cover
Contact Name
Reni Ambarwati
Contact Email
reniambarwati@unesa.ac.id
Phone
+6281231173525
Journal Mail Official
sainsmatematika@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Gedung D1 Kampus UNESA Ketintang Surabaya Kode Pos 60213 E-mail: sainsmatematika@unesa.ac.id Telp : 031-8280009
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Sains dan Matematika
ISSN : 23027290     EISSN : 25481835     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Jurnal ini menerbitkan artikel asli hasil penelitian di bidang biologi, fisika, kimia, dan matematika. Redaksi hanya menerima naskah asli yang belum pernah dipublikasikan dan tidak sedang dalam proses penerbitan di jurnal lain. Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan ejaan yang baik dan benar atau bahasa Inggris yang baik dan benar.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 213 Documents
Optimasi Pengawetan Produk Jamur Tiram Segar sebagai Upaya Penguatan Industri Olahan Jamur Mirwa Adiprahara Anggarani; Rusijono Rusijono
Sains dan Matematika Vol. 3 No. 2 (2015): April, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses pengawetan jamur tiram segar melalui penambahan zat tambahan makanan (aditif pangan) sebagai upaya meningkatkan nilai gunanya. Proses pengawetan jamur tiram segar dilakukan dengan merendam jamur tiram segar dalam beberapa jenis zat aditif, meliputi: (a) asam askorbat 0,05%; (b) asam sitrat 1%; (c) garam 2%; (d) kunyit 1%; (e) campuran asam askorbat 0,05%, asam sitrat 1%, dan garam 2%; (f) campuran asam askorbat 0,05%, asam sitrat 1%, garam 2%, dan kunyit 1%; (g) campuran natrium metabisulfi t 0,1%, garam 0,2%, asam askorbat 0,1%, asam sitrat 0,1%, dan kalium 0,1%; dan (h) campuran garam 2% dan kunyit 1%. Proses perendaman dilakukan selama 8 hari. Selanjutnya, untuk menentukan keberhasilan proses pengawetan jamur tiram segar, telah dilakukan pengukuran pH, serta jumlah jamur dan bakteri pada larutan pengawet setiap hari. jumlah kontaminasi mikrob dari hari ke hari dihitung menggunakan metode hitungan mikroskopis langsung. Sampel diletakkan di suatu ruang hitung (hemasitometer) dan jumlah sel dapat ditentukan secara langsung dengan bantuan mikroskop. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan fungi dan bakteri paling dapat dihambat pada perendaman menggunakan asam sitrat 2%. This research aimed to optimize the process of preservation of fresh oyster mushrooms by adding food additives as an effort to increase the value point. Fresh oyster mushrooms preservation process was done by soaking the fresh oyster mushrooms in some types of additives, including: (a) ascorbic acid of 0.05%; (B) 1% citric acid; (C) salt 2%; (D) turmeric 1%; (E) a mixture of 0.05% ascorbic acid, citric acid 1% and 2% salt; (F) a mixture of 0.05% ascorbic acid, citric acid 1%, 2% salt, and turmeric 1%; (G) a mixture of sodium metabisulphite 0.1%, 0.2% salt, 0.1% ascorbic acid, citric acid 0.1%, and 0.1% potassium; and (h) a mixture of turmeric salt 2% and 1%. Soaking process conducted for 8 days. Furthermore, to determine the success of the process of preservation of fresh oyster mushrooms, has been carried out measurement of pH, as well as the number of fungi and bacteria in preservative solutions every day. the number of microbial contamination from day to day is calculated using the direct microscopic count method. Samples were placed in a room count (hemocytometer) and the number of cells can be determined directly with the aid of a microscope. Results of the analysis showed that the growth of fungi and bacteria have inhibited the immersion using citric acid 2%.
Pengaruh Variasi PbO terhadap Serapan Optis Kaca Tellurite dengan Komposisi Er:TZPBN Mukhayyarotin Niswati Rodliyatul Jauhariyah; Ahmad Marzuki; Cari Cari
Sains dan Matematika Vol. 3 No. 2 (2015): April, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kaca tellurite banyak diminati peneliti karena kemampuannya sebagai host laser. Kaca tellurite yang dikembangkan ialah kaca tellurite dengan komposisi Er:TZPBN [55TeO2 35ZnO (5+x)PbO 2Bi2O3 (2-x)Na2O Er2O3] dengan x = 0; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3 % mol. Artikel ini mendeskripsikan pengaruh variasi PbO terhadap serapan optis kaca Er:TZPBN. Kaca Er:TZPBN dengan komposisi tersebut telah difabrikasi dengan metode melt quenching. Setelah kaca di-annealing dan di-polish, dilakukan karakterisasi, di antaranya berupa serapan optis. Hasil pengamatan menunjukkan serapan optis meningkat dengan penambahan PbO. Berdasarkan data serapan optis, nilai energi band gap optis kaca TZPBN:Er menurun seiring dengan penambahan konsentrasi PbO. Rentang nilai energi band gap optis pada komposisi ini memungkinkan sampel digunakan sebagai bahan semikonduktor. Most of researcher interest to investigate tellurite glasses because of the capability as host laser. The tellurite glasses that develop is Er:TZPBN [55TeO2 35ZnO (5+x)PbO 2Bi2O3 (2-x)Na2O Er2O3] with x = 0; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 and 3% mol. This paper describe the effect of PbO variation on optical absorption of Er:TZPBN. The Er:TZPBN glass had been fabricated by using melt quenching technique. After annealing and polishing proccess, we characterized the optical absorption of glass. The result of the characterization showed that the optical absorption increased with increasing PbO. Based on optical absorption data, the optical band gap energy decreased with decreasing PbO concentration. The value of optical band gap energy for this composition showed that this samples can use as the semiconductor material.
Isolasi dan Karakterisasi Bacillus sp. Pelarut Fosfat dari Rhizosfer Tanaman Leguminosae Mukamto Mukamto; Syazwani Ulfa; Weda Mahalina; Ahmad Syauqi; Laila Istiqfaroh; Guntur Trimulyono
Sains dan Matematika Vol. 3 No. 2 (2015): April, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rhizosfer tanaman Leguminosae banyak ditumbuhi bakteri, salah satunya adalah genus Bacillus yang merupakan Plant Growth Promoting Bacteria yang bermanfaat bagi tumbuhan, di antaranya karena kemampuannya dalam melarutkan fosfat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan isolat Bacillus sp. dari rhizosfer tanaman Leguminosae yang memiliki kemampuan melarutkan fosfat. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan isolasi bakteri, karakterisasi koloni, pewarnaan Gram, pewarnaan endospora, uji katalase, dan uji kelarutan fosfat. Metode isolasi yang digunakan dengan metode pour plate dan untuk pengujian bakteri pelarut fosfat menggunakan media Pikovskaya. Sebanyak 36 isolat Bacillus sp. berhasil diisolasi dengan berbagai karakter koloni dan karakter sel berbentuk batang, Gram positif, membentuk endospora, dan memiliki katalase positif kecuali isolat BAP2 dan BAP5 yang memiliki katalase negatif. Sebanyak lima isolat Bacillus sp. (isolast BCP 2, BCP 4, BAC 2, BCM 3, dan BAP 1) diketahui mampu melarutkan fosfat dengan terbentuknya holozone di sekitar koloni setelah masa inkubasi tujuh hari. Rhizosphere of Leguminosae is inhabited by bacteria, one of which is the genus Bacillus which is Plant Growth Promoting Bacteria that are benefi cial to plants, such as its ability to dissolve phosphate. The purpose of this study was to obtain isolates of Bacillus sp. from the rhizosphere of Leguminosae plants which has the ability to dissolve phosphate. This study was conducted by bacterial isolation, characterization colonies, Gram staining, coloring endospores, catalase test, and solubility test phosphate. Isolation methods used by the pour plate method for testing bacteria and phosphate solvent using Pikovskaya media. A total of 36 isolates of Bacillus sp. successfully isolated colonies with different characters and character of rod-shaped cells, Gram-positive, form endospores, and has a positive catalase except isolates BAP2 and BAP5 which has a negative catalase. A total of fi ve isolates of Bacillus sp. (Isolast BCP 2, BCP 4, BAC 2, 3 BCM, and BAP 1) known to be capable of dissolving phosphate holozone formation around the colonies after an incubation period of seven days.
Aktivitas Antibakteri Isolat Bakteri yang Berasosiasi dengan Kerang Pisau (Solen sp.) Oki W. D. Judianti; Mahanani Tri Asri; Guntur Trimulyono
Sains dan Matematika Vol. 4 No. 1 (2015): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakteri yang berasosiasi dengan kerang pisau (Solen sp.) berpotensi dalam senyawa antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan aktivitas antibakteri bakteri yang berasosiasi dengan kerang pisau dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli FNCC 0091 dan Staphylococcus aureus FNCC 0047, menentukan isolat bakteri asosiasi kerang pisau yang menunjukkan aktivitas antibakteri terbesar dalam menghambat pertumbuhan E. coli FNCC 0091 dan S. aureus FNCC 0047, menguji aktivitas antibakteri metabolit sekunder bakteri asosiasi kerang pisau, menentukan metabolit sekunder yang menunjukkan aktivitas antibakteri terbaik. Metode yang digunakan untuk skrining kualitatif adalah streak plate dan metode yang digunakan untuk skrining kuantitatif adalah well diffusion bilayer overlay. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri metabolit sekunder menggunakan metode well diffusion. Data hasil skrining dianalisis secara deskriptif dan data hasil uji aktivitas antibakteri metabolit sekunder dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dan dilanjutkan menggunakan uji Duncan. Hasil skrining menunjukkan 7 dari 27 isolat bakteri asosiasi kerang pisau menunjukkan aktivitas antibakteri, yaitu S611, S522, S526, S621, S625, S618, dan S626. Tiga isolat terpilih yang menunjukkan aktivitas antibakteri terbaik adalah S526, S618, dan S621. Metabolit sekunder ketiga isolat tersebut menunjukkan aktivitas antibakteri. Metabolit ekstraseluler S621 menunjukkan aktivitas antibakteri terbaik terhadap E. coli FNCC 0091 dengan rata-rata diameter zona jernih 17,67 ± 1,15 mm. Metabolit ekstraseluler S526 menunjukkan aktivitas antibakteri terbaik terhadap S. aureus FNCC 0047 dengan rata-rata diameter zona jernih 39,67 ± 1,15 mm. Solen sp. associated bacteria have potency to produce antibacterial compound. The purposes of this research were to describe the antibacterial activities of Solen sp. associated bacteria in inhibiting the growth of Escherichia coli FNCC 0091 and Staphylococcus aureus FNCC 0047, to determine Solen sp. associated bacteria isolat which has the highest antibacterial activities to againts of E. coli FNCC 0091 and S. aureus FNCC 0047, to assay the antibacterial activities from secondary metabolites of Solen sp. associated bacteria, to determine secondary metabolites which has the best antibacterial activities. Assay of antibacterial activities was done by qualitative screening using of streak plate method and quantity screening using of well diffusion bilayer overlay method along with antibacterial activities of secondary metabolites using of well diffusion method. Result of screening showed that seven isolates from 27 isolates of Solen sp. associated bacteria exhibited antibacterial activities, namely of S611, S522, S526, S621, S625, S618 and S626. Three isolates which have the best antibacterial activities were S526, S618 and S621. Secondary metabolites of those three Solen sp. associated bacteria showed antibacterial activities. Extracelular metabolites of S621 showed the best antibacterial activity against of E. coli FNCC 0091, and the average diameter of clear zone was 17.67 ± 1.15 mm. Extracelular metabolites of S526 showed the best antibacterial activity against of S. aureus FNCC 0047, and the average diameter of clear zone was 39.67 ± 1.15 mm.
Pengujian terhadap Mutu Pupuk Hayati Illetrisoy untuk Tanaman Kedelai Prihastuti Prihastuti
Sains dan Matematika Vol. 4 No. 1 (2015): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu dari pupuk hayati Illetrisoy. Penelitian diawali dengan identifi kasi jenis mikrob penyusun pupuk hayati, kualitas bahan pembawa dan produk pupuk hayati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Illetrisoy A dan Illetrisoy B mengandung 4 jenis bakteri yang berasal dari genus Phaenibacillus dan Bacillus. Bahan pembawa Illetrisoy berupa campuran gambut dan serbuk arang memberikan mutu yang baik pada Illetrisoy A (pH 6,75, C 22,13%, N 1,32%, P2O5 389 ppm, K 2,68 me/100 g dan total populasi 36,5 × 108 cfu/g bahan) dan Illetrisoy B (pH 6,92, C 21,74%, N 1,25%, P2O5 412 ppm, K 2,47 me/100 g dan total populasi 34,9 × 108 cfu/g bahan). Aplikasi pupuk hayati Illetrisoy terhadap tanaman kedelai dilakukan di rumah kaca Balitkabi pada MH II 2012. Perlakuan pemberian pupuk hayati Illetrisoy A dan Illetrisoy B dengan atau tanpa pemberian pupuk kandang tidak menunjukkan perbedaan terhadap karakter morfologis maupun hasil biji, yang belum dapat mengungguli perlakuan NPK. Penggunaan Illetrisoy memberikan harapan untuk mengurangi masukan pupuk kimia dan memperbaiki sifat-sifat tanah secara berkesinambungan. Disarankan penelitian dilakukan dalam periode waktu yang lebih panjang dan terintegrasi dengan pola tanam dan sistem budi daya yang ada. This study aimed to determine the quality of bio fertilizer. The research was consisted of identifi cation of microbial component, the carrier matter quality and the biofertilizer product. The result showed that Illetrisoy A and Illetrisoy B contain 4 species bacteria from the genus Phaenibacillus and Bacillus. The carrier of Illetrisoy was a mixture of Rawa Pening peat and charcoal powders provides a good quality in Illetrisoy A (pH 6.75, C 22.13%, N 1.32%, P2O5 389 ppm, K me/100 2.68 g and microbial population 36.5 × 108 cfu / g of matter) and Illetrisoy B (pH 6.92, C 21.74%, N 1.25%, P2O5 412 ppm, K me/100 2.47 g and microbial population 34.9 × 108 cfu / g of matter). The Illetrisoy effectiveness to soybean was conducted in the Balitkabi greenhouses at rainy season MH II 2012. The application of Illetrisoy A and Illetrisoy B with or without manure showed no differences in morphological characters and seed yield, which has been unable to outperform the NPK treatment. The Illetrisoy application provides a hope to reduce the inputs of chemical fertilizers and to improve soil properties in a sustainable manner. The research is recommended in a long period of time and is integrated with the cropping patterns and farming systems that exist.
Kajian Sitomorfologi Daun Kembang Kertas (Zinnia elegans) yang Diinduksi Kolkisina M. Badrut Tamam; Niken S. N. Handayani; Aziz Purwantoro
Sains dan Matematika Vol. 4 No. 1 (2015): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sel epidermis daun kembang kertas (Zinnia elegans) memiliki bentuk polihedral. Formasi pembentukan pavement cell dikendalikan oleh mikrotubula dan filamen aktin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh induksi kolkisina terhadap sitomorfologi daun kembang kertas. Konsentrasi perlakuan kolkisina yang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,01% dengan waktu lama perendaman yang berbeda. Biji kembang kertas diperlakukan dengan periode perendaman yang terdiri dari 0 jam (kontrol), 12 jam, 24 jam, 36 jam, dan 48 jam. Karakter morfologi dan anatomi yang diteliti adalah lebar dan panjang daun, bentuk pavement cell, serta lebar dan panjang stomata. Analisis sitologis dilakukan dengan menggunakan flowcytometry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kolkisina meningkatkan varian lebar dan panjang daun dan stomata jika dibandingkan dengan kontrol. Analisis sitologis dengan menggunakan fl owcytometry menunjukkan tidak adanya poliplodi namun puncak perhitungan sel mengalami penurunan. Perendaman dengan menggunakan kolkisina 0,01% mempengaruhi karakter sitomorfologi daun kembang kertas. Epidermal cells of dahlia fl owered (Zinnia elegans) leaves are polyhedral shape. The formation of pavement cell has been considered to be controlled by microtubule and/or actin fi lament organization. The aim of this research was to study the effect of colchicine induction in cytomorphological of dahlia fl owered leaves. The concentration of colchicine used for treatment was 0.01% with different soaking time. Zinnia elegans seeds were soaked in colchicine for different soaking time period, which were 0 hour (control), 12 hours, 24 hours, 36 hours, and 48 hours. Morphological and anatomical characters investigated were width and length leaves, shape of pavement cell, stomata width and length. Cytology analysis was done by using fl owcytometry. The result of this research showed that colchicine application increased the variance of leaves width and length and stomata width and length compared to control. Cytological investigation using fl owcytometry showed that polyploidy was absent but the peak of cell counting was decrease. The soaking with colchicine 0.01% affected cytomorphological characters of dahlia fl owered leaves.
Keragaman Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae) pada Pertanaman Kentang di Kabupaten Garut, Jawa Barat Tohidin Tohidin; Sudarjat Sudarjat; Agus Susanto; Dina Septria
Sains dan Matematika Vol. 4 No. 1 (2015): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Serangan Liriomyza spp. dapat menurunkan hasil panen tanaman kentang. Tingginya keragaman Liriomyza pada tanaman kentang akan menambah kerusakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keragaman Liriomyza dan tingkat intensitas serangan Liriomyza pada kentang varietas Granola dan kentang varietas Atlantik. Penelitian ini dilakukan di Desa Cibitung, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut pada bulan AprilJuni 2015 dengan menggunakan metode survei komparatif-deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dan perangkap kuning. Identifi kasi Liriomyza berdasarkan tipe korokan daun dari gejala kerusakannya. Data di analisis menggunakan uji T dan Indeks keragaman Shannon-Wiener (H). Hasil pengamatan menunjukkan tidak ada keragaman Liriomyza pada kentang varietas Granola dan Atlantik. Hanya satu jenis Liriomyza yang ditemukan yaitu L. huidobrensis. Terdapat perbedaan intensitas serangan Liriomyza pada kedua varietas kentang. Hama lain yang mendominasi kedua varietas kentang yaitu Empoasca sp. Berdasarkan indeks Shannon-Wiener, keanekaragaman jenis serangga hama tergolong rendah dan lingkungan tidak stabil. Liriomyza spp. can reduce the yield of potato. The high diversity of Liriomyza on potato plants will increase the damages. The objectives of this research were to determine the diversity of Liriomyza as well as the intensity of Liriomyzas attacks on Granola and Atlantic variety potatoes. The research was conducted at Cibitung, Cigedug distric, Garut regency from April to June 2015 using comparativedescriptive survey. The data were obtained by direct observation and the use of yellow sticky trap. Identifi cation of Liriomyza was based on leave damage types caused by the insect. The data were analyzed using T-test and Shannon-Wiener diversity index (H). The result showed that there was no diversity of Liriomyza on both varieties. There only species of Liriomyza found was L. huidobrensis. Both varieties of the potato had differences in the intensity of Liriomyzas attacks. The other pests in both varieties of potato was Empoasca sp.. Based on the Shannon-Wiener index, the diversity of the insect pest on potato was still low and environmentally no stable.
Pemanfaatan Sabut Siwalan untuk Pembuatan Karbon Aktif sebagai Adsorben Limbah Pewarna Industri Batik Heriono Heriono; Rusmini Rusmini
Sains dan Matematika Vol. 4 No. 1 (2015): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik karbon aktif sabut siwalan sebagai adsorben, pengaruh massa dan waktu interaksi terhadap kemampuan adsorpsi rhodamin B. Variasi massa karbon aktif sabut siwalan terhadap adsorpsi rhodamin B pada berbagai variasi massa yaitu 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5 gram dengan lama waktu interaksi 90 menit dan berbagai variasi waktu yaitu 30, 60, 90, 120, dan 150 menit dengan massa adsorben 0,3 gram. Penelitian dilakukan pada dua tahap. Tahap pertama pembuatan karbon aktif dari sabut siwalan. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa kandungan air dan abu pada karbon aktif sabut siwalam secara berturut-turut adalah 3,0622% dan 9,1429%. Hasil surface area analyzer menunjukkan luas permukaan dan rerata jari-jari pori berturut-turut sebesar 3,160 m2/g dan 3,199Ã…. Penelitian tahap kedua menguji aktivitas karbon aktif dari sabut siwalan dengan rhodamin B pada variasi massa dan waktu interaksi menunjukkan variasi massa berpengaruh terhadap kemampuan adsorpsi rhodamin B, waktu kontak optimum pada massa 0,3 gram dengan hasil rhodamin B teradsorp 67,59%. Selain itu, variasi waktu juga berpengaruh pada kemampuan mengadsorpsi rhodamin B, waktu kontak optimum pada waktu 90 menit dengan hasil rhodamin B teradsorp 58,95%. This study aimed to analyze the characteristic of activated carbon made from siwalan (palmyra palm) fi ber as adsorbent, the effect of the addition of various mass of siwalan fi ber and interaction time to the adsorption ability of rhodamine B. The various mass of siwalan fi ber used were 0.1; 0.2; 0.3; 0.4; and 0.5 grams with interaction time 90 minutes. In addition, various of interaction time were used, namely 30, 60, 90, 120 and 150 minutes with mass of adsorbent 0,3 grams. The study was conducted in two stages. The fi rst stage was making activated carbon from siwalan fi ber. The fi rst phase result showed that the content of water and ash in the activated carbon from siwalan fi ber were 3.0622% and 9.1429% respectively. The results of surface area analyzer showed that surface area and average pore radius were 3.160 m2/g and 3.199Ã… respectively. The second phase testing the activity of activated carbon from siwalan fi ber with rhodamine B in the variation of mass and interaction time result showed a mass 0.3 grams with the result of adsorbent rhodamine B was 67.59%. In addition, the time variation also affected the ability to adsorb rhodamine B. The optimum contact time of 90 minutes with result of adsorbent rhodamine B was 58,95%.
Monitoring Perdagangan Invertebrata Laut sebagai Spesimen Akuarium di Surabaya Putri Indrawati; Lia Li Anatus Tanziyah; Eka Widiyawati
Sains dan Matematika Vol. 4 No. 2 (2016): April, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini perdagangan hewan invertebrata semakin marak, namun belum ada data tentang jenis-jenis hewan tersebut serta bagaimana status konservasinya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis-jenis invertebrata laut sebagai spesimen akuarium yang diperdagangkan di Pasar Ikan Gunung Sari, Surabaya; mendeskripsikan status perlindungan invertebrata laut; mendeskripsikan cara perolehan (asal) hewan invertebrata laut yang diperdagangkan; serta mendeskripsikan keterlibatan masyarakat dalam perdagangan invertebrata laut sebagai spesimen akuarium Pasar Ikan Gunung Sari, Surabaya berdasarkan alasan pembelian, frekuensi pembelian, dan pengetahuan masyarakat tentang hewan yang dibeli. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode observasi hewan yang diperdagangkan dan wawancara terhadap pedagang dan pembeli hewan invertebrata. Terdapat 29 spesies invertebrata laut yang diperdagangkan sebagai spesimen akuarium di Pasar Ikan Gunung Sari Surabaya, tiga di antaranya termasuk hewan dilindungi. Selain itu, terdapat empat spesies yang termasuk kategore Least Concern menurut IUCN adan 15 spesies termasuk apendiks II CITES.Nowadays, the trading of invertebrate animals are increasing, however there is no data about the species of these animals and the status of their conservation. The purposes of this research were to identify the sea invertebrates as specimen of aquarium traded in Pasar Ikan Gunung Sari, Surabaya; describe the conservation status of sea invertebrates; describe the origin of those traded animals; and describe the role of the society in the trading of aquarium specimen in Pasar Ikan Gunung Sari, Surabaya based on the reason of the purchase, the frequency of purchase, and the knowledge of peoples about animals that they bought. This research conducted using observation methods, namely by observing of the animals that are traded and conducted interviews to the traders and buyers of invertebrates. In Pasar Ikan Gunung Sari, there were four shops that sell sea invertebrates. There were 29 species of sea an invertebrate are traded and was found three species of them were protected based on Government Regulations. In addition, there were four species which were classified as Least Concern according to IUCN and 15 species which were classified as Appendix II according to CITES. The sea invertebrates are obtained from suppliers routinely from the sea in Banyuwangi, Situbondo, Bali and Papua. The buyers were sea animals lovers who collected sea invertebrates to decorate their aquariums, but they do not know the conservation status protected of the animals.
Spatula dan Alligator sebagai Ikan Eksotik yang diperdagangkan di Surabaya Wahyu Khoirus Shaleh; Army Ista Fidya; Nurul Laily Nikmah; Dwi Ulfa Apriliana
Sains dan Matematika Vol. 4 No. 2 (2016): April, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan eksotik merupakan ikan yang dimasukkan ke negara lain yang bukan habitat aslinya. Salah satu jenis ikan eksotik yang marak diperdagangkan adalah ikan buaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis ikan buaya yang diperdagangkan di Surabaya dan mendeskripsikan pandangan penjual dan pembeli ikan hias terhadap perdagangan ikan eksotik. Observasi dilakukan di sembilan pasar hewan di Surabaya. Identifikasi ikan buaya didasarkan pada karakter morfologi. Data tentang pandangan penjual dan pembeli terhadap perdagangan ikan eksotik serta data sekunder tentang ikan buaya diperoleh melalui wawancara. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan buaya yang diperdagangkan di Surabaya adalah  spatula (Atractosteus spatula) dan alligator (Lepisosteus oculatus). Sebesar 89% penjual dan 100% pembeli mengatakan bahwa ikan buaya boleh diperjualbelikan secara bebas. Temuan ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang larangan introduksi ikan buaya. Oleh karena itu, kegiatan sosialisasi sangat diperlukan.Exotic fishes are fishes that are indroduced from non-native-habitat country. One of exotic fishes that were frequently traded are alligator fishes. This study aimed to identify the species of alligator traded in Surabaya and describe the views of sellers and buyers of ornamental fish for exotic fish trade. Observations conducted in nine animal markets in Surabaya. Alligator identification based on morphological characters. Data about the views of sellers and buyers about the trading of exotic fish were obtained through interviews. The results showed that there were two species of alligator traded in Surabaya, namely spatulla (Atractosteus spatula) and alligator (Lepisosteus oculatus). Almost all of sellers (89%) and 100% of buyers argued that alligator can be traded freely. This finding indicated that many people have not got information that exotic fishes, including alligator fishes, are not allowed to be sold. Hence, some effort on socialisation should be done.

Filter by Year

2012 2025