cover
Contact Name
Agung Iranda
Contact Email
jurnalpsikologi@unja.ac.id
Phone
+6281366825828
Journal Mail Official
jurnalpsikologi@unja.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
Jurnal Psikologi Jambi
Published by Universitas Jambi
ISSN : 25282735     EISSN : 25807021     DOI : -
Focus and scope of Jurnal Psikologi Jambi (JPJ) is promoting the development of psychology through the publication of research articles with new findings and scientific and strict methodology
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Psikologi Jambi" : 7 Documents clear
HUBUNGAN PERSEPSI KONDISI LINGKUNGAN KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT: THE CORRELATION BETWEEN PERCEPTION OF WORK ENVIRONMENT, WORKLOAD, AND JOB STRESS OF NURSES IN REGIONAL MENTAL HOSPITAL OF JAMBI PROVINCE Astika Syafitri; Jelpa Periantalo; Rumita Ena Sari
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v5i02.10312

Abstract

Introduction Job stress has been referred to as workplace hazard since 1950s. Workers of health and social services are assumed to have the tendency of burnout about 10-20% caused by experiencing high levels of job stress in a long period of time. Indonesian National Nurse Association’s survey on 2006 showed about 50,9% Indonesian nurses had been experiencing job stress indicated by physical and psychological syptoms, also changes of behavior. Some studies stated that perception of work environment and workload will contribute to job stress.Method The purpose of this study is to verify correlation and to determine the contribution of perception of work environment and workload to job stress experienced by nurses who work at Regional Mental Hospital of Jambi Province. This cross-sectional study used quantitative approach with the type of correlational analytic research. The random sampling was used to obtain 75 nurses as research’s sample. This research used 3 measurement scales and analyzed with regression analysis.Results There was a significant positive correlation between perception of work environment, workload and job stress with F score = 24,316. Perception of work environment and workload contribute about 38,7% for job stress, with workload’s contribution was bigger than perception of work environment which is about 35,7%.Conclusions And Recommendations Doctor and nurses are said to have bigger tendency of having job stress. Job stress is stated by some studies could be caused by perception of work environment and workload. This research has resulted that 38,7% job stress of nurses who work at Regional Mental Hospital of Jambi Province is contributed by perception of work environment and workload. As this research is done and can be used as reference, Regional Mental Hospital of Jambi Province is expected to be able to handle the problems related to work environment and the workload in order to prevent the job stress of nurses that could decrease the work productivity and efficiency.Keywords Job stress, perception, work environment ABSTRAK Pendahuluan Stres kerja telah disebut sebagai bahaya di tempat kerja sejak 1950-an. Pekerja layanan kesehatan dan sosial diasumsikan memiliki kecenderungan kelelahan sekitar 10-20% disebabkan oleh tingkat stres kerja yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. Survei Asosiasi Perawat Nasional Indonesia pada tahun 2006 menunjukkan sekitar 50,9% perawat Indonesia telah mengalami stres kerja yang ditunjukkan oleh perilaku fisik dan psikologis, juga perubahan perilaku. Beberapa penelitian menyatakan bahwa persepsi lingkungan kerja dan beban kerja akan berkontribusi terhadap stres kerja. Metode Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memverifikasi korelasi dan untuk mengetahui kontribusi persepsi lingkungan kerja dan beban kerja terhadap stres kerja yang dialami oleh perawat yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi. Penelitian cross-sectional ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian analitik korelasional. Pengambilan sampel acak digunakan untuk mendapatkan 75 perawat sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan 3 skala pengukuran dan dianalisis dengan analisis regresi. Hasil Ada korelasi positif yang signifikan antara persepsi lingkungan kerja, beban kerja dan stres kerja dengan skor F = 24,316. Persepsi lingkungan kerja dan beban kerja berkontribusi sekitar 38,7% untuk stres kerja, dengan kontribusi beban kerja lebih besar dari persepsi lingkungan kerja yaitu sekitar 35,7%. Kesimpulan dan Rekomendasi Dokter dan perawat dikatakan memiliki kecenderungan lebih besar mengalami stres kerja. Stres kerja dinyatakan oleh beberapa penelitian dapat disebabkan oleh persepsi lingkungan kerja dan beban kerja. Penelitian ini telah menghasilkan bahwa 38,7% stres kerja perawat yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dikontribusikan oleh persepsi lingkungan kerja dan beban kerja. Karena penelitian ini dilakukan dan dapat digunakan sebagai referensi, Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi diharapkan dapat menangani masalah masalah yang berkaitan dengan lingkungan kerja dan beban kerja untuk mencegah stres kerja perawat yang dapat menurunkan produktivitas kerja dan efisiensi. Kata kunci Stres kerja, persepsi, lingkungan kerja
PENGARUH RELIGIOSITAS TERHADAP STRES PADA TARUNA TINGKAT I POLITEKNIK PELAYARAN SUMATRA BARAT: THE EFFECT OF RELIGIOSITY ON STRESS IN THE YEAR LEVEL I POLYTECHNIC OF WEST SUMATRA SEA Hanifah Thahri; Hasneli Hasneli; Widia Sri Ardias
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v5i02.10313

Abstract

Introduction The purpose of this research is to explore the impact of religiosity in stress reduction in level I cadets at sailing Polytechnic in West Sumatra. The participants involved consist of 123 cadets sampled through stratified sampling procedure.Method Instruments used include scale of religiosity and scale of stress. Religiosity has five dimensions, namely, belief, worship or religious practice, experience, religious knowledge, and practice or consequence while stress has two aspects, i.e. biological and psychological aspects.Result This study finds that 83.7% of the participants has high level of religiosity. Similarly, the level of stress experienced is also categorized as high at 50.4% of the participants. Religiosity is found to have a significant influence on stress indicated at -6.533 with t-score religiosity. The negative value indicates that the higher the level of religiosity the cadets have, the lower stress level is experienced. Conversely, declining levels of religiosity contributes to the increase of stress.Conclusions and recommendation This finding suggests that religiosity seems to have a significant role in reducing stres. Further study is needed to confirm if institutional initiatives to supplement the curriculum with programs promoting religious activity may result in lower stress levels.Keyword Religiosity, Stress, Youth ABSTRAK Pendahuluan Politeknik Pelayaran Sumatra Barat merupakan pendidikan tinggi semi-militer yang menanamkan pendidikan karakter yaitu berupa kerapian, kedisiplinan, tanggap, tanggung jawab dan handal. Selama pendidikan di Politeknik Pelayaran Sumatra Barat taruna diharuskan tinggal di asrama, mengalami rutinitas yang padat dan adanya tuntutan akademis yang membuat taruna menjadi tertekan. Banyak penelitian sebelumnya memprediksi bahwa Dengan adanya religiositas yang dimiliki taruna, mereka mampu mengatasi semua beban masalah yang dihadapi. Sedangkan jiwa yang tingkat spiritual kurang bagus dapat menyebabkan stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh religiositas terhadap stres Taruna tingkat I Politeknik Pelayaran Sumatra Barat. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 123 orang. Metode Penelitian ini menggunakan skala religiositas dan skala stres. Religiositas memiliki lima dimensi, yaitu kepercayaan, ibadah atau praktik keagamaan, pengalaman, pengetahuan agama, dan pengamalan atau konsekuensi. Sedangkan stres memiliki dua aspek, yaitu aspek biologis dan psikologis. Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat religiositas taruna tingkat I Politeknik Pelayaran Sumatra Barat dikategorikan tinggi yaitu 103 orang dengan persentase 83,7%, tingkat stres taruna tingkat I Politeknik Pelayaran Sumatra Barat dikategorikan tinggi yaitu 62 orang dengan persentase 50,4%. Serta religiositas memiliki pengaruh secara signifikan terhadap stres yaitu dengan nilai signifikansi sebesar 0,000  0,05 dengan thitung religiositas sebesar -6,533. Nilai negatif pada thitung religiositas berarti bahwa kenaikan religiositas terbukti dapat menurunkan tingkat stres pada taruna tingkat I Politeknik Pelayaran Sumatra Barat. Sebaliknya penurunan tingkat religiositas akan meningkatkan tingkat stres pada taruna tingkat I Politeknik Pelayaran Sumatra Barat. Diskusi dan Saran Hasil penelitian ini membuktikan bahwa religiositas ternyata memiliki pengaruh yang siginifikan untuk mengurangi stres pada taruna. Hasil ini menjadi catatan penting terutama bagi instansi Politeknik Pelayanan Sumatra Barat untuk dapat mendukung peningkatan religiositas taruna dengan seperti pembuatan program rutin keagmaan, meningkatkan sarana ibadah, dan lain sebagainya yang bertujuan untuk memberikan ruang beribadah bagi taruna sehingga bisa meningkatkan atau mempertahankan religiositasnya. Ketika religiositas taruna tinggi maka tingkat stress mereka dapat ditekan sehingga keberhasilan taruna dalam pendidikan juga diprediksi akan lebih tinggi. Kata Kunci : Religiositas, Stres, Taruna
PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBASIS LESSON STUDY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI MAHASISWA PADA MATAKULIAH FISIOLOGI HEWAN DAN MANUSIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG: IMPLEMENTATION OF INQUIRY MODEL BASED ON LESSON STUDY ON THE UNDERSTANDING OF THE CONCEPT AND SKILLS OF STUDENTS COMMUNICATION IN THE PHYSIOLOGY OF ANIMAL AND HUMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nosi Qadariah; Murni Saptasari; Sri Endah Indriwati
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v5i02.10334

Abstract

Introduction The purpose of education is directed in accordance with developments in technology, information, and communication. Students are expected to have skills and skills. Understanding concept is the basis for achieving various 21st century. The results of observations indicate understanding of student’s concepts and communications skills is low. The right solution to solve this problem is the application of guided inquiry based on Lesson Study (LS).Method Classroom action research method using a qualitative descriptive approarch based on lesson study in the form of plan, do, see stages.Results The results showed that the implementation of inquiry learning syntax in the first cycle was 98% and increased in the second cycle to 100%. The application of inquiry can increase student’s understanding of concepts by a percentage of 71,75 in the first cycle and increased to 81,3 in the second cycle. Communication skills with a classical average of 81,2 in the first cycle and increased to 84,95 in the second cycle.Conclusions and Recomendations Criteria for the implementation of the inquiry model and lesson study are very accomplished and can improve student’s understanding of concepts and communications skills.Keywords inquiry learning, understanding of concept, communication skills, Lesson Study (LS) ABSTRAK Pendahuluan Tujuan pendidikan diarahkan sesuai dengan perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi. Mahasiswa diharapkan memiliki kecakapan dan keterampilan. Pemahaman konsep merupakan dasar untuk mencapai berbagai keterampilan abad 21. Keterampilan komunikasi merupakan salah satu kecakapan yang harus dimiliki di abad 21. Hasil observasi menunjukkan pemahaman konsep dan keterampilan komunikasi mahasiswa masih rendah. Solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini adalah penerapan Inkuiri Terbimbing berbasis Lesson Study (LS). Metode Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berbasis lesson study berupa tahapan plan, do, see. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan sintaks pembelajaran inkuiri pada siklus I sebesar 98% dan meningkat pada siklus II menjadi 100%. Penerapan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa dengan persentase 71,75 pada siklus I dan meningkat menjadi 81,3 pada siklus II. Keterampilan komunikasi dengan rata-rata klasikal sebesar 81,2 pada siklus I dan meningkat menjadi 84.95 pada siklus II. Kesimpulan dan Saran Kriteria keterlaksanaan model inkuiri dan lesson study sangat terlaksana serta dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan komunikasi mahasiswa. Kata Kunci pembelajaran inkuiri, pemahaman konsep, keterampilan komunikasi, Lesson Study (LS).  
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI: RELATIONSHIP BETWEEN SELF-ESTEEM WITH ASSERTIVE BEHAVIOR IN ADOLESCENT OF SENIOR HIGH SCHOOL 5 JAMBI CITY Rofifah Nabilah; Elvin Rosalina
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v5i02.10335

Abstract

Introduction The adolescents need to have an important attitude as a tool to communicate visibly and firmly about their needs by assertive behavior. Adolescents’ assertive behavior appear due to positive self-esteem which increasing the assurance for what they are doing is valuable.Method The research is a quantitative study with correlational approach. The sample was selected by Proportionate Startified random sampling technique. The research took place in SMA Negeri 5 Kota Jambi with the amount of 105 subjects. This research uses self-esteem scale and assertive behavior scale as the measurement tools. Pearson’s product moment correlation technique is used as data analysis methods.Results The result shows that there is a significantly positive relationship between self-esteem and assertive behavior (rxy = 0,620; p<0,01). Self-esteem has 38,4% effective contribute to assertive behavior, while the remaining 61,6% was contributed by the other factors.Conclusions and Recomendation Adolescents with positive self-esteem has the ability to be assertive in their behavior, which make the adolescent feel free to express what they think and able to tell it by their saying or their doing. They also able to communicate with others, have the active visions about life by chasing what they want.Keywords: Self-esteem, assertive behavior, adolescent ABSTRAK  Pendahuluan Para remaja membutuhkan suatu sikap yang penting untuk dimiliki dalam mengkomunikasikan secara jelas dan tegas atas kebutuhan melalui kemampuan berperilaku asertif. Asertifitas pada remaja muncul karena adanya penghargaan diri yang positif terhadap dirinya yang dapat menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang dilakukan itu sangat berharga. Para remaja membutuhkan suatu sikap yang penting untuk dimiliki dalam mengkomunikasikan secara jelas dan tegas atas kebutuhan melalui kemampuan berperilaku asertif. Asertifitas pada remaja muncul karena adanya penghargaan diri yang positif terhadap dirinya yang dapat menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang dilakukan itu sangat berharga. Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian korelasional. Pegambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Startified random sampling. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Kota Jambi. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 105 subjek. Penelitian ini menggunakan skala harga diri dan perilaku asertif. Metode analisis yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson’s product moment. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara harga diri dengan perilaku asertif (rxy = 0,620; p<0,01). Harga diri memberikan sumbangan efektif sebesar 38,4% terhadap perilaku asertif sedangkan 61,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Kesimpulan dan Saran Remaja yang memiliki harga diri positif dapat berperilaku asertif, dimana individu merasa bebas untuk mengungkapkan apa yang ada dipikirannya dengan menyatakannya melalui kata-kata ataupun tindakan, dapat berkomunikasi dengan orang lain dari semua tingkatan, memiliki pandangan yang aktif tentang hidup, dengan cara mengejar apa yang diinginkan. Kata Kunci: Harga Diri, Perilaku Asertif, Remaja  
ADVERSITY QUOTIENT PADA PERAWAT RUMAH DI RUMAH SAKIT DITINJAU DARI FAKTOR DEMOGRAFIS: ADVERSITY QUOTIENT OF HOSPITAL NURSES BASED ON DEMOGRAPHIC FACTORS Rut Marselia; Maria Estela Karolina
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v5i02.10336

Abstract

Introduction The role of nurses as health care providers in hospitals which amounted to 40% -60% must provide prime, efficient, effective, and productive services care for patients / communities. Nurses are the largest group of health care providers in hospitals who work on nearly 90% of health care through nursing care and greatly affect patient outcomes. The duties and responsibilities of the nurses are very high in work such as, high job demands, responsible for the safety of patient's life, strict work schedule, heterogeneity of personnel, dependence on work, competitive culture in the hospital, and peer pressure. Given the difficulties, it’s crucial to find out the importance of knowing the adversity quotient of nursesin order to see how far the nurse faces difficulties and job barriers in terms of demographic factors. Objective This study aims to determine the description of adversity quotient based on demographic factors.Method This research used quantitative research method with descriptive approach. The sample was taken using non probability sampling technique by purposive sampling The research took place at Mental Hospital of Jambi Province, St.Theresia Hospital and Ahmad Ripin Muaro Jambi Hospital. Subjects in this study were nurses that fulfil the criteria: have work experience in the hospital over>1 year and have nurse educational background. The total number of subjects in this study was 192 subjects. This study used adversity quotient scale as a measuring tool.Results The results showed that the level of adversity quotient of 126 nurses (65.6%) in hospital was in the moderate category. There was a relationship ofadversity quotient with age (p = 0,006) and number of dependants (p = 0,046).Keywords: Adversity Quotient, employment, nursed. ABSTRAK Pendahuluan Peran perawat sebagai penyedia layanan kesehatan di rumah sakit yang berjumlah 40% -60% harus memberikan perawatan layanan prima, efisien, efektif, dan produktif bagi pasien masyarakat. Perawat adalah kelompok penyedia layanan kesehatan terbesar di rumah sakit yang menangani hampir 90% perawatan kesehatan melalui perawatan dan sangat mempengaruhi hasil pasien. Tugas dan tanggung jawab perawat sangat tinggi dalam pekerjaan seperti, tuntutan pekerjaan yang tinggi, bertanggung jawab atas keselamatan hidup pasien, jadwal kerja yang ketat, heterogenitas personel, ketergantungan pada pekerjaan, budaya kompetitif di rumah sakit, dan tekanan teman sebaya. Mengingat kesulitannya, penting untuk mengetahui pentingnya mengetahui tingkat kesulitan perawat dalam rangka untuk melihat seberapa jauh perawat menghadapi kesulitan dan hambatan pekerjaan dalam hal faktor demografis. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menentukan deskripsi tingkat kesulitan berdasarkan faktor-faktor demografis. Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sampel diambil dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi, Rumah Sakit St.Theresia dan Rumah Sakit Ahmad Ripin Muaro Jambi. Subjek dalam penelitian ini adalah perawat yang memenuhi kriteria: memiliki pengalaman kerja di rumah sakit selama> 1 tahun dan memiliki latar belakang pendidikan perawat. Total jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 192 subjek. Penelitian ini menggunakan skala adversity quotient sebagai alat ukur. Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat adversity quotient dari 126 perawat (65,6%) di rumah sakit berada dalam kategori sedang. Ada hubungan kecerdasan adversitas dengan usia (p = 0,006) dan jumlah tanggungan (p = 0,046). Kata kunci Adversity Quotient, pekerjaan, dirawat.
DUKUNGAN SOSIAL DALAM QS. AD-DHUHA DAN QS. AL-INSYIRAH: SOCIAL SUPPORT IN QS. AD-DHUHA AND QS. AL-INSYIRAH Rena Kinnara Arlotas
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v5i02.10337

Abstract

Introduction Al-Quran is a guide to human life, include a balance between physical and mind, worship and self ability, relationships between people, and so on. Regarding guidance in human relations, the Koran has also given us instructions on how to provide social assistance for others who need it. This can be seen in QS. Ad-Dhuha and Al-Insyirah.Objective This research supports to see how social support is contained in QS. Ad-Dhuha and Al-Insyirah.The results of this research is social support contained in the QS. Ad-Dhuha and Al-Insyirah consist of emotional support, network support, esteem support, instrumental support, and information support. The benefits received by Rasulullah SAW after receiving this support are psychological well being, calm, and the burden becomes lighter. Rasulullah SAW also provides social support to others, especially orphans and beggar, and always give thanks to Allah SWT.Recomendatian So, we always believe in Allah SWT, always be grateful for all the support and gifts that He has given and we also always provide social support for others. Keyword: Social support, QS Ad-Dhuha, QS. AL-Insyirah ABSTRAK Pendahuluan Al-Quran adalah petunjuk hidup manusia yang meliputi keseimbangan antara lahir dan batin, ibadah dan kemampuan diri, hubungan antar manusia, dan sebagainya. Mengenai petunjuk dalam hubungan antar manusia, Al-Quran juga telah memberikan petunjuk bagi kita mengenai bagaimana memberikan dukungan sosial bagi orang lain yang membutuhkannya. Hal ini antara lain terlihat dalam QS. Ad-Dhuha dan Al-Insyirah. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dukungan sosial yang terkandung dalam QS. Ad-Dhuha dan Al-Insyirah. Hasil Dari hasil penelitian diketahui bahwa dukungan sosial yang terkandung dalam QS. Ad-Dhuha dan Al-Insyirah adalah berupa dukungan emosional (emotional support), dukungan jaringan (network support), dukungan penghargaan (esteem support), dukungan instrumental (tangible aid), dan dukungan informasi (informational support). Manfaat yang dirasakan Rasulullah SAW setelah mendapat dukungan tersebut adalah meningkatnya psychological well being, hatinya menjadi tenang dan lapang, serta bebannya menjadi terasa lebih ringan. Rasulullah SAW juga disuruh untuk memberikan dukungan sosial kepada orang lain, khususnya anak yatim dan orang yang meminta minta, serta senantiasa bersyukur pada Allah SWT. Saran Gambaran ini juga menjadi tuntunan bagi kita untuk selalu beriman kepada Allah SWT, senantiasa bersyukur atas segala dukungan dan karunia yang telah diberikan-Nya dan hendaknya kita juga senantiasa memberikan dukungan sosial bagi orang lain. Kata Kunci: Dukungan sosial, QS Ad-Dhuha, QS. AL-Insyirah
PENGARUH METODE STORYTELLING MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH III KOTA JAMBI: THE EFFECT OF STORYTELLING USING WAYANG TOWARD PROSOCIAL BEHAVIOUR OF EARLY CHILDHOOD IN AISYIYAH III KINDERGARTEN JAMBI CITY Clara Aprilia Carolin; Yun Nina Ekawati
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v5i02.10339

Abstract

Introduction Prosocial behaviour of early childhood increased at the age of 4-12 years. Prosocial behaviour is important to developed from an early age because very useful for develop social attitude better. In this era, teaching in early chilhood dominated by numeral and characters. In this case, aspect of cognitive get the bigger of stimulation but other aspect like prosocial behaviour less consider. Objective The purpose of this study is to determine whether the method of storytelling using puppets influences prosocial behavior in early childhood.Method This study using quantitative quasi experimental design. Technique of sample using purposive sampling. Total of subject are 16 with eksperimen and control grup. This research using checklist form observation. The hypothesis test using descriptive technique and paired sample t-test.Result This research shows that there is the significant positive effect between giving storytelling using wayang toward prosocial behaviour of early childhood in eksperimen group. The contribution of sig value (2 tailed) is 0,041 (p<0,05). Based on mean, there is raising prosocial behaviour of early childhood in eksperimen group, the value is 15,13%Conclusions And Recommendations Storytelling using wayang have a positive effect toward prosocial behaviour of early childhood. That is because wayang more interesting for children than only read a book. Storytelling routine can make the children to develop another of positive aspects.Keywords : storytelling, wayang, prosocial behaviour. ABSTRAK Latar Belakang Perilaku prososial pada anak usia dini meningkat pada usia 4 sampai 12 tahun. Perilaku prososial penting dikembangkan sejak usia dini karna berguna untuk mendukung pengembangan sikap sosial yang lebih baik di dalam diri dan lingkungan anak. Dewasa ini pengajaran pada anak usia dini lebih didominasi oleh angka dan huruf, dalam hal ini aspek kognitif mendapatkan stimulasi terbesar sedangkan aspek yang lain seperti perilaku prososial kurang diperhatikan. Objektif tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode storytelling menggunakan wayang berpengaruh terhadap perilaku prososial pada anak usia dini. Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi Eksperimen. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.Jumlah responden penelitian sebanyak 16 responden dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan form observasi checklist. Uji hipotesis menggunakan teknik paired sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pemberian metode storytelling menggunakan media wayang terhadap perilaku prososial pada anak usia ini pada kelompok eksperimen. Adapun kontribusi nilai sig. (2 tailed) sebesar 0,041 dengan p<0,05. Berdasarkan meanterdapat peningkatan perilaku prososial pada anak usia dini pada kelompok eksperimen sebesar 15,13%. Diskusi Metode storytelling menggunakan wayang berpengaruh terhadap peningkatan perilaku prososial pada anak usia dini. Hal ini dikarenakan media wayang lebih menarik minat anak dalam mendengarkan cerita dibandingkan hanya dibacakan melalui buku, sehingga pesan yang terkandung dalam cerita mudah disampaikan kepada anak. Kata kunci: mendongeng, wayang, perilaku prososial

Page 1 of 1 | Total Record : 7