cover
Contact Name
Titik Respati
Contact Email
jiks.unisba@gmail.com
Phone
081312135687
Journal Mail Official
jiks.unisba@gmail.com
Editorial Address
Jalan Hariangbanga No. 2, Tamansari, Bandung 40116
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
ISSN : "_"     EISSN : 26568438     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS) adalah jurnal yang memublikasikan artikel ilmiah kedokteran dan kesehatan yang terbit setiap 6 (enam) bulan. Artikel berupa penelitian asli, laporan kasus, studi kasus, dan kajian pustaka yang perlu disebarluaskan dan ditulis dalam bahasa Indonesia dengan memperhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS) ini merupakan salah satu jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) selain Global Medical & Health Communication yang telah bereputasi nasional dan internasional.
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains" : 16 Documents clear
Pengaruh Paparan Asap Rokok Tersier terhadap Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida Mencit Putra Zam Zam Rachmatullah; Samsudin Surialaga; Annisa Rahmah Furqaani
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.5847

Abstract

Jumlah perokok aktif saat ini semakin meningkat sehingga perokok pasif dan residu yang tersisa atau paparan asap tersier juga meningkat. Salah satu dampak buruk rokok dapat menyebabkan dislipidemia, di antaranya peningkatan kadar kolesterol total dan trigliserida. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh paparan asap rokok tersier terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida. Penelitian ini merupakan eksperimental in vivo dengan subjek penelitian mencit yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan dan kelompok perlakuan yang diberikan paparan asap rokok tersier selama 29 hari. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hewan FK Unisba selama bulan Maret–April 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol dan trigliserida antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p>0,05). Hasil ini mengindikasikan bahwa paparan asap rokok tersier belum memengaruhi kadar kolesterol total dan trigliserida. Durasi paparan asap rokok akut dengan intensitas ringan yang diberikan pada penelitian ini diduga belum memengaruhi metabolisme lipid. EFFECT OF THIRDHAND SMOKE EXPOSURE ON TOTAL CHOLESTEROL AND TRIGLYCERIDE LEVEL IN MICENowadays, an increase in the number of active smokers also indicates an increase in passive smokers and residual smoke or thirdhand smoke exposure. One of the impact of cigarette is dyslipidemia, characterized by elevation level of total cholesterol and triglycerides. The objective of the study was to analyze the effect of thirdhand smoke exposure on the level of total cholesterol and triglycerides. This study used an in vivo experimental design with one cigarette a day and 20 mice as the subject. The subjects divided into 2 groups, the control group received no treatment and the treatment group received thirdhand smoke exposure for 29 days. The study was conducted of Laboratorium Hewan FK Unisba during March–April 2009. The result of the study showed there was no significant difference in the level of total cholesterol and triglycerides among the control group and the treatment group (p>0.05). The result indicated that thirdhand smoke exposure had no effect on the level of total cholesterol and triglycerides. The duration of acute cigarette smoke exposure with low intensity given in this study suspected to not affect the lipid metabolism.
Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Skabies pada Santri di Pesantren Kabupaten Bandung Ryan Majid; Ratna Dewi Indi Astuti; Susan Fitriyana
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.5590

Abstract

Skabies adalah salah satu penyakit yang masih tinggi di negara berkembang. Di Indonesia, prevalensi penyakit skabies mencapai 6,8%. Faktor risiko penyakit skabies adalah kepadatan hunian, kontak langsung maupun tidak langsung, dan personal hygiene. Personal hygiene menjadi faktor yang memengaruhi kejadian skabies khususnya pada kalangan santri. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara personal hygiene dan kejadian skabies pada santri di salah satu Pondok Pesantren Kabupaten Bandung tahun 2019. Penelitian menggunakan metode analitik observasional pendekatan cross-sectional dengan prosedur dimulai dengan pemeriksaan oleh tim dokter untuk mengecek sampel apakah terkena skabies atau tidak dan memberikan kuesioner tentang personal hygiene yang telah divalidasi. Pada penelitian ini sampel berjumlah 60 responden yang didapatkan dengan metode simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil analisis data menunjukkan personal hygiene belum baik (55%), kejadian skabies yang tinggi (53%), dan terdapat hubungan antara personal hygiene dan kejadian skabies pada santri di salah satu Pondok Pesantren Kabupaten Bandung (p=0,042). Simpulan, personal hygiene adalah salah satu faktor risiko yang dapat berpengaruh terhadap kejadian skabies. THE CORRERATION OF PERSONAL HYGIENE AND SCABIES INCIDENCE ON SANTRI IN PESANTREN BANDUNG DISTRICTScabies is one of the disease which have high prevalence in developing countries. In Indonesia, the prevalence of scabies is up to 6.8%. Risk factors of scabies are dense habitat, direct and indirect contact, and personal hygiene. Personal hygiene is the factor that influence the incidence of scabies in santri. Aim of this study is to determine the correlation between personal hygiene and scabies incidence on santri in one of the Pesantren in Kabupaten Bandung 2019. The study was conducted using descriptive analytic method with cross-sectional approach with the procedure starts from examination to diagnose samples whether the samples are scabies or not and followed by samples filling a validated questionnaire about personal hygiene. Samples were taken with subjects as many as 60 subjects with simple random sampling method. The data were analysed with using chi-square test. The results of data analysis showed that personal hygiene on samples was bad (55%), scabies incidence was high (53%), and there was a correlation between personal hygiene and scabies incidence on santri in one of the Pesantren in Bandung district (p=0.042). In conclusion, personal hygiene is one of the risk factor that can influence the incidence of scabies.
Hubungan Beban Kerja Fisik dengan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Kuli Panggul Beras di Pasar Induk Gedebage Emilda Hanifa; Deddy Koesmayadi; Yuli Susanti
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.5668

Abstract

Prevalensi low back pain (LBP) di Indonesia 85–95% terjadi karena penyebab non-spesifik, di antaranya aktivitas fisik yang berat, mengangkat beban terlalu berat, postur tubuh statis saat bekerja, posisi bekerja, faktor gaya hidup, dan faktor psikologis. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan beban kerja fisik dengan kejadian low back pain (LBP) pada kuli panggul beras di Pasar Induk Gedebage. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian terdiri atas 33 responden. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner dan observasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami kejadian LBP sebanyak 29 orang. Responden yang memiliki beban kerja fisik dengan beban 33–52 kg/angkat adalah sebanyak 23 orang dan kejadian LBP sebanyak 19 orang. Hasil ananisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja fisik dan kejadian low back pain (p=0,372), namun terdapat faktor lain yang terkait dengan kejadian LBP, di antaranya usia, masa kerja, posisi angkat, dan skala nyeri. THE RELATIONSHIP OF PHYSICAL WORKLOAD WITH THE INCIDENCE OF LOW BACK PAIN (LBP) IN RICE HIP COOLIES AT PASAR INDUK GEDEBAGEThe prevalence of low back pain (LBP) in Indonesia is about 85–95%, it occurs due to non-specific causes, including heavy physical activity, lifting weights too heavy, static posture at work, working position, lifestyle factors, and psychological factors. The purpose of this study was to determine the relationship of physical workload with the incidence of low back pain (LBP) in rice hip coolies at Pasar Induk Gedebage. This research used observational analytic method with cross sectional approach. The research subjects consisted of 33 respondents. Data were collected by using questionnaires and observations. The results showed that the majority of respondents experienced LBP events as many as 29 people. Respondents who had a physical workload with a load of 33–52 kg/lift were 23 people, and LBP events were 19 people. Statistical analysis showed that there was no significant relationship between physical workload and the incidence of low back pain (p=0.372). Conclusion, there is no relationship between physical workload and the incidence of low back pain in rice hip coolies at Pasar Induk Gedebage, but there are other factors associated with LBP events, including age, work period, lifting position, and pain scale.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kualitas Hidup Penderita Talasemia Anak di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung Tahun 2019 Jamaluddin Kamil; Tito Gunantara; Yani Dewi Suryani
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.5848

Abstract

Talasemia merupakan penyakit genetik dan kronis yang dapat menyebabkan anemia berat sehingga mengganggu kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor apa saja yang memengaruhi kualitas hidup penderita talasemia anak di RSUD Al- Ihsan Kabupaten Bandung tahun 2019. Subjek penelitian adalah pasien talasemia anak di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Data diambil menggunakan teknik total sampling dengan jumlah subjek 65 orang. Desain penelitian bersifat analitik dengan rancangan potong lintang. Penelitian menggunakan alat berupa kuesioner pediatric quality of life (PedsQL) yang berisi 23 pertanyaan. Hasil analisis univariat didapatkan kualitas hidup total subjek penelitian adalah buruk dengan rerata skor 68,9. Fungsi fisik, emosi, dan sekolah buruk dengan nilai rerata skor <80. Analisis bivariat dengan chi square test didapatkan hubungan bermakna antara faktor-faktor dengan kualitas hidup dengan nilai p≤0,05. Analisis multivariat dengan multiple logistic regression test didapatkan faktor yang paling dominan memengaruhi kualitas hidup yaitu fungsi sosial dengan koefisien beta 1,823 dan nilai p=0,039. Simpulan, rerata kualitas hidup penderita talasemia anak di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung adalah buruk. Fungsi yang terganggu yaitu fungsi fisik, emosi, dan sekolah. Faktor yang paling dominan memengaruhi kualitas hidup dengan nilai tertinggi yaitu fungsi sosial. FACTORS THAT INFLUENCE THE QUALITY OF LIFE OF CHILDREN WITH THALASSEMIA IN RSUD AL-IHSAN BANDUNG IN 2019Thalassemia is a genetic and chronic disease that can cause severe anemia that disrupts the quality of life. The purpose of this study was to determine the description and factors that influence the quality of life of children with thalassemia in RSUD Al-Ihsan Bandung in 2019. The subjects were pediatric thalassemia patients in RSUD Al-Ihsan Bandung who met the inclusion criteria. Data were taken using a total sampling technique with a total 65 subjects. This study design was analytic with cross sectional design. This study used a tool of a Pediatric Quality of Life (PedsQL) questionnaire containing 23 questions. Univariate analysis results found that the total quality of life of the study subjects was poor with a mean score of 68.9. Physical, emotional, and school functions were poor with an average score of <80. Bivariate analysis with chi square test found a significant relationship between factors with quality of life with a p value ≤0.05. Multivariate analysis with multiple logistic regression test found that the most dominant factor affecting the quality of life was social function with a beta coefficient of 1.823 (p=0.039). Conclusions, the average quality of life of children with thalassemia in RSUD Al-Ihsan in Bandung is poor. Functions that are disrupted are physical, emotional, and school functions. The most dominant factor influencing the quality of life with the highest value is social function.
Hubungan Stunting dengan Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Anak Usia 2–5 Tahun di Desa Panyirapan, Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung Citra Kartika; Yani Dewi Suryani; Herry Garna
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.5597

Abstract

Stunting adalah kondisi gizi kronik yang diakibatkan oleh pemberian nutrisi yang tidak seimbang dengan kebutuhan berdasar atas indeks panjang badan menurut usia dengan nilai melampaui <–2 Standar Deviasi (SD). Efek jangka pendek stunting salah satunya dapat memengaruhi perkembangan motorik. Stunting dan perkembangan motorik erat kaitannya dengan kuantitas dan kualitas nutrisi yang masih terbatas sehingga proses perkembangan saraf yang dibutuhkan untuk fungsi motorik menjadi terganggu. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan stunting dengan perkembangan motorik kasar dan halus pada anak usia 2–5 tahun di Desa Panyirapan, Kec. Soreang, Kab. Bandung periode Agustus–September 2019. Penelitian ini merupakan analitik observasional menggunakan desain kasus kontrol dengan prosedur matching. Subjek dipilih menggunakan teknik pemilihan purposive sampling didapat sampel 37 anak untuk tiap kelompok kasus dan kontrol. Penilaian perkembangan motorik kasar dan halus menggunakan kuesioner praskrining perkembangan aspek motorik kasar dan halus. Data status stunting didapat berdasar atas skor-z indeks tinggi badan menurut usia kurang dari –2 SD. Analisis data menggunakan Uji McNemar. Hasil uji diperoleh status gizi stunting kemungkinan 5,02 kali (IK95%: 1,46–17,21) mengalami suspek gangguan perkembangan motorik kasar (p=0,013) serta kemungkinan 6,28 kali (IK95%: 1,85–21,39) mengalami suspek gangguan perkembangan motorik halus dibanding dengan status gizi tidak stunting (p=0,012). Simpulan, terdapat hubungan stunting dengan perkembangan motorik kasar dan halus pada anak usia 2–5 tahun. CORRELATION BETWEEN STUNTING WITH GROSS AND FINE MOTOR DEVELOPMENT OF CHILDREN AGED 2–5 YEARS OLD IN PANYIRAPAN SUBDISTRICT SOREANG BANDUNGStunting is a chronic nutritional condition caused by the intake of nutrients that are not balanced with the needs based indicator of body length for age with values exceeding <-2 Standard Deviation (SD). One of the short-term effects of stunting can affect motor development. Stunting and motor development are closely related to the quantity and quality of nutrients that are still limited so that the process of nerve development needed for motor function is disrupted. This study aims to determine the relationship of stunting with gross and fine motor development in children aged 2–5 years in Panyirapan subdistrict, Soreang, Bandung. This study was an observational analytic using a case control design with matching procedures. Subjects selected by purposive sampling technique obtained 37 samples of children for each case and control group. Gross and fine motor development was measure using kuesioner pra-skrining perkembangan (KPSP). Stunting was measured by indicator of body length for age (z-score) less than –2SD. Data analysis using McNemar test. The test results obtained that stunting has a possibility of 5.02 times (95%CI: 1.46–17.11) suspected of impaired gross motor development (p=0.013), and a 6.28 times probability (95%CI: 1.85–21.39) had suspected impairment of fine motor development compared with non-stunting (p=0.012). Conclusion, there is an correlation between stunting with gross and fine motor development in children aged 2–5 years.
Karakteristik Tanda Kardinal Penyakit Skabies pada Santri di Pesantren Yara Yuani Putri; Ratna Dewi Indi Astuti; Tryando Bhatara
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.5716

Abstract

Skabies merupakan suatu penyakit infeksi kulit yang menular. Penyakit ini dapat ditegakkan dengan menemukan dua dari empat tanda kardinal, yaitu gatal pada tempat predileksi terutama di malam hari, mengenai sekelompok orang, terdapat lesi terowongan pada kulit dan ditemukan tungau pada kerokan kulit. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik tanda kardinal penyakit skabies. Penelitian dilakukan di salah satu pesantren di Bandung dari bulan Maret sampai Oktober 2019. Subjek penelitian ini adalah penderita skabies sebanyak 43 orang. Penelitian ini bersifat deskriptif dan data dianalisis dengan analisis univariat. Pemeriksaan terowongan dilakukan dengan burrow ink test dan kerokan lesi dilakukan dengan teknik adhesive tape. Hasil penelitian menggambarkan bahwa papul merupakan morfologi lesi yang paling banyak ditemukan (86%), lokasi lesi terbanyak ditemukan di sela-sela jari (65%), hasil pemeriksaan positif pada burrow ink test sebanyak 14% dan keseluruhan adhesive tape test menunjukkan hasil negatif. Terowongan dan tungau sulit ditemukan pada penderita skabies disebabkan oleh kerusakan kulit karena garukan dan jumlah tungau yang sedikit.CHARACTERISTICS OF CARDINAL SIGNS OF SCABIES IN SANTRI AT ISLAMIC BOARDING SCHOOLSScabies is a contagious skin infection. This disease can be diagnosed by finding two of the four kardinal signs, namely itching at the site of predilection, especially at night, concerning a group of people, the presence of tunnel lesions in the skin and the discovery of mites in skin scrapings. This study aims to determine the characteristics of kardinal signs in scabies. The study was conducted at one pesantren in Bandung from March to October 2019. Subjects in this study were 43 person with scabies. Tunnel checks are performed with a burrow ink test and lesion scrapings are carried out using an adhesive tape technique. The data of this descriptive research are analyzed by univariate analysis. The results showed that papules were the most common lesion morphology (86%), most lesion locations were found between fingers (65.1%), positive examination results on the burrow ink test were 14% and all adhesive tape test showed results negative. Tunnels and mites are difficult to find in people with scabies due to skin damage due to scratching and a small amount of mites.

Page 2 of 2 | Total Record : 16