cover
Contact Name
Julaili Irni
Contact Email
julailiirni@yahoo.com
Phone
+6282276709657
Journal Mail Official
agroprimatech@gmail.com
Editorial Address
Kampus III, Fakultas Agro Teknologi Prodi Agribisnis Universitas Prima Indonesia Jl. Danau Singkarak Gg. Madrasah, Kel. Sei Agul Medan Barat
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Agroprimatech
ISSN : -     EISSN : 25993232     DOI : 10.34012
Core Subject : Agriculture, Social,
Agroprimatech merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia. Jurnal ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan publikasi pada bidang pertanian dan teknologi yang dapat menjadi sumber bacaan berstandar nasional. Jurnal ini berupa hasil penilitian secara kualitatif maupun kuantitatif yang terfokus pada bidang teknologi pertanian, biologi, pemberdayaan sumberdaya pertanian, budidaya pertanian, proteksi tanaman, sosial dan budaya masyarakat pertanian serta pengaturan landscape pertanian secara berkelanjutan. Agroprimatech terbit dua kali dalam setahun pada bulan April dan Oktober.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2018): Agroprimatech" : 6 Documents clear
UJI VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK AKAR TUBA (Derris elliptica) DALAM PENGENDALIAN HAMA ULAT API (Setothosea asigna) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elais guineensis Jacq.) Pratomo, Bayu
Agroprimatech Vol. 2 No. 1 (2018): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.206 KB)

Abstract

Kelapa sawit merupakan Kelapa Sawit (Elaeis guineennsis Jacq.) merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan di masa yang akan datang. permasalahan penting dalam perkebunan tanaman kelapa sawit adalah serangan ulat pemakan daun yang menyerang baik pada periode tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan (TM). Khususnya hama ulat api jenis Setothosea asigna yang mampu menurunkan tingkat produksi sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui manfaat pemberian ekstrak akar tuba terhadap pengendalian hama ulat api (Setothosea asigna) pada tanaman kelapa sawit dengan proses maserasi dan pemisahan larutan dengan senyawa aktif. Crude extract yang dihasilkan selanjutnya dilakukan pengenceran dengan 8 variasi konsentrasi yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80% serta insektisida “Deltametrhin” 4ml/l sebagai pembanding. Hasil uji konsentrasi yang telah dilakukan secara berturut-turut dengan konsentrasi 10% dapat mematikan hama ulat api (Setothosea asigna) selama 35.614 detik, konsentrasi 20% selama 29.270 detik, konsentrasi 30% selama 25.659 detik, konsentrasi 40% selama 18.011 detik, konsentrasi 50% selama 14.435 detik, konsentrasi 60% selama 8.537 detik, konsentrasi 70% selama 5.308 detik, jonsentrasi 80% selama 3.011 detik, dan insektisida kimia “Deltametrhin” selama 1.499 detik.. Ekstrak akar tuba efektif dalam mengendalikan hama ulat api (Setothosea asigna). Pada konsentrasi 80% ekstrak akar tuba mampu mendekati lama tingkat kematian ulat api dengan menggunakan insektisida “Deltametrhin” dengan beda waktu kurang lebih 25 menit.
PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa L.) DAN METIL METSULFURON DALAM PENGENDALIAN GULMA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) Sitinjak, Rama Riana
Agroprimatech Vol. 2 No. 1 (2018): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.951 KB)

Abstract

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman industri andalan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit adalah gulma. Gulma merupakan tumbuhan yang memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan tanaman budidaya, Dalam penelitian ini, pengendalian gulma dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara ekstrak daun ketapang dengan metil metsulfuron. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh konsentrasi ekstrak daun ketapang dan metil metsulfuron yang terbaik dalam mengendalikan gulma diperkebunan kelapa sawit. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama konsentrasi ekstrak T.catappa terdiri dari 4 taraf, yaitu 0% (K0) 10% (K1), 20% (K2), 40% (K3). Faktor kedua metil metsulfuron terdiri dari 4 taraf yaitu, 0 (P0), 10 g/ha (0,1 g/plot) (P1), 20 g/ha (0,2 g/plot) (P2), 50 g/ha (0,5 g/plot) (P3). Terdiri dari 16 perlakuan dengan 2 ulangan, dan 32 plot. Data dianalisis dengan uji analisis varians, dan dilanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun ketapang 40% (K3) dengan konsentrasi metil metsulfuron 0,5 gram/m2 (P3) efektif mematikan gulma sebesar 70,38%. Penggunaan ekstrak daun ketapang 10 % dan metil metsulfuron 0,2 g/m2 (P2K1) berpengaruh nyata terhadap persentase pertumbuhan gulma sebesar 8,5 % pada 5 minggu setelah aplikasi.
PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS AMPAS TEBU DAN EKSTRAK REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT(Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NURSERY Pratomo, Bayu
Agroprimatech Vol. 2 No. 1 (2018): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.401 KB)

Abstract

Penelitian,:”Pengaruh Pemberian Kompos Ampas Tebu dan Ekstrak Rebung Bambu terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery” bertujuan mengetahui perlakuan kompos ampas tebu dan ekstrak rebung bambu yang sesuai untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pre nursery secara vegetatif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yang diteliti yaitu berbagai perlakuan kompos ampas tebu (T) dengan 4 taraf yaitu T0 (tanpa pemberian kompos ampas tebu), T1 (50 g), T2 (100 g), T3 (160 g) sebagai faktor pertama dan ekstrak rebung bambu (R) dengan 4 taraf yaitu R0 (tanpa pemberian kompos ampas tebu), R1 (4 ml), R2 (10 ml), R3 (14 ml) sebagai faktor kedua. Setiap perlakuan diulang sebanyak 2 kali. Berdasarkan hasil analisa data (ANOVA), Pemberian kompos ampas tebu berpengaruh nyata terhadap berat segar total tanaman, berat segar tajuk, berat kering tajuk dan rasio tajuk akar tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun, diameter batang, jumlah daun, berat segar akar, berat kering akar, dan berat kering total tanaman pada umur 12 MST. Pemberian ekstrak rebung bambu berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, berat segar akar, dan rasio tajuk akar, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang daun, jumlah daun, berat segar total tanaman, berat segar tajuk, berat kering total tanaman, berat kering akar, dan berat kering tajuk pada umur 12 MST. Interaksi antara pemberian kompos ampas tebu dan ekstrak rebung bambu berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman bibit kelapa sawit di pre nursery pada umur 9 MST dan 10 MST. Pemberian ekstrak rebung bambu dengan perlakuan 14 ml memberikan perrtumbuhan yang signifikan terhadap semua parameter pengamatan.
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SEKITAR PESISIR PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Sitinjak, Rama Riana
Agroprimatech Vol. 2 No. 1 (2018): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.222 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan yang terdapat di perkebunan kelapa sawit sekitar pesisir pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pembuatan plot contoh dengan metode petak kuadrat ukuran 1m2 per plot. Pengambilan sampel dari total 10 plot adalah dengan sampel jenuh. Hasil analisis vegetasi keragaman tumbuhan menunjukkan bahwa Ageratum conyzoides, Asystasia intrusa, Axonops compresus, Cyclosorus aridus, Cyperus rotundus., Elaeis guineensis, dan Ottochloa nodosa, adalah jenis tumbuhan yang ditemukan dilapangan. Data dianalisis dengan menggunakan perhitungan Indeks vegetasi rumus Shannon – Wiener (H’), dengan kriteria tingkat keragamannya adalah rendah (H’ < 1), sedang (1 < H’≤ 3) dan tinggi (H’ > 3). Indeks vegetasi keragaman H’ = 1,297. Tingkat keanekaragaman tumbuhan di perkebunan kelapa sawit di sepanjang pesisir pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai adalah sedang.
PENGARUH KOMPOS LIMBAH BAGLOG JAMUR TIRAM DAN URIN SAPI YANG DIFERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI Pre Nursery Pratomo, Bayu
Agroprimatech Vol. 2 No. 1 (2018): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.2 KB)

Abstract

Pengaruh Kompos Limbah Baglog Jamur Tiram Dan Urin Sapi Yang Difermentasi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Pre Nursery”. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos limbah baglog jamur tiram dan pupuk cair urin sapi terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pre nursery. Penelitian dilaksanakan di Seruway, Desa Sungai kuruk II, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian di lakukan selama 83 hari dimulai bulan Maret sampai Mei 2018. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) disusun secara faktorial. Perlakuan dengan menghasilkan hasil tertinggi pada tinggi tanaman K1U0 (kompos 25% dari media tanam dan urin sapi 0 cc/liter) yaitu 22,63 cm, lilit batang K2U3 (kompos 50% dari media tanam dan urin sapi 30 cc/liter) yaitu 2.33 cm, jumlah daun K1U0, K1U2 dan K1U3 (kompos 25% dari media tanam dan urin sapi 0, 20, dan 30 cc/liter) yaitu 3.50 helai, berat segar dan berat kering K1U3 (kompos 25% dari media tanam dan urin sapi 30 cc/liter) yaitu 5.10 gram dan 1,30 gram, dan rasio tajuk akar K1U2 (kompos 25% dari media tanam dan urin sapi 20 cc/liter) yaitu 4,17 g.
PEMBERIAN SOLID DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DI PEMBIBITAN AWAL tobing, wildaL
Agroprimatech Vol. 2 No. 1 (2018): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.867 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian solid dan kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan awal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2018. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial sebanyak 9 perlakuan M1 = tanpa solid dan kompos TKKS ; M2 = solid 100 g/polybag ; M3 = solid 200 g/polybag ; M4 = kompos TKKS 100 g/polybag ; M5 = kompos TKKS 200 g/polybag ; M6 = solid 100 g/polybag : kompos TKKS 100 g/polybag ; M7 = solid 100 g/polybag : kompos TKKS 200 g/polybag ; M8 = kompos TKKS 100 g/polybag : solid 200 g/ polybag dan M9 = kompos TKKS 200 g/ polybag : solid 200 g/ polybag yang diulang sebanyak tiga kali dengan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh solid berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan lilit batang dan jumlah daun pada 12 MST dengan hasil yang tertinggi terdapat pada perlakuan M3 (solid 200 g/polybag) sedangkan pemberian solid dan TKKS berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot kering akar pada 12 MST dengan hasil yang tertinggi terdapat pada perlakuan M3 (solid 200 g/polybag) dan M4 (TKKS 100 g/polybag).

Page 1 of 1 | Total Record : 6