Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH MEMODERASI PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA GURU SD Sutiyono, Sutiyono
Students Journal of Economic and Management Vol 1, No 1 (2012): VOL. 1 NO. 1 EDISI PERTAMA 2012
Publisher : Students Journal of Economic and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk adalah untu menguji pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru, menguji pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja guru, menguji pengaruh peran kepemimpinan  kepala sekolah memoderasi pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru, menguji pengaruh peran kepemimpinan kepala sekolah memoderasi pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja guru. Penelitian ini merupakan penelitian empiris untuk membuktikan pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasional terhadap kinerja guru dengan moderasi kepemimpinan kepala sekolah. Populasi penelitian adalah seluruh guru sekolah dasar negeri Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamtan Sayung Kabupaten Demak yang berjumlah 343 orang tersebar pada 44 sekolah. Teknik sampling yang digunakan adalah proporsional random sampling, sampel yang diambil sebanyak 78 guru. Variabel yang diteliti adalah variabel bebas yaitu disiplin kerja dan motivasi kerja, variabel moderating yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan variabel terikatnya kinerja guru. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi moderasi dan pengujian hipotesis dengan perhitungan uji t  pada taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa: kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja guru, komitmen organisasional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja guru, kepemimpinan Kepala Sekolah tidak memperkuat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru, kepemimpinan Kepala Sekolah memperkuat pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja guru. Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan    Kinerja Guru
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT PENGUJIAN BAHAN BANGUNAN MELALUI PEMBELAJARAN MODEL PAKEMSISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMKN 7 SEMARANG Sutiyono, Sutiyono
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 29, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpp.v29i1.5646

Abstract

Implementation of a learning activity in the education eye Testing of building materials and land (PBBT), Engineering Constructions of stone and concrete results and the response was achieved relatively less satisfactory Training participants. Based on the results of the evaluation of the learning activity report, showing the results of the Training participants dicapa an average of under 75 percent. Based on the results of observation and interviews with some of the students, obtained the conclusion that one of the causes of the low achievement of Training value, Training participants when PBBT are following learning, looks much less showed his full attention, because is sleepy and chatting.Work done in improving the outcome of learning students students between learning media tool likes, CD, LCD, modules and application of model PAKEM (active learning, creative, effective and fun) are expected to contribute significantly to improved learning achievement Training participants. As for the application of model learning outcomes with the value of the total percentage of PAKEM reached 80,1189% for aspects of PAKEM cycle 1 and 86,2500% in Cycle 2. Whereas for each of the aspects of PAKEM (Cycles 1 & amp; 2) indicated the following Active (77,38%, 81,49%), creative (79,28%, 84,87%), Effective (81,19%, 87,85%) and fun (82,67%, 89,76%).
ETANOL DARI HASIL HIDROLISIS ONGGOK Sutiyono, Sutiyono; Soemargono, Soemargono; Edahwati, Luluk; Siswati, Nana Dyah
Jurnal Teknik Kimia Vol 8, No 1 (2013): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v8i1.712

Abstract

Onggok dapat digunakan sebagai sumber energi dengan cara pembakaran langsung atau digunakan  sebagai biogas. Kandungan pati dalam onggok dapat diubah menjadi fruktosa dan glukosa dengan proses hidrolisis, di mana selanjutnya hasil dari proses hidrolisis ini akan difermentasikan menjadi etanol. Mengubah onggok menjadi sumber energi yang lain adalah dengan proses fermentasi menjadi etanol. Penelitian ini bertujuan untuk merubah glukosa hasil dari proses hidrolisis onggok menjadi etanol menggunakan variabel waktu fermentasi: 4, 6, dan 8 hari, penambahan saccharomycess cereviceae: 8, 10 dan 12% dari total volume filtrat. Hasil penelitian diperoleh: kadar HCl sisa 0,088%, kadar glukosa sisa 3,198%, kadar etanol 15,82%, setelah dilakukan proses distilasi kadar etanol yang diperoleh sebesar 89%.
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT PENGUJIAN BAHAN BANGUNAN MELALUI PEMBELAJARAN MODEL PAKEMSISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMKN 7 SEMARANG Sutiyono, Sutiyono
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 29, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpp.v29i1.5646

Abstract

Implementation of a learning activity in the education eye Testing of building materials and land (PBBT), Engineering Constructions of stone and concrete results and the response was achieved relatively less satisfactory Training participants. Based on the results of the evaluation of the learning activity report, showing the results of the Training participants dicapa an average of under 75 percent. Based on the results of observation and interviews with some of the students, obtained the conclusion that one of the causes of the low achievement of Training value, Training participants when PBBT are following learning, looks much less showed his full attention, because is sleepy and chatting.Work done in improving the outcome of learning students students between learning media tool likes, CD, LCD, modules and application of model PAKEM (active learning, creative, effective and fun) are expected to contribute significantly to improved learning achievement Training participants. As for the application of model learning outcomes with the value of the total percentage of PAKEM reached 80,1189% for aspects of PAKEM cycle 1 and 86,2500% in Cycle 2. Whereas for each of the aspects of PAKEM (Cycles 1 & amp; 2) indicated the following Active (77,38%, 81,49%), creative (79,28%, 84,87%), Effective (81,19%, 87,85%) and fun (82,67%, 89,76%).
Tingkah Laku Berahi Pada Kambing Kejobong Betina yang Kesuburanya Ditingkatkan Menggunakan Ekstrak Hipofisa F., Iskandar,; T, Setiatin, E.; Sutiyono, Sutiyono
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 21 (2015): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1302.43 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i21.124

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkah laku berahi pada kambing Kejobong betina. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 23 ekor kambing Kejobong betina yang sehat secara klinis, bersiklus berahi normal dan berumur 3 ? 4 tahun. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 setiap kambing disuntik 5 ml NaCl fisiologis 0,9%, T1 setiap kambing disuntik ekstrak hipofisa 0,26 g dalam 5 ml NaCl fisiologis 0,9% dan T3 setiap kambing ekstrak hipofisa 0,52 g dalam 5 ml NaCl fisiologis 0,9%. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan AcakLengkap (RAL) subsampling dengan 3 perlakuan, T0 (7 ulangan), T1 (8 ulangan) dan T2 (8 ulangan). Parameter yang diamati adalah perubahan tingkah laku menggerakkan ekor, nafsu makan dan mengeluarkan suara khas. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Chi-square. Hasil penelitian menunjukan pemberian ekstrak hipofisa tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap semua parameter. Rata-rata persentase perubahan tingkah laku menggerakkan ekor pada T0, T1 dan T2 adalah 71,4%, 87,5% dan 87,5%, persentase perubahan nafsu makan 100%, 75% dan 87,5%, sedang persentase mengeluarkan suara khas 71,4%, 100% dan 100%. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak hipofisa tidak memberikan perbedaan tingkah laku berahi pada kambing Kejobong betina.
PENGARUH TEKNIK PERBAIKAN TEGAKAN RUMPUN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BATANG BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS KURZ.) (THE EFFECT OF REPAIRING TECHNIQUE TO CLUMPS STAND TO THE CULM PRODUCTIVITIES OF BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS KURZ) ) sutiyono, sutiyono; mile, yamin; wardani, marfu'ah
Prosiding Seminar Biologi Vol 8, No 1 (2011): Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.392 KB)

Abstract

ABSTRACT   Bambu tali (Gigantochloa apus Kurz.) known as bambu species that used many for handicraft materials. But their clump existence often damage without tending and many cutting remainder  the research of repairing technique of clump to improve the productivity of culms have been done in forest research station Balai Penelitian Kehutanan Ciamis for 2 years from 2009 to 2010. The research were arranged according to RCBD (Random completely block design) consist of three treatments that are : A. Clump repaired total, all cutting remainder were removed, B. Clump repaired apart, half of cutting remainder were removed,  C. Clump without repaired, as control. Every treatment consist of  seven  replications and the data collection includes of the amount of culm/clump, clump circumference, clump density, culm high and culm diameter. Data collecting done in the intial and one year after treatment. All data were analyzed by the  analysis of variance. Result of research showed that clump repaired total (A) can improve the amount of culm/clump of  116,2% bigger compared to clump repaired apart (B) which only 67,3% and or again clump without repairing (C)  which 50,3%. Beside that, clump reapiring total (A) can improve the culm height of 107,3% bigger compared to clump repaired (B) which of 101,6% or and the clump without repaired (C) which only 100,0%. Meanwhile though don't significant but clump repaired total (A) tend to to improve the culm diameter compared to the clump repaired apart (B) and or clump without repaired (C). Key words : bambu tali, Gigantochloa apus Kurz., clump damage, clump repairing, improve, culm productivity.
KARAKTERISTIK TANAMAN BAMBU PETUNG (DENDROCALAMUS ASPER BACK.) DI DATARAN RENDAH DI DAERAH SUBANG, JAWA BARAT sutiyono, Sutiyono; Wardani, Marfu?ah
Prosiding Seminar Biologi Vol 8, No 1 (2011): Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.582 KB)

Abstract

ABSTRAK   Bambu petung (Dendrocalamus asper Back.) secara alami akan tumbuh baik pada tempat-tempat yang berada pada ketinggian >300 m dpl. Namun di desa Majasari, kecamatan Cibogo, kabupaten Subang , bambu petung ditanam di dataran rendah (<90 m dpl). Penelitian karakteristik pertumbuhan tanaman bambu petung di dataran rendah telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukan struktur kelompok umur batang bambu petung di desa Majasari terdiri dari 81,9%  tegakan rumpun berstruktur 3 kelompok umur batang, 17,8% tegakan rumpun  berstruktur 2 kelompok umur batang dan  0,3% tegakan rumpun  yang berstruktur hanya 1 kelompok umur batang.  Komposisi kelompok umur batang tersebut relatif berimbang antara batang umur 1, 2 dan 3 tahun masing-masing adalah 37,0%, 32,6% dan 30,4%. Karakteristik tegakan rumpun bambu petung dicirikan dengan rata-rata jumlah batang/rumpun ialah 30,2 batang/rumpun, keliling rumpunnya 8,8 m dan kerapatan rumpunnya 3,2 batang/meter. Karakteristik tegakan batang tergolong berukuran kecil dicirikan dengan rata-rata diameter batang 11,5 cm, tinggi batang 15,8 meter dengan tinggi bebas cabang 6,9 meter, berat batang segar 39,6 kg dan tebal dinding batang 3,9 cm. Angka permudaan tergolong cukup besar yaitu 81,9% sehingga potensi produktivitasnya juga besar.   Kata kunci : karakteristik, bambu petung (Dendrocalamus asper Back.), dataran rendah
PENGARUH UMUR TERHADAP UKURAN EPIDIDIMIS, ABNORMALITAS SPERMATOZOA DAN VOLUME SEMEN PADA SAPI SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN UNGARAN (The Effect of Simmental Bull Ages on Epididymis Size, Sperm Abnormality and Semen Volume at Ungaran Artificial Inse Mentari, Fausta Krisna; Ondho, Yon Soepri; Sutiyono, Sutiyono
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 4 (2014): Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.765 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui pengaruh umur terhadap ukuran epididimis, abnormalitas sperma dan volume semen pada sapi Simmental di BIB Ungaran. Materi yang digunakan 15 ekor pejantan Simmental dengan pembagian kelompok berdasarkan umur T1=<36 bulan sebanyak 4 ekor, T2=36-<72 bulan sebanyak 7 ekor dan T3=72-<108 bulan sebanyak 4 ekor. Parameter penelitian adalah ukuran epididimis (panjang caput, corpus dan cauda), abnormalitas sperma dan volume semen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur tidak berpengaruh nyata terhadap panjang caput, panjang corpus, panjang cauda dan volume semen antar kelompok. Umur berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap abnormalitas sperma antara T2 dengan T3. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa umur pejantan tidak berpengaruh terhadap ukuran epididimis dan volume semen tetapi berpengaruh nyata terhadap abnormalitas spermatozoa. Pejantan dengan umur 36 - <72 bulan mempunyai kualitas sperma paling baik.Kata kunci: umur; epididimis; abnormalitas sperma; volume semen. ABSTRACT            The purpose of this research was to know the effect of Simmental bull ages on epididymis size, sperm abnormality and semen volume at Ungaran Artificial Insemination Centre. Materials used were 15 Simmental bulls categorized by bull ages, namely 4 bulls of T1=<36 months, 7 bulls of T2=36-<72 months and 4 bulls of T3=72-<108 months. Parameters observed were epididymis size (the length of caput, corpus and cauda),  sperm abnormality and semen volume. The result showed there was no significant difference between bull ages on epididymis size (the length of caput, corpus and cauda) and semen volume. Bull ages showed significant difference (P<0.05) on sperm abnormality between T2 and T3. The conclusion showed that there was no significant difference between bull ages on epididymis size and semen volume but showed significant difference on sperm abnormality. Simmental bull with 36 - <72 months ages had the best sperm’s quality.Keyword: bull ages; epididymis; sperm abnormality; semen volume.
HERITABILITAS UKURAN TUBUH BRANTI HASIL PERSILANGAN ANTARA ITIK (Anas plathyrynchos) DAN ENTOG (Cairina moschata) UMUR 1-4 MINGGU DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH (Heritability of body size Branti Results Crosses Between Duck (Anas Plathyryncos) and entog Hapsari, Ratna Kusuma; Sutiyono, Sutiyono; Sutopo, Sutopo
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 4 (2014): Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.163 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses seleksi perbibitan Brantihasil persilangan antara itik dan entog pada peternakan itik tradisional di Kabupaten Brebes. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah memperoleh informasi dan proses seleksi perbibitan Branti pada pola pemeliharaan Tradisional di Kabupaten Brebes. Materi  yang digunakan dalam penelitian adalah Branti dari persilangan itik dan entog jantan maupun betina di Kabupaten Brebes sejumlah 155 ekor. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Syarat dan penentuan didasarkan atas populasi terbesar itik di Kabupaten Brebes serta kelompok tani ternak yang memiliki ternak itik dan entog yang menghasilkan Branti. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengukuran secara langsung. Parameter yang diamati umur; Panjang Pangkal Sayap/Humerus (V1), Panjang Paha Atas/Femur (V2), Panjang Paha Bawah/Tibia (V3), Panjang Badan/Clacicl-pubis (V4), Panjang Leher/Atlas-clavicle (V5) dan pertumbuhan branti pada umur tertentu yaitu 1-4 minggu. Heritabilitas dari ukuran tubuh branti jantan dan betina umur 1 – 4 minggu yang terbesar adalah Panjang Badan/Clacicl-pubis dengan nilai rata – rata heritabilitas pada branti jantan umur 1 minggu yaitu 0,968 dengan rata – rata ukuran panjang badan 9,01 cm; umur 2 minggu dengan rata – rata 0,972 dan rata –rata ukuran panjang badan 9,67 cm; umur 3 minggu dengan rata – rata 0,9815 dan rata – rata ukuran panjang badan 11,97 cm; umur 4 minggu dengan rata – rata 0,9855 dan rata – rata ukuran panjang badan 13,47 cm; sedangkan pada branti betina memiliki nilai rata – rata heritabilitas 0,9395 umur 1 minggu dan rata – rata ukuran panjang badan 8,77 cm; nilai rata – rata heritabilitas 0,946 umur 2 minggudan rata – rata ukuran panjang badan 9,37 cm; nilai rata – rata heritabilitas 0,993 umur 3 minggudan rata – rata ukuran panjang badan 11,67 cm; nilai rata – rata heritabilitas 0,994 umur 4 minggu dan rata – rata ukuran panjang badan 13,17 cm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai heritabilitas tertinggi terletak pada panjang badan/ clacicl-pubis antara itik dan entok dengan branti atau tiktok.Kata Kunci : Branti, seleksi, heritabilitas, ukuran tubuh itik ABSTRACT.This study aims to determine the breeding selection process Branti result of a cross between duck and entog on traditional duck farms in Bradford district. The benefits to be gained from this research is the formation and selection process memperolehinBranti breeding patterns Traditional maintenance in Bradford district .The material used in this study are from a cross Brantientog ducks and male and female in Bradford district tail number 155 . Research conducted by purposive sampling method . Terms and determination was based on the largest population of ducks in the Bradford district and farmer group that has a duck and entog which produces Branti . Data collection was done by direct measurement . Parameters observed age ; Long Lists Wing/ humerus ( V1 ) , Upper Thigh length/femur (V2) , Long Thigh Bottom/Tibia (V3) , Long Body/Clacicl - pubis (V4) , Long Neck/Atlas - clavicle (V5) and Branti growth at a certain age is 1-4 weeks . Branti heritability of body size of males and females aged 1-4 weeks were the largest Long Firm/ Clacicl - pubis with value - average heritability Branti 1 week old males is 0.968 with the average - average body length of 9.01 cm , age 2 week with the average - average 0,972 and an average body length of 9.67 cm , age 3 weeks with the average - average 0.9815 and the average - average body length of 11.97 cm with a mean age of 4 weeks - average 0.9855 and average - average body length of 13.47 cm , while the females have Branti value - average heritability 0.9395 age 1 week and the average - average body length of 8.77 cm value - average heritability of 0.946 age of 2 weeks and average - average body length of 9.37 cm value - average heritability of 0.993 and the average age of 3 weeks - average body length of 11.67 cm value - average heritability of 0.994 and a mean age of 4 weeks - average body length of 13 , 17 cm . Based on the results of this study concluded that the highest heritability value lies in the length of the body / clacicl - pubis between duck and wild duck with Branti or ticktock .Keywords :Branti , selection, heritability , body size ducks
STRATEGI PENGUATAN KARAKTER BANGSA PADA MAHASISWA DI “PADEPOKAN KARAKTER” UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Sutiyono, Sutiyono; Suharno, Suharno
JURNAL NALAR PENDIDIKAN Vol 6, No 1 (2018): JURNAL NALAR PENDIDIKAN
Publisher : Lembaga Penelitian Mahasiswa Penalaran UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.809 KB) | DOI: 10.26858/jnp.v6i1.6043

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan secara kualitatif beberapa hal, diantaranya: (1) mendeskripsikan strategi penguatan karakter bangsa yang dikembangkan di Padepokan Karakter, (2) mengidentifikasi faktor-faktor pendukung penguatan karakter bangsa di Padepokan Karakter. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi fenomenologi. Penelitian ini dilakukan di “Padepokan Karakter” Universitas Negeri Semarang, Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan: (1) strategi penguatan karakter bangsa di Padepokan Karakter mencakup dua proses yaitu melalui kegiatan terintegrasi dalam mata kuliah dan kegiatan diskusi kritis; (2) faktor-faktor yang mendukung penguatan karakter bangsa di Padepokan Karakter meliputi desain lokus Padepokan Karakter, perangkat pembelajaran, dan metode pembelajaran yang digunakan di Padepokan Karakter.Kata Kunci: Karakter, Strategi, Warga Negara Muda