cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
MUWAZAH: Jurnal Kajian Gender
ISSN : 20858353     EISSN : 25025368     DOI : -
Core Subject :
Muwazah adalah jurnal kajian gender dengan ISSN Print: 2085-8353; Online: 2502-5368 yang diterbitkan oleh Pusat Studi Gender (PSG) IAIN Pekalongan. Kata Muwazah berasal dari bahasa Arab yaitu (??????) yang memiliki arti kesetaraan. Jurnal ini fokus pada isu-isu aktual dan kontemporer yang berkaitan dengan kajian gender lokalitas dalam berbagai perspektif. Redaksi mengundang para ilmuwan, sarjana, professional, praktisi dan peneliti dalam berbagai disiplin ilmu yang konsern terhadap kajian gender berupa analisis, aplikasi teori, hasil penelitian, terjemahan, resensi buku, literature review untuk mempublikasikan hasil karya ilmiahnya setelah melalui mekanisme seleksi naskah, telaah mitra bebestari, dan proses penyuntingan. Jurnal ini terbit setahun dua kali setiap bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 5 No 2: Desember 2013" : 8 Documents clear
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2004 DALAM POTRET PEMAHAMAN GENDER DAN PAHAM FEMINISME Rina Antasari, Rr.
MUWAZAH Vol 5 No 2: Desember 2013
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1685.641 KB)

Abstract

Abstract: Act No. 23 Year 2004 on the Elimination of Domestic Violence (Law-Domestic Violence), is a device in which the laws governing the prevention, protection of victims, and prosecution of perpetrators of domestic violence. Thus domestic violence no longer be something that is considered private, but had become a public issue. Along with the passage of time reality show, that every issue of domestic violence victims, especially between husband and wife, it is not as smooth as expected from the presence of Act No. 23 of 2004. The reality has not met the expectations of the victims (women) to get justice. Some of the factors that cause this condition, including the substance of the Act is not yet clear, absorption abundance liberalism, gender bias conditions, as well as meet compliance demands internasioanal ratification convention. Abstrak : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU-PKDRT), adalah perangkat di mana hukum yang mengatur pencegahan, perlindungan korban, dan penuntutan pelaku kekerasan dalam rumah tangga. Dengan demikian kekerasan dalam rumah tangga tidak lagi menjadi sesuatu yang dianggap pribadi, tetapi telah menjadi isu publik. Seiring dengan berlalunya waktu reality show, bahwa setiap masalah korban kekerasan dalam rumah tangga, terutama antara suami dan istri, tidak semulus yang diharapkan dari kehadiran UU Nomor 23 Tahun 2004. Kenyataannya belum memenuhi harapan korban (perempuan) untuk mendapatkan keadilan. Beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini, termasuk substansi UU tersebut belum jelas, kelimpahan penyerapan liberalisme, kondisi bias gender, serta tuntutan memenuhi kepatuhan ratifikasi konvensi internasioanal.
EKSISTENSI WANITA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Efendi, Aprijon
MUWAZAH Vol 5 No 2: Desember 2013
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1324.351 KB)

Abstract

Abstract : Women have a vital role for the welfare of the community, both on a small scale such as family formation and in such large-scale development of the country. Islam asserts that, the identity of a nation with close ties to the role of women, even the existence of a benchmark for the success of women of the country, if a woman becomes both, then the country will go forward, otherwise if she does not act well then the country will be destroyed. Although women have made significant contributions in development, but the role of women has not been proportional to the number of existing female population. Currently various problems still disturbing existence of women in society. To overcome these authors offer some views, such as relocating back function submit completely to the woman and the woman herself, but still adhere to the instructions of the Qur'an and Hadith. Abstrak : Perempuan memiliki peran penting bagi kesejahteraan masyarakat, baik dalam skala kecil seperti pembentukan keluarga dan dalam pembangunan skala besar seperti negara. Islam menegaskan bahwa, identitas bangsa memiliki hubungan dekat dengan peran perempuan, bahkan keberadaan tolok ukur keberhasilan perempuan dari negara, jika seorang wanita menjadi baik, maka negara akan maju, sebaliknya jika dia tidak tidak bertindak dengan baik maka negara akan hancur. Meskipun perempuan telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan, namun peran perempuan belum sebanding dengan jumlah penduduk perempuan yang ada. Saat ini berbagai masalah masih mengganggu keberadaan perempuan dalam masyarakat. Untuk mengatasi penulis ini menawarkan beberapa pandangan, seperti relokasi kembali fungsi menyerahkan sepenuhnya kepada wanita dan wanita itu sendiri, namun tetap mematuhi instruksi dari AlQur'an dan Hadis.
KONTES KECANTIKAN RATU SEJAGAT (MISS WORLD) 2013 DALAM PERSPEKTIF UNDANG UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI Widia, I Ketut
MUWAZAH Vol 5 No 2: Desember 2013
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.84 KB)

Abstract

Abstract : This study departs from the reality show of Miss World 2013, which was opened in Bali. This event raises controversy from many quarters, even as the contest was accused of pornography. However, it is not normative according to the terminology of the law, especially RI.Nomor Act 44 of 2008 on Pornography. Therefore, the Pancasila as the nation's way of life provides an ideal solution to bridge the controversy of most elements relevant to the community are the pros and cons of such activities, through open dialogue and avoid violent means. Abstrak : Penelitian ini berangkat dari reality show Miss World 2013, yang dibuka di Bali. Acara ini menimbulkan kontroversi dari banyak pihak, bahkan saat kontes dituduh pornografi. Namun, tidak normatif menurut terminologi hukum, terutama UU RI.Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi. Oleh karena itu, Pancasila sebagai cara hidup bangsa menyediakan solusi ideal untuk menjembatani kontroversi unsur yang paling relevan dengan masyarakat yang pro dan kontra dari kegiatan tersebut, melalui dialog yang terbuka dan menghindari cara-cara kekerasan.
RELASI GENDER DALAM INSTITUSI KELUARGA (Pandangan Teori Sosial Dan Feminis) Aisyah, Nur
MUWAZAH Vol 5 No 2: Desember 2013
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1687.831 KB)

Abstract

Abstract : This study departs from the reality of gender relations within the family institution which has to be dikhotomis, causing the pole inequality relations between men and women. Therefore, in this study wanted to dismantle the detail view of some theories, both social and feminist about gender relations in the family. Each of these theories (structural functional, conflict and feminist) has their own viewpoint about the pattern of gender relations in the family. However, simultaneously acknowledging that the social construction of culture remained significant influence on the division of roles are played by men (husbands) and women (wife) in the family institution. This means that the social construction of culture was instrumental in the creation of relations contribute between men and women equally or otherwise occurred inequality. Abstrak : Penelitian ini berangkat dari realitas hubungan gender dalam institusi keluarga yang harus dikhotomis, menyebabkan hubungan ketimpangan tiang antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ingin membongkar tampilan detail dari beberapa teori, baik sosial dan feminis tentang relasi gender dalam keluarga. Masingmasing teori ini (struktural fungsional, konflik dan feminis) memiliki pandangan mereka sendiri tentang pola hubungan gender dalam keluarga. Namun, secara bersamaan mengakui bahwa konstruksi sosial budaya tetap berpengaruh signifikan terhadap pembagian peran yang dimainkan oleh laki-laki (suami) dan perempuan (istri) dalam institusi keluarga. Ini berarti bahwa konstruksi sosial budaya sangat berperan dalam penciptaan hubungan berkontribusi antara laki-laki dan perempuan sama-sama atau terjadi ketimpangan.
PENDIDIKAN BERBASIS KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER Mursidah, Mursidah
MUWAZAH Vol 5 No 2: Desember 2013
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1237.705 KB)

Abstract

Abstract : Education is the key to the realization of gender equality in the society, because education is a tool for transferring the norms of society, knowledge and abilities. In education, women still lag behind men. This condition is partly due to the lack of view in society that promotes and put the men to get an education than perempuan.Pendidikan kesataraan gender-based issue that is very strategic, efforts should be pursued to formulate the concrete angkah gender in national education policy, the gender-based curriculum . Models of curriculum integration of gender equality in the educational curriculum developed is a matter of principle because students are expected to understand in depth about the importance of gender equality. The effort is what is meant by equality and gender justice. Abstrak : Pendidikan adalah kunci untuk realisasi kesetaraan gender dalam masyarakat, karena pendidikan adalah alat untuk mentransfer norma-norma masyarakat, pengetahuan dan kemampuan. Dalam pendidikan, perempuan masih tertinggal pria. Kondisi ini sebagian disebabkan oleh kurangnya lihat dalam masyarakat yang mempromosikan dan menempatkan orang-orang untuk mendapatkan pendidikan dari perempuan.Pendidikan kesataraan gender berbasis isu yang sangat strategis, upaya harus ditempuh untuk merumuskan jenis kelamin angkah beton dalam kebijakan pendidikan nasional , kurikulum berbasis gender. Model integrasi kurikulum kesetaraan gender dalam kurikulum pendidikan dikembangkan adalah masalah prinsip karena siswa diharapkan untuk memahami secara mendalam tentang pentingnya kesetaraan gender. Upaya ini apa yang dimaksud dengan kesetaraan dan keadilan gender.
MENYIBAK PEREMPUAN KEPALA KELUARGA Ernawati, Ernawati
MUWAZAH Vol 5 No 2: Desember 2013
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.58 KB)

Abstract

Abstract : This study departs from the reality of the increasing number of families are headed by women, but society and the government has not been paying attention and protection against them. This condition occurs because the patriarchal culture that assumes that women do not have the right to be the head of household. Standardization of gender roles, in which the male head of the household, the breadwinner and the wife is a housewife, dianggab be something natural, not a social construction that can and may at any time change, so it is very detrimental to women. Especially if the woman had to carry the load, to meet the economic needs of the whole family, as has happened in the lives of poor families. Abstrak : Penelitian ini berangkat dari realitas meningkatnya jumlah keluarga yang dikepalai oleh perempuan, tetapi masyarakat dan pemerintah belum memberikan perhatian dan perlindungan terhadap mereka. Kondisi ini terjadi karena budaya patriarki yang menganggap bahwa perempuan tidak memiliki hak untuk menjadi kepala rumah tangga. Standardisasi peran gender, di mana kepala laki-laki dari rumah tangga, pencari nafkah dan istri adalah ibu rumah tangga, dianggab menjadi sesuatu yang alami, bukan konstruksi sosial yang dapat dan dapat setiap perubahan waktu, sehingga sangat merugikan perempuan. Apalagi jika wanita harus membawa beban, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi seluruh keluarga, seperti yang terjadi dalam kehidupan keluarga miskin 
KEPEMIMPINAN KELUARGA DALAM AL-QUR'AN (KAJIAN SURAT AL-NISA' [4]: 34) Rokhman, Taufik
MUWAZAH Vol 5 No 2: Desember 2013
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1250.669 KB)

Abstract

Abstract : The rijal  word is a symbol of leadership  (alqowwam) for nisa' . Rijal top leadership Nisa 'is based on the primacy (al-fadhalah) and financial support (nafaqah). The use of the word rijal and nisa' in this paragraph is semantically not emphasize the biological significance of the reference to sex, but the leadership of a person's character and social function. Semiotic elements in the lexicon rijal, qowwamun and the masculine pronoun hum ( هﻢ ) demonstrate leadership character (al-qawwam) is generally more dominant in the self-contained men from the women. It is by no means a necessity leadership of men over women in the family. Abstrak : Kata Rijal adalah simbol kepemimpinan (alqowwam) untuk nisa'. Rijal kepemimpinan atas Nisa 'didasarkan pada keutamaan (al-fadhalah) dan dukungan keuangan (nafaqah). Penggunaan kata Rijal dan nisa 'dalam ayat ini semantis tidak menekankan signifikansi biologis referensi seks, tapi kepemimpinan karakter seseorang dan fungsi sosial. Unsur semiotik dalam leksikon Rijal, qowwamun dan maskulin ganti hum (هﻢ) menunjukkan karakter kepemimpinan (al-qawwa m) umumnya lebih dominan pada laki-laki mandiri dari perempuan. Hal ini tidak berarti kepemimpinan kebutuhan lakilaki atas perempuan dalam keluarga.
PEREMPUAN DALAM SYARIAT ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA Suyatno, Suyatno
MUWAZAH Vol 5 No 2: Desember 2013
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2043.546 KB)

Abstract

Abstract : Islam since the beginning of the whole ummah's mandated to protect and put women in a safe position. So that embraces syar'i, women are actually safe and respectable position. But in reality, many obstacles and hurdles that actually invented by the Muslims themselves. The majority of Islamic legal interpretation and the results are written by scholars and men often bring bias in their views. Patriarchal culture has marginalized women, denying women as caliph fil ard, and deny justice teachings promoted by the Qur'an. Ideal-normative Islam does not differentiate between men and women, let alone discriminate against women. As carrier safety and kerahmatan entire universe (rahmatan li al-'aalamiin), Islam puts women's position as evidence of primacy. Women are not appreciated at the time of ignorance, with the arrival of Islam he earned a place of honor, getting an education, open a wider kesempatann for actualization and selfdevelopment. Abstrak : Islam sejak awal seluruh umat yang diamanatkan untuk melindungi dan menempatkan perempuan dalam posisi yang aman. Jadi yang mencakup syar'i, wanita sebenarnya posisi aman dan terhormat. Namun pada kenyataannya, banyak kendala dan rintangan yang sebenarnya diciptakan oleh Muslim sendiri. Mayoritas penafsiran hukum Islam dan hasilnya ditulis oleh ulama dan orang-orang sering membawa bias dalam pandangan mereka. Budaya patriarki telah meminggirkan perempuan, menyangkal perempuan sebagai khalifah fil ard, dan menolak ajaran keadilan dipromosikan oleh AlQur'an. Islam Ideal-normatif tidak membedakan antara pria dan wanita, apalagi mendiskriminasikan perempuan. Sebagai pembawa keselamatan dan kerahmatan seluruh alam semesta (rahmatan li al-'aalamiin), Islam menempatkan posisi perempuan sebagai bukti keutamaan. Wanita tidak dihargai pada saat kebodohan, dengan kedatangan Islam ia mendapatkan tempat terhormat, mendapatkan pendidikan, membuka kesempatann yang lebih luas untuk aktualisasi dan pengembangan diri.

Page 1 of 1 | Total Record : 8