Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA BERKELANJUTAN DI HUTAN MANGROVE KUALA LANGSA KOTA LANGSA Iswahyudi Iswahyudi; T Fadlon Haser; Abdurrachman Abdurrachman
Jurnal Ilmu Pertanian Tirtayasa Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.189 KB)

Abstract

Ekowisata Hutan Bakau Kuala Langsa adalah kegiatan wisata yang mempromosikan sumber daya hutan mangrove dan komunitas sosial budaya. Agar pemanfaatannya tidak merusak, perlu perencanaan pembangunan yang cermat. Tujuan penelitian untuk merancang strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan di Hutan Bakau Kuala Langsa. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Agustus hingga bulan Oktober 2016), penentuan lokasi dilakukan secara "purposive". Metode pengumpulan data dilakukan melalui tinjauan literatur, wawancara dan observasi lapangan. Data yang dikumpulkan meliputi data tentang kondisi, data potensi pariwisata, data pengunjung dan manajemen data pada saat itu. Untuk mengembangkan strategi untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan, pendekatan analisis SWOT. Berdasarkan analisis pendekatan SWOT, strategi pengembangan pariwisata ditujukan untuk kegiatan pariwisata yang bertujuan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan, seperti perjalanan menanam mangrove, festival bersih pantai dan pantai. Pengembangan wisata hutan bakau Kuala Langsa juga mengajak semua pihak yang berkepentingan untuk berpartisipasi dan berperan aktif dalam melestarikan sumber daya alam dan lingkungan di kawasan tersebut, sehingga pariwisata dapat terus melestarikan sumber daya alam tanpa merusak dan manfaatnya dapat dirasakan oleh generasi sekarang. dan di masa depan sebagai budidaya perjalanan dan perjalanan pendidikan. Selain itu, kebijakan yang dikeluarkan oleh manajer area diarahkan pada kondisi bisnis meningkatkan dan melestarikan sumber daya alam, dan diintegrasikan ke dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan dalam skala nasional dan internasional.Kata Kunci: ekoturisme, mangrove, SWOT
The Priority of Constraints Handling and Policy Program on Sustainable Management of Mangrove Forest Ecosystem in Langsa City, Aceh Province, Indonesia Iswahyudi Iswahyudi; Cecep Kusmana; Aceng Hidayat; Bambang Pramudya Noorachmat
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 22 No. 2 (2019)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Management of mangrove ecosystems in Langsa City involves various stakeholders who have respectively different interests which encounter various obstacles and challenges in its implementation as well. In order to realize the sustainable management of mangrove forest ecosystems, it needs innovative and effective programs. The programs are expected to  encourage changes to the right direction. This study was designed to formulate the structure and classify the obstacles and policy programs in management of mangrove ecosystems based on their sub-elements. Data analysis used Interpretative Structural Modeling (ISM) method. The result shows that the key to the conservation of mangrove forests in Langsa City is the lack of community understanding about mangrove forest management, low community participation in mangrove forest rehabilitation and lack of government support in mangrove forest management programs. Meanwhile the key to policy program in managing mangrove ecosystems in Langsa City is the integrated management of mangrove forests.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KELEMBAGAAN YANG MENGANCAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR, ACEH Cut Mulyani; Iswahyudi Iswahyudi; Boy Riza Juanda
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.2.11167

Abstract

Rendahnya produktivitas perkebunan kakao di Kabupaten Aceh Timur dipengaruhi oleh penggunaan bahan tanam yang kurang baik, teknologi budidaya yang kurang optimal, umur tanaman yang sudah tidak produktif dan tingginya serangan hama penyakit sehingga mengancam terhadap keberlanjutan perkebunan kakao rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci aspek kelembagaan yang memberikan pengaruh terhadap pengelolaan perkebunan kakao rakyat. Penilaian status keberlanjutan pengelolaan perkebunan kakao rakyat menggunakan teknik Multi Dimensional Scalling (MDS). MDS digunakan untuk menilai indeks status keberlanjutan serta faktor-faktor kunci yang memberikan pengaruh kurang berkelanjutan dalam pengelolaan perkebunan kakao rakyat. Hasil analisis menunjukkan bahwa status pengelolaan perkebunan kakao rakyat dari dimensi ekologi dan kelembagaan kurang berkelanjutan, dari dimensi ekonomi cukup berkelanjutan, dan dari dimensi sosial budaya sangat berkelanjutan. Dari dimensi kelembagaan, faktor kunci yang mempengaruhi keberlanjutan perkebunan kakao rakyat adalah kelompok tani kakao, kontrol lembaga terkait, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlanjutan pengelolaan perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Aceh Timur dengan membentuk lembaga pengelola perkebunan kakao yang terpadu.
Lingkungan Biofisik Hutan Mangrove di Kota Langsa, Aceh Iswahyudi Iswahyudi; Cecep Kusmana; Aceng Hidayat; Bambang Pramudya Noorachmat
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 10 No. 1 (2020): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.10.1.98-110

Abstract

Mangrove ecosystem is an area that serves as a interface between the land and sea, but at the moment has a lot of damage. The phenomenon of damage to the mangrove forest ecosystem also occurred in Langsa City. This study aims to analyse biophysical conditions of mangrove forest ecosystems in Langsa City. The method used in this study is to combine qualitative and quantitative descriptive approaches. Results of the study show that the area of mangrove forest in the study has increased as large as 324.29 ha in the period of 6 years (2007-2013). The mangrove flora in Langsa City consist of a group of true mangrove flora and mangrove associates, consisting of 14 families and 25 species. The criticality of mangrove forests in the research location is classified as damaged (1,955.96 ha) and severely damaged (2,556.82 ha).
PKM PEMBUATAN MINUMAN HERBAL UNTUK MITIGASI COVID 19 KEPADA MASYARAKAT GAMPONG SIMPANG WIE, LANGSA TIMUR Cut Mulyani; Iswahyudi Iswahyudi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.244 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.3340

Abstract

ABSTRAKPermasalahan utama yang dihadapi masyarakat Gampong Simpang Wie pada masa wabah Covid 19 seperti saat ini adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang mitigasi wabah Covid 19, mahal dan sulitnya memperoleh multivitamin dan tingkat perekonomian yang rendah. Mencermati permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan edukasi pemanfaatan bahan-bahan herbal untuk meningkatkan imunitas tubuh. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jenis-jenis bahan herbal dan manfaatnya serta melakukan pelatihan pembuatan minuman herbal untuk mitigasi Covid 19. Setelah Kegiatan pengabdian ini selesai dilakukan, diharapkan peserta pelatihan mengetahui berbagai jenis bahan herbal serta manfaatnya dan mampu mengolah bahan-bahan tersebut menjadi minuman herbal. Ada lima tahapan yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian ini, yaitu: observasi dan pengurusan izin pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada kepala desa, sosialisasi jenis-jenis bahan herbal dan manfaatnya bagi kesehatan, praktek pembuatan minuman herbal, evaluasi terhadap kegiatan pengabdian yang telah dilakukan dan pemberian bantuan bibit tanaman herbal. Dari hasil evaluasi terhadap kegiatan  pengabdian yang telah dilakukan terlihat bahwa pengetahuan peserta pelatihan terhadap jenis, manfaat dan cara pembuatan minumam herbal semakin meningkat. Kata Kunci : Covid 19; herbal; imunitas tubuh; mitigasi; minuman herbal. ABSTRACTThe main problem which was the Simpang Wie Village community during the Covid 19 outbreak as it is today is the lack of public knowledge about the mitigation of the Covid 19 outbreak, expensive and difficult to obtain multivitamins and a low economic level. Observing this problem, it is necessary to educate on the use of herbs ingredients to increase body immunity. This community service activity aims to provide information about the types of herbs ingredients and their benefits and conduct training in making herbs drinks to mitigate Covid 19. After this service activity is completed, it is hoped that the training participants will see various types of herbs ingredients and their benefits and be able to process these ingredients these ingredients become herbs drinks. There are five stages carried out in this service activity, namely: observing and obtaining permits for the implementation of community service activities to the village head, socializing the types of herbs ingredients and their health benefits, the practice of making herbs drinks, evaluating community service activities that have been carried out and providing assistance for herbs plant seeds. From the results of the evaluation of the service activities that have been carried out, there has been an increase in the knowledge of the training participants on the types, benefits and ways of making herbs drinks. Keywords: Covid 19; herbs; body immunity; mitigation; herbs drinks.
PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI DESA BLANG BATEE KECAMATAN PEURELAK KOTA KABUPATEN ACEH TIMUR Iswahyudi Iswahyudi; Cut Mulyani; Abdurrachman Abdurrachman
Global Science Society Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : LPPM dan PM Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dilokasi pengabdian terdapat dua kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Blang Batee beranggotakan ± 25 orang dan Kelompok Tani Leubok yang beranggotakan ± 22 orang. Permasalahan mitra adalah lahan sawah tadah hujan, petani hanya dapat bercocok tanam padi satu kali pertahun, petani membutuhkan alternatif usaha lain untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Dari hasil pengabdian yang telah dilaksanakan, mitra mendapatkan ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan limbah sebagai bahan baku produk jamur tiram, mendapatkan pengetahuan tentang aspek manajemen dan pemasaran yang merupakan hal penting dalam menunjang keberlanjutan usaha budidaya jamur tiram dan tingginya antusiasme mitra dalam mengikuti seluruh tahapan kegiatan pengabdian merupakan modal yang positif untuk keberlanjutan usaha budidaya jamur tiram. Setelah dilakukan pengabdian, sudah ada rintisan usaha budidaya jamur tiram yang dilakukan oleh 6 orang anggota Kelompok Tani Leubok dan Kelompok Tani Blang Batee. Rata-rata jumlah baglog yang mereka gunakan sebanyak 300 buah dengan memanfaatkan kamar rumah yang kosong sebagai tempat kumbung. Panen perdana telah dilakukan pada tanggal 6 Desember 2018.
PEMETAAN ZONASI INTRUSI AIR LAUT DI KOTA LANGSA Abdurrachman; Rosmaiti; Iswahyudi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.112 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v6i1.1500

Abstract

Pengelolaan sumber daya air tanah di Kota Langsa sangat diperlukan terutama dalam perencanaan, pendayagunaan dan konservasi. Guna membantu pengelolaan tersebut, dibutuhkan informasi tentang kondisi lingkungan air tanah. Tujuan penelitian untuk untuk memetakan zonasi intrusi air laut di Kota Langsa berdasarkan parameter Daya Hantar Listrik (DHL) dan Padatan Terlarut Total (TDS) dengan klasifikasi PAHIAA (1986). Hasil penelitian menunjukkan zonasi intrusi air laut di Kota Langsa berdasarkan pengukuran nilai TDS dan DHL berada pada klasifikasi tawar sampai payau. Zona payau dijumpai di wilayah yang jaraknya dekat dengan garis pantai dengan tutupan lahan dominan hutan mangrove, tambak dan pemukiman.
Biofisik Karakteristik Biofisik Kota Langsa, Aceh iswahyudi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 7 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.055 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v7i1.2424

Abstract

Secara umum sebagian besar wilayah Kota Langsa Langsa berada di daerah pesisir dengan iklim tropis yang tergolong ke dalam tipe iklim C (agak basah). Lerengnya didominasi oleh kelas lereng 0-8% dengan luas 18.371,17 ha (91,06%). Ordo tanahnya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: histosol, entisol dan inceptisol. Ordo inceptisol mendominasi tanah di Kota Langsa dengan luas 10 558,39 ha (52,34%). Tutupan lahan terluas adalah perkebunan dengan luas 5.574,48 ha (27,63%). Sistem lahanya terdiri dari 4 (empat) jenis. Sistem lahan Bakunan (BKN) merupakan yang terluas ditemui dengan luasan 10 745,30 ha (53,26%). Adapun geologi di Kota Langsa terdiri atas 4 (empat) formasi geologi, dimana formasi geologi Aluvium Muda (Qh) mempunyai luasan terluas dibandingkan formasi yang lain, dengan luas 12 977,64ha (64,33%).
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao, L) PADA TANAH MARGINAL YANG DIBERIKAN MIKORIZA Mutia Erdayana; Syukri; Iswahyudi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.084 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v8i2.4380

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao, L) pada tanah marginal yang diberikan mikoriza, serta interaksi kedua perlakuan tersebut. Penelitian ini menggunakan Rancang Acak Kelompok (RAK) pola fakorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu: faktor jenis tanah marginal dengan notasi (T) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: T1 = Tanah top soil (kontrol), T2= Tanah bekas tambang , T3= Tanah yang ditumbuhi tanaman alang-alang, T4= Tanah bekas terbakar. Faktor dosis mikoriza dengan notasi (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : M0= 0 g/polybag (kontrol), M1= 5 g/polybag, M2= 10 g/polybag, M3= 15 g/polybag. Parameter yang diamati antara lain: tinggi bibit, diameter pangkal batang, jumlah daun, panjang daun, bobot brangkasan basah bibit dan bobot basah akar.Hasilpenelitian menunjukkan bibit kakao akibat perlakuan jenis tanah marginal menunjukkan respon yang sangat nyata terhadap tinggi bibit umur (50 dan 65 HST), jumlah daun umur 65 HST, panjang daun umur (50 dan 65 HST), bobot brangkasan basah bibit, bobot basah akar, respon nyata terhadap tinggi bibit umur (20 dan 35 HST), jumlah daun umur (35 dan 50 HST) dan panjang daun umur 35 HST. Pertumbuhan bibit kakao akibat perlakuan dosis mikoriza menunjukkan respon yang sangat nyata terhadap tinggi bibit umur (35, 50 dan 65 HST), jumlah daun umur (35 dan 65 HST), panjang daun umur (35, 50 dan 65 HST), bobot brangkasan basah bibit, bobot basah akar, respon nyata terhadap jumlah daun umur 50 HST. Interaksi antara jenis tanah marginal dan dosis mikoriza memberikan respon yang nyata terhadap parameter jumlah daun bibit kakao umur 35 HST. Kombinasi perlakuan terbaik yaitu jenis tanah marginal tanah top soil dan dosis mikoriza 15 g/polybag (T1M3) yang dilakukan secara bersamaan.
PENILAIAN KELAYAKAN PENGEMBANGAN EKOWISATA PEMANDIAN ALAM GUNUNG PANDAN DI KECAMATAN TENGGULUN KABUPATEN ACEH TAMIANG Iswahyudi iswahyudi; Rosmaiti Rosmaiti
Jurnal Belantara Vol 5 No 2 (2022)
Publisher : Forestry Study Program University Of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbl.v5i2.872

Abstract

Ecotourism of the Gunung Pandan Natural Baths, which is located in Selamat Village, Tenggulun District, is one of the priority scales for tourism development in Aceh Tamiang Regency. The development of ecotourism is believed to be able to maintain the conservation of natural resources and improve the welfare of the surrounding community. This study aims to assess the feasibility of developing ecotourism at the Gunung Pandan Natural Baths. The assessment of potential tourism objects uses the Guidelines for Operation Areas for Natural Tourism Attractions (ADO-ODTWA) issued by the Director General of PHKA of the Ministry of Forestry in 2003. The results of the ADO-ODTWA analysis show that the Gunung Pandan Natural Baths as a conservation area are worthy of being developed as an ecotourism destination, with a recapitulation potential value index of 83.39%. Some criteria that need attention and improvement are accessibility and security. Improving the two components is a priority to develop the Gunung Pandan Natural Bath Ecotourism area into a leading ecotourism destination.