cover
Contact Name
Titik Respati
Contact Email
jiks.unisba@gmail.com
Phone
081312135687
Journal Mail Official
jiks.unisba@gmail.com
Editorial Address
Jalan Hariangbanga No. 2, Tamansari, Bandung 40116
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
ISSN : "_"     EISSN : 26568438     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS) adalah jurnal yang memublikasikan artikel ilmiah kedokteran dan kesehatan yang terbit setiap 6 (enam) bulan. Artikel berupa penelitian asli, laporan kasus, studi kasus, dan kajian pustaka yang perlu disebarluaskan dan ditulis dalam bahasa Indonesia dengan memperhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS) ini merupakan salah satu jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) selain Global Medical & Health Communication yang telah bereputasi nasional dan internasional.
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains" : 14 Documents clear
Penatalaksanaan Kasus Post Ischemic Stroke Sinistra dengan Komorbid Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dungus Rakhmad Rosadi; Kristiyono Putro; Marinda Yustia Nurfani; Sri Sunaringsih Ika Wardojo
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v5i1.10600

Abstract

AbstrakDi Indonesia, strok sering dikaitkan oleh gaya hidup masyarakat yang kurang sehat, seperti makan makanan berlemak, kurang beraktivitas dan konsumsi gula terlalu banyak, sehingga rerata di antara masyarakat Indonesia mengidap penyakit diabetes melitus yang menjadi penyebab strok iskemik karena proses aterosklerosis. Penelitian ini melaporkan studi kasus pasien pascastrok iskemik dengan komorbid diabetes melitus tipe 2 yang mengalami tindakan fisioterapi selama tiga minggu periode Juli 2022 di Rumah Sakit Umum Daerah Dungus. Hasil pemeriksaan: identifikasi problematika fisioterapi pada pasien meliputi kelemahan dan hipotonus AGA, AGB ankle, pola sinergis AGB sinistra, kelemahan core dan postural control sehingga pasien kesulitan duduk ke berdiri dan mempertahankan posisi berdiri sendiri, knee tidak kuat (goyang) saat berdiri, hip sirkumduksi ketika berjalan, weight bearing ke sisi yang sehat, penurunan keseimbangan dan koordinasi. Simpulan: intervensi sebanyak tiga kali penangganan terdapat perkembangan (1) peningkatan kekuatan otot knee; (2) penurunan nyeri ketika aproximasi hip; (3) peningkatan sedikit pada tonus ankle; (4) pasien dapat mengontrol pola sinergis fleksi hip dan knee; (5) peningkatan keseimbangan ketika berdiri dan berjalan.Kata kunci: Diabetes melitus, iskemi, strok Management Cases Post Ischemic Stroke Sinistra with Diabetes Mellitus Komorbid Type II Dungus HospitalAbstractStroke in Indonesia is more caused by unhealthy lifestyles and lifestyles, such as lazy to move, fatty foods and high cholesterol, so that many of them suffer from diseases, one of which is diabetes mellitus which causes stroke due to an atherosclerosis process. This study reports a case study of post-ischemic stroke patients with comorbid diabetes mellitus type 2 who underwent physiotherapy for three weeks in July 2022 at Rumah Sakit Umum Daerah Dungus. Check up result: Identification of physiotherapy problems in patients including weakness and hypotonia of AGA, ankle AGB, synergistic pattern of left AGB, weakness of core and postural control so that patients have difficulty sitting to standing and maintaining a standing position alone, knee is not strong (shake) when standing, hip circumduction when walking , weight bearing to the healthy side, decreased balance and coordination. Conclusion: in the administration of interventions as many as three times there was a development of (1) an increase in knee muscle strength; (2) a decrease in pain during hip approximation; (3) a slight increase in ankle tone; (4) patients can control synergistic patterns of hip and knee flexion; (5) improved balance when standing and walking.Keywords: Diabetes mellitus, ischemic, stroke
Pengaruh Small Group Discussion (SGD) terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa MAN 2 Banjarmasin tentang Penggunaan Antibiotik Ashiela Ashiela; Darini Kurniawati; Adriana Palimbo
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v5i1.10805

Abstract

AbstrakPengunaan antibiotik yang tidak rasional secara berulang dapat mengakibatkan resistensi. Resistensi antibiotik adalah 10 ancaman kesehatan dunia. Salah satu yang memengaruhi penggunaan antibiotik adalah pengetahuan yang dapat ditingkatkan dengan edukasi. Remaja sebagai agent of change akan menjadi perubahan baik untuk dibekali pengetahuan tentang penggunaan antibiotik. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh small group discussion terhadap tingkat pengetahuan siswa MAN 2 Banjarmasin tentang penggunaan antibiotik. Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat true experimental menggunakan pre-test and post-test group design. Populasi dan sampel penelitian adalah siswa MAN 2 Banjarmasin yang diteliti sebanyak 104 siswa kelas XII dengan pengacakan stratified random sampling. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juli 2022. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dan data dianalisis menggunakan uji statistika dan regresi ordinal. Hasil tidak terdapat hubungan antara karakteristik responden terhadap tingkat pengetahuan penggunaan antibiotik. Tingkat pengetahuan responden pre-test adalah 16 orang baik, 34 orang cukup, dan 54 orang kurang. Pada hasil posttest tingkat pengetahuan mengalami perubahan menjadi 48 orang baik, 28 orang cukup, dan 28 orang kurang. Small group discussion memiliki pengaruh sebesar 53,2% terhadap tingkat pengetahuan siswa MAN 2 Banjarmasin tentang penggunaan antibiotik. Pemberian edukasi dengan metode small group discussion memberikan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan siswa MAN 2 Banjarmasin tentang penggunaan antibiotik. Diperlukan penyampaian informasi dan edukasi yang rutin seperti penyuluhan maupun seminar oleh tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan penggunaan antibiotik.Kata kunci: Antibiotik, edukasi, pengetahuan, penggunaan antibiotikThe Effect of Small Group Discussion (SGD) on the Knowledge Level of Banjarmasin MAN 2 Students about the Use of AntibioticsAbstractRepeated irrational use of antibiotics can lead to resistance. Antibiotic resistance is a top 10 threat to world health. One that influences the use of antibiotics is knowledge that can be increased by education. Teenagers as agents of change will be a good change to be equipped with knowledge about the use of antibiotics. The purpose of this study was to determine the effect of small group discussions on the level of knowledge of students at MAN 2 Banjarmasin about the use of antibiotics. The design of this research is quantitative which is true experimental using pre-test and post-test group design. The population and sample of the study were students of MAN 2 Banjarmasin who were studied as many as 104 students of class XII with stratified random sampling. This research was conducted during July 2022. The measuring tool used was a questionnaire and data were analyzed using statistical tests and ordinal regression. The results showed that there was no relationship between the characteristics of the respondents and the level of knowledge on the use of antibiotics. The knowledge level of the respondents in the pre-test was 16 good people, 34 people had enough and 54 people had less. In the posttest results the knowledge level category changed to 48 good people, 28 people were sufficient and 28 people were lacking. Small group discussion has an effect of 53.2% on the level of knowledge of Man 2 Banjarmasin students about the use of antibiotics. Providing education with the small group discussion method has an influence on the level of knowledge of Banjarmasin MAN 2 students about the use of antibiotics. It is necessary to deliver routine information and education such as counseling and seminars by health workers to increase knowledge on the use of antibiotics.Keywords: Antibiotics, education, knowledge, use of antibiotics
Formulasi dan Evaluasi Sediaan Blush on Stick Ekstrak Umbi Bit (Beta Vulgaris L) Sebagai Antioksidan Muhammad Fahmi Ramadani; Siti Malahayati; Dede Mahdiyah
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v5i1.10842

Abstract

AbstrakUmbi bit (Beta vulgaris L) ialah tumbuhan yang dapat digunakan sebagai perona natural sebab memiliki betalanin sebagai melamin warna merah yang juga dapat bertugas sebagai antioksidan. Antioksidan bermanfaat mencegah kulit akibat negatif aspek luar serta menaikkan pembuatan kolagen kulit yang akan melindungi kekenyalan, fleksibilitas, dan kehalusan kulit (anti-aging). Blush on yang berupa stick serupa dengan lipstik, creamy, alhasil sesuai untuk seluruh tipe kulit. Tujuan riset ini menganalisis formulasi serta evaluasi sediaan blush on stick ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L) yang maksimal. Metode riset yang dicoba merupakan quasy experimental design dengan konsep riset one group posttest- only design. Waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober 2021–Mei 2022. Lokasi riset terletak di Laboratorium Teknologi Farmasi Universitas Sari Mulia Banjarmasin. Blush on stick ekstrak umbi bit diformulasi dengan 3 variasi Fokus dasar lilin carnauba 10%, 20%, serta 30%. Setelah itu dilakukan penilaian meliputi percobaan organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, serta kemampuan lekat. Hasil penilaian dalam percobaan organoleptis seluruh formulasi berwarna coklat serta beraroma mawar, kestabilan FI dan FII lembut serta FIII kaku. Percobaan homogenitas seluruhnya homogen. Percobaan pH seluruhnya memenuhi detail pH 4,5–6,5. Percobaan kemampuan sebar FI memenuhi spesifikasi 3–5 cm ialah 3,3 cm. Percobaan kemampuan lekat seluruh formulasi memenuhi detail 4 detik. Variasi konsentrasi dasar lilin carnauba mempunyai akibat pada penilaian sediaan blush on stick. Bersumber pada evaluasi formula yang maksimal merupakan F1 dengan konsentrasi lilin carnauba sebesar 10%. Simpulan, formulasi yang optimal berdasarkan hasil evaluasi pH, daya sebar, dan daya lekat adalah formulasi I dengan konsentrasi basis 10%.Kata kunci: Blush on stick, ekstrak umbi bit, formulasi, lilin carnaubaFormulation and Evaluation Of Blush on Stick Preparations Beetroot Extract (Beta Vulgaris L) As AntioxidantsAbstractBeetroot (beta vulgaris L) is a plant that can be used as a natural dye because it has betalanine as a red melamine which can also act as an antioxidant. Antioxidants are useful in preventing the skin from negative external effects and increasing the production of skin collagen which will maintain skin elasticity, flexibility and smoothness (anti- aging). The blush in the form of a stick is similar to lipstick, creamy, so it is suitable for all skin types. The purpose of this research is to analyze the formulation and evaluation of the maximum beetroot (beta vulgaris L) extract blush on stick. The research method being tried is quasy experimental design with the research concept of one group posttest-only design. The research period starts from October 2021–May 2022. The research location is located at the Pharmaceutical Technology Laboratory, Sari Mulia University, Banjarmasin. Beetroot extract blush stick is formulated with 3 variations of carnauba wax base focus of 10%, 20% and 30%. After that, an assessment was carried out including organoleptic experiments, homogeneity, pH, spreadability and adhesion ability. The results of the evaluation in the organoleptic experiment of all formulations were brown and rose-scented, the stability of FI and soft FII and stiff FIII. The homogeneity experiment is completely homogeneous. The pH test fully complied with the details of pH 4.5–6.5. The test for the ability to spread FI to meet the specifications of 3–5 cm was 3.3 cm. The adhesiveness test of all formulations fulfilled the 4 second detail. Variations in the base concentration of carnauba wax have an impact on the evaluation of blush stick preparations. Based on the evaluation of the optimal formula is F1 with a carnauba wax concentration of 10%. Conclusion, the optimal formulation based on the evaluation results of pH, spreadability and adhesion is formulation I with a base concentration of 10%.Keywords: Beetroot extract, blush on stick, carnauba wax, formulation
Pendekatan Lean Hospital dalam Mengoptimalkan Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Lucky Wardani; Muhardi Muhardi; Albert Hendarta
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v5i1.10608

Abstract

AbstrakPelayanan penunjang di rumah sakit merupakan salah satu penentu kualitas rumah sakit. Salah satu pelayanan penunjang di rumah sakit adalah laboratorium. Unit laboratorium seringkali mengalami permasalahan, yaitu belum mampu memberikan pelayanan kesehatan yang tepat waktu dengan standar pelayanan minimal di rumah sakit, kesalahan pengambilan darah, kerusakan sampel darah, dan terjadi kesalahan yang dapat menyebabkan pemborosan. Lean adalah upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan, meningkatkan nilai tambah produk (barang dan jasa), dan memberikan nilai kepada pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pendekatan lean hospital dalam mengoptimalkan pelayanan laboratorium dan kondisi sebelum dan setelah dilakukan pendekatan lean hospital pada laboratorium rumah sakit. Penelitian dilakukan pada September 2021 sampai dengan Februari 2022 di RS A Kota Cimahi dan RS B Kota Bandung. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif. Informan dipilih secara non probability dengan teknik purposive sampling. Data diolah dengan metode analisis lean. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio aktivitas value added terhadap total aktivitas di kedua rumah sakit adalah kurang dari 30%. Usulan perbaikan yang diajukan kepada manajemen di kedua rumah sakit menunjukkan quality improvement di antaranya penurunan waktu tunggu pasien, penunjuk arah ke laboratorium yang jelas, sistem informasi rumah sakit (SIMRS) yang terintegrasi, serta standar operasional prosedur (SOP) yang sesuai dipatuhi. Simpulan, kedua rumah sakit dianggap belum lean karena memiliki rasio aktivitas yang bernilai tambah (value added activities) terhadap total aktivitas adalah kurang dari 30%, pemborosan pada waiting time, process, transportation, motion dan defect dipengaruhi oleh man, methods, machine, dan environmental.Kata kunci: Laboratorium, lean hospital, manajemen rumah sakit, pelayanan optimal, pemborosanLean Hospital Approach to Optimizing Hospital Laboratory ServiceAbstractSupport services in hospitals are one of the determinants of hospital quality. One of the supporting services in hospitals is a laboratory. Laboratory units often experience problems, such as not being able to provide timely health services with minimum service standards in hospitals, blood sampling errors, damage to blood samples and medication error that can cause waste. Lean is a continuous improvement effort to eliminate waste, increase product value added (goods and services) and provide value to customers (customer value). The purpose of this study was to determine the lean hospital approach in optimizing laboratory services and to determine condition before and after the lean hospital approached. The research was conducted from September 2021 to February 2022 in A Hospital Cimahi and B Hospital Bandung. The research use qualitative method. Informants were selected non-probability with purposive sampling technique. The data is processed by lean analysis method. The results showed that the ratio of value added and non value added activities in both hospitals was less than 30%. The improvement proposals submitted to hospital management showed that there were quality improvements including decreasing patient waiting time, there are clear directions to the laboratory, an integrated hospital information system and appropriate standard operating procedure. In conclusion, the two hospitals are considered not lean because they have ratio of value added activities to total activities is less than 30%, there are wastes in waiting time, process, transportation, motion, and defects influenced by man, methods, machine and environment.Keywords: Hospital management, laboratory, lean hospital, optimal service, waste

Page 2 of 2 | Total Record : 14