cover
Contact Name
Ahmad Sulaiman
Contact Email
sulaiman_ahmad@umm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
cognicia@umm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Cognicia
ISSN : 2746 8976     EISSN : 26858428     DOI : 10.22219
The scope and the focus of the journal is conceptual proposal and empirical studies in many aspects of cognitive psychology (motivation, cognition and metacognition) with the application in various field such Industrial and Organizational Psychology, Developmental Psychology, Educational Psychology, Spiritual Psychology and Social Psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2014): April" : 11 Documents clear
GAYA CINTA PADA REMAJA AKHIR Fitriani, Ria
Cognicia Vol. 2 No. 1 (2014): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v2i1.1815

Abstract

Remaja akhir yang berusia 17-22 tahun ditandai dengan adanya kematangan atau kesiapan menuju tahap kedewasaan dan lebih fokus pada masa depan baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan, seksual, dan individu. Kesiapan remaja akhir dalam menjalani hubungan juga mulai terlihat lebih serius dan ini berhubungan dengan gaya cinta yang digunakan dalam mencari landasan hidup di suatu hubungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan gaya cinta yang ada pada remaja akhir. Sedangkan penelitian ini menggunakan metode survey kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling (non probability sampling). Metode pengumpulan datanya menggunakan skala LAS (Love Attitude Scale) dengan model skala Likert. Kemudian analisanya menggunakan Analisa deskriptif berupa prosentase dengan analisa Chi-Square. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seseorang atau individu khususnya remaja, mempunyai enam gaya cinta tersebut, namun kebanyakan ada lebih dari dua atau tiga gaya cinta yang mendominasi dalam dirinya. Kata kunci: Gaya cinta, remaja akhir Late teens aged 17-22 years marked by a maturity or readiness towards the stage of maturity and focus more on the future, both in the areas of education, employment, sexual, and individuals. Readiness late teens to live a relationship also began to look more serious and is associated with love styles used in the search for life on the basis of a relationship. The purpose of this study was to determine the trend of love styles that exist in the late teens. While this study used a descriptive quantitative survey methods. The variable in this study is to use a variable that is the style of loveThe sampling technique used is incidental sampling (non-probability sampling). Methods of data collection using the LAS scale (Love Attitude Scale) with Likert scale models. Later analysis using descriptive analysis in the form of percentages by Chi-Square analysis. From these results it can be concluded that the individual or individuals, especially teenagers, have six styles of love, but mostly there are more than two or three styles that dominate the love in him. Keyword: Love style, late teens
PENINGKATAN RELASI SOSIAL MELALUI SOCIAL SKILL THERAPY PADA PENDERITA SCHIZOPHRENIA KATATONIK Hidayati, Diana Savitri
Cognicia Vol. 2 No. 1 (2014): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v2i1.1816

Abstract

Angka penderita Schizophrenia di Indonesia pada 25 tahun yang lalu diperkirakan 1/1000 penduduk dengan proyeksi 25 tahun mendatang mencapai 3/1000 penduduk. Seorang penderita schizophrenia harus didorong untuk bergaul dengan orang lain dengan maksud agar ia tidak mengasingkan diri lagi, karena bila menarik diri penderita dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Social skills therapy berguna untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis dan komunikasi interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek dari penerapan Social skills therapy kepada penderita Schizophrenia katatonik terutama terhadap relasi sosialnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian berupa studi kasus. Hasil pelaksanaan social skills therapy adalah subyek penelitian mampu menunjukkan respon berupa uluran tangan untuk berjabat tangan dan subyek mampu mengadakan interaksi timbal balik berupa senyuman ketika diberi pertanyaan. Sessi terapi yang sempat terhenti menyebabkan perubahan yang telah terbentuk pada subyek kembali seperti semula saat terapi belum dilaksanakan. Hasil dari intervensi berupa social skills therapy akan lebih baik bila sessi terapi dilaksanakan secara berkesinambungan dan pihak keluarga juga ikut berperan aktif dalam pelaksanaan terapi. Kata kunci: Relasi sosial, social skill therapy, penderita schizophrenia katatonik. Number of people with Schizophrenia in Indonesia in the last 25 years is estimated to 1/1000 with a projected population of 25 years reaches 3/1000 population. A person with schizophrenia should be encouraged to get along with others with the intention that he does not alienate himself, because when he pulled away he can form bad habits. Social skills therapy is useful for improving social skills , ability to meet yourself, practical exercises and interpersonal communication. This study aimed to examine the effects of the adoption of the Social skills therapy to patients with catatonic schizophrenia , especially the social relations . This study uses a case study research . The results of the implementation of social skills therapy are able to study subjects showed a response in the form of a helping hand to shake hands and the subjects were able to hold a reciprocal interaction in the form of a smile when asked a question . Therapy session was stopped cause changes that have formed on the subject back to normal when therapy has not been implemented . Results of a social skills intervention therapy would be better if the therapy sessions conducted continuously and the family also play an active role in the implementation of the therapy . Keyword: Job satisfaction, adaptability, employees
INTENSI PERILAKU PROSOSIAL ANAK DITINJAU DARI GAYA PENGASUHAN Utomo, Dailinar
Cognicia Vol. 2 No. 1 (2014): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v2i1.1817

Abstract

Perilaku anak dibentuk melalui gaya pengasuhan orang tua. Adanya penelitian yang menyatakan bahwa perilaku yang diharapakan oleh orang tua pada anaknya adalah perilaku prososial menyebabkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan intensi perilaku prososial anak dari setiap gaya pengasuhan. Penelitian ini bersifat kuantitiatif dengan menggunakan forced choice scale. Subyek penelitian adalah anak berusia 10-12 tahun atau siswa kelas 5 dan 6 sekolah dasar berjumlah 60 anak untuk setiap gaya pengasuhan, yaitu pengasuhan otoriter, pengasuhan otoritatif, pengasuhan permisif indulgen dan pengasuhan permisif indeferen. Penelitian ini analisis dengan One Way Anova untuk menentukan tingkat perbedaan intensi perilaku prososial anak dari setiap gaya pengasuhan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh data bahwa pengasuhan otoritatif mempunyai nilai mean sebesar 68,82, pengasuhan permisif indeferen mempunyai nilai mean sebesar 64,48, pengasuhan permisif indulgen mempunyai nilai mean 63,57 dan pengasuhan otoriter mempunyai nilai mean 63,57. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pengasuhan otoritatif mempunyai nilai mean prososial tertinggi sedangkan pengasuhan otoriter mempunyai nilai mean prososial terendah, dengan perbedaan mean 5,25 dan dengan taraf signifikansi sebesar 0,00. Kata kunci: Intensi perilaku prososial anak, gaya pengasuhan The behavior of children created through parenting style. The study suggesting that the behavior expected by the parents on the child's behavior prososial cause this research aims to know the difference in the behavior of children prososial intention every parenting style. This reasearch is using quantitative methode with use forced choice scale. Research subjects are children aged 10-12 years or students in 5th grade and 6th grade of elementary school totaled 60 children for every parenting style, which is the authoritarian parenting, authoritative parenting, permissive indulgen parenting and permissive indeferen parenting. This research analysis with one way anova to determine degree of difference child's intention behavior prososial every parenting style. Based on research conducted obtained data that authoritative parenting style have mean value 68.82, permissive indeferen parenting have mean valaue 64.48, permissive indulgen parenting have mean 63.57, and authoritarian parenting have mean 63.57. From this research it is known that authoritative parenting can have values mean the highest prososial While the authoritarian parenting style has a value of mean lowest prososial, With corresponding differences in the mean 5.25 and with 0.00 degree of significance Keyword: Intention of prosocial behaviour, parenting style
KONTROL DIRI DAN PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA SMA (DITINJAU DARI LOKASI SEKOLAH) Shohibullana, Imam Hoyri
Cognicia Vol. 2 No. 1 (2014): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v2i1.1818

Abstract

Setiap orang memiliki kebutuhan hidup yang berbeda-beda. Sehingga dari kebutuhan hidup yang berbeda itulah, setiap orangpun berbeda dalam merespon untuk memenuhi kebutuhan tersebut. ada yang memenuhi kebutuhan tersebut secara wajar, dan tidak sedikit dengan cara berlebihan. Dengan cara belanja berlebihan itulah yang memunculkan perilaku konsumtif. Ditambah dengan maraknya Mall dan Departement Store yang ada di sekitar kita saat ini, membuat seseorang mudah mencari dan membeli barang yang mereka inginkan. Tentu perlu adanya kontrol diri dalam individu untuk mengurangi perilaku konsumtif tersebut.Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah mengetahui perbedaan kontrol diri dan perilaku konsumtif pada siswa SMA yang bersekolah di dekat Mall dan jauh dari mall. Penelitian ini menggunakan metode non-tes yaitu skala Perilaku konsumtif dan skala kontrol diri dengan model skala likert. Sampel di ambil dari dua sekolah dan masing-masing sekolah terdapat 153 subyek penelitian. Hasil penenelitian menunjukkan bahwa siswa yang bersekolah berdekatan dengan mall memiliki tingkat perilaku konsumtif yang lebih tinggi di bandingkan siswa yang bersekolah jauh dengan mall (F=4.616; Sig=0.032; Sig<0.05). Sedangkan dalam kontrol diri sama-sama memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi (F=0.003; Sig=0.959;Sig>0.05). Kata kunci: Perilaku konsumtif, kontrol diri, siswa SMA. Every person has a different need for a life. So from that different need of life, every single person is different in response to meet those needs. there is a reasonable basis to meet those needs, and not a little with excessive way. With the way that led to excessive spending consumer behavior. Coupled with the rampant Mall and Department Store are all around us today, makes someone easy to find and buy the things they want. The purpose of this research was to find out the difference self-control and consumer behavior in high school students who attend school near the Mall and away from the mall. Surely the need for self-control in the individual to reduce the consumptive behavior. This research uses a non-test methode that is the scale of consumer behavior and self-control scale with a Likert scale models. Samples taken from two schools and each school there are 153 research subjects. Results of the research showed that students who attend school close to the mall has a level of consumer behavior is higher compared with the students who attend school away from the mall (F=4.616; Sig=0.032; Sig<0.05). While in control of themselves have high levels of self-control is equally high (F=0.003; Sig=0.959;Sig>0.05). Keyword: Consumer behavior, self-control, high school students.
INTENSI MENIKAH KEMBALI PADA SINGLE MOTHER Naf’ah, Ana Nihlatun
Cognicia Vol. 2 No. 1 (2014): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v2i1.1819

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan intensi menikah kembali pada single mother. Subjek pada penelitian ini adalah single mother sebanyak 77 subjek dengan rentang usia 21 &ndash; 85 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel purposif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang memakai skala intensi menikah kembali dengan model skala likert. Analisa datanya menggunakan perhitungan Z-score dengan maksud kategorisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan 58% (45 subjek) memiliki intensi menikah kembali rendah, dan 42% (32 subjek) memiliki intensi menikah kembali tinggi. Dari ketiga aspek pembentuk intensi, hasil penelitiannya adalah behavior belief (42%), normative belief (28%) serta behavior control (30%). Pada intensi menikah kembali rendah, behavior control (52%), normative belief (51%) dan behavior belief (50%). Sedangkan pada intensi menikah kembali tinggi, behavior belief (50%), normative belief (49%) dan behavior control (48%). Kata kunci: Intensi menikah kembali, single mother This study aimed at describing single mothers&rsquo; intention of getting remarried. The subjects of this study were 77 single mothers aged 21 up to 85 years old. Using purposive sampling technique, this quantitative-descriptive study employed Likert-type getting-remarried intention scale. The data were then analyzed by calculating the z-score for categorization. The results of the study showed that 58% of the subjects (45 people) had low intention of getting remarried, while 42% of them (32 people) had high intention. Furthermore, three aspects varied in triggering the intention, they were behavior belief (42%), normative belief (28%) and behavior control (30%). For the low intention of getting remarried, the behavior control was 52% of significance, the normative belief was 51%, and the behavior belief was 50%. Meanwhile, for the high intention, the behavior belief was 50%, the normative belief was 49%, and the behavior control was 48%. Keyword: Intention of getting remarried, single mother
INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA DAN REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN Lusiana, Iis
Cognicia Vol. 2 No. 1 (2014): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v2i1.1842

Abstract

Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa hidup dalam suatu lingkup masyarakat baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis yang di dalamnya saling mengadakan hubungan timbal balik antar individu satu dengan individu yang lainya, salah satu ciri bahwa kehidupan sosial itu ada yaitu dengan adanya interaksi, interaksi sosial menjadi faktor utama di dalam hubungan antar dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan interaksi sosial remaja yang tinggal bersama orang tua dan remaja yang tinggal di panti asuhan. Subjek penelitian adalah remaja SMK 2 Muhammadiyah Malang yang berjumlah 100. penelitian ini menggunakan skala interaksi sosial. Teknik analisis data yang di gunakan adalah t-test dua sample. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (t=2.293 sig 0,024<5%) antara remaja yang tinggal bersama orang tua dan remaja yang tinggal di panti asuhan. Hal ini mununjukkan bahwa tempat tinggal atau dengan siapa remaja tersebut tinggal akan mempengaruhi interaksi sosialnya Kata kunci: interaksi sosial, remaja, panti asuhan Human is social creature who commonly live in society whether physical or psychological environment which both inside has mutual relations between one individual with another. One character that social life existed is interaction. Social interaction becomes primary factor in relations between two people or more which influenced each other. The research aimed to find out social interaction difference in adolescents who live with parents and adolescents who live in orphan house. Research subjects are students in SMK 2 Muhammadiyah Vocational School of Malang consisted of 100 people. The research uses social interaction scale. Data analysis technique used are two samples t-test. Research result shows that there is significant difference (t=2.293 sig 0,024<5%) between adolescents who live with parents and adolescents who live in Orphan House. It shows that living place or whom with the adolescents live will influence their social interaction. Keyword: Social interaction, adolescent, orphan house
MINAT MEMBELI DI MEDIA ONLINE DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN Rubianti, Liana
Cognicia Vol. 2 No. 1 (2014): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v2i1.1845

Abstract

Dewasa ini, banyak masyarakat yang menggunakan situs jejaring sosial yang tidak hanya dijadikan sebagai sarana komunikasi tetapi juga dijadikan sebagai sarana untuk melakukan pembelian suatu produk. Minat masyarakat pun berbeda-beda dalam melakukan pembelian, salah satunya di media online yang mengundang banyak perhatian, khususnya para mahasiswa. Kepribadian dapat menjadi variabel yang berguna dalam menganalisis minat membeli seseorang dalam pemilihan suatu produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan minat membeli di media online ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert atau introvert. Metode pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, dengan alat ukur berupa skala minat membeli dan skala Eysenck Personality Inventory (EPI). Jumlah subjek penelitian adalah 107 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat membeli di media online ditinjau dari tipe kepribadian dibuktikan dengan hasil uji Independent Sample T Test diperoleh nilai F sebesar 0.881 dengan p value 0.02 lebih kecil dari 0.05. Bahwa tipe kepribadian ekstrovert lebih berminat dalam membeli di media online (30.27%) dibandingkan dengan tipe kepribadian introvert (28.04%).Kata kunci: Minat membeli, tipe kepribadianToday, many people who use social networking sites are not only used as a means of communication but also as a means to make a purchase of a product. Public interest was different in making a purchase, one of them in the online media is attracting more attention, especially the students. Personality variables may be useful in analyzing a person's interest in the selection of buying a product. The purpose of this research was to test the differences in interest in online media buying in the review of extrovert or introvert personality type. The sampling method using a convenience sampling, using a scales of buying interest and scale Eysenck&rsquo;s Personality Inventory (EPI). The number of subjects ware 107 students. The results showed that there are differences in interest in online media buying in terms of personality types evidenced with Independent Sample T Test results, obtained F value of 5,259 with a 0.02 p value less than 0.05. Extrovert personality types showing interest in buying at online media (30.27%) in comparison with the introvert personality types (28.04 %).Keyword: Interest in buying, personality types
RELIGIOUS COPING DENGAN STRESS PADA MAHASISWA Anggraini, Baiq Dwi Suci
Cognicia Vol. 2 No. 1 (2014): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v2i1.1846

Abstract

Mahasiswa merupakan masa dimana individu dianggap mampu oleh masyarakat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan tersebut akan menimbulkan konflik dengan dirinya maupun terhadap orang lain di sekitarnya. Konflik dan permasalahan yang beragam tersebut menyebabkan munculnya situasi stress apabila individu tidak mampu menghadapinya. Maka dibutuhkan kemampuan strategi dalam memahami dan mengatasi sumber sress yang efektif agar individu lebih mampu memaknai secara positif ketika menghadapi kondisi stress yang dialaminya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara religious coping dengan stress pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa skala, yaitu skala religious coping dan skala tingkat stress dengan model skala likert. Jumlah subjek sebanyak 380 mahasiswa laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara religious coping dengan tingkat stress dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi product moment. Semakin tinggi tingkat religious coping positif maka akan semakin rendah tingkat stress pada mahasiswa (r = 0,295; p = 0,000; p < 0,01).Kata kunci: Religious coping, stres, mahasiswaCollege students are individual who considered by society that able to solve many problems. The problems will cause internal or and external conflicts. The conflicts and problems will cause stressful event occur if they can not cope it. Therefore effective strategy coping is needed to understand and cope stressor in order to positively stand stress event. The purpose of this study was to determine the relationship of religious coping with stress in college students. This study uses a scale methods, religious coping scale and stress levels scale to the likert scale. The number of subjects as much as 380 college students which is consist of male and female. The results showed that there is a correlation between the religious coping to the level of stress demonstrated by the calculation of the product moment correlation. The higher of positive religious coping then the stress level is lower (r = 0,295; p = 0,000; P < 0,01).Keyword: Religious coping, stress, student college
KEMAMPUAN ADAPTASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN Handayani, Nurlia
Cognicia Vol. 2 No. 1 (2014): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v2i1.1847

Abstract

Kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang yang merupakanrepresentatif dari sikap terhadap pekerjaannya, dan sangat berpengaruhterhadap kinerja seorang karyawan. Penelitian ini dilakukan untuk melihathubungan kemampuan adaptasi dengan kepuasan kerja. Penelitian inimenggunakan populasi karyawan swasta, BUMN, dan PNS (kecuali tenagapengajar dan medis), dan mengambil 62 subjek dengan teknik simplerandom sampling. Teknik pengambilan data menggunakan 2 kuisionerdengan model skala Likert, yaitu MSQ dan kuisioner kemampuan adaptasiyang disusun berdasarkan indikator penelitian Adaptif Performance. Hasilpenelitian menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antarakemampuan adaptasi dengan kepuasan kerja. Hal tersebut dilihat dari nilai r= 0,255 dengan p < 0,05.Kata kunci: Kepuasan kerja, kemampuan adaptasi, karyawanJob satisfaction is a representative feeling that shows someone&rsquo;s attitudetowards their job and accordingly affects their performance greatly. Thisresearch aimed at investigating correlation between adaptability and jobsatisfaction. The subject were 62 people including private employees,BUMN employees, and vivil servants (teachers and medical-relatedemployees excluded) that) that were chosen using purposive samplingtechnique. The data were taken using two questionnaires of Likert Scale,MSQ and adaptability questionnaire which was designed based on researchindicator of Adaptive Performance. The findings revealed a significantpositive correlation between adaptability and job satisfaction. It wasconcluded from the value of r=0,255 with p<0,05.Keyword: Job satisfaction, adaptability, employees
RESILIENSI REMAJA YANG MEMILIKI ORANG TUA BERCERAI Karina, Canggih
Cognicia Vol. 2 No. 1 (2014): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v2i1.1848

Abstract

Perceraian adalah cerai hidup atau perpisahan hidup antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan perannya masing-masing. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap goncangan yang penuh konflik dan perubahan suasana hati apalagi jika permasalahan yang dihadapi adalah mengenai perceraian orang tuanya. Resiliensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk bertahan bahkan menjadi lebih kuat ketika menghadapi tekanan hidup yang sulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat resiliensi remaja yang memiliki orang tua yang bercerai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan the 14-Item Resilience Scala (RS-14) yang disusun oleh Wagnild & Young (2009) dengan metode skala likert yang memiliki rentang indeks validitas 0,371-0,704 dengan tingkat reliabilitas cronbach&rsquo;s alpha 0,878. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan didapatkan jumlah subjek sebanyak 72 orang remaja dengan rentang usia 14-22 tahun yang memiliki orang tua yang bercerai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kemampuan resiliensi pada remaja yang memiliki orang tua bercerai adalah rata-rata bawah (30,56%).Kata kunci: Resiliensi, remaja, perceraian orang tuaDivorce is a separation event in living life between husband and wife as a result of their failure to carry out their respective roles as parent. Adolescence is a critical stage that is very vulnerable against jolts of conflict and mood changes, moreover if the problem is about his / her parent&rsquo;s divorce. Resilience is an ability to overcome even become stronger in facing difficulties in life stressors. The purpose of this study was to determine resilience level of teens who have parents who are divorced . This resenarch uses descriptive quantitative method using the 14 - Item Resilience Scale (RS - 14) with a likert method that has validity index range 0,371-0,704 and has cronbach alpha reliability 0,878. The sampling technique used was purposive sampling and found the number of subjects were 72 adolescents, aged 14-22 years who have divorced parents. The results showed that the ability of resilience in adolescents with divorced parents are in below average level (30.56 %).Keyword: Resilience, adolescent, parental divorce

Page 1 of 2 | Total Record : 11