cover
Contact Name
I Gede Boy Darmawan
Contact Email
igedeboy@staff.unila.ac.id
Phone
+6282376758013
Journal Mail Official
jgrs@eng.unila.ac.id
Editorial Address
Jurusan Teknik Geofisika Gedung L Fakultas Teknik Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Lampung, Indonesia Kode Pos: 35145
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS)
Published by Universitas Lampung
ISSN : 27223647     EISSN : 27223639     DOI : https://doi.org/10.23960/jgrs
Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) merupakan jurnal ilmiah berkala di bidang geosains termasuk penginderaan jauh yang diterbitkan oleh Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Universitas Lampung sebanyak 2 edisi yaitu setiap bulan Mei dan November dalam satu tahun. Artikel yang diterbitkan telah melalui proses blind review dan proses editorial sesuai dengan standar publikasi ilmiah. Topik artikel diutamakan dari hasil penelitian yang original dan penelaahan ilmu pengetahuan yang baru dari bidang ilmu geosains seperti sumber daya alam maupun mitigasi bencana termasuk pemanfaatan penginderaan jauh.
Articles 73 Documents
Cover dan Halaman Depan Admin JGRS
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 2 No 1 (2021): JGRS Edisi Mei
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.528 KB)

Abstract

Aplikasi Citra Landsat untuk Pemetaan Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Bandung Regina Sawitri; Dzulfiqar Baco; Risa Ulfiyana; Toto Karo-karo
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 2 No 2 (2021): JGRS Edisi November
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1349.13 KB) | DOI: 10.23960/jgrs.2021.v2i2.42

Abstract

Tanah longsor adalah gerakan tanah yang disebabkan oleh faktor alami dan nonalami. Faktor alami dipengaruhi oleh struktur geologi daerah, jenis batuan, kemiringan lereng, dan intensitas curah hujan. Sedangkan faktor nonalami bersifat dinamis yaitu penggunaan lahan dan infrastruktur. Metode penginderaan jauh dengan citra satelit dapat digunakan untuk memetakan kawan rawan longsor. Citra satelit merupakan hasil perekaman satelit yang menggambarkan objek di permukaan bumi. Citra satelit terdiri dari beberapa band dengan panjang gelombang tertentu. Komposit band pada citra digunakan untuk mempertajam objek untuk mempermudah klasifikasi tutupan lahan. Pemetaan zonasi area rawan longsor di Kabupaten Bandung menggunakan metode pembobotan dan scoring. Pembobotan dan scoring dilakukan pada semua parameter yang menyebabkan longsor yaitu struktur geologi, jenis batuan, cutah hujan, kemiringan lereng, infrastruktur, dan tuutpan lahan hasil pengolahan citra satelit. Hasil yang didapat menunjukan potensi tanah longsor di Kabupaten Bandung didominasi kategori sedang sampai tinggi. Pemetaan kawasan rawan longsor sangat diperlukan sebagai langkah mitigasi untuk mengurangi dampak yang diakibatkan oleh bencana tanah longsor.
Pemetaan Rawan Longsor Daerah Palu Dengan Metode Weight Overlay Intan Pratiwi; Muhammad Adli Ito; Muthazhar Al Rasyid Harahap; Frederic Steven
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 2 No 2 (2021): JGRS Edisi November
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.931 KB) | DOI: 10.23960/jgrs.2021.v2i2.48

Abstract

Topografi yang berbukit dengan tingkat kemiringan yang cukup tinggi menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi terjadinya longsor. Hal ini didukung dengan kondisi alam Kota Palu yang dominan dengan daerah perbukitan yang cukup terjal juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya bencana longsor. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan SIG dalam pemetaan tingkat kerawanan terjadinya bencana longsor di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Hasil penelitian menunjukkan curah hujan pada wilayah penelitian didominasi oleh intensitas yang sedang hingga tinggi berada pada kisaran di bawah 700 hingga di atas 2500. Jenis tanah yang mendominasi yaitu jenis batuan kapur dan metamorf Dengan didominasi oleh batuan kapur dan metamorf. Kemudian jenis batuan didominasi oleh batuan berkapur dan metamorf, batuan sedimen serta batuan vulkanik. Berdasarkan peta kemiringan lereng Kota Palu, dibagi 4 klasifikasi kemiringan lereng berdasarkan kemiringannya Sangat Rendah, Rendah, Sedang, dan Tinggi. Hasil dari pemanfaatan SIG ini kita dapat mengetahui bahwa kabupaten Palu memiliki potensi bencana longsor yang cukup tinggi karena Kondisi tanah di Kota Palu yang cenderung tidak memiliki sumber serapan yang baik, sehingga air yang masuk ke dalam tanah tidak dapat menahan dan mengakibatkan erosi pada lapisan tanah yang dilewatinya.
Penerapan Analisis Geospasial Berbasis Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Tingkat Ancaman Bencana di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat Adief Zulsfi; Nico Bram Prima Simanjuntak; Vivi Anita Sari; Faula Rahmi
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 2 No 2 (2021): JGRS Edisi November
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.56 KB) | DOI: 10.23960/jgrs.2021.v2i2.50

Abstract

Secara geologis Kabupaten Padang Pariaman terletak pada jalur patahan akibat pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia, serta memiliki topografi yang dilalui oleh banyak anak sungai sehingga hal tersebut yang menyebabkan Kabupaten Padang Pariaman rawan terhadap bencana. Berbagai macam bencana yang dapat terjadi pada Kabupaten Padang Pariaman yaitu banjir, longsor, gempa bumi dan tsunami. Dari berbagai jenis bencana tersebut dapat terjadi pada lokasi yang berlainan ataupun lokasi yang sama. Sehingga perlunya dilakukan pemetaan kerentanan wilayah terhadap bencana secara individual tiap bencana dan juga pemetaan tingkat ancaman terhadap bencana pada Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan hal itu maka dilakukan penelitian ini untuk melakukan pemetaan tingkat ancaman bencana dan memberikan informasi mengenai wilayah-wilayah yang memiliki kerawanan terjadinya bencana yang kemudian diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan upaya mitigasi serta diharapkan dapat meminimalisir dampak yang akan terjadi jika terdapat bencana di wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode Boolean overlay. Dari hasil pemetaan didapatkan daerah rawan banjir sebagian besar terdapat pada pesisir barat Kabupaten Padang Pariaman, daerah yang memiliki tingkat kerawanan longsor yaitu pada area timur yang merupakan daerah perbatasan Kabupaten Solok, Tanah Datar, dan Agam. Daerah yang memiliki kerawanan terhadap gempa yaitu Sungai Limau, ke Tiku Utara berbatasan dengan Sungai Geringging bagian barat, Kec. Patamuan hingga kecamatan Lubuk Alung dan pada bagian pesisir barat yang merupakan daerah yang memiliki tingkat kerawanan tsunami. Sehingga pada peta ancaman bencana hampir seluruh bagian dari Kabupaten Padang Pariaman memiliki ancaman terhadap bencana.
Pemanfaatan Informasi Spasial Berbasis SIG untuk Pemetaan Tingkat Kerawanan Longsor di Kabupaten Karangasem, Bali Deamasari Dwi Rusdiana; Ramadhanti Nuryandini; Juniarti Heni Imelia; Nuraini Syifa Hafidah
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 2 No 2 (2021): JGRS Edisi November
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.849 KB) | DOI: 10.23960/jgrs.2021.v2i2.51

Abstract

Tanah longsor yaitu gerakan tanah berkaitan langsung dengan berbagai sifat fisik alami. Metode weighted overlay yang menggunakan data raster yang memiliki satuan terkecil berupa pixel sehingga dapat digunakan untuk memetakan kawasan rawan longsor untuk wilayah yang relatif luas. Pemetaan zonasi area rawan longsor di Kabupaten Karangasem, Bali didasarkan dari perhitungan bobot dan scoring tiap parameter longsor yang meliputi kondisi geologi, jenis batuan, curah hujan, tingkat kelerengan, struktur geologi, infrastruktur serta tutupan lahan hasil olahan citra satelit serta dilanjutkan dengan operasi spasial dari parameter tersebut. Dari hasil pengolahan yang didapat Kabupaten Karangasem Bali tidak memiliki daerah dengan tingkat rawan longsor yang tinggi, adapun daerah yang ditandai Warna Biru menunjukkan kemungkinan rawan longsor sedang yang terdapat pada kecamatan Kubu, Rendang, Selat, Bebandem, Abang dan Karangasem. Secara geologi, daerah dengan tingkat rawan longsor yang sedang terdapat gunungapi aktif sehingga tingkat kemiringan lerengnya cukup tinggi yaitu sebesar 25-62%. Pada kecamatan Kubu, Abang, Karangasem, Sidemen, Selat, Bebandem dan Rendang yang ditandai dengan Warna Hitam memiliki kemungkinan rawan longsor dengan nilai rendah yaitu sebesar <15%.
Remote Sensing in Predicting Development Patterns of Built-up Land Iqbal Eko Noviandi; Alvien Hanif Ramadhan; Rahma Nur Hasanah; Nandi
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 2 No 2 (2021): JGRS Edisi November
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2366.961 KB) | DOI: 10.23960/jgrs.2021.v2i2.61

Abstract

Indonesia is a developing country whose construction and development are centered on the island of Java, especially in West Java Province. Sukabumi City is one of the areas in West Java. The development of urban areas is expanding due to various human needs to carry out the construction of buildings. Remote sensing that can be used to store developments with multi-temporal analysis with materials is Landsat imagery from 2001 to 2020. The method used is the Normalized Difference Built-up Index (NDBI). The purpose of this study is to map the development of the built-up land from year to year and predict the following years. The results of the research on the significant changes in built-up land occurred between 2013-2020, while from 2001 to 2013 there was not much change. Based on the research results, the total growth of built-up land was 1.539% per year with a population growth rate of 1.4% per year. The results of the analysis show that the area of ​​land built in Sukabumi City in 2028 is 186,7194 km2 or has increased by 21,2808 km2 since 2020.
Pemetaan Suhu Permukaan Anomali Panas Bumi Daerah Gunung Ciremai Menggunakan Data Inframerah Termal Landsat 8 Syatiya Mirwanda; Fatiha Salsabila; Regita Pramesti; Annida Rifqoh Zakiyyah; Muhammad Rizki Tuelzar
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 2 No 2 (2021): JGRS Edisi November
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.822 KB) | DOI: 10.23960/jgrs.2021.v2i2.64

Abstract

Prospek geotermal di daerah Timur Ciremai berada pada aktivitas vulkanik aktif namun pencarian prospek panas bumi di area ini mengabur akibat adanya kontras antara batuan vulkanik dengan batuan sedimen. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi area potensial panas bumi berdasarkan suhu permukaan menggunakan metode pengindraan jauh. Data yang digunakan berupa citra satelit Landsat 8 yang sudah mempunyai sensor termal yang disebut Thermal Infrared Sensor (TIRS) pada pita sensor 10 dan 11 yang dikombinasikan dengan NDVI. Hasil analisis NDVI menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki vegetasi dan permukaan berupa air atau awan yang lebih banyak memantulkan gelombang cahaya tampak dibandingkan gelombang infrared dengan nilai NDVI -0,75 - 0,88. Hasil analisis LST dapat diketahui bahwa suhu permukaan pada daerah tersebut memiliki nilai dalam rentang 15 °C – 31 °C. Area yang memiliki tingkat LST tinggi di antara tingkat LST yang rendah dapat diperkirakan sebagai area yang memiliki anomali. Hal ini bersesuaian dengan kerapatan vegetasi pada area tersebut yang tinggi sehingga seharusnya besar suhu permukaannya rendah bukan sebaliknya. Berdasarkan integrasi dengan data manifestasi di lapangan, maka dapat di pastikan bahwasanya terdapat beberapa anomali panas bumi pada arah tenggara dari Gunung Ciremai.
Cover dan Halaman Depan Admin JGRS
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 2 No 2 (2021): JGRS Edisi November
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.24 KB)

Abstract

Analisis Spasio-temporal Kekeringan Pada Lahan Sawah di Lampung Selatan Berbasis Pengolahan Normalized Difference Drought Index Pada Citra Satelit Landsat 8 Agung Mahadi Putra Perdana; Angga Yudha Pratama; Adam Irwansyah Fauzi; Tri Kies Welly; Rian Nurtyawan
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 3 No 1 (2022): JGRS Edisi Mei
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.886 KB) | DOI: 10.23960/jgrs.2022.v3i1.65

Abstract

Kekeringan pada lahan pertanian merupakan kondisi berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu dalam periode tertentu. Pada November 2019 Kabupaten Lampung Selatan mengalami kekeringan pertanian yang menyebabkan terjadinya kegagalan panen lahan sawah seluas 1300 Ha. Citra Landsat 8 merupakan salah satu data penginderaan jauh sistem optis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekeringan padi menggunakan metode indeks kekeringan. Indeks kekeringan Normalized Difference Drought Index (NDDI) adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat kekeringan suatu wilayah berdasarkan parameter NDVI dan NDWI. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengestimasi luas kekeringan yang telah terjadi di Kabupaten Lampung Selatan dengan menerapkan indeks NDDI. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kekeringan yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan pada Juli 2019 sampai Desember 2019 dapat teridentifikasi dengan akurasi sebesar 88,1% dan tingkat kelas kekeringan yang bervariasi. Puncak kekeringan ringan dan kekeringan sedang terjadi pada Juli 2019 dengan luas 10019,43 Ha dan 4539,94 Ha, puncak kekeringan berat dan ekstrem pada Desember 2019 yaitu 1012,26 Ha dan 2463,96 Ha. Peningkatan kekeringan ekstrem pada bulan November dan Desember 2019 diduga karena akumulasi dari rendahnya curah hujan pada beberapa bulan sebelumnya.
Pemetaan Tingkat Keparahan Kebakaran Hutan dan Lahan Menggunakan Algoritma Normalized Burn Ratio (NBR) Pada Citra Landsat 8 di Kabupaten Muaro Jambi Muhammad Arrafi; Lili Somantri; Riki Ridwana
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 3 No 1 (2022): JGRS Edisi Mei
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1639.411 KB) | DOI: 10.23960/jgrs.2022.v3i1.68

Abstract

Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki area hutan terluas di Indonesia. Luasnya area hutan di Provinsi Jambi tidak diiringi dengan pengelolaan yang baik, hampir setiap tahunnya selalu terjadi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi. Kabupaten Muaro Jambi menjadi kabupaten dengan tingkat keparahan kebakaran hutan dan lahan tertinggi di Provinsi Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat keparahan akibat kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan nilai Difference Normalized Burn Ratio (dNBR) pada citra Landsat 8 dengan analisis multiwaktu citra sebelum terjadinya kebakaran dan sesudah terjadinya kebakaran. Nilai NBR yang sudah didapat dilakukan pengambilan sampel untuk mendapatkan nilai rerata dan standar deviasi. Berdasarkan penelitian ini menunjukkan sepanjang tahun 2021 tingkat keparahan didominasi oleh kelas keparahan rendah dengan persentase 53,84% dengan total luasan 6.700,5 Ha. Selanjutnya diikuti oleh kelas keparahan sedang dengan persentase 30,48% dengan total luasan 3.793,4 Ha. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam upaya pemulihan kembali area bekas terbakar di Kabupaten Muaro Jambi.