cover
Contact Name
Nasrul Wathoni
Contact Email
majalah@farmasetika.com
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
majalah@farmasetika.com
Editorial Address
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jl. Bandung-Sumedang KM.21, 45363 Sumedang
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Majalah Farmasetika
ISSN : -     EISSN : 26862506     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Farmasetika Edisi Khusus merupakan majalah online farmasi di Indonesia berbentuk artikel ilmiah populer, artikel review, laporan kasus, komentar, dan komunikasi penelitian singkat di bidang farmasi. Edisi khusus ini dibuat untuk kepentingan informasi, edukasi dan penelitian kefarmasian. Majalah Farmasetika Edisi Khusus terbit 5 kali dalam setahun.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021" : 6 Documents clear
Uji dan Karakterisasi Serbuk Pektin dari Albedo Durian sebagai Kandidat Eksipien Farmasi Patihul Husni; Uvita Kafilatul Ikhrom; Uswatul Hasanah
Majalah Farmasetika Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i3.33349

Abstract

Pektin adalah senyawa polisakarida yang larut dalam air dan merupakan asam-asam pektinat yang mengandung gugus-gugus metoksil. Fungsi utamanya sebagai bahan pengental dan pembentuk gel. Durian (Durio zibethinus L.) merupakan buah yang memiliki aroma yang sangat khas dan banyak diminati masyarakat karena memiliki rasa enak dan aroma yang harum. Buah durian terdiri dari tiga bagian yaitu daging buah sekitar 20-35%, biji sekitar 5-15% sisanya berupa bobot kulit yang mencapai 60-75% dari bobot total buah. Bagian kulit buah durian yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pektin yaitu pada bagian kulit dalam durian yang berwarna putih yang disebut juga dengan mesocarp. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan karakterisasi serbuk pektin albedo durian yang dihasilkan dan mengetahui kualitas serbuk eksipien pharmaceutical grade dari pektin albedo durian. Penelitian ini dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut asam sulfat. Pada kondisi keasaman pelarut pH 2, pH 3, dan pH 4, waktu ekstraksi 5 jam dan pada suhu 90⁰C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pektin pH 3 lebih memenuhi kriteria sebagai eksipien pharmaceutical grade karena laju alir yang paling baik yaitu 4,368 g/detik, kerapatan mampat 0,590 g/mL, kompresibilitas 11,802%, sudut diam 20,124⁰, susut pengeringan 10%, kadar Pb 7,075 bpj dan kadar abu 10,760%.
Review : Stabilitas Bahan Alam dalam Mikroenkapsulasi Reza Pratama; Marline Abdassah; Anis Yohana Chaerunisaa
Majalah Farmasetika Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i3.33172

Abstract

Mikroenkapsulasi merupakan teknologi menyalut bahan inti yang digunakan sebagai teknik perlindungan bahan inti dari pengaruh lingkungan, meningkatkan stabilitasnya, menutupi bau dan rasa, dan juga dapat mempertahankan sifat asli dari bahan inti yang dienkapsulasi. Dari beberapa penelitian bahan alam memiliki kelemahan dalam stabilitas penyimpanannya sehingga mikroenkapsulasi dapat menjadi pilihan untuk mejaga setabilitasnya. Metode pembuatan mikroenkapsulasi dibedakan menjadi beberapa proses secara Kimia, Fisika-Kimia dan Fisika. Artikel ini dibuat menggunakan metode dan referensi yang didapat dari beberapa database dan instrumen pencarian secara online yang diterbitkan secara nasional dan internasional. Referensi yang didapatkan berasal dari database elektronik seperti google scholar, sciendirect, MDPI, NCBI dari tahun 2007-2020. Artikel ini akan membahas stabilitas dari bahan alam yang dibuat ke dalam bentuk mikroenkapsulasi. Dari beberapa penelitian menggunakan bahan inti yang berasal dari bahan alam membuktikan bahwa mikroenkapsulasi dapat membantu bahan inti tersebut menjadi lebih stabil dalam penyimpanan, menjaga umur simpan dari bahan inti menjadi lebih lama dan dapat mempertahankan aktivitas dari bahan inti tersebut. Mikroenkapsulasi dapat menjadi pilihan untuk menjaga stabilitas dari bahan alam.
Potensi Gelatin dari Tulang Ikan sebagai Alternatif Cangkang Kapsul Berbahan Halal: Karakteristik dan Pra Formulasi Lika Ginanti Febriana; Nyai Ayu Sylfia Stannia P.H; Anisa Nur Fitriani; Norisca Aliza Putriana
Majalah Farmasetika Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i3.33183

Abstract

Gelatin merupakan produk penguraian protein hewani yang memiliki banyak fungsi di bidang pangan dan farmasetika. Sebagian besar produksi gelatin bersumber dari hewan, seperti babi ataupun sapi yang masih diragukan kehalalannya, baik itu yang mutlak diharamkan atau teknik penyembelihan hewan yang tidak sesuai kaidah Islam. Penggunaan gelatin sapi dan babi sebagai bahan pembuatan cangkang kapsul masih menjadi keresahan masyarakat Muslim dan Hindu. Hasil perikanan Indonesia memiliki potensi besar sebagai bahan baku gelatin dalam pembuatan cangkang kapsul halal. Metode yang digunakan dalam artikel review ini adalah dengan meninjau literature diperoleh 32 jurnal nasional dan internasional diperoleh dari Science Direct, Research Gate dan Google Scholar sumber data dipublikasi paling lambat 10 tahun terakhir. Dari beberapa hasil penelitian terkait, dilakukan perbandingan antara parameter fisikokimia gelatin pada tulang ikan patin, ikan tuna, ikan nila, serta standar gelatin yang ditetapkan oleh GMIA dan SNI. Parameter yang dibandingkan meliputi pH, kadar air, kadar abu, kadar protein, kekuatan gel, dan viskositas. Gelatin tulang ikan berpotensi sebagai bahan dalam formulasi cangkang kapsul ditinjaukan dari sifat fisikokimianya. Gelatin tulang ikan patin memenuhi persyaratan standar gelatin GMIA dan SNI berdasarkan pH, kadar air, kadar abu, dan viskositas, kecuali kekuatan gel dan kadar protein yang tidak memenuhi persyaratan. Sedangkan, gelatin tulang ikan tuna dan nila memenuhi seluruh parameter fisikokimia gelatin GMIA dan SNI. Dengan demikian, gelatin tulang ikan tuna dan nila berpotensi untuk dijadikan bahan dalam pembuatan cangkang kapsul untuk sediaan farmasi. 
Artikel Review: Potensi Kolagen sebagai Bahan Aktif Sediaan Farmasi Vicania Raisa Rahman; Marline Abdassah Bratadiredja; Nyi Mekar Saptarini, M.Si, Apt.
Majalah Farmasetika Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i3.33621

Abstract

Kolagen merupakan protein yang terdapat di kulit, tendon, tulang rawan, dan organ dengan kandungan sekitar 30% atau lebih dari protein total. Saat ini, kolagen telah ditemukan mempunyai 29 jenis dengan struktur dan urutan asam amino yang berbeda. Kolagen mempunyai karakteristik fisikokimia yang baik yaitu bersifat biokompatibel, biodegradable, antigenisitas yang rendah, dan nontoksik dengan berbagai aktivitas yang dapat mendukungnya sebagai sediaan farmasi. Review artikel dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kolagen yang memiliki berbagai aktivitas sebagai sediaan farmasi. Artikel dikumpulkan dari 107 artikel penelitian. Artikel ini membahas tentang potensi kolagen sebagai sediaan farmasi untuk kesehatan. Hasil yang didapatkan adalah kolagen memiliki banyak peran dalam tubuh sehingga memiliki banyak aktivitas untuk kesehatan, terutama sebagai antiinflamasi, menyembuhkan luka, kondroprotektif, pertumbuhan dan homeostasis kulit, tendon, tulang, otot, dan saraf, dan antikanker. Kolagen sangat mempengaruhi tubuh dan dapat dijadikan sediaan farmasi sebagai suplemen, kosmetik, ataupun scaffolding material untuk kesehatan.
Review: Penerapan Metode Single-Minute Exchange of Dies Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja Di Industri Farmasi Dian Amalia Maharani; Ida Musfiroh
Majalah Farmasetika Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i3.34884

Abstract

Perusahaan industri farmasi yang semakin berkembang secara umum harus dapat menciptakan proses yang efektif dan efisien dalam produksi. Adapun pendekatan yang dapat diupayakan dalam mereduksi waktu set up produksi dengan menggunakan salah satu metode yang termasuk lean manufacturing system yaitu metode Single Minute of Exchange Die (SMED) dimana tujuan dari metode ini yaitu meminimalkan waktu set up. Metode yang digunakan adalah penyelusuran literatur secara elektronik diberbagai jurnal internasional maupun nasional yang diakses dari situs Google Scholar dan ScienceDirect dengan kata kunci “Penerapan Metode Single Minute Exchange of Dies (SMED) di Industri dan Lean Manufacturing System (LMS). Penelusuran literatur yang bersumber data primer diperoleh dari jurnal yang kemudian dilakukan skrining jurnal yang diterbitkan selama 10 tahun terakhir sebagai kriteria. Hasil kajian pustaka yang diambil dari beberapa literatur dengan menggunakan metode SMED di perusahaan industri dalam proses produksi. Dimana perbandingan waktu sebelum improvement dan setelah improvement waktu setup atau changeover dengan metode SMED memiliki penurunan yang cukup signifikan dengan persentase sebesar 39,97 %. Sehingga hasil yang telah diperoleh perlu diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan industri terutama industri farmasi sehingga metode tersebut dapat diterapkan dalam pelaksanaan proses produksi untuk meningkatkan prokduktivitas perusahaan.. 
Formulasi Tablet dengan Bahan Aktif Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia: Review Adrian Suparman; Yasmiwar Susilawati; Anis Yohana Chaerunisaa
Majalah Farmasetika Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i3.32259

Abstract

Penggunaan tumbuhan obat sebagai bahan aktif pada sediaan obat herbal telah banyak digunakan baik untuk upaya preventif, promotif dan kuratif. Sediaan obat herbal telah banyak digunakan oleh masyarakat dengan berbagai macam jenis dan bentuk sediaan. Salah satu bentuk sediaan obat, termasuk sediaan obat herbal, yang banyak dibuat dan digunakan adalah sediaan tablet, dimana keunggulan sediaan tablet adalah dosisnya yang tepat, stabil dalam penyimpanan, dan penggunaannya yang praktis. Review ini bertujuan untuk mengumpulkan literatur mengenai formulasi sediaan tablet dengan bahan aktif ekstrak tumbuhan di Indonesia. Pustaka primer yang digunakan pada review ini adalah jurnal mengenai formulasi tablet dengan bahan tumbuhan herbal Indonesia dengan rentang waktu publikasi antara tahun 2010-2020. Review disajikan dalam bentuk tabel yang berisi rangkuman dari Pustaka yang digunakan dan pembahasan dari hasil review. Dalam review juga dicantumkan mengenai metode dan eksipien yang digunakan pada masing-masing tumbuhan. Dari hasil review diketahui bahwa metode yang paling banyak digunakan adalah metode granulasi basah karena sifat granul yang dihasilkan lebih baik. Namun pemilihan metode disesuaikan dengan sifat ekstrak dan eksipien yang akan digunakan. Review ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti maupun penulis dalam melakukan penelitian mengenai formulasi dengan bahan aktif ekstrak.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 10, No 5 (2025) Vol 10, No 4 (2025) Vol 10, No 3 (2025) Vol 10, No 2 (2025) Vol 10, No 1 (2025) Vol 9, No 6 (2024) Vol 9, No 5 (2024) Vol 9, No 4 (2024) Vol 9, No 3 (2024) Vol 9, No 2 (2024) Supl. 9 No. 1, Tahun 2024 Vol 9, No 1 (2024) Vol 8, No 5 (2023) Vol 8, No 4 (2023) Vol 8, No 3 (2023) Vol 8, No 2 (2023) Vol 8, No 1 (2023) Vol 7, No 5 (2022): Vol. 7, No. 5, Tahun 2022 Vol 7, No 4 (2022): Vol. 7, No. 4, Tahun 2022 Vol 7, No 3 (2022): Vol. 7, No. 3, Tahun 2022 Vol 7, No 2 (2022): Vol. 7, No. 2, Tahun 2022 Vol 7, No 1 (2022): Vol. 7, No. 1, Tahun 2022 Vol 6, No 5 (2021): Vol. 6, No. 5, Tahun 2021 Vol 6, No 4 (2021): Vol. 6, No. 4, Tahun 2021 Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021 Vol 6, No 2 (2021): Vol. 6, No. 2, Tahun 2021 Vol 6, No 1 (2021): Vol. 6, No. 1, Tahun 2021 Vol. 6, Supl. 1, Tahun 2021 Vol 5, No 5 (2020): Vol. 5, No. 5, Tahun 2020 Vol 5, No 4 (2020): Vol. 5, No. 4, Tahun 2020 Vol 5, No 3 (2020): Vol. 5, No. 3, Tahun 2020 Vol 5, No 2 (2020): Vol. 5, No. 2, Tahun 2020 Vol 5, No 1 (2020): Vol. 5, No. 1, Tahun 2020 Vol 4, No 5 (2019): Vol. 4, No. 5, Tahun 2019 Vol 4, No 4 (2019): Vol. 4, No. 4, Tahun 2019 Vol 4, No 3 (2019): Vol. 4, No. 3, Tahun 2019 Vol 4, No 2 (2019): Vol. 4, No. 2, Tahun 2019 Vol 4, No 1 (2019): Vol. 4, No. 1, Tahun 2019 Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019 Vol 3, No 5 (2018): Vol. 3, No. 5, Tahun 2018 Vol 3, No 4 (2018): Vol. 3, No. 4, Tahun 2018 Vol 3, No 3 (2018): Vol. 3, No. 3, Tahun 2018 Vol 3, No 2 (2018): Vol. 3, No. 2, Tahun 2018 Vol 3, No 1 (2018): Vol. 3, No. 1, Tahun 2018 Vol 2, No 5 (2017): Vol. 2, No. 5, Tahun 2017 Vol 2, No 4 (2017): Vol. 2, No. 4, Tahun 2017 Vol 2, No 3 (2017): Vol. 2, No. 3, Tahun 2017 Vol 2, No 2 (2017): Vol. 2, No. 2, Tahun 2017 Vol 2, No 1 (2017): Vol. 2, No. 1, Tahun 2017 Vol 1, No 5 (2016): Vol. 1, No. 5, Tahun 2016 Vol 1, No 4 (2016): Vol. 1, No. 4, Tahun 2016 Vol 1, No 3 (2016): Vol. 1, No. 3, Tahun 2016 Vol 1, No 2 (2016): Vol. 1, No. 2, Tahun 2016 Vol 1, No 1 (2016): Vol. 1, No. 1, Tahun 2016 More Issue