwa daerah penelitian termasuk kedalam Formasi Balikpapan serta ditindih oleh Formasi Kampungbaru yang secara umum berumur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir. Lingkugan pengendapan daerah penelitian merupakan lingkungan pengendapan transisi berupa lower deltaic plain yang mencakup lingkungan berupa mangrove dan backmangrove.
PEMETAAN SPASIAL TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMI DI UNESCO GLOBAL GEOPARK CILETUH-PALABUHANRATU Ishlahiddin, Muhammad Iqbal; Taofiqurrohman, Ankiq; Gumilar, Iwang
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 2 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.2.2024.883

Abstract

Geopark Ciletuh - Palabuhanratu merupakan wilayah yang memiliki luas 1261 km2 dan secara administratif mencakup 8 kecamatan dari Kabupaten Sukabumi. Selain sebagai kawasan konservasi, salah satu pemanfaatan lain dari geopark ini adalah sebagai kawasan wisata bertaraf internasional. Terdapat 70 situs geologi dan 30 situs geoheritage yang dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Penelitian mengemukakan bahwa terdapat potensi tsunami setinggi 20 meter di pesisir selatan Kabupaten Sukabumi yang akan berdampak pada wilayah Geopark Ciletuh - Palabuhanratu.Wilayah yang rentan terdapat potensi tsunami sudah seharusnya memiliki tindakan mitigasi untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Salah satu bentuk tindakan mitigasi yang bisa dilakukan adalah pembuatan peta risiko. Pada penelitian ini dilakukan penelitian dan pemetaan tingkat risiko bencana tsunami secara spasial di wilayah UNESCO Global Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Metode yang digunakan adalah Multi Criteria Weighted Overlay (MCE-WO) dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Tingkat risiko bencana tsunami 7 Kecamatan di wilayah kerja UNESCO Global Geopark Ciletuh-Palabuhanratu secara umum termasuk dalam kategori sangat rendah. Secara keseluruhan wilayah UNESCO Global Geopark Ciletuh - Palabuhanratu memiliki nilai tingkat risiko yang cukup beragam dari sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Secara spasial, daerah dengan luasan tingkat risiko terhadap bencana tsunami yang sangat tinggi terletak pada wilayah Kecamatan Ciracap yaitu sebesar 1102,97 hektar.
KOREKSI MISTIE PADA SEISMIK SINGLE CHANNEL MENGGUNAKAN SINGLE BEAM ECHOSOUNDER DI PERAIRAN BINTAN SELATAN Zahran, Hafizh; Manik, Henry Munandar; Zulfikar, Muhammad; Nurdin, Nazar
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 2 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.2.2024.918

Abstract

Seismik merupakan metode eksplorasi geologi bawah laut dengan menggunakan penjalaran gelombang akustik sehingga dapat menggambarkan bentuk dan lapisan bawah permukaan dasar laut. Pada pengolahan data seismik, penjalaran gelombang yang merambat dari pengirim menuju penerima akan menghasilkan kedalaman yang berbeda dengan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan. Perbedaan kedalaman yang terjadi pada jalur lintasan seimik yang berpotongan biasa disebut mistie. Kesalahan mistie pada data seismik jika tidak diperbaiki, akan menghasilkan bentuk stratigrafi yang salah dan kesalahan pada saat interpretasi data seismik. Penelitian bertujuan menganalisis kedalaman dasar laut yang diperoleh dari single beam echosounder (SBES) dan seismik serta perbedaan kedalaman pada dasar laut di jalur seismik yang berpotongan. Data kedalaman yang diperoleh dari single beam echosounder (SBES) dilakukan koreksi pasang surut dan digunakan sebagai data acuan pada seismik. Data kedalaman yang diolah dilakukan interpolasi dengan menggunakan metode kriging. Hasil kedalaman yang diperoleh pada Perairan Bintan dengan menggunakan single beam echosounder (SBES) didapatkan nilai kedalaman berkisar 1 hingga 27 meter dan pengukuran seismik berkisar 4,5 meter hingga 30 meter. Mistie yang terjadi pada tiap jalur lintasan memiliki nilai lebih dari 1,5 meter. Data kedalaman dari single beam echosounder (SBES) yang telah dilakukan koreksi pasang surut dapat mengatasi mistie pada jalur seismik yang berpotongan.
DINAMIKA PANTAI KOTA SEMARANG, JAWA TENGAH Raharjo, Purnomo; Prasetio, Fauzi Budi; Hawari, G.N.; Kristanto, Nur Adi
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 2 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.2.2024.926

Abstract

Wilayah pesisir Kota Semarang, bagian dari pantai utara Jawa, menghadapi dinamika pantai yang kompleks akibat abrasi, akresi, banjir pesisir, dan perubahan garis pantai yang signifikan dalam dua dekade terakhir. Permasalahan ini diperburuk oleh intensitas pembangunan yang tidak mempertimbangkan kondisi geomorfologi, topografi, dan sistem drainase, yang mengakibatkan kerentanan terhadap abrasi dan sedimentasi tidak merata. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan garis pantai, memahami pengaruh faktor oseanografi dan antropogenik terhadap dinamika pantai, serta memberikan dasar untuk perencanaan pengelolaan pesisir yang berkelanjutan. Penelitian menggunakan metode integrasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) untuk memetakan perubahan garis pantai berdasarkan data multi-temporal dari citra satelit selama 20 tahun. Selain itu, dilakukan analisis energi fluks gelombang melalui metode hindcasting menggunakan data angin selama 10 tahun dari National Centers for Environmental Information (NCEI) NOAA. Data angin dianalisis menggunakan koreksi elevasi, stabilitas, durasi, lokasi pengamatan, serta klasifikasi berdasarkan arah dan kecepatan menggunakan Beaufort Scale. Selanjutnya, energi fluks gelombang dihitung untuk mengidentifikasi pola distribusi sedimen dan pengaruhnya terhadap proses abrasi dan akresi. Verifikasi lapangan dilakukan melalui survei langsung untuk mengamati karakteristik pantai, termasuk jenis sedimen, morfologi pantai, dan pola vegetasi di berbagai lokasi strategis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Genuk mengalami abrasi paling luas, sedangkan akresi terbesar terjadi di Kecamatan Semarang Barat. Faktor oseanografi seperti arus sejajar pantai (longshore current), gelombang, serta reklamasi yang dilakukan di beberapa titik turut memengaruhi distribusi sedimen. Analisis energi fluks gelombang mengungkapkan pola transportasi sedimen yang dominan dari timur ke barat, menyebabkan perubahan geomorfologi pantai yang dinamis. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pemanfaatan SIG dan DSAS memberikan gambaran komprehensif tentang dinamika pantai, yang dilengkapi dengan hasil analisis energi fluks untuk memahami transportasi sedimen. Studi ini merekomendasikan penerapan kebijakan mitigasi berbasis data untuk mengurangi dampak abrasi, memaksimalkan manfaat akresi, dan meningkatkan ketahanan pesisir Kota Semarang terhadap perubahan iklim dan aktivitas manusia. 
INTRUSI AIR LAUT PADA AKUIFER BEBAS CEKUNGAN AIR TANAH JAKARTA BAGIAN UTARA Asih, Wulan Dwi Kusuma; Candra, Adi; Prayogi, Tantowi Eko; Zaenurrohman, Januar Aziz
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 2 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.2.2024.819

Abstract

Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta bagian utara yang termasuk kedalam Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan dataran aluvial dengan wilayah pertumbuhan penduduk dan industri yang sangat pesat. Aktivitas tersebut mengakibatkan pemanfaatan air bersih akan meningkat. Dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan air tanah secara berlebihan adalah adanya pencemaran air tanah berupa intrusi air asin yang dijumpai di daerah yang berbatasan dengan pantai ke dalam air tanah dangkal. Terdapat 4 Satuan yang berada pada geologi daerah penelitian dari tua ke muda yaitu, Formasi Tuff Banten (QTvb), Kipas Alluvium (Qav), Endapan Pematang Pantai (Qbr), dan Alluvium (Qa). Karakteristik air tanah pada daerah penelitian di analisis menggunakan data parameter fisik dan kimia air tanah. Secara umum pola aliran air tanah pada daerah penelitian berarah selatan – utara mengikuti kemiringan lereng. Dari hasil analisis fisik pada daerah penelitian didapatkan nilai Daya Hantar listrik bernilai 196,3 – 5640 μS/cm , untuk total dissolved solid (TDS) bernilai 131 – 3760 mg/L , dan untuk nilai pH bernilai 6,5 – 8,5. Selanjutnya hasil dari analisis kimia laboratorium yang dianalisis dengan menggunakan diagram stiff dan diagram piper, fasies air tanah pada daerah penelitian terdiri dari tigas fasies air tanah, yaitu fasies Ca-HCO3 , Na-HCO3, dan Na-Cl. Tingkat keasinan air tanah berdasarkan perhitungan menurut Revelle (Klasifikasi Simpson (1946) terbagi menjadi air tawar hingga air tawar terkontaminasi tinggi. Penelitian ini menunjukkan adanya persebaran air asin yang terdapat di wilayah lebih dekat dengan garis pantai.

Page 1 of 1 | Total Record : 5