cover
Contact Name
Boy Riza Juanda
Contact Email
boyrizajuanda@unsam.ac.id
Phone
+6285260088450
Journal Mail Official
boyrizajuanda@unsam.ac.id
Editorial Address
Jl. Meurandeh, Langsa Lama, Kota Langsa - Aceh, 24415
Location
Kota langsa,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Penelitian Agrosamudra
Published by Universitas Samudra
ISSN : 23560495     EISSN : 27164101     DOI : https://doi.org/10.33059/jupas.v9i1.5466
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrosamudra adalah media ilmiah yang memuat kajian konseptual dan kajian hasil penelitian di bidang agroteknologi yang meliputi Kesuburan Tanah, Bioteknologi Pertanian, Remote Sensing, Pemuliaan Tanaman, Hidrologi, Pengembangan Wilayah, Agronomi, Hama Penyakit Tanaman dan Konservasi Sumber Daya Lahan
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra" : 8 Documents clear
Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Biochar terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa, L) Iswahyudi Iswahyudi; iwan Saputra; irwandi irwandi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK dan biochar dan interaksi antara kedua perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah (Oryza sativa, L). Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Cot Asan, Kecamatan Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua factor, yaitu dosis pupuk NPK (N) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: N0 = 0 kg/ha, N1 = 200 kg/ha, N2 = 300 kg/ha dan N3 = 400 kg/ha; dan faktor dosis biochar (B) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: B0 = 0 ton/ha, B1 = 10 ton/ha, B2 = 15 ton/ha dan B3 = 20 ton/ha. Parameter yang diamati: tinggi tanaman dan jumlah anakan perumpun (umur 15 HST, 30 HST dan 60 HST); jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, persentase gabah hampa permalai, persentase gabah berisi permalai dan produksi gabah per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman padi umur 15, 30 dan 60 HST, jumlah anakan perumpun umur 30 dan 60 HST, jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, persentase gabah berisi, persentase gabah hampa dan produksi gabah per plot. Perlakuan terbaik diperoleh pada N3 (400 kg/ha). Pemberian dosis biochar berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman padi dan jumlah anakan perumpun umur 30 dan 60 HST, jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, persentase gabah berisi, persentase gabah hampa dan produksi gabah per plot. Perlakuan terbaik diperoleh pada B3 (20 ton/ha). Interaksi antara dosis pupuk NPK dan dosis biochar berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 60 HST, dan berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan umur 30 HST. Interaksi terbaik diperoleh pada perlakuan N3B3 (pupuk NPK 400 kg/ha dan dosis biochar 20 ton/ha).
PEMETAAN STATUS KESUBURAN DAN REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAH SAWAH DI KOTA LANGSA Iwan Saputra; Boy Riza Juanda
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat status kesuburan tanah, sebaran peta status kesuburan, faktor-faktor yang mempengaruhi status kesuburan, serta merekomendasikan dosis pemupukkan yang tepat pada tanah sawah di Kota Langsa. Penelitian dilakukan di tanah sawah yang ada di Kota Langsa yang berlangsung dari Bulan Juni hingga September 2017. Penelitian ini menggunakan metode survai deskriptif. Satuan lahan homogen (SLH) yang terbentuk di lokasi penelitian terdiri dari 2 SLH dengan luas total SLH secara keseluruhan yaitu 1492,21 ha. Hasil peneitian menunjukkan bahwa setiap satuan SLH mempunyai karakteristik lahan yang hampir sama. Jenis tanah yang terdapat dimasing-masing SLH yaitu Ordo Inceptisol dan Ultisol, dengan bentuk wilayah datar (0-3%) dan penggunaan lahan merupakan lahan sawah baik yang telah ditanami padi maupun yang masih semak belukar serta didominasi oleh padang rumput. SLH yang terbentuk di lokasi penelitian terdiri dari dua SLH dengan 22 titik pengambilan sampel yang tersebar disemua SLH. Karakteritik lahan lokasi penelitian yaitu drainase permukaan jelek sampai dengan tergenang, kelas tekstur agak halus sampai halus pH lapang 5,00-5,80 warna tanah 10 YR dengan nilai value dan chroma yang bervariasi, kedalaman efektif > 100 cm, konsistensi agak lekat sampai sangat lekat. Status kesuburan tanah yaitu sangat rendah sampai rendah. Rekomendasi pemupukan tanah sawah di lokasi penelitian yaitu urea 242-360 kg/ha, SP36 yaitu 73-195 kg/ha, dan KCl yaitu 0-227 kg/ha.
Pemanfaatan Limbah Cair Tahu dan Primatan B Terhadap Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus, L)" Rosmaiti Rosmaiti; Harja Pernama; Ainul Mardhiah
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan interaksi antara limbah cair tahu dengan dosis pupuk Primatan B terhadap pertumbuhan dan produksi kacang hijau (Phaseolus radiatus, L). Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Aramiah, Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dengan ketinggian tempat 30 m dpl dan pH tanah 6,2, mulai bulan januari hingga April 2018, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial yang terdiri dari dua faktor, masing-masing faktor terdiri dari 4 taraf. Perlakuan limbah cair tahu terdiri dari 0 ml/l air, 100ml/l air, 200 ml/l air, 300 ml/l air serta . Perlakuan pupuk primatan B terdiri dari 0 g/l air, 2 g/l air, 4 g/l air, 6 g/l air. Analisis data menggunakan Sidik Ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata terkecil pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian limbah cair tahu berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 45 HST, jumlah polong per tanaman, berat biji per plot dan berat 100 butir biji kering per plot. Hasil terbaik diperoleh pada pemberian limbah tahu dengan konsentrasi 300 ml/lt air. Pemberian pupuk primatan B berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 45 HST, jumlah cabang produktif, berat biji per plot, berat 100 butir biji kering perplot. Hasil terbaik diperoleh pada pemberian pupuk primatan B dengan dosis 6 gr/lt air. Interaksi antara limbah cair tahu dan pupuk primatan B berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman umur 45 HST Interaksi terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan 200 ml/lt air dengan pupuk primatan B 6 gr/lt air.
Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis gueneensis, Jacq) di Main Nursery pada Media Tanam Sub Soil terhadap Bahan Pembenah Tanah dan Pupuk Organik Syamsul Bahri; Cut Mulyani; Salman Alfarizi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bibit kelapa sawit membutuhkan media tanam yang mempunyai sifat fisik dan kimia yang baik. Media pembibitan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas tanah lapisan atas (top soil) yang dicampur dengan pasir maupun bahan organik sehingga diperoleh media dengan kesuburan yang baik. Penggunaan subsoil akan menghasilkan pertumbuhan bibit sawit yang baik bila dalam aplikasinya dengan bahan pembenah tanah seperti abu janjang kelapa sawit, abu sekam padi, abu serbuk gergaji, dan abu arang kayu. Penelitian ini dilaksanakan di desa Paya Udang Kecamatan Seruwai Kabupaten Aceh Tamiang, dengan ketinggian tempat 6 M dpl dan pH 5,5, - 6,5 (BPP Kecamatan Seruwai, 2017). Penelitian dari bulan Desember 2017 sampai dengan Maret 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, yang terdiri dari dua faktor yang meliputi : faktor bahan pembenah tanah (P) yang terdiri dari 4 taraf : P1 (abu jenjang sawit), P2 (abu sekam padi), P3 (abu serbuk gergaji) dan P4 (abu arang). Faktor konsentrasi pupuk organik cair GDM dengan notasi (K) yang terdiri dari 4 (empat) taraf perlakuan yaitu : K0 (0 ml/liter air atau kontrol), K1 (50 ml/liter air), K2 (100 ml/liter air) dan K3 (150 ml/liter air). Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu tinggi bibit, diameter batang bibit, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan bahan bahan pembenah tanah berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit umur 60, 90 HST, diameter bibit 30, 60, 90 HST, jumlah daun 60, 90 HST, panjang daun 30 HST, dan lebar daun 30 HST. Berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 30 HST, lebar daun 60 dan 90 HST. Perlakuan terbaik ditemukan pada perlakuan bahan pembenah tanah abu sekam. Perlakuan konsentrasi pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap panjang daun bibit kelapa sawit umur 30 HST namun berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya. Perlakuan terbaik ditemukan pada perlakuan konsentrasi 50 ml/liter air. Interaksi antara bahan pembenah tanah dan pupuk organk cair berpengaruh tidak nyata pada semua parameter pengamatan.
RESPON PERKECAMBAHAN BENIH KOPI (Coffea, Sp) TERHADAP SKARIFIKASI DAN PERENDAMAN DALAM AIR KELAPA Cut Mulyani; Syukri Syukri; Rahmad Kurniawan
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon perkecambahan benih kopi terhadap skarifikasi dan perendaman dalam air kelapa serta interaksi dari kedua perlakuan yang dilaksanakan di Laboratorium Universitas Samudra. Rancangan yang digunakan RAL pola faktorial, yang terdiri dari dua faktor : (1) faktor skarifikasi benih (S) yang terdiri dari 3 taraf yaitu S0 (tanpa perlakuan), S1 (penggosokan) dan S2 (penusukan) dan (2) faktor konsentrasi air kelapa (A) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : A0 (perendaman dengan konsentrasi 0 ml/liter air), A1 (perendaman dengan konsentrasi 5 ml/liter air), A2 (perendaman dengan konsentrasi 10 ml/liter air) dan A3 (perendaman dengan konsentrasi 15 ml/liter air). Parameter yang diamati: potensi tumbuh, daya kecambah, kecepatan tumbuh, indeks vigor dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukan perlakuan skarifikasi berpengaruh sangat nyata terhadap potensi tumbuh, daya kecambah umur 28 HSS dan panjang akar umur 28 HSS. Berpengaruh nyata terhadap daya kecambah umur 21 HSS dan kecepatan tumbuh. Perlakuan skarifikasi terbaik ditemukan pada perlakuan penusukan (S2). Perlakuan perendaman dalam air kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap potensi tumbuh, daya kecambah umur 21 dan 28 HSS, kecepatan tumbuh, indeks vigor dan panjang akar. Perlakuan terbaik perendaman dalam ZPT pada konsentrasi 10 ml/liter air (A2). Interaksi antara perlakuan skarifikasi dan perendaman dalam air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter pengamatan meliputi potensi tumbuh, daya kecambah, kecepatan tumbuh, indeks vigor dan panjang akar. Untuk meningkatkan perkecambahan benih kopi dianjurkan untuk melakukan perlakuan skarifikasi dengan menggunakan penusukan dan perendaman dalam air kelapa dengan konsentrasi 10 ml/liter air secara terpisah.
Rancangan Bersekat (Augmented Design) Untuk Penelitian Bidang Pemuliaan Tanaman Muhammad Syahril
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pemuliaan tanaman konvensional untuk merakit varietas tanaman yang lebih unggul, salah satu program baku yang dilakukan adalah kegiatan seleksi (Syukur et al, 2012). Banyaknya tanaman yang terseleksi untuk ditanaman pada generasi berikutnya bergantung pada intensitas seleksi yang dilakukan. Secara umum intensitas seleksi yang sering diterapkan adalah intensitas seleksi 10 % (Fotokian dan Agahi, 2014), 5% (Nugraha dan Suwarno, 2007) atau 1% pada beberapa pemuliaan tanaman tahunan seperti misalnya tanaman karet untuk ditanam langsung pada plot promosi (Woelan et al, 2014). Bahan genetik yang terseleksi jika ditanaman pada generasi berikutnya kemungkinan besar akan membutuhkan lahan yang luas terlebih jika digunakan seleksi dengan metode pedigree. Rancangan bersekat juga sering digunakan dalam penelitian pemuliaan tanaman untuk mengantisipasi bahan genetik yang tersedia sangat terbatas sehingga tidak dapat diulang. Untuk memperoleh galat percobaan, ditambahkan bahan genetik lainnya yang dapat diulang. Bahan genetik yang tidak dapat diulang disebut Perlakuan, sedangkan bahan genetik yang dapat diulang disebut kontrol atau pembanding (check).
PENGELOLAAN ALANG-ALANG DAN PEMBERIAN JENIS SOIL CONDITIONER BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT FISIKA DAN HASIL JAGUNG. Syamsul Bahri
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam tentang perubahan beberapa sifat fisika dan hasil jagung akibat pemberian berbagai soil conditioneer dan pengelolaan alang-alang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial, yang terdiri dari 2 faktor yaitu Perlakuan Alang- alang (A) dan Soil Conditioner (S). Faktor Perlakuan Alang- alang (A) terdiri dari 3 (tiga) macam yaitu : A1 = Olah tanah dilakukan bersama-sama alang-alang yang tumbuh diatasnya, A2 = Olah tanah dilakukan setelah terlebih dahulu alang-alang yang tumbuh diatasnya dibakar, A3 = Olah tanah dilakukan setelah terlebih dahulu alang-alang yang tumbuh diatasnya dibuang/dipotong dan Faktor Soil Conditioneer terdiri dari 4 (empat) macam yaitu : S0 = Tanpa pemberian Soil Conditionee, S1 = Soil Conditioneer Latek alam, S2 = Soil Conditioneer Pupuk Kandang, S3 = Soil Conditioneer Humega, dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi perlakuan diulang 3 (tiga) kali, sehingga diperoleh 36 satuan percobaan. Adapun parameter yang diamati adalah bobot isi, porositas total, indeks stabilitas agregat dan respon terhadap tanaman yaitu tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam dan berat kering pipilan jagung. Berdasarkan uji BNJ perlakuan olah tanah dilakukan bersama-sama alang-alang yang tumbuh diatasnya dan pemberian soil conditioner pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap bobot isi, porositas total, indeks stabilitas agregat, tinggi tanaman pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam (HST) dan berat pipilan kering (ton ha-1).
PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS BUNGA (Brassica oleraceae, L) AKIBAT UMUR BIBIT YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK KOMPOS Adnan Amin
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Umur Bibit dan Waktu Pemberian Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kubis Bunga (Brassica oleraceae, L). Dalam penelitian ini Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial, yang terdiri dari dua : Faktor umur bibit dengan notasi (U) terdiri dari 4 taraf U1= satu minggu setelah semai, U2 = dua minggu setelah semai, U3 = tiga minggu setelah semai dan U4 =empat minggu setelah semai dan Faktor waktu pemberian pupuk kompos (W) terdiri dari 4 taraf, yaitu : W1 = tiga minggu sebelum tanam, W2= dua minggu sebelum tanam W3= (satu minggu sebelum tanam dan W4 = bersamaan tanam. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan umur bibit berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 10, 20, dan 30 hari setelah tanam (HST), serta berpengaruh sangat nyata terhadap panjang daun umur 20 HST. Perlakuan umur bibit tidak berpengaruh nyata terhadap lingkaran bunga (cm), berat bunga per-plot (gr) dan berat produksi (ton/ha). Perlakuan umur bibit terbaik terdapat pada perlakuan U4 = empat minggu setelah semai. Perlakuan waktu pemberian pupuk kompos berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter yang diamati. Terdapat Interaksi yang tidak nyata antara umur bibit dan waktu pemberian pupuk kompos terhadap seluruh parameter yang di amati. Kesimpulan hasil penelitian ini, untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi kubis bunga yang maksimal diperoleh pada umur bibit empat minggu setelah semai (U4).

Page 1 of 1 | Total Record : 8