cover
Contact Name
Dr. dr. Puspa Wardhani, SpPK
Contact Email
admin@indonesianjournalofclinicalpathology.org
Phone
+6285733220600
Journal Mail Official
majalah.jicp@yahoo.com
Editorial Address
Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory (IJCPML)
ISSN : 08544263     EISSN : 24774685     DOI : https://dx.doi.org/10.24293
Core Subject : Health, Science,
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory (IJCPML) is a journal published by “Association of Clinical Pathologist” professional association. This journal displays articles in the Clinical Pathology and Medical Laboratory scope. Clinical Pathology has a couple of subdivisions, namely: Clinical Chemistry, Hematology, Immunology and Serology, Microbiology and Infectious Disease, Hepatology, Cardiovascular, Endocrinology, Blood Transfusion, Nephrology, and Molecular Biology. Scientific articles of these topics, mainly emphasize on the laboratory examinations, pathophysiology, and pathogenesis in a disease.
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 23, No 1 (2016)" : 18 Documents clear
ERYTHROCYTE INDICES TO DIFFERENTIATE IRON DEFICIENCY ANEMIA FROM β TRAIT THALASSEMIA (Indeks Eritrosit untuk Membedakan Anemia Defisiensi Besi dengan Thalassemia β Trait) Yohanes Salim; Ninik Sukartini; Arini Setiawati
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1184

Abstract

Anemia defisiensi zat besi dan thalassemia β trait merupakan penyebab tersering anemia mikrositik hipokrom di Indonesia. Keduapenyakit tersebut sulit dibedakan hanya dengan pemeriksaan hematologi, oleh karena itu diperlukan pemeriksaan tambahan sepertiferitin dan analisis hemoglobin. Banyak penelitian yang membedakan kedua penyakit tersebut dengan indeks eritrosit. Berbagai indekseritrosit memiliki nilai diagnostik yang berbeda di setiap negara dan belum ada data di Indonesia. Penelitian ini melakukan uji diagnostikIndeks Mentzer, RDW, Green-King, Sirdah dan mencari nilai cut-off baru yang dapat memberikan nilai diagnostik lebih baik. Penelitianterdiri dari 98 subjek definitif anemia defisiensi besi dan 80 subjek thalassemia β trait. Indeks Mentzer didapatkan kepekaan 83,6%,kekhasan 66,2%, NPP 75,2%, NPN 76,8% dan Indeks RDW mempunyai kepekaan 91,8%, kekhasan 75%, NPP 81,8%, NPN 88,2%. Nilaidiagnostik Indeks Green-King didapat kepekaan 96,9%, kekhasan 67,5%, NPP 78,5%, NPN 94,7%, sedangkan Indeks Sirdah adalahkepekaan 92,8%, kekhasan 58,7%, NPP 73,3%, NPN 87,0%. Nilai cut-off baru Indeks Mentzer adalah 13,44, RDWI 233,4, Green-King75,06 dan Sirdah 32,52. Keempat Indeks eritrosit dapat diterapkan untuk orang Indonesia dengan Indeks Green-King sebagai indeksyang terbaik.
MOLECULAR ASPECT CORRELATION BETWEEN GLYCATED HEMOGLOBIN (HBA1C), PROTHROMBIN TIME (PT) AND ACTIVATED PARTIAL THROMBOPLASTIN TIME (APTT) ON TYPE 2 DIABETES MELLITUS (T2DM) (Aspek molekuler Hubungan Kadar Hemoglobin Terglikasi (HbA1c), Prothrombin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) di Diabetes Melitus Tipe 2) Indranila KS
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1175

Abstract

Diabetes Melitus (DM) memerlukan pengendalian glikemia yang dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan hemoglobinterglikasi (HbA1c). Semakin tinggi kadar hemoglobin terglikasi (HbA1c), semakin tidak terkendali kadar gula darah pasien DM tipe2. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya proses hiperkoagulasi dan gangguan mikrovaskular maupun makrovaskular. PemeriksaanProtrombin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) diharapkan dapat mendeteksi secara dini adanya gangguankoagulasi di pasien DM tipe 2. Penelitian potong lintang terhadap 72 orang pasien DM tipe 2 yang berusia diatas 18 tahun diperiksakadar HbA1c dan dikaji koagulasi (PT dan APTT). Pasien dengan penyakit penyerta seperti anemia dan kelainan hemoglobin, keganasanatau kelainan hematologis, pasca bedah, hipertiroid, perempuan hamil, riwayat penyakit hati dan pasien yang mengkonsumsi obatobatanyang mengganggu fungsi koagulasi dikeluarkan dari penelitian ini. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnovdan analisis hubungan menggunakan uji Pearson. Analisis kenasaban terdapat hubungan antara kadar hemoglobin terglikasi denganProthrombin Time negatif lemah (r= -0,179; p=0,132) dan dengan Activated Partial Thromboplastin Time positif sangat lemah (r=0,016;p=0,892). Berdasarkan telitian ini terdapat hubungan negatif lemah yang bermakna antara kadar hemoglobin terglikasi dengan PTdan hubungan positif sangat lemah yang tidak bermakna dengan Activated Partial Thomboplastin Time.
PATTERN OF BACTERIA AND ITS ANTIBIOTIC SENSITIVITY IN SEPSIS PATIENTS (Pola Kuman dan Kepekaan terhadap Antibiotik bagi Pasien Sepsis) Wahyuni, Wahyuni; Nurahmi, Nurahmi; Rusli, Benny
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1189

Abstract

Sepsis merupakan masalah serius karena berkebahayaan kematian yang tinggi. Penggunaan antibiotik profilaksis telah menjaditata langkah baku untuk penanganan sepsis, tetapi jika pola kuman dan kepekaan antibiotik tidak diketahui, maka akan memperbesarkemungkinan resistensi kuman terjadi yang selanjutnya akan menyebabkan peningkatan angka infeksi. Penelitian ini bertujuanmengetahui pola kuman dan kepekaannya terhadap antibiotik di pasien sepsis di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar masa waktuJanuari 2009–Desember 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah observational dengan desain potong lintang. Data penelitiandiambil dari hasil kultur dan kepekaan terhadap antibiotik yang tertulis di rekam medis pasien sepsis di RS Dr. Wahidin SudirohusodoMakassar masa waktu Januari 2009–Desember 2010. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan metode statistiksebaran kekerapan. Telitian menunjukkan umur pasien sepsis terbanyak adalah di atas 40 tahun. Infeksi lebih banyak disebabkan olehbakteri negatif Gram (90,48%). Urutan kuman terbanyak adalah Alkaligenes faecalis (30,16%), Escherichia coli (12,70%), Acinetobactercalcoaceticus (12,70%) dan Staphylococcus aureus (7,94%). Uji kepekaan terhadap 39 jenis antimikroba, terdapat 12 antimikroba yangmemperlihatkan presentase resistensi yang tinggi (75% ke atas). Antimikroba yang paling peka yaitu Nitrofurantoin (83,33%). Dapatdisimpulkan bahwa bakteri yang terbanyak ditemukan di sepsis adalah Alkaligenes faecalis, Escherichia coli, Acinetobacter calcoaciticusdan Staphylococcus aureus. Antimikroba yang masih peka adalah Nitrofurantoin. Disarankan untuk dilakukan penelitian pola kumandan kepekaan terhadap antibiotik secara berkala.
LIPID PROFILE ANALYSIS ON REGULAR AND NON-REGULAR BLOOD DONORS (Analisis Profil Lipid di Pendonor Darah Reguler dan Non-Reguler) Waode Rusdiah; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1180

Abstract

Profil lipid merupakan petunjuk untuk menilai faktor kebahayaan penyakit jantung koroner, terutama jika terdapat bukti adanyaperoksidase lipid. Beberapa laporan telah mengaitkan donor darah secara regular dengan menurunnya tolok ukur profil lipid. Donordarah secara regular akan menurunkan kadar zat besi dan pada gilirannya akan menurunkan peroksidase lipid. Penelitian ini bertujuanmengetahui kadar profil lipid di pendonor darah regular dan non-regular, menggunakan pendekatan secara potong lintang denganmengambil sampel darah di UTD Transfusi Darah Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan. Diperoleh sebanyak 60 sampel darah yangberasal dari donor regular 30 orang (50,0%) dan non-reguler 30 orang (50,0%). Rentang umur 18–40 tahun 27 orang (45,0%) dan41-60 tahun 33 orang (55,0%). Di telitian ini kelompok pendonor darah regular rerata memiliki kolesterol total 157,93 mg/dL dan LDL95,33 mg/dL yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok non-regular dan menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik(ρ=0,001). Kadar HDL secara bermakna lebih tinggi (ρ=0,015) di kelompok non-regular 43,20 mg/dL dibandingkan dengan kelompokregular 35,50 mg/dL. Kadar Trigliserida (ρ=0,673) menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok regular dannon-regular. Donor secara teratur dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular seperti yang tercermin dari nilairerata kolesterol total dan kadar LDL yang secara bermakna lebih rendah di pendonor darah regular daripada non-reguler.
COMPARATIVE RATIO OF BCR-ABL GENES WITH PCR METHOD USING THE CODIFICATION OF G6PD AND ABL GENES IN CHRONIC MYELOID LEUKEMIA PATIENTS (Perbandingan Angka Banding Gen BCR-ABL Metode PCR Menggunakan Baku Gen Glucosa-6-Phosphate Dehidrogenase dan Gen Abelson Kinase di Pasien Chronic Myeloid Leukemia) Tonggo Gerdina Panjaitan; Delita Prihatni; Agnes Rengga Indrati; Amaylia Oehadian
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1186

Abstract

Chronic Myeloid Leukemia (CML) adalah keganasan hematopoetik pertama yang dihubungkan dengan jejas genetik. Chronic MyeloidLeukemia digolongkan sebagai penyakit mieloproliferatif kronis disebabkan translokasi resiprokal kromosom 9 dan 22 yang disebutkromosom Philadelphia (Ph). Kromosom Ph membentuk gen yang disebut BCR-ABL. Pemeriksaan molekuler CML bertujuan untukmengetahui aktivitas transkripsi mRNA gen BCR-ABL, yang berguna untuk menetapkan diagnosis dan pemantauan pengobatan pasienCML. Saat ini, WHO mempublikasikan ada sembilan (9) gen baku yang digunakan secara luas. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui angka banding gen BCR-ABL/G6PD dan BCR-ABL/ABL di pasien CML dengan kromosom Ph (+) secara membandingkan.Penelitian ini menggunakan 79 bahan biologis tersimpan (BBT) mRNA Ph (+) dari leukosit pasien CML yang datang ke RSUPDr. Hasan Sadikin Bandung selama masa waktu antara bulan April 2012−April 2014. Pemeriksaan angka banding gen BCR-ABL/G6PDdengan metode Real-time Quantification PCR menggunakan alat LightCycler® Roche. Angka banding gen BCR-ABL/ABL diperiksamenggunakan alat Bioneer®. Gen baku G6PD dapat mendeteksi tipe b2a2, b3a2 dan e1a2. Gen baku ABL hanya dapat mendeteksi tipeb2a2 dan b3a2, tetapi lebih stabil bila dibandingkan dengan gen baku G6PD. Bentuk penelitian adalah perbandingan analitik denganrancangan kajian potong lintang. Analisis statistik menggunakan uji nonparametrik Wilcoxon. Hasil angka banding mRNA gen BCRABL/G6PD dan gen BCR-ABL/ABL [1,93% (0,0–59,7 fg) vs 15,37% (0,04–35,7 kopi), p<0,001]. Gen BCR-ABL tidak terdeteksi di 3 BBTdengan menggunakan gen baku ABL. Berdasarkan telitian ini, dapat disimpulkan, bahwa terdapat perbedaan bermakna antara angkabanding gen BCR-ABL/G6PD dan yang terkait BCR-ABL/ABL. Gen baku yang sama diperlukan untuk mendiagnosis dan memantaurespons pengobatan.
THE MUTATION STATUS OF KRAS GENE CODON 12 AND 13 IN COLORECTAL ADENOCARCINOMA (Status Mutasi Gen Kras Kodon 12 dan 13 di Adenocarcinoma Kolorektal) Gondo Mastutik; Alphania Rahniayu; Anny Setijo Rahaju; Nila Kurniasari; Reny I’tishom
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1177

Abstract

Kanker kolorektum merupakan salah satu kanker yang tersering di dunia. Target molekuler untuk pengobatan kanker kolorektumyaitu Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) dengan pemberian antibodi monoklonal anti-EGFR. Pemberian pengobatan ini tidakdapat memberikan efek dampak di pasien dengan status gen KRAS bentuk mutan, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan status mutasigen KRAS. Telitian berupa deskriptif dengan pendekatan potong lintang yang bertujuan untuk mendapatkan data status mutasi genKRAS kodon 12 dan 13 di pasien adenocarcinoma colorectal. Deteksi mutasi KRAS dilakukan dengan teknik Polymerase Chain ReactionRestriction Fragment Length Polymorphism (PCR RFLP) yang dikonfirmasi dengan sekuensing. Sampel telitian adalah 30 blok parafinyang diperoleh dari Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya masa waktu Januari-Desember 2013. Setelah dilakukan ekstraksi DNA terdapat21 sampel yang dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjutan. Hasil PCR RFLP menunjukkan terdapat 7/21 mutasi pada kodon12 dan tidak terdapat mutasi gen KRAS pada kodon 13. Mutasi pada kodon 12 yaitu GGT>GCT, GGT>GGA dan GGT>GAT yangmenyebabkan perubahan asam amino Gly12Ala, Gly12Gly dan Gly12Asp. Simpulan telitian ini adalah mutasi gen KRAS kodon 12 padaadenocarcinoma colorectal di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya sebanyak 33%.
ANTIBIOGRAM (Antibiogram) Jeine Stela Akualing; IGAA Putri Sri Rejeki
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1191

Abstract

Resistensi antibiotika telah menjadi masalah kesehatan global. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kegentingan resistensiantibiotika adalah melalui penggunaan antibiotika secara bijak. Salah satu strategi penggunaan antibiotika secara bijak adalah denganmenyusun dan menggunakan antibiogram. Antibiogram menuntun peklinik dalam memilih pengobatan antibiotika empiris terbaiksementara menunggu hasil kultur dan uji kepekaan antibiotika. Antibiogram dapat dijadikan dasar dalam penyusunan pedomanpengobatan antibiotika empiris dan dapat digunakan dalam mendeteksi serta memantau arah resistensi antibiotika. LaboratoriumMikrobiologi Klinik di setiap lembaga pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam menyusun antibiogram, menyebarkannya kepadapeklinik, serta melakukan perbaikan setiap tahun. Telaah pustaka ini bertujuan untuk membahas antibiogram, termasuk cara menyusundan menyajikan antibiogram, sehingga diharapkan dapat membantu setiap lembaga dalam membuatnya.
CHARACTERISTICS OF CROSSMATCH TYPES IN COMPATIBILITY TESTING ON DIAGNOSIS AND BLOOD TYPES USING GEL METHOD (Ciri Inkompatibilitas Uji Cocok Serasi Metode Gel terhadap Diagnosis dan Golongan Darah) Irawaty Irawaty; Rachmawati AM; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1182

Abstract

Pemeriksaan uji cocok serasi adalah pemeriksaan kesesuaian darah pasien dan donor. Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakahantigen eritrosit donor sesuai dengan antibodi di serum pasien (uji mayor) dan antigen eritrosit pasien terhadap antibodi di serum donor(uji minor). Pemeriksaan uji cocok serasi dapat dilakukan dengan metode tabung (metode konvensional) dan Gel. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui ciri golongan darah dan diagnosis di inkompatibilitas uji cocok serasi dengan menggunakan metode Gel. Rancanganpenelitian berupa observasional retrospektif di Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar denganmengambil data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan data rekam medis masa waktu Juni 2013-Juni 2014. Jumlah keseluruhan 213sampel dengan jumlah laki-laki 105 orang (49,3%) dan perempuan 108 orang (50,7%). Rentang umur terbanyak >17 tahun (83,6%).Kelompok di inkompatibilitas terbanyak di penyakit infeksi (36,2%) dengan golongan darah B (32,9%), rhesus positif (100%) dan tipeinkompatibilitas minor (81,2%). Pasien tanpa riwayat transfusi lebih banyak (97,7%) dibandingkan dengan riwayat transfusi (2,3%).Perlu diteliti lebih lanjut dengan anamnesis langsung di pasien untuk menghindari bias sehingga diperoleh hasil yang lebih sahih. Selainitu diperlukan penelitian lebih lanjut pemeriksaan penyaringan dan identifikasi antibodi di setiap ketidaksesuaian uji cocok serasi.

Page 2 of 2 | Total Record : 18


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol. 32 No. 1 (2025) Vol. 31 No. 3 (2025) Vol. 31 No. 2 (2025) Vol. 31 No. 1 (2024) Vol. 30 No. 3 (2024) Vol. 30 No. 2 (2024) Vol. 30 No. 1 (2023) Vol. 29 No. 3 (2023) Vol. 29 No. 2 (2023) Vol. 29 No. 1 (2022) Vol 29, No 1 (2022) Vol 28, No 3 (2022) Vol. 28 No. 3 (2022) Vol. 28 No. 2 (2022) Vol 28, No 2 (2022) Vol. 28 No. 1 (2021) Vol 28, No 1 (2021) Vol 27, No 3 (2021) Vol. 27 No. 3 (2021) Vol. 27 No. 2 (2021) Vol 27, No 2 (2021) Vol. 27 No. 1 (2020) Vol 27, No 1 (2020) Vol. 26 No. 3 (2020) Vol 26, No 3 (2020) Vol 26, No 2 (2020) Vol. 26 No. 2 (2020) Vol 26, No 1 (2019) Vol. 26 No. 1 (2019) Vol. 25 No. 3 (2019) Vol 25, No 3 (2019) Vol. 25 No. 2 (2019) Vol 25, No 2 (2019) Vol 25, No 1 (2018) Vol. 25 No. 1 (2018) Vol 24, No 3 (2018) Vol. 24 No. 3 (2018) Vol. 24 No. 2 (2018) Vol 24, No 2 (2018) Vol. 24 No. 1 (2017) Vol 24, No 1 (2017) Vol 23, No 3 (2017) Vol. 23 No. 3 (2017) Vol 23, No 2 (2017) Vol. 23 No. 2 (2017) Vol 23, No 1 (2016) Vol 22, No 3 (2016) Vol 22, No 2 (2016) Vol 22, No 1 (2015) Vol 21, No 3 (2015) Vol 21, No 2 (2015) Vol 21, No 1 (2014) Vol 20, No 3 (2014) Vol 20, No 2 (2014) Vol 20, No 1 (2013) Vol 19, No 3 (2013) Vol 19, No 2 (2013) Vol. 19 No. 1 (2012) Vol 19, No 1 (2012) Vol 18, No 3 (2012) Vol. 18 No. 3 (2012) Vol 18, No 2 (2012) Vol 18, No 1 (2011) Vol. 18 No. 1 (2011) Vol 17, No 3 (2011) Vol 17, No 2 (2011) Vol 17, No 1 (2010) Vol 16, No 3 (2010) Vol 16, No 2 (2010) Vol 16, No 1 (2009) Vol 15, No 3 (2009) Vol 15, No 2 (2009) Vol 15, No 1 (2008) Vol 14, No 3 (2008) Vol 14, No 2 (2008) Vol 14, No 1 (2007) Vol 13, No 3 (2007) Vol 13, No 2 (2007) Vol 13, No 1 (2006) Vol 12, No 3 (2006) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12, No 1 (2005) More Issue