cover
Contact Name
Kusroni
Contact Email
-
Phone
+628563459899
Journal Mail Official
jurnal.kaca.alfithrah@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya Jl. Kedinding Lor No.30 Surabaya, Jawa Timur
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Kaca (Karunia Cahaya Allah) : Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
ISSN : 22525890     EISSN : 25976664     DOI : https://doi.org/10.36781/kaca
Core Subject : Religion, Education,
KACA (Karunia Cahaya Allah) : Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya. Jurnal ini memuat kajian-kajian keislaman yang meliputi Tafsir, Hadis, Tasawuf, Pemikiran Islam, dan kajian Islam lainnya. Terbit satu kali setahun, yaitu bulan Februari-Agustus.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 1 (2019): Februari" : 6 Documents clear
Mengenal Ragam Pendekatan, Metode, dan Corak dalam Penafsiran Al-Qur’an Kusroni, Kusroni
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 9 No 1 (2019): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v9i1.2988

Abstract

Tulisan ini mencoba memaparkan ragam pendekatan yang telah digunakan oleh para ulama dalam menafsirkan al-Qur’an sejak periode klasik hingga modern-kontemporer. Berbagai penggunaan istilah dalam Ulum al-Qur’an, seperti, pendekatan, metode, dan corak, yang kadang terkesan tumpang tindih dan rancu, juga akan dipetakan dan dijelaskan disertai dengan keterangan beberapa kitab terkait. Tulisan ini menggunakan tipologi yang dibuat oleh Abdullah Saeed, yang membagi pendekatan tafsir klasik ke dalam empat jenis, 1) pendekatan berbasis linguistik, 2) pendekatan berbasis logika, 3) pendekatan berbasis tasawuf, dan 4) pendekatan berbasis tradisi/riwayat. Kemudian ia mengembangkan gagasan mengenai penekanan pada pendekatan kontekstual, terutama ketika menafsirkan ayat-ayat etika-hukum.
Pergeseran Tafsir Tahlili Menuju Tafsir Ijmali Bashori, Achmad Imam
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 9 No 1 (2019): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v9i1.3007

Abstract

Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat Islam, tidak dapat berkata dan berbuat banyak jika tanpa ada interpretasi atau penafsiran terhadap kandungan isinya. Keberadaan nabi Muhammad sebagai interpretator memang penting adanya, namun tugas utama sebagai penyampai risalah Tuhan tidak mampu mengingkari esensi lahiriahnya sebagai manusia yang terbatas ruang dan waktu. Semasa hidup Rasulullah, bahasa al-Qur’an yang kadang sulit dimengerti memang mudah untuk ditafsirkan karena para sahabat hanya tinggal bertanya pada Rasulullah, hal ini karena memang Rasulullah yang berposisi sebagai mubayyin adalah satu-satunya rujukan dalam memahami kandungan al-Qur’an. Namun sepeninggal beliau, dinamika dan persoalan umat tidaklah menjadi tuntas. Beragam persoalan dan perkembangan keilmuan menuntut berkembang pula metode dalam memberikan interpretasi terhadap alquran, dalam artian kegiatan penafsiran terus berjalan dan harus berkembang. Jika pada masa s}ahabat penafsiran seringkali berdasar pada riwayah semata, pada perkembangan selanjutnya lahir pula tafsir bil-ra’yi yang bersumber pada ijtiha>d dan penalaran. Dari dua sumber penafsiran ini, pola penafsiran selanjutnya berkembang dalam empat metode yang lazim digunakan dalam proses penafsiran, yakni metode tah}li>liy (analitis), ijma>liy (global), muqa>rin (perbandingan) serta maud}u>’iy (tematik). Dan dalam tulisan ringkas ini, penulis mencoba menguraikan pengertian dan pergeseran metode tah}li>liy menuju ijma>liy.
Memahami Otentisitas Konsep Tuhan; Amirudin, Amirudin
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 9 No 1 (2019): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v9i1.3008

Abstract

Dalam tinjauan historis, filsafat ketuhanan berawal dari metafisika. Dalam metafisika setidaknya ada beberapa cabang pembahasam, di antaranya ontologi wujud, kosmologi, dan argumen-argumen lain tentang Tuhan. Dalam Islam, metafisika merupakan masalah utama sebagai landasan epistemologi. Ini karena seluruh orientasi kehidupan manusia selalu mengarah kepada Tuhan. Tuhan dalam kajian filsafat Islam merupakan problematika metafisika sebagai being absolut. Masalah wujud merupakan kajian utama pembahasan para filosof Muslim. Bagi Al-Kindi, metafisika merupakan argumen-argumen rasional dalam membahas atau membuktikan wujud Tuhan. Sementara itu, Ibnu Sina memposisikan metafisika sebagai bagian terakhir dari filsafatnya. Fokus dan persoalannya adalah tentang wujud. Bagi Ibnu Sina, metafisika adalah ilmu tentang keagamaan. Dalam ontology wujud Ibnu Sina, Tuhan adalah sebab pertama dari segala yang ada.
Al-Dakhil dalam Tafsir Ni’mah, Siar
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 9 No 1 (2019): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v9i1.3009

Abstract

Tafsir esoterik adalah sebuah penafsiran elit yang kehadirannya memberi warna tersendiri dalam dunia tafsir. Meski terbilang elit, keniscayaan kritik terhadapnya tetaplah berlaku. Penulis juga menilai bahwa keabsahan tafsir esoterik perlu dikaji mendalam. Karenanya, penelitian ini mencoba mengungkap sisi dakhi>l penafsiran esoterik al-T{aba>t}aba>’i> terkait ayat-ayat ima>mah dalam tafsir al-Mi>za>n. Metode kajian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif digunakan untuk mencari dan mengurai pemahaman terkait al-dakhi>l dan tafsir esoterik serta melacak hadis-hadis yang digunakan dalam penafsiran esoteriknya, sementara metode analitis digunakan sebagai upaya untuk menganalisa kedudukan riwayat hadis ayat-ayat ima>mah. Dengan demikian, maka pendekatan yang dinilai tepat untuk menganalisa kedudukan riwayat hadis tersebut adalah dengan pendekatan kritik sanad hadis. Hasilnya, penelitian ini menemukan beberapa riwayat hadis bermasalah di dalam penafsiran esoteriknya, sehingga dapat dikatakan bahwa al-T{aba>t}aba>’i> telah melakukan menyimpangan sumber tafsir. Fakta ini pulalah kemudian yang menunjukkan bahwa al-T{aba>t}aba>’i> masih terjerat dengan ideologi mazhabnya ketika menafsirkan al-Qur’an
Paradigma Pemikiran Tasawuf Teo-Antroposentris Abdurrahman Wahid dan Relevansinya dalam Konteks Kekinian Fauzi, Muhammad Nur
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 9 No 1 (2019): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v9i1.3010

Abstract

Tulisan ini mencoba untuk menelusuri akar pemikiran tasawuf Abdurrahman Wahid dan relevansinya dengan konteks sosio-historis masyarakat Indonesia yang plural dan multikultural. Abdurrahman Wahid sebagai salah seorang tokoh pembaru keislaman di Indonesia dikenal sebagai cendekiawan multitalenta. Ia dikenal sebagai seorang budayawan, intelektual Islam garda depan, dan juga poltikus ulung dalam dunia perpolitikan di tanah air. Dalam ranah ini, telah banyak yang mengkaji pemikirannya. Dalam kapasitasnya sebagai seorang Kiai yang memiliki kedalaman spiritualitas yang diakui, bisa dikatakan masih minim penelitian dan karya anak bangsa yang mengkaji pemikiran tasawufnya. Dalam keyakinan penulis, Abdurrahman Wahid adalah seorang asketis, sufi, dan zahid di era kekinian. Dalam konteks inilah, penulis tertarik untuk mencoba memberanikan diri menguak sisi pemikiran Gus Dur di ranah tasawuf yang masih tak terpikirkan. Dari upaya penelusuran ini, ditemukan bahwa paradigma pemikiran tasawuf Abdurrahman Wahid bercorak teo-antroposentris-transformatif. Dari temuan ini, pada tahap selanjutnya, pemikiran tasawufnya diproyeksikan untuk menjadi salah satu alternatif jawaban dalam dunia global dan milenial yang semakin sepi dan kering dari nilai-nilai spiritual.
Studi Tafsir Tentang Dimensi Epistemologi Tasawuf Bakir, Moh
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 9 No 1 (2019): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v9i1.3011

Abstract

Tulisan ini bermaksud untuk mengetahui hakikat epistemologi tasawuf dan dimensi-dimensinya. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Epistimologi tasawuf adalah studi kursus tentang keterkaitan antara syariah dan hakikat, pengalaman spiritual dengan wahyu. Sumber pengetahuan dan kemampuan potensi-potensi intelektual yang mempersepsikan objek pengetahuan. Epistemologi tasawuf mengakomodasikan pandangan empirisme terhadap realitas eksternal, mengingat status eksistensialnya sebagai data indrawi. Dalam hal ini adalah mengakui wahyu sebagai lingkup pengetahuan yang mencakup keduanya. Berkenaan dengan epistemologi tasawuf, paling tidak ada tiga dimensi, yaitu,dimensi esoterik, adalah dimensi batin manusia yang berada di hati (qalb),dimensi eksoterik,yaitu kepercayaan kepada huruf, teks, atau dogma yang bersifat formalistik, dan dimensi neo-esoterik,yaitu konsep bangunan keilmuan yang dituntut untuk lebih humanistik, empirik dan funsional (penghayatan terhadap ajaran Islam, bukan pada Tuhan).

Page 1 of 1 | Total Record : 6