cover
Contact Name
Rizki Agung Novariyanto, M.Pd
Contact Email
maharsi@budiutomomalang.ac.id
Phone
+6285236936893
Journal Mail Official
maharsi@budiutomomalang.ac.id
Editorial Address
Jl. Citandui 47 B Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
ISSN : 26562499     EISSN : 26848686     DOI : https://doi.org/10.33503/maharsi.v2i2
Core Subject : Social,
Jurnal Maharsi ini divisikan sebagai wadah bagi para peneliti, baik di lingkungan Jurusan Pendidikan Sejarah dan Sosiologi IKIP Budi Utomo Malang maupun diluar IKIP Budi Utomo Malang untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya dan hasil kajian teori terutama dalam bidang Pendidikan, Sejarah, dan Sosiologi atau ilmu-ilmu sosial pada umumnya
Articles 57 Documents
MAKNA PERILAKU SOSIAL REMAJA PENIKMAT KOPI LELET DI KOTA REMBANG Mario Fahmi Syahrial
MAHARSI Vol 1 No 02 (2019): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v1i02.553

Abstract

Kebiasaan dan tradisi ngopi dalam perkembangannya juga diikuti oleh remaja di kota Rembang. Semula kebiasaan ngopi didominasi oleh orang dewasa dan orang tua, tapi kini dalam perkembangannya remaja yang sebagian besar pelajar mulai terpengaruh dan mengikuti kebiasaan ngopi. Budaya ngopi pada masyarakat Rembang telah berkembang dan melahirkan sub-kultur penikmat kopi lelet sebagian besar masih remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan subjek penelitian adalah penikmat kopi di kotaRembang yang minum kopi lelet di warung kopi. Fokus penelitian adalah terhadap perilaku sosial remaja penikmat kopi lelet di Rembang. Tujuan penikmat kopi lelet berkumpul bersama selain bertujuan untuk menikmati secangkir kopi lelet juga memiliki tujuan untuk menjalin komunikasi, bertukar informasi dan menjalin keakraban antara sesama penikmat dan penikmat kopi. Perilaku sosial lain yang nampak dari penikmat kopi lelet adalah dari perilaku konsumsi, yang mana mempunyai selera kopi yang sama. Perilaku konsumsi yang dilakukan adalah minum kopi dan merokok. Aktifitas merokok, minum kopi (ngopi), dan melukis rokok dengan ampas kopi (nglelet rokok) pada saat nongkrong dan berkumpul bersama di warung kopi merupakan suatu hal yang wajib dilakukan, karena kopi dan rokok mampu mempererat dan mengakrabkan sesama penikmat kopi lelet. Minum kopi dan merokok di warung kopi sudah menjadi gaya hidup remaja di kota Rembang. Hal ini dikarena ada usaha dan keinginan untuk selalu memenuhi kebutuhan minum kopi dan merokok di warung kopi. Gaya hidup yang ditunjukan oleh remaja penikmat kopi lelet yang dapat diartikan sebagai ukuran harga diri dan munculnya perubahan perilaku menuju masyarakat konsumsi.
KEN ANGROK PENDIRI WANGŚA RĀJASA Defan Firmansyah; Yahmin Yahmin
MAHARSI Vol 1 No 02 (2019): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v1i02.555

Abstract

This research have a purpose to reveal Ken Angrok’s figure in establish Tumapĕl’s Kingdom and also Wangśa Rājasa’s cause Ken Angrok establish this family’s name in 13th Century. In this research, have a research’s methods can be use, that is historiography’s methods. Historiography’s methods consist of four stage. This stage is: 1) Heuristic (aggregation of data source, that is ancient inscription, manuscript, foreign’s report and folklore); 2) Criticical Source (verify to accurate data source); 3) Interpretation (declension to various sata source); and 4) Historriography (writing about result’s research into form about scientific activities). This research can be conclusion that is Ken Angrok succesfull fall out Kaḍiri’s Kingdom and establish his kingdom and the new dynasty’s name. Successful from Ken Angrok because the right political strategy and with support from the clergy, the leader from local’s area and the leader from vilages in the east Kawi’s Mountain and the legitimacy from politics pass through his wedding with Ken Dĕḍĕs.
KEHIDUPAN ETNIS MADURA PASCA KONFLIK DENGAN ETNIS DAYAK TAHUN 1997 DI DESA PAHAUMAN KEC. SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT Juwanda Juwanda; Winin Maulidya Saffanah
MAHARSI Vol 1 No 02 (2019): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v1i02.580

Abstract

Etnis Madura tidak kembali kedaerah asalnya ada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal faktor internal ialah faktor keluarga dan faktor eksternal adalah faktor mata pencaharian dan lahan. cara beradaptasi Etnis Madura terhadap masyarakat Dayak melalui dua cara yaitu dengan mempelajari bahasa setempat dan silaturahmi atau mengunjungi tempat tinggal warga sekitar. , kondisi Kalimantan Barat saat ini pada tahun 2018 sudah aman dan tentram kembali aturan-aturan yang awal sudah diberlakukan lagi serta kondisi antara etnis Madura dan etnis Dayak sudah tidak ada rasa benci maupun dendam.
PERMAINAN TRADISIONAL BOI BOIAN DALAM KOMPETENSI KALOBORASI PADA PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK KESIAPAN MAHASISWA IKIP BUDI UTOMO MALANG DALAM MENYONGSONG KECAKAPAN ABAD 21 Romaldus Boli Witin; Puspita Pebri Setiani
MAHARSI Vol 1 No 02 (2019): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v1i02.581

Abstract

Masalah yang dihadapi dan yang peneliti dilakukan adalah berdasarkan latar belakang masalah dapat didefinisikan masalah sebagai berikut :apakah modep pembelajaran TGT Terintegrasi permainan Boi-Boian dapat meningkatkan kompetensi kolaborasi kecakapan abad 21 dalam materi proses penyebaran adama Budha dan Hindu Indonesia di SMA Negeri 1 Wulandoni. Dalam penelitian ini peneliti mengambil data di SMA Negeri 1 Wulandoni yaitu dengan subjek penelitian siswa kelas XII IPA dan IPS, tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa angket dan lembar observasi. Penelitian ini dibantu dengan menggunakan model pembelajaran TGT terintegrasi permainan Boi- boian. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian pada siswa/siswi SMA Negeri 1 Wulandoni dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan yang positif pada penerapan model pembelajaran Team games tournament berbantuan dengan permainan boi-boian untuk meningkatkan kompetensi kolaborasi kecakapan abad 21 terhadap hasil belajar afektif siswa kelas XI IPS SMA NEGERI 1 WULANDONI. Selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh perbedaan antara nilai pre-test dan nilai post-test kreativitas siswa. Dari hasil pengolahan terlihat bahwa angka signifikansi untuk peubah adalah 0,000. Karena nilainya jauh di bawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian treatmen/perlakuan pada siswa dengan model pembelajaran TGT 1.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI POKOK BAHASAN PERUBAHAN SOSIAL (CONTRAVENTION) MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAM ACCELERATE DINTRUCTION PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA. Arfenti Amir; Irwan Nur
MAHARSI Vol 1 No 02 (2019): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v1i02.606

Abstract

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan hasil belajar sosiologi pokok bahasan perubahan sosial (Contravention) melalui metode pembelajaran Team Accelerated Intruction pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Bontomarannu Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan hasil belajar sosiologi pokok bahasan perubahan sosial (Contravention) melalui Metode pembelajaran Team Accelerated Intruction pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Bontomarannu Kabupaten Gowa Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus dengan 4 tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang dilakukan secara berulang. Guru sebagai salah satu komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar, memiliki peran ganda yakni sebagai pengajar dan sebagai pendidik. Selain sebagai pengajar dan pendidik, guru juga memiliki peran yang sangat besar dalam pengelolaan kelas. Dengan pemaksimalan fungsi dan peran guru akan berimplikasi pada perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran yang salah satu indikatornya berupa peningkatan hasil belajar siswa.Salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh pendidik dalam hal ini adalah bagaimana mengajarkan sosiologi dengan baik dan benar agar tujuan pengajaran dapat dicapai semaksimal mungkin. Pengajaran sosiologi di sekolah menengah berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa mengaktualisasikan potensi-potensi diri mereka dalam memahami dan mengungkapkan berbagai perubahan sosial yang ada dewasa ini.Materi peubahan Sosial merupakan salah satu materi pelajaran sosiologi yang di ajarkan di kelas XII SMA/MAN sederajat.
BERIMAN SECARA KREATIF Fransiskus Mayrezky Diaz
MAHARSI Vol 2 No 1 (2020): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v2i1.691

Abstract

Jurnal ini berjudul: Beriman Secara Kreatif: Sebuah Studi atas Penghayatan Iman Menurut Dua Pelukis Katolik Beraliran Abstrak di Malang. Fokus utama riset ini adalah pemaknaan iman menurut dua pelukis Kristiani aliran abstrak di kota Malang. Sehubungan dengan fokus itu, perlu dilihat apakah iman memiliki pengaruh dalam aktivitas berkesenian mereka. Mengikuti teori Interaksionisme simbolik Mead (Mead,1972), penulis menduga bahwa melukis abstrak adalah tindakan yang para seniman lakukan untuk menghadirkan iman dalam simbol, yaitu lukisan. Penulis menemukan bahwa tindakan mereka sebagai cara untuk mengubah arti dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan berdasarkan penafsiran mereka terhadap situasi batin mereka. Iman mempengaruhi mereka dalam melukis abstrak, karena lewat lukisan abstrak mereka mengungkapkan imannya. Gaya abstrak dianggap lebih memuaskan kreativitas mereka dalam mengekspresikan iman mereka. Pesan iman itu muncul dari kegelisahan mereka akan makna terdalam imannya. Dengan menggumuli permasalahan tersebut dan dengan menghadirkannya dalam lukisan abstrak, mereka telah beriman secara kreatif. Artikel ini dibingkai oleh kegelisahan penulis akan beberapa pertanyaan: mengapa mereka mengungkapkan iman mereka dalam lukisan abstrak yang sulit dimengerti oleh orang awam? Apa makna iman bagi mereka? Apa yang melatarbelakangi mereka melukis dengan gaya abstrak? Bagaimana penafsiran mereka terhadap karya-karya mereka yang abstrak itu. Artikel ini hendak membahas tentang pengungkapan iman lewat lukisan abstrak. Tema ini menarik perhatian penulis, karena pelukis responden mengungkapkan imannya secara visual dan dalam gaya abstrak. Sementara tidak banyak orang yang bisa melihat bahwa lukisan yang tidak berwujud itu adalah lukisan yang mengungkapkan iman sang pelukis. Bahkan lukisan abstrak itu memiliki nilai yang lebih kaya dan multi-interpretasi daripada lukisan-lukisan dari aliran lain yang memiliki wujud yang jelas.
PERSEPSI PELAKU IBADAH HAJI DI DESA TAMBAKSARI RUBARU SUMENEP DALAM RITUAL PEMBERANGKATAN DAN PENJEMPUTAN IBADAH HAJI Isyanto isyanto; Liyanto liyanto
MAHARSI Vol 2 No 1 (2020): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v2i1.747

Abstract

Nilai status sosial bagi pelaku ibadah haji sudah menjadi tradisi yang terpelihara dari generasi ke generasi di Desa Tambaksari Kecamata Rubaru Kabupaten Sumenep, hal tersebut dapat terlihat ketika masyarakat menunaikan ibadah haji terdapat ritual-ritual, dimulai dari ritual sebelum berangkat menunaikan ibadah haji, ketika sedang berhaji, bahkan ketika sudah pulang pun terdapat ritualritual disana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status sosial pada pelaku ibadah haji yang ada di masyarakat Desa Tambaksari Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penentuan informanya menggunakan teknik porposiv sampling. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah status sosial dari Peter L. Berger. Dalam penelitian ini juga terdapat tiga tradisi yang selalu melekat pada saat perayaan ibadah haji diantaranya adalah Pestah sekaligus Ngater Hajjiyen, Slametan Sappen Malem, dan Ngambek Hajjiyen. Status sosial pelaku ibaddah haji di masyarakat Desa Tambaksari Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep adalah mempersepsikan status sosial pelaku ibadah haji sangat istimewa, mereka dipandang sebagai kelompok masyarakat yang lebih tinggi dari pada kelompok masyarakat yang belum menunaikan ibadah haji, mereka juga dibangga-banggakan oleh masyarakat yang belum menunaikan ibadah haji. Tidak lupa juga terdapat beberapa simbol-simbol setelah para pelaku ibadah haji itu tiba di tanah air seperti songkok putih, pakaian gamis dan sorban yang selalu melekat pada para pelaku ibadah haji.
Model Pembelajaran Problem Solving Skills Dalam Upaya Peningkatan Kepekaan Masalah Sosial Mahasiswa IPS IAIN Tulungagung Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar Bagus Setiawan
MAHARSI Vol 2 No 1 (2020): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v2i1.748

Abstract

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dimuka bumi ini secara bersama-sama dengan berbagai latar belakang etnis, bahasa, budaya, adad-istiadad yang beraneka ragam serta berbagai permasalahan yang menemani kehidupan sosial tersebut disetiap harinya. Sehingga rentan sekali akan timbulnya masalah sosial, masalah sosial sendiri merupakan suatu kondisi dimana jika di dalam kehidupan sosial antara elemen satu dan elemen lainnya tidak melaksanakan fungsi dan peranannya sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku, maka keadaan tersebut masalah sosial. Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang dibagun dalam rangka untuk meningkatkan dan menanamkan nilai-nilai sosial. Di kehidupan manusia banyak sekali masalah yang dihadapi dan manusia selalu ingin memecahkan permasalahan tersebut yang sedang dihadapinya. Namun kenyataan pada umumnya masih banyak orang-orang yang belum mampu melakukanya dengan baik. Baik itu permasalahan dalam lingkup yang besar maupun kecil seperti ketimpangan ekonomi, penggusuran, konflik antar etnis, agama, budaya, pemanasan global, isu-isu sosial dan sebagainya. Problem solving skills adalah suatu keterampilan atau proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data-data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik.1994). Di dalam model pembelajaran problem solving skills ini peserta didik dituntut aktif untuk dapat menggali secara mandiri sebuah permasalahan yang ada disekitar meraka dan berusaha memberikan solusi atau jalan keluar yang sesuai dengan pemikiran peserta didik sendiri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatan kepekaan terhadap masalah sosial mahasiswa-mahasiswa IPS IAIN Tulungagung terhadap fenomena-fenomena sosial, permasalahan sosial, yang mungkin saja sedang terjadi disekitar lingkungan tempat mereka berada. Mahasiswa diharapkan memiliki kepakaan terhadap masalah sosial atau fenomena masalah sosial yang sedang terjadi di sekitar kehidupan mereka di masyarakat. Mahasiswa diharapkan mampu untuk menyelesaikan permasalahan terhadap fenomena atau masalah sosial yang sedang terjadi dengan analisis berdasarkan data yang mereka kumpulkan secara mandiri. Dari hasil penelitian dengan judul “Model Pembelajaran Problem Solving Skills Dalam Upaya Peningkatan Kepekaan Masalah Sosial Mahasiswa IPS IAIN Tulungagung Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar”. Hasil jawaban dari 100% responden bahwa 94 % menyatakan tahu mengenai model pembelajaran problem solving sklills dan 82% menyatakan mahasiswa IPS IAIN Tulungagung Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar mampu untuk menemukan masalah sosial sehingga bisa dikatakan mahasiswa cukup peka terhadap masalah yang sedang terjadi di sekitar mereka. Sebanyak 91 responden atau sebesar 87.5% mahasiswa menyelesaikan masalah yang di temukan dengan solusi atau jalan keluar yang diberikan mahasiswa dalam model pembelajaran problem solving skills yaitu dengan tanggapan tertinggi adalah mampu. Sebesar 94% menyimpulkan mahasiswa IAIN Tulungagung jurusan IPS dengan mata kuliah ilmu sosial dasar adalah sangat terbantu dengan adanya model pembelajaran problem solving skills dalam pembelajaran. Banyak masalah-masalah sosial yang ditemukan oleh mahasiswa IPS IAIN Tulungagung dan menarik untuk ditindak lanjuti. Masalah tersebut berada di lingkungan masyarakat seperti: Miras dikalangan remaja, Rusaknya moral masyarakat akibat tempat karaoke, kegiatan Judi dan Maraknya sabung ayam di masyarakat, Kerusuhan dan pertikaian antar 2 kubu pencak silat, Tingginya tingkat perceraian tkw, Fenomena game online mobile legend di kalangan remaja dan masyarakat, Lunturnya nilai tata krama anak muda terhadap orang yang lebih tua di masyarakat, dsb.
MUSEUM KAMBANG PUTIH TUBAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR TENTANG TOLERANSI ANTAR UMAT HINDU, BUDHA, DAN ISLAM MASA MAJAPAHIT Gargarisna Diputra
MAHARSI Vol 2 No 1 (2020): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v2i1.756

Abstract

Salah satu obbjek wisata di daerah tuban yang menjadi andalan adalah Moseum Kambang Putih,Museum Kambang Putih terletak di jantung kota Tuban satu-satunya museum di kota Tuban, sangat strategis dan berdekatan dengan objek wisata lainnya, seperti; Masjid Agung Tuban, Makam Sunan Bonang, Pantai Boom, dan Klenteng Wan I. Museum ini menyimpan banyak warisan budaya, seperti benda-benda yang ditemukan di wilayah Kabupaten Tuban (Mashari, 2012). Museum Kambang Putih berada di kompleks alun-alun kota Tuban, tepatnya di sebelah barat Kantor Bupati Tuban. Berdekatan dengan kawasan wisata religi makam Sunan Bonang dan Masjid Agung Tuban. Museum yang buka setiap hari Senin – Minggu ini merupakan pindahan dari museum Kambang Putih lama yang sebelumnya berada di kompleks Pendapa Kabupaten Tuban (Agung, 2012). Sewaktu berada di Kompleks Pendopo Krida Museum Kambang Putih sepi dari pengunjung karena letaknya yang jauh dari keramaian. Kata museum merupakan reduplikasi dari kata yunani klasik Museon, yaitu bangunan suci sebagai pemujaan kepada Sembilan dewa seni dan ilmu pengetahuan Yunani kuno. Sedangkan pengertian museum sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1995, Museum adalah lembaga perawatan, penyimpanan, pengamanan, dan pemanfatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Dengan demikian museum terbuka untuk umum, khususnya untuk tujuan pendidikan dan rekreasi (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, 2010:3). Dalam dunia pendidikan museum bisa dijadikan sumber dan media belajar terutama mata pelajaran sejarah
KULTUR POLITIK TRADISIONAL JAWA PADA MASA REZIM ORDE BARU TAHUN 1967-1998 Aloysius Kasman; Septa Rahadian
MAHARSI Vol 2 No 1 (2020): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v2i1.810

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan Rezim Orde Baru yang merupakan apa yang dilakukan Orde Baru melalui kekuasannya. Dalam ilmu politik, kekuasaan digunakan untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yakni mcenyejahterakan rakyatnya, termasuk ideologi apa yang digunakan. Orde Baru hadir sebagai antitesis dari era demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin membuat, jarak terhadapnya, bahkan memperlihatkan permusuhan terhadap Orde Lama. Kekuasaan Orde Baru bermula pada tahun 1967-1998. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang merupakan catatan relevansi dengan pemerintahan rezim Orde Baru yang berlandaskan pada kultur politik tradisional Jawa, jauh sebelum kedatangan kolonial Belanda di Nusantara. Metode-metode sejarah yang dipaparkan seperti, Pemilihan Topik (kedekatan emosional dan kedekatan intelektual ), Heuristik ( mencari dan mengumpulkan data ), Verifikasi ( kritik sumber buku interen dan eksteren ), Interpretasi (penafsiran) dan Historiografi (catatan sejarah ). Kemudian hasil dari penelitian Kultur politik tradional Jawa yang lahir jauh sebelum masa kolonial Belanda abad ke- xix sebagai dasar efektivitas penyalahgunaan kekuasaan Rezim Orde tahun 1967 sampai 1998 di Indoesia.