cover
Contact Name
Hirowati Ali
Contact Email
hirowatiali@med.unand.ac.id
Phone
+6281276163526
Journal Mail Official
mka@med.unand.ac.id
Editorial Address
Faculty of Medicine, Universitas Andalas
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Majalah Kedokteran Andalas
Published by Universitas Andalas
ISSN : 01262092     EISSN : 24425230     DOI : https://doi.org/10.25077
Core Subject : Health,
Majalah Kedokteran Andalas (MKA) (p-ISSN: 0126-2092, e-ISSN: 2442-5230) is a peer-reviewed, open-access national journal published by Faculty of Medicine, Universitas Andalas and is dedicated to publish and disseminate research articles, literature reviews, and case reports, in the field of medicine and health, and other related disciplines
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014" : 13 Documents clear
FRAKTUR PENIS DENGAN RUPTUR CORPUS CAVERNOSUM DEXTRA TANPA DISRUPSI URETRA Rahmens Syamun; Dody Efmansyah; Alvarino Alvarino; Yevri Zulfiqar; Etriyel MYH
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.627 KB) | DOI: 10.22338/mka.v37.i1.p70-74.2014

Abstract

AbstrakFraktur penis merupakan kegawatdaruratan urologi yang jarang dan sebagian besarterjadi pada trauma tumpul pada penis yang mengalami ereksi. Fraktur penis sering terjadipada saat hubungan seksual dan jarang terjadi pada trauma tumpul karena benturan. Traumamenyebabkan robekan dan rembesan darah pada tunika albuginea. Intervensi bedah dapatmemberikan hasil penyembuhan yang baik secara fungsional dan kosmetik. Dilaporkankasus pada laki-laki usia 22 tahun yang datang dengan riwayat nyeri dan bengkak pada penissetelah benturan pada stang motor saat kecelakaan lalu lintas satu jam sebelum masuk rumahsakit. Pemeriksaan fisik didapatkan bengkak, hematoma pada batang penis, deformitasberupa angulasi ke kiri disertai nyeri tekan. Pasien masih bisa buang air kecil. Hasil urinalisisdidapatkan eritrosit 60-70/LPB, sedangkan darah rutin dalam batas normal. Kami memutuskanmelakukan eksplorasi, tampak rupture pada corpus cavernosum dan diperbaiki dengan jahitanprimer pada corpus cavernosum yang robek. Pasien dirawat selama 3 hari dan pulang denganfoley-catheter terpasang. Kasus pasien ini adalah salah satu contoh kasus dari fraktur peniskarena trauma tumpul penis secara langsung yang bukan disebabkan karena hubunganseksual.AbstractPenile fracture is a rare urological emergency that occurs almost exclusively due to blunttrauma on erect penis. Penile fracture often occurs during sexual intercourse and is rare in blunttrauma from impact. Trauma caused rupture and hematoma of tunica albuginea. Early surgicalintervention gives good cosmetic and functional outcome. We report the case of 22 -year-oldmale who presented to the emergency department 1 hour following blunt injury of his penisafter traffic accident. In physical examination we found swelling and haematom of penile shaft,angulation to the left and tenderness. Mixturation was normal. There were 60-70 eritrocytes inroutinely urinary examination. There were no abnormality in routinely blood examination. Weperformed an exploration and found rupture at corpus cavernosum. The rupture was repairedwith primary suture. The patient was hospitalized for 3 days and discharged with folley catheterinserted. This patient was an example of penile fracture caused by direct blunt trauma outsidesexual intercourse which is a rare case.
Preface and ToC - Vol 37, No 1 (2014) Redaksi MKA
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.329 KB)

Abstract

DURASI KONSUMSI MAKANAN DIGORENG DENGAN MINYAK KELAPA SAWIT PEMANASAN BERULANG TERHADAP MALONDIALDEHID PLASMA Enikarmila Asni; Ismawati Ismawati; Bulqis Vellaya Arlem
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.127 KB) | DOI: 10.22338/mka.v37.i1.p14-18.2014

Abstract

AbstrakPemanasan berulang pada minyak dengan suhu tinggi mengakibatkan proses oksidasiyang akan meningkatkan oksidan tubuh jika termakan. Penelitian ini menentukan pengaruhlama konsumsi makanan yang digoreng dengan minyak kelapa sawit pemanasan 40 kaliterhadap kadar malondialdehid (MDA) plasma. Desain penelitian ini adalah post test onlycontrol group dengan menggunakan hewan coba tikus sebagai sampel.Tikus dibagi 4 kelompokyang terdiri dari 2 kelompok perlakuan 14 dan 28 hari yang diberikan kentang yang digorengdengan minyak tanpa pemanasan berulang serta 2 kelompok perlakuan 14 dan 28 hari denganpemanasan berulang 40 kali. MDA diukur dengan metode Wills. Hasil penelitian menunjukkanbahwa MDA plasma pada kelompok dengan pemanasan berulang berbeda bermakna(p=0,004) jika dikonsumsi selama 28 hari, namun tidak berbeda bermakna (p=0,749) jikadikonsumsi selama 14 hari jika dibandingkan dengan kelompok tanpa pemanasan berulang.Durasi konsumsi selama 14 dan 28 hari tidak mengakibatkan perbedaan MDA plasma yangbermakna (p=0,766). Kesimpulan, pemberian makanan yang digoreng dengan minyakkelapa sawit yang dipanaskan berulang 40 kali selama 14 dengan 28 hari tidak menimbulkanperbedaan bermakna kadar MDA plasma.AbstractRe-heated process of oil could increase oxidative products, resulting in the increase ofoxidant level if consumed. This research investigated the influence of long term consumptionof food fried in 40 times re-heated palm oil on plasma malondialdehyde (MDA) level. This waspost test only control group research. This research used rat as experimental models whichwere divided into 4 groups. Two groups were given potatoes fried in non re-heated palm oilfor 14 and 28 days, and 2 groups were given potatoes fried in 40 times re-heated palm oilfor 14 and 28 days. MDA levels were measured by Wills methods. Result showed that MDAplasma level in re-heated group was significantly different (p=0.004) if consumed for 28 dayscompared to non re-heated group, but was not significantly different (p=0.749) if consumedfor 14 days. There was no significant difference on MDA plasma level between the durationof consumption for 14 days and 28 days (0.766). As conclusion, consumption of food fried in40 times re-heated palm oil for 14 and 28 days did not cause significant differences on MDAplasma level.
POLIMORFISME GEN TNF-α -308G>A PADA PENDERITA SINDROM DOWN Siti Nurhajjah; Safrina D Ratnaningrum; Farmaditya EP Mundhofir; Sultana MH Faradz
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.33 KB) | DOI: 10.22338/mka.v37.i1.p44-49.2014

Abstract

Penderita sindrom Down (SD) sering mengalami gangguan sistem imun, yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi, tingginya angka kesakitan dan kematian. Polimorfisme gen TNF-α -308G>A berkaitan dengan peningkatan kerentanan terhadap infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui polimorfisme gen TNF-α -308G>A pada penderita SD di Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan jumlah sampel 68 orang (34 penderita SD dan 34 kontrol) yang ada di laboratorium CEBIOR. Pemeriksaanpolimorfisme gen ini dilakukan dengan menggunakan metode PCR-RFLP dan enzim retriksi NcoI serta dielektroporesis pada gel agarose 2%. Polimorfisme gen TNF-α -308G>A pada penderita SD didapatkan 4,4%, sedangkan pada kelompok kontrol 2,9%. Polimorfisme gen TNF-α -308G>A pada penderita SD ditemukan di daerah ini lebih rendah dibandingkan dengan tempat lain. Kemungkinan adanya perbedaan etnik mempengaruhi kejadian polimorfisme gen TNF-α pada populasi di Indonesia dibandingkan dengan populasi di Caucasia.
UJI RELIABILITAS DIAGNOSIS MIKROSKOPIS MALARIA TENAGA LABORATORIUM PUSKESMAS DI DAERAH ENDEMIK KOTA SAWAHLUNTO SUMATERA BARAT Nurhayati Nurhayati; Hasmiwati Hasmiwati; Selfi Renita Rusjdi
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.562 KB) | DOI: 10.22338/mka.v37.i1.p19-25.2014

Abstract

AbstrakPemeriksaan mikroskopis masih merupakan diagnosis pilihan untuk malaria karena mudahdan murah, tetapi kesalahan diagnosis mikroskopik sangat sering terjadi karena kurangketerampilan dan pengalaman pemeriksa. Penelitian ini bertujuan untuk menilai reliabilitas hasilpemeriksaan mikroskopis malaria yang dilakukan oleh tenaga laboratorium pada tiga puskesmasdi daerah Sawahlunto; Sei Durian (SDR), Silungkang (SLK) dan Talawi (TLW). Desainpenelitian adalah cross sectional study. Populasi adalah mikroskopis yang terdapat pada ketigapuskesmas tersebut. Reliabilitas dinilai dengan nilai Kappa yang ditetapkan dengan ujikesepakatan hasil pemeriksaan dari 3 mikroskopis puskesmas dan satu mikroskopis standar.Nilai Kappa yang diterima adalah 0,61-1. Reliabilitas diagnosis malaria vivax mikroskopis SDRdan SLK tidak bisa dinilai karena jumlah malaria vivax sedikit, sedangkan reliabilitas diagnosismikroskopis TLW bernilai kurang (Kappa=0,253). Reliabilitas diagnosis falciparum mikroskopisPuskesmas SDR, SLK, TLW berturut-turut adalah jelek, jelek dan kurang (Kappa 0,022;0,006 dan 0,200). Sedangkan reliabilitas diagnosis mikroskopis malaria positif dan negatifSDR, SLK dan TLW adalah berturut-turut jelek, jelek dan sedang (Kappa 0,024; 0,008 dan0,442). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kompetensi ketiga mikroskopis tersebutmasih diragukan.AbstractMicroscopic test is still the best option for malaria diagnostic because of simple andless expensive. However, fault in diagnosis frequently happen because of lack of skills andexperience. This study determined reliability of microscopic tests conducted by microscopistsin three public health centres in Sawahlunto; SDR, SLK, and TLW. This was a cross sectionalstudy. The reliability is determined by Kappa value which is stated by agreement test of 3microscopists of the three public health centres and 1 standardized microscopist. The Kappavalue was 0,61-1. The reliability of malaria vivax microscopic tests of SDR and SLK couldnot be determined because of small number of cases, and the reliability of TLW was fair. Thereliability of malaria falciparum microscopic tests of SDR, SLK and TLW were poor, poor andfair (Kappa value 0,022; 0,006 and 0,200). The reliability based on positivity and negativity ofparasite existence were poor, poor and moderate (Kappa value 0,024; 0,008 and 0,442). Thisstudy concluded that the competencies of microscopists in these three area were questionable.
HUBUNGAN DURASI PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LEBIH PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK Abdiana Abdiana
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.936 KB) | DOI: 10.22338/mka.v37.i1.p50-57.2014

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara durasi pemberian ASIdengan kejadian berat badan lebih pada anak Taman Kanak-kanak (TK) dengan mengontrolcovariat (ASI eksklusif, jenis kelamin, berat badan lahir, urutan kelahiran, berat badan ibu,pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga dan pola konsumsi makanan). Penelitianini menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah anak TK yang termasuk dalam kategorigemuk dan kontrol adalah anak TK yang termasuk dalam kategori normal berdasarkan indeksBB/TB. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 366 (kasus 101 dan kontrol 265). Datadianalisis dengan analisis uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan adanyahubungan antara durasi pemberian ASI dengan kejadian berat badan lebih. Anak yang diberiASI dengan durasi > 6-12 bulan memiliki risiko 0,54 kali (95% CI: 0,30 - 0,98) dan > 12 bulanmemiliki risiko 0,31 kali (95% CI: 0,16-0,58) untuk terjadinya berat badan lebih dibanding anakyang mendapatkan durasi ASI ≤ 6 bulan (faktor protektif) setelah dikontrol oleh ASI eksklusif,berat badan ibu, dan jenis kelamin. Pemberian ASI merupakan salah satu upaya pencegahansecara dini berat badan lebih dan obesitas pada anak untuk menghindari masalah kesehatanpada usia kehidupan selanjutnya.AbstractThis studi determined the relationship between duration of breastfeeding and theoccurrence of obesity in kindergarten student by controlling covariat (exclusive breastfeeding,sex, birth weight, birth order, maternal weight, maternal education, maternal occupation, familyincome and food consumption patterns). This research had a case control design. The caseswere kindergarten children undercategory overweight and the controls were kindergartenchildren undernormal category based on weight / height index. There were 366 samples (101cases and 265 control). Data was analyzed by logistic regression test. The result showed thatthere was a relationship between duration of breastfeeding and the occurrence of obesity.Children who were breastfed for the duration of >6-12 months had a risk of 0,54 times (95%CI: 0,30-0,98) and breastfed for >12 months had a risk of 0,31 times (95% CI: 0,16-0,58) to beobese than children who were breastfed ≤6 months (protective factor) after being controlled byexclusive breastfeeding, maternal weight and sex. Breastfeeding is one of the efforts to earlyprevent overweight and obesity in children in order to avoid health problems at the later age.
IDENTIFIKASI BLASTOCYSTIS HOMINIS SECARA MIKROSKOPIS DAN PCR PADA SAMPEL FESES DI LABORATORIUM RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG Eka Nofita; Nora Harminarti; Selfi Renita Rusjdi
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.067 KB) | DOI: 10.22338/mka.v37.i1.p26-31.2014

Abstract

AbstrakPenelitian ini untuk mengetahui keberadaan Blastocystis pada feses secara mikroskopisdan dengan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). Sampel penelitian didapat dariRumah Sakit. Dr. M. Djamil Padang selama satu bulan pengumpulan. Semua sampel yangterkumpul diperiksa untuk mendeteksi Blastocystis dengan pemeriksaan mikroskopis langsungdan PCR. Sampel tinja yang terkumpul 61 dan didapatkan 13 (21,3%) positif mengandungBlastocystis dengan pemeriksaan mikroskopis langsung dan sebanyak 20 (32,8%) positifdengan pemeriksaan PCR. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemeriksaan PCR dapat mendeteksiBlastocystis lebih sensitif dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopis langsung.AbstractThis study determined the presence of Blastocystis in faeces microscopically and by usingPolymerase Chain Reaction (PCR). Samples were collected from hospital Dr. M. DjamilPadang for a month. All samples were examined for detecting Blastocystis by direct microscopicexamination and PCR. The total number of fecal samples collected was 61. It is foundthat 13 (21.3%) of the samples were tested positive for Blastocystis by direct microscopicexamination and 20 (32.8%) were positive by PCR. This study demonstrated that PCR candetect Blastocystis more sensitive than the direct microscopic examination.
PENGEMBANGAN ANTIVIRUS HUMAN PAPILLOMA VIRUS BERBASIS MOLEKUL KECIL Dwi Wulandari; T. Mirawati Sudiro
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.392 KB) | DOI: 10.22338/mka.v37.i1.p58-63.2014

Abstract

AbstrakSekalipun telah ada program skrining deteksi dini infeksi HPV maupun kanker servis sertaadanya dua vaksin yang telah berlisensi, sekarang ini belum ada obat antivirus yang efektif.Prospek pengembangan molekul kecil inhibitor sebagai antivirus HPV sangat menjanjikan.Modulasi interaksi diantara protein-protein virus atau protein virus dengan protein hospesmenjadi strategi dalam upaya pengembangan molekul inhibitor sebagai antiviral HPV. Halini didukung oleh kemajuan pengetahuan mengenai fungsi protein HPV yang terlibat dalamsiklus hidupnya diantaranya yaitu protein E1, E2, E6 dan E7. Beberapa kandidat antivirustelah ditemukan dan masih dalam penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan senyawa turunandengan aktivitas yang lebih tinggi diantaranya asam bifenil sulfonasetat (inhibitor ATPase E1).Indandione dan repaglinide (inhibitor interaksi E1-E2) dan senyawa-senyawa lainnya.AbstractEventhough there has been screening programs for HPV infection and cervical canceras well as the two vaccines that have been licensed, currently there is no effective cure forHPV. The prospects of the development of small molecule inhibitors as HPV antiviral is verypromising. Development strategy was based on the modulation of interactions between viralproteins or viral proteins with host proteins. This is supported by the advances in knowledgeabout HPV’s protein functions involved in their life cycle such as E1, E2, E6 and E7 proteins.Some antiviral molecule candidates have been found and need further studies to obtainderivatives with higher activity including acid biphenyl sulfonasetat (inhibitor ATPase E1),Indandione & repaglinide (inhibitor interaction E1-E2), etc.
PREVALENCE OF ACINETOBACTER BAUMANNII ISOLATED FROM CLINICAL SPECIMENS IN ADAM MALIK HOSPITAL Evita Mayasari; Cherry Siregar
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.994 KB) | DOI: 10.22338/mka.v37.i1.p1-7.2014

Abstract

AbstrakAcinetobacter baumannii merupakan spesies Acinetobacter spp. tersering diisolasi darimanusia, dan lebih sering dijumpai pada infeksi nosokomial dibandingkan dengan infeksi dikomunitas. Eksistensi bakteri ini di lingkungan terkait dengan keragaman reservoir, kemampuanmemperoleh gen pembawa sifat resisten antimikroba, dan sifat resisten terhadap pengeringan.Infeksi disebabkan strain A.baumannii yang resisten terhadap banyak antibiotik tidak mudahdikendalikan dan menjadi permasalahan di berbagai negara. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui prevalensi A.baumannii dari spesimen klinis di instalasi mikrobiologi klinik RSUPHaji Adam Malik serta pola kepekaannya terhadap berbagai antibiotik. Identifikasi dan ujikepekaan menggunakan mesin otomatis Vitek 2 dengan Advanced Expert System (AES).Penelitian ini menemukan 644/3693 (17,44%) isolat A.baumannii dari berbagai spesimen klinis.A.baumannii paling banyak diisolasi dari spesimen dahak. Penelitian ini menemukan 147/644(23%) bahwa isolat carbapenem-resistent A.baumannii (imipenem dan meropenem). Sebagianbesar isolat sensitif terhadap colistin, amikacin dan tigecycline. Prevalensi A.baumanni yangditemukan pada penelitian ini adalah rendah namun resistensinya tinggi terhadap antibiotikterutama golongan penicillin, cephalosporin dan fluoroquinolon.AbstractAcinetobacter baumannii is the most frequent species of Acinetobacter spp. isolated fromhumans and more common in nosocomial infection than it is in community acquired infection.A.baumannii existence in environment is associated with the diversity of its reservoirs, itscapacity to accumulate genes of antimicrobial resistence, and its resistence to desiccation.Infection of Multidrug resistent (MDR) strain of A.baumannii is not easy to manage and it hasbecome a problem in many countries. The aim of this retrospective study was to investigatethe prevalence of A.baumannii from routine clinical specimens sent to clinical microbiologylaboratory RSUP HAM Medan and its susceptibility pattern to various antibiotics. Identificationand susceptibility testing of A. baumannii was performed by Vitek 2 with Advanced ExpertSystem (AES). A total of 644/3693 (17.44%) A.baumannii isolates were identified from variousclinical specimens. From those isolates, there were 147 (23%) isolates of carbapenemresistentA.baumannii (imipenem and meropenem). A.baumannii mainly isolated from sputumspecimens, and most isolates were highly sensitive to colistin, amikacin and tigecycline.Low prevalence of A.baumannii was found in this study. However, the isolates showed highresistence level to antibiotics, particularly penicillin, cephalosporin and fluoroquinolones.
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN KEPATUHAN KEMOTERAPI PADA PENDERITA KEGANASAN YANG MENGALAMI ANSIETAS DAN DEPRESI Gina Sonia; Helmi Arifin; Arina Widya Murni
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.461 KB) | DOI: 10.22338/mka.v37.i1.p32-37.2014

Abstract

AbstrakPenderita keganasan mendapat kemoterapi banyak menunjukkan gejala psikologisseperti ansietas dan depresi yang sangat berpengaruh terhadap kepatuhan penderita dalammenjalani kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan mekanisme kopingdengan kepatuhan melakukan kemoterapi pada penderita keganasan yang mengalamiansietas dan depresi. Penelitian dilakukan selama 3 bulan pada penderita keganasan yangmenjalani kemoterapi di RSUP M.Djamil dengan metode cross sectional. Jumlah pasienadalah 59 pasien, 38 diantaranya mengalami ansietas dan/atau depresi. Mekanisme kopingdinilai dengan Brief Cope. Kepatuhan dinilai dengan wawancara dan kuesioner. Ansietasdan depresi dinilai dengan HAD Scale. Data di analisa dengan SPSS menggunakan uji Chi-Square dan korelasi koefisien kontingensi dengan tingkat kebermaknaan p<0,05. Kesimpulandari penelitian ini adalah prevalensi depresi lebih tinggi dari pada ansietas pada penderitakeganasan yang menjalani kemoterapi, dan ada hubungan kuat yang bermakna secarastatistik antara mekanisme koping dengan kepatuhan melakukan kemoterapi pada penderitakeganasan yang mengalami ansietas dan depresi.AbstractPatients with malignancies who received chemotherapy show psychological symptomssuch as anxiety and depression that correlated with their adherence to chemotherapy. Thisstudy aims to see the relationship between coping mechanisms with chemotherapy adherencein patients with malignancies who experience anxiety and depression. The study was conductedfor 3 months in patients with malignancies undergoing chemotherapy at Dr M.Djamil usingcross sectional design. The number of patients was 59, 38 of them experienced anxiety and/ordepression. Coping mechanism was assessed using the Brief Cope. Compliance was assessedby interview and questionnaire. Anxiety and depression were assessed by the HAD Scale. Datawas analyzed with SPSS using Chi-Square and coefficient contingency correlation, significancelevel of p <0.05. The final conclusion of this study is that the prevalence of depression washigher than the prevalence of anxiety in patients with malignancies who undergo chemotherapy,and there was a strong relationship between coping mechanism and chemotherapy adherencein patients with malignancies who experienced anxiety and depression.

Page 1 of 2 | Total Record : 13


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol. 48 No. 4 (2025): MKA October 2025 Vol. 48 No. 3 (2025): MKA July 2025 Vol. 48 No. 2 (2025): MKA April 2025 Vol. 48 No. 1 (2025): MKA January 2025 Vol 46, No 12 (2024): Online Oktober 2024 Vol 46, No 11 (2024): July 2024 Vol 46, No 10 (2024): Supplementary April 2024 Vol 46, No 10 (2024): Online May 2024 Vol. 47 No. 4 (2024): MKA October 2024 Vol. 47 No. 3 (2024): MKA July 2024 Vol. 47 No. 2 (2024): MKA April 2024 Vol. 47 No. 1 (2024): MKA Januari 2024 Vol 46, No 9 (2024): Supplementary Januari 2024 Vol 46, No 8 (2024): Online Januari 2024 Vol 46, No 7 (2023): Supplementary December 2023 Vol 46, No 5 (2023): Supplementary July 2023 Vol 46, No 4 (2023): Online Juli 2023 Vol 46, No 3 (2023): Supplementary May 2023 Vol. 46 No. 3 (2023): Online Juli 2023 Vol. 46 No. 3 (2023): Supplementary July 2023 Vol 46, No 2 (2023): Online April 2023 Vol 46, No 1 (2023): Online Januari 2023 Vol 46, No 6 (2023): Online Oktober Vol. 46 No. 4 (2023): Online Oktober Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022 Vol 45, No 3 (2022): Online July 2022 Vol 45, No 2 (2022): Online April 2022 Vol 45, No 1 (2022): Online Januari 2022 Vol 44, No 7 (2021): Online Desember 2021 Vol 44, No 6 (2021): Online November 2021 Vol 44, No 5 (2021): Online Oktober 2021 Vol 44, No 4 (2021): Online September 2021 Vol 44, No 3 (2021): Online August 2021 Vol 44, No 2 (2021): Online July 2021 Vol 44, No 1 (2021) Vol 43, No 2 (2020): Online Mei 2020 Vol 43, No 1 (2020): Published in January 2020 Vol 42, No 3S (2019): Published in November 2019 Vol 42, No 3 (2019): Published in September 2019 Vol 42, No 2 (2019): Published in May 2019 Vol 42, No 1 (2019): Published in January 2019 Vol 41, No 3 (2018): Published in September 2018 Vol 41, No 2 (2018): Published in May 2018 Vol 41, No 1 (2018): Published in January 2018 Vol 40, No 2 (2017): Published in September 2017 Vol 40, No 1 (2017): Published in May 2017 Vol 39, No 2 (2016): Published in August 2016 Vol 39, No 1 (2016): Published in April 2016 Vol 38, No 3 (2015): Published in December 2015 Vol 38, No 2 (2015): Published in September 2015 Vol 38 (2015): Supplement 1 | Published in September 2015 Vol 38, No 1 (2015): Published in May 2015 Vol 37, No 3 (2014): Published in December 2014 Vol 37, No 2 (2014): Published in September 2014 Vol 37 (2014): Supplement 2 | Published in December 2014 Vol 37 (2014): Supplement 1 | Published in March 2014 Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014 Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012 Vol 36, No 1 (2012): Published in April 2012 Vol 35, No 2 (2011): Published in August 2011 Vol 35, No 1 (2011): Published in April 2011 Vol 34, No 2 (2010): Published in August 2010 Vol 34, No 1 (2010): Published in April 2010 Vol 33, No 2: Agustus 2009 Vol 33, No 1: April 2009 Vol 32, No 2: Agustus 2008 Vol 32, No 1: April 2008 More Issue