cover
Contact Name
Nurdayati
Contact Email
ojsjpp@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
muzizatakbarrizki@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian
ISSN : 18581625     EISSN : 26851725     DOI : -
Core Subject : Health,
Objective of JOURNAL OF DEVELOPMENT OF AGRICULTURAL EXTENTION DEVELOPMENT REVIEW: AGRICULTURE REVIEW ISSUES issued with the aim of describing conceptual thoughts or ideas and results of research to participate in developing animal husbandry studies, with open and contributions from various scientific disciplines and approaches that meet at the intersection of research results and critical analysis of contemporary development issues, including research articles, literature studies and other scientific reviews.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 21 (2015): Juli" : 11 Documents clear
Pengaruh Pupuk Cair Urine Sapi Potong Terhadap Tinggi Tanaman dan Produksi Tanaman Bayam (Amaranthus Sp) Umur 25 Hari Supriyanto, Supriyanto; Jamaluddin, Jamaluddin
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 21 (2015): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.712 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i21.129

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk cair dari urin sapi terhadap tinggi tanaman dan hasil panen bayam (Amaranthus sp) umur 25 hari dan menentukan dosis pupuk cair dari urin sapi yang paling tepat. Permentan No.2 / Pert / HK.060 / 2/2006 pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tumbuhan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berupa bahan organik padat atau cair yang digunakan mensumpai untuk memperbaiki fisik, kimia, dan tanah biologis (Suriadikarta, 2006).Penelitian dilakukan di Laboratorium Hewan Besar STPP Magelang. Lahan yang digunakan seluas 10 m2 atau lebar 2 mx 5 m, dengan menggunakan urin kotoran sapi pada pertumbuhan atau produksi tinggi tanaman dan bayam. Pemupukan urin sapi potong pada bayam tanaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam dengan dosis antara lain: TO (tanpa perlakuan), T1 dengan dosis 125 ml / 14 l air, T2 dengan dosis 250 ml / 14 l air, dan T3 menggunakan dosis 275 ml / 14 l air. Variabel penelitian adalah tinggi tanaman (cm) bayam dengan mengukur dari pangkal batang ke ujung tanaman tertinggi dan produksi tanaman bayam dihitung dengan menimbang hasil panen bayam pada umur 25 hari. Implementasi penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, yaitu: T0 sebagai kontrol yang tidak diberi urin sapi, perlakuan (T1) diberikan urin sapi yang telah difermentasi dengan dosis (125 ml / 14 l air ), perlakuan (T2) diberikan pada dosis urin sapi yang difermentasi (250 ml urin / 14 l air), perlakuan (T3) diberikan sepotong fermentasi urin sapi dengan dosis (375 ml urin / 14 l air) dan lakukan ulangan masing-masing perlakuan 5 kali sehingga jumlah total 20 unit plot percobaan.Tinjauan tentang pengaruh penggunaan pupuk cair dari urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman atau bayam yang tinggi (Amaranthus sp) menunjukkan bahwa efek penggunaan pupuk cair dari urin sapi dengan dosis berbeda sangat signifikan (P < 0,01) pada T0 (± 12 622 cm), T1 (± 21.144 cm), T2 (± 20.940 cm) dan T3 (± 8.104 cm), sedangkan bobot segar atau bayam tanaman produksi (Amaranthus sp) umur 25 hari hasil analisis statistik ANOVA menunjukkan sangat signifikan (P <0,01) dalam berbagai T0 (± 3,86 kg), T1 (± 14,59 kg), T2 (± 9,79 kg) dan T3 (± 1,85 kg). Kesimpulan penelitian bahwa dosis pupuk cair dari urin sapi sebanyak 125 ml / 14 l air, merupakan dosis terbaik yang digunakan untuk produksi tanaman bayam 25 hari untuk menghasilkan tinggi tanaman ± 21,144 cm, dan produksi berat ± 14,59 kg / 5 m2.
Tingkah Laku Berahi Pada Kambing Kejobong Betina yang Kesuburanya Ditingkatkan Menggunakan Ekstrak Hipofisa F., Iskandar,; T, Setiatin, E.; Sutiyono, Sutiyono
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 21 (2015): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1302.43 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i21.124

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkah laku berahi pada kambing Kejobong betina. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 23 ekor kambing Kejobong betina yang sehat secara klinis, bersiklus berahi normal dan berumur 3 ? 4 tahun. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 setiap kambing disuntik 5 ml NaCl fisiologis 0,9%, T1 setiap kambing disuntik ekstrak hipofisa 0,26 g dalam 5 ml NaCl fisiologis 0,9% dan T3 setiap kambing ekstrak hipofisa 0,52 g dalam 5 ml NaCl fisiologis 0,9%. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan AcakLengkap (RAL) subsampling dengan 3 perlakuan, T0 (7 ulangan), T1 (8 ulangan) dan T2 (8 ulangan). Parameter yang diamati adalah perubahan tingkah laku menggerakkan ekor, nafsu makan dan mengeluarkan suara khas. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Chi-square. Hasil penelitian menunjukan pemberian ekstrak hipofisa tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap semua parameter. Rata-rata persentase perubahan tingkah laku menggerakkan ekor pada T0, T1 dan T2 adalah 71,4%, 87,5% dan 87,5%, persentase perubahan nafsu makan 100%, 75% dan 87,5%, sedang persentase mengeluarkan suara khas 71,4%, 100% dan 100%. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak hipofisa tidak memberikan perbedaan tingkah laku berahi pada kambing Kejobong betina.
Respons Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Bokhasi Feses Ayam Di Sinduagung Wonosobo Susilo, Teguh
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 21 (2015): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1381.494 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i21.130

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada tanggal5 Mei 2014 sampai dengan 4 Juli 2014 di Desa Sinduagung Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui respons petani serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respons petani terhadap pemanfaatan feses ayam sebagai pupuk bokashi.Alat yang digunakan dalam penyuluhan berupa folder, LCD, Laptop, alat tulis lengkap, dan elemen keterampilan untuk memandu dalam pelaksanaan demonstrasi cara pembuatan pupuk bokashi. Sedangkan alat yang digunakan untuk pembuatan pupuk bokashi yaitu timbangan, ember, termometer, sarung tangan, terpal.Bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk bokashi yaitu feses ayam, dedak, sekam, molase (gula pasir), EM4 dan air. Hasil penelitian di Desa Sinduagung Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosoboyaitu responpetani terhadap pemanfaatan feses ayam sebagai pupuk bokashi mengalami peningkatan pada aspek pengetahuan dengan nilai 11 dari kategori tidak tahu menjadi tahu, aspek sikap 6,1 dari kurang setuju menjadi setuju, aspek keterampilan 10,322 dari tidak terampil menjadi terampil. Hasil penyuluhan menunjukkan EP sebesar 84,38% dan EPP 71,942%. Hasil anilisis linier berganda menunjukkan bahwa umur petani berpengaruh sangat signifikan terhadap respons petani dan pengalaman beternak berpengaruh signifikan terhadap respons petani sedangkan pendidikan dan jumlah kepemilikan ternak tidak berpengaruh signifikan terhadap respons petani dalam memanfaatkan feses ayam sebagai pupuk bokashi
Penampilan Produksi Kelinci Jantan Pada Pemberian Silase Pakan Block (The Performance Of Rabbits In Feeding Block Silage) A, Andiani Listyowati; H, Haryanto
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 21 (2015): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1284.5 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i21.104

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi kelinci jantan pada pemberian silase pakan block.Materi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 20 ekor kelinci lokal jantan periode lepas sapih umur 4 bulan, kandang bertingkat sistem baterai individual yang terbuat dari kayu sebanyak 20 unit masing-masing kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Bahan pakan terdiri dari rumput, bekatul, jagung giling, pollard, bungkil sawit, tepung ikan, bungkil kedele, premix, tetes, EM4 dan tepung tapioka. Peralatan yang digunakan meliputi: timbangan listrik, alat pencetak pakan block dan oven.Kelinci ditempatkan secara acak pada kandang individu bertingkat. Data yang diamati meliputi konsumsi pakan, bobot badan kelinci, pertambahan bobot badanharian (PBBH) dan konversi pakan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan perlakuan 4 macam pemberian pakandan tiap-tiap perlakuan terdiri dari 5 ulanganyaitu P1 = Pakan komplit tanpafermentasi, P2 = Pakankomplit tanpa fermentasi, dibentuk block, P3 = Pakan komplit difermentasi dan P4 = Pakan komplit difermentasi, dibentuk block.Peubah yang diamati Konsumsi Pakan Rata-rata per Ekor, Pertambahan Bobot Badan Harian, Konversi Pakan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati digunakan AnalisisOf Variance (ANOVA) satuarah (One way). Apabilaterdapat perbedaan antara keempat perlakuan tersebut maka dilanjutkan dengan analisis Uji Wilayah GandaDuncan.Penelitian menghasilkan bobot badan akhir kelinci umur 5 minggu pada perlakuan P1, P2, P3 dan P4 tidak menunjukkan perbedaan, yaitu secara berurutan sebesar 1562,600 g; 1478,832 g; 1788,520 g; dan 1572,800 g.Pertambahan bobot badan harian (PBBH) pada penelitian ini tidak berbeda dan secara berurutan adalah 11,777 g; 12,458 g; 16, 981 g dan 16,617 g. Perlakuan pakan berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering (P<0,05). Rataan konsumsi BK perlakuan P3 (120,615g/ekor/hari) tidak berbeda dengan konsumsi BK P1 (119,187g/ekor/hari) dan keduanya lebih tinggi dibandingkan rataan konsumsi BK perlakuan P2 (80,187 g/ekor/hari) maupun P4 (70,552g/ekor/hari), serta keduanya (P2 dan P4) tidak menunjukkan perbedaan. Perlakuan pemberian pakan berpengaruh terhadap konversi pakan (P<0,05).Rata-rata nilai konversi pakan yang diperoleh pada perlakuan P1 (2,789) berbeda dan lebih tinggi dibandingkan konversi pakan pada perlakuan P2 (1,965) dan P4 (1,586), namun tidak berbeda dengan perlakuan P3 (2,406).Sementara konversi pakan pada perlakuan P2 tidak berbeda dengan konversi pakan pada perlakuan P3, dan juga tidak berbeda dengan perlakuan P4.Konversi pakan pada perlakuan P4 paling rendah dan lebih kecil dibandingkan konversi pakan pada perlakuan P1 dan P3, namun tidak berbeda dengan konversi pakan perlakuan P2.Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemberian silase pakan block berpengaruh terhadap konsumsi dan konversi pakan kelinci jantan (P<0,05).Pemberian pakan block menghasilkan konsumsi dan konversi pakan yang lebih rendah dibandingkan pemberian pakan mash (P<0,05).Pemberian silase pakan block memberikan efisiensi penggunaan pakan yang lebih baik.
Pengaruh Penambahan Cairan Ramuan Herbal Fermentasi Terhadap Performan Ayam Broiler Prabewi, Nur; Nuryanto, Nuryanto
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 21 (2015): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1208.299 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i21.125

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan selama 42 hari (23 Maret sampai 3 Mei 2014) di Laboratorium Ternak Unggas, STPP Magelang, Menggunakan 50 ekor DOC ayam broiler, dipelihara dalam 10 unit sangkar box @ 5 ekor untuk mengetahui pengaruh penambahan 25 % cairan ramuan herbal fermentasi pada air minum terhadap performan ayam broiler.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 25 % cairan ramuan herbal fermentasi pada air minum ayam broiler, sampai umur 6 minggu rata ? rata berat badannya mencapai 2,44 kg per ekor, pakan yang dihabiskan sebanyak 3,95 kg per ekor dan konversi pakannya 1,61 lebih baik (P < 0,05) dibanding ayam broiler yang diberi minum airsumur, yakni untuk menghasilkan bobot badan 2,49 kg per ekor kg per ekor, perlu pakan 4,22 kg per ekor dan konversi pakannya 1,69.
Laktosa, Lemak Dan Produksi Susu Pada Sapi Perah Laktasi yang Diberi Total Mixed Ration Berbasis Jerami Jagung Teramoniasi K.,, Trijayanti, D.; H.E, Prasetiyono, B.W.; E, Kusumanti,
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 21 (2015): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.107 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i21.131

Abstract

Tujuan dari limbah penelitian ini mengevaluasi efek dari metode pemberian makan pada total ransum campuran (TMR) pada jagung strawbase amoniak pada susu laktosa, lemak susu, dan produksi susu pada sapi perah. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 5 kelompok berdasarkan bulan laktasi. Perlakuan diaplikasikan pada T0 = non TMR, T1 = TMR pada dasar jerami jagung, dan T2 = TMR pada dasar jerami jagung teramoniasi. Data dianalisis dengan analisis prosedur varians dan diikuti oleh uji kontras ortogonal. Hasil uji kontras orthogonal menunjukkan bahwa rata-rata susu laktosa dan lemak susu pada perlakuan non TMR (T0) tidak berbeda nyata (p> 0,05) dibandingkan dengan TMR pada basis jerami jagung dengan dan tanpa amoniak. Rata-rata susu laktosa dan lemak susu pada perlakuan TMR pada basis amoniak jerami jagung (T2) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan TMR pada basis jerami jagung tanpa amoniak (T1). Rata-rata produksi susu tidak dipengaruhi oleh pengobatan (p> 0,05). TMR pada basis amoniak jerami jagung (T2) menghasilkan produksi tertinggi susu terkoreksi 4% lemak adalah 2085,83 kg / laktasi. Fenomena ini menunjukkan bahwa TMR pada amonium jagung berbasis ampas efektif diterapkan oleh masyarakat untuk meningkatkan produktivitas sapi perah.
Pengaruh Pakan Bungkil Kedelai Terproteksi Tanin Terhadap Produksi Gas Metan dan Glukosa Darah Pada Domba Ekor Tipis S., Nuraliah,; A., Purnomoadi,; K., Nuswantara, L.
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 21 (2015): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1280.794 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i21.126

Abstract

Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan protein bungkil kedelai terproteksi tanin pada level yang berbeda dalam pakan komplit. Penelitian menggunakan domba ekor tipis jantan umur ± 8 bulan sebanyak 16 ekor dengan bobot badan 11,81±1,65 kg dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, perlakuan meliputi P0: 15% bungkil kedelei tanpa proteksi tanin dalam pakan komplit, P1: 15% bungkil kedelei diproteksi 0,5% tanin dalam pakan komplit, P2: 15% bungkil kedelei diproteksi 1% tanin dalam pakan komplit dan P3: 15% bungkil kedelei diproteksi 1,5% tanin dalam pakan komplit. Pengolahan data menggunakan analisis ragam, apabila ada pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proteksi bungkil kedelai dalam pakan komplit tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap produksi gas metan, energi feses dan energi urin tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi glukosa darah. Kesimpulan bahwa bahwa 15% bungkil kedelai terproteksi tanin dalam pakan komplit pada domba ekor tipis tidak memberikan pengaruh terhadap pengurangan emisi gas metan, akan tetapi 15% bungkil kedelai terproteksi 1% tanin dalam pakan komplit berkonstribusi pada peningkatan glukosa darah.
Kualitas Jerami Sorgum Manis Varietas Numbu dengan Pemberian Pupuk Sumber Fosfat yang Berbeda S.H.,, Winata, N.A.; R., Lukiwati, D.; D., Purbajanti, E.
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 21 (2015): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1270.48 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i21.132

Abstract

Sorgum merupakan tanaman yang hampir semua bagian dapat dimanfaatkan, misalnya pada biji sorgum dapat dijadikan pakan unggas, sedangkan hasil samping seperti jerami dapat dijadikan sebagai pakan ternak ruminansia. Harga SP-36 yang mahal menyebabkan masalah dalam pemupukan tanaman utamnya sumber fosfat. Fosfat alam memiliki sifat larut asam sehingga perlu dilakuakan metode khusus untuk meningkatkan kelarutan dalam air. Pupuk kandang dapat dimanfaatkan sebagai pelarut batuan fosfat karena proses dekomposisi menghasilkan asam-asam organik. Arang tempurung kelapa digunakan sebagai pembenah tanah, karena sifatnya yang memperbaiki sifat fisik tanah.Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2013 di lahan tanaman koleksi Laboratorium Ilmu Tanaman dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang. Materi penelitian yang akan digunakan adalah biji sorgum manis varietas numbu dari SEAMEO BIOTROP Bogor, luas lahan yang digunakan 220 m2 terdiri dari 30 petak dengan ukuran petak 3 m x 2 m dengan jarak tanam 50 cm x 25 cm dan jarak antar petak 0,5 m, jumlah tanaman 42, pupuk kandang dan pupuk kandang ?plus? 20 ton/ha, dosis arang tempurung kelapa 8 ton/ha, batuan fosfat dosis 66 kg P/ha, dosis SP-36 66 kgP/ha, starter mikroba Stardec. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan sebagai kelompok. Perlakuan penelitian terdiri dari T0= Kontrol, T1= SP 36, T2= Batuan Fosfat, T3= Pupuk Kandang, T4= Pupuk Kandang ?Plus?, T5= Arang, T6= Batuan Fosfat + Arang, T7= SP 36 + Arang, T8= Pupuk Kandang + Arang, T9= Pupuk Kandang ?Plus? + Arang. Pupuk kandang dan pupuk kandang ?plus? 20 ton/ha, dosis arang tempurung kelapa 8 ton/ha, batuan fosfat dosis 66 kg P/ha, dosis SP-36 66 kgP/ha, pupuk dasar Amunium Sulfat 100 kgN/ha, dan KCl 70kgK/ha. Perlakuan SP36, BP, pukan, pukan?plus? dengan atau tanpa arang tidak mampu meningkatkan kadar BK, PK dan SK, tetapi mampu meningkatkan kadar fosfat jerami sorgum.
Analisis Profitabilitas Usaha Sapi Perah Di Kawasan Usaha Peternakan (Kunak) Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor C.,, Setianti,; T,, Ekowati,; A, Setiadi,
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 21 (2015): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1231.023 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i21.127

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profitabilitas usaha sapi perah di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Penentuan lokasi penelitian dengan menggunakan metode Purposive. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2013. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 80 peternak sapi perah. Teknik sampling yang dilakukan yaitu teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 120.669.157,-/tahun. Ratarata biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp. 76.592.157,-/tahun. Pendapatan rata-rata usaha ternak sapi perah adalah Rp. 44.077.000,-/tahun. Profitabilitas usaha sapi perah sebesar 55,92% lebih besar dari tingkat suku bunga deposito Bank BRI yaitu sebesar 7% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ternak sapi perah menguntungkan.
Evaluasi Kinerja Penyuluh Thl-Tbpp Berbasis Permentan N0.91/Permentan/Ot.140/9/2013 Dan Analisis Faktor Yang Mempengaruhinya, Di Kabupaten Magelang Z., Arifin,; Sulardi, Sulardi
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 21 (2015): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1229.267 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i21.122

Abstract

Penelitian evaluasi kinerja penyuluh pertanian yang berstatus Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) di Kabupaten Magelang berpedoman kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 91/Permentan/OT.140/9/2013 tentang pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dengan jumlah penyuluh pertanian THL-TBPP, dengan menggunakan isntrumen penilaian Formulir IA dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2014. Setelah diolah menggunakan teknik analisis statistic deskriptif memberikan hasil sebagai berikut: 1) Prestasi kerjanya sangat baik, sebanyak 6 orang (6,3%);2) Prestasi kerja baik sebanyak 27 orang (28,7%); 3) Prestasi kerja cukup sebanyak 55 orang (58,5%);4) Prestasi kerja kurang sebanyak 5 orang (5,3%); dan 5) Prestasi kerja buruk sebanyak 1 orang (1,2%). Rata-rata kinerja penyuluh pertanian yang berstatus THL-TBPP di kabupaten Magelang, mempunyai nilai 73 berada dalam interval 61-75 berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor: 91/Permentan /OT.140/2013 yang berarti masuk kategori cukup. Hasil analisis korelasi nilai prestasi kerja (NPK) penyuluh pertanian berhubungan erat dengan kepuasan kerja, tanggungjawab, kompensasi kerja, lingkungan kerja dan keinginan atau harapan masa depan. Hasil analisis regresi menunjukkan secara signifikan NPK dipengaruhi oleh kepuasan kerja, lingkungan kerja, dan keinginan atau harapan masa depan yang lebih baik. 

Page 1 of 2 | Total Record : 11