cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Fitopatologi Indonesia
ISSN : 02157950     EISSN : 23392479     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Fitopatologi Indonesia (JFI) is an official publication owned by the Indonesian Phytopathology Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia). In 2010, JFI management was given to PFI Komda Bogor. Since then, JFI has been published 6 times (January, March, May, July, September, and November).
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022" : 6 Documents clear
Intensity of Main Disease in Several Superior Sugarcane Clones at Krebet Baru Sugar Factory, Malang Rizqiyah, Sakinah Inayatur; Yulianti, Titiek; Hidayat, Sri Hendrastuti
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.6.231-238

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman perkebunan penting sebagai penghasil utama gula di Indonesia. Penurunan produksi gula tebu dalam beberapa tahun terakhir tidak sejalan dengan permintaan gula tebu yang kian meningkat. Pemuliaan tanaman diarahkan untuk mendapatkan varietas-varietas tebu unggul yang diharapkan memiliki produktivitas tinggi dan tahan terhadap faktor-faktor gangguan yang dapat menurunkan produktivitas tanaman. Pengamatan penyakit mosaik bergaris (Sugarcane streak mosaic virus/SCSMV), pokahbung (Fusarium moniliforme), dan luka api (Sporisorium scitamineum) dilakukan pada 14 klon tebu unggul di PG Krebet Baru, Malang. Pengamatan intensitas penyakit dilakukan setiap 2 minggu selama 3 bulan dan sampel tanaman yang menunjukkan gejala penyakit dideteksi penyebab penyakitnya di laboratorium. Gejala penyakit mosaik bergaris terjadi pada tiga klon tebu dengan intensitas antara 8.33% dan 63.89%; sedangkan gejala penyakit pokahbung dan luka api ditemukan pada 11 dan 14 klon tebu dengan intensitas berturut-turut 2.78% sampai 22.22% dan 11.11% sampai 25%. Konfirmasi keberadaan SCSMV diperiksa dengan metode polymerase chain reaction; sedangkan cendawan F. moniliforme dan S. scitamineum melalui isolasi jaringan dan pengamatan jaringan meristem. Secara umum insidensi penyakit tergolong rendah pada klon 8 dan 12 sehingga klon tersebut dapat direkomendasikan sebagai klon potensial yang digunakan dalam mengendalikan penyakit utama tebu.
Yield Loss Due to Tuber Rot and Identification of the Causal Agents in Sweet Potatoes in Cilimus District, Kuningan Regency, West Java Province Zahra, Atiqah Luthfi Anawati; Giyanto; Widodo
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.6.239-247

Abstract

Pada tahun 2019 terjadi peningkatan insidensi busuk umbi pada tanaman ubi jalar bersamaan dengan musim hujan berkepanjangan yang melanda sebagian besar Pulau Jawa sehingga menyebabkan kehilangan hasil. Salah satu daerah yang terdampak ialah Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan untuk menghitung kehilangan hasil ubi jalar yang diakibatkan oleh permasalahan busuk umbi dan mengidentifikasi penyebabnya di Kecamatan Cilimus. Kehilangan hasil akibat busuk umbi berkisar 4.3% dan 19.7% dengan rata-rata 9.4%. Jika disandingkan dengan data penurunan produksi ubi jalar di Kecamatan Cilimus dari tahun 2018 sampai tahun 2021 maka permasalahan busuk umbi tersebut menunjukkan peran yang penting terhadap penurunan produksi di daerah tersebut. Hasil identifikasi patogen mengonfirmasi Ralstonia solanacearum sebagai bakteri penyebab busuk umbi. Berdasarkan gejala morfologi diketahui bahwa R. solanacearum menjadi penyebab utama permasalahan busuk umbi (56.8%), diikuti oleh hama Cylas formicarius (29.1%), dan kombinasi keduanya (14.1%). Pola tanam dan teknik budi daya yang dilakukan oleh petani diduga memicu perkembangan permasalahan busuk umbi di area penelitian tersebut.
Combination of Biocontrol Agents to Control Shallot Disease in The Field Widodo, Widodo; Khamidi, Thamrin; Sobir, Sobir; Wiyono, Suryo; Suryaningsih, Andika Septiana
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.6.248-254

Abstract

Produksi bawang merah di Indonesia menghadapi permasalahan hama dan penyakit yang berat. Penggunaan pestisida menjadi andalan petani hingga saat ini untuk pengendalian hama dan penyakit tersebut. Beberapa agens biokontrol hama dan patogen bawang merah terbukti efektif secara individual, namun belum terintegrasi di lapangan. Tujuan penelitian ialah mengevaluasi kombinasi agens biokontrol dengan efektivitas terbaik untuk menekan insidensi penyakit utama bawang merah di lapangan. Percobaan lapangan dilakukan di Tegal, Jawa Tengah, salah satu sentra penghasil bawang merah di Indonesia. Perlakuan yang diuji ialah kombinasi Fusarium nonpatogenik (FNP) + plant growth promoting rhizobacteria (PGPR)+ khamir antagonis (KA), FNP + KA, PGPR + KA, FNP+PGPR, fungisida sintetik, dan tanpa perlakuan (kontrol). Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan sebagai blok. Semua perlakuan kombinasi agens pengendali hayati dan fungisida sintetik menunjukkan perbedaan nyata dengan perlakuan kontrol dalam menekan penyakit busuk batang (Fusarium oxysporum f. sp. cepae) dan bercak ungu (Alternaria porri), tetapi tidak berbeda nyata antarperlakuan. Produktivitas bawang merah dengan perlakuan agens pengendali hayati memiliki bobot umbi segar yang cukup tinggi. Tanaman dengan perlakuan agens hayati PGPR + KA dan FNP + PGPR memiliki bobot umbi segar yang paling tinggi di antara perlakuan agens pengendali hayati lainnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi kombinasi agens pengendali hayati berpotensi menekan penyakit bawang merah di lapangan.
Isolation and Morphological Characterisation of Cercospora janseana Infecting Rice Leaves Tondok, Efi Toding; Sa’adah, Rima Nur Halimatu
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.6.255-263

Abstract

Penyakit bercak cokelat sempit pada tanaman padi menjadi salah satu penyakit yang paling merugikan. Di Indonesia, informasi mengenai penyakit ini masih terbatas dan kurang mendapatkan perhatian petani dan peneliti. Pengetahuan dasar mengenai patogen penyebabnya—Cercospora janseana—diperlukan sebagai acuan dalam tindakan pengendalian dan memahami epidemiologinya di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan menentukan teknik isolasi yang sesuai untuk C. janseana serta melakukan karakterisasi morfologinya dari beberapa varietas tanaman padi. Teknik isolasi yang digunakan ialah metode penanaman jaringan, suspensi spora, penyebaran spora, dan penempelan spora. Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati warna dan pertumbuhan koloni, konidium dan konidiofor, serta pertumbuhan koloni pada medium tumbuh yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik isolasi yang sesuai untuk C. janseana ialah dengan penempelan spora pada agar-agar air dan menumbuhkannya pada medium agar-agar Martin. Teknik ini lebih baik dibandingkan dengan tiga teknik isolasi lainnya dan berhasil memudahkan proses isolasi C. janseana hingga diperoleh isolat murni.
Penurunan Risiko Perkembangan Cendawan Terbawa Benih Hotong asal Pulau Buru melalui Perlakuan Air Panas PARLINDO, FITRA; Khairani, Hagia Sophia; Ardie, Sintho Wahyuning
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.6.264-268

Abstract

Penurunan Risiko Perkembangan Cendawan Terbawa Benih Hotong (Setaria italica) Asal Pulau Buru Melalui Perlakuan Air Panas Penggunaan benih sehat yang bebas cendawan terbawa benih merupakan faktor penting untuk meningkatkan produksi hotong (Setaria italica). Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya teknik eliminasi cendawan terbawa benih melalui perlakuan air panas terhadap benih hotong asal Pulau Buru. Identifikasi cendawan terbawa benih menunjukkan bahwa Boeremia merupakan cendawan dominan pada benih hotong asal Pulau Buru. Perlakuan air panas dengan kombinasi suhu (50 ℃, 52 ℃, 54 ℃) dan lama perlakuan (15, 20, 25 menit) diujikan untuk mencari perlakuan yang paling efektif menekan pertumbuhan cendawan tetapi tidak mengganggu perkecambahan benih. Penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan air panas pada suhu 50 ℃ selama 25 menit mampu menurunkan infestasi cendawan pada perlakuan in vitro dan ad planta berturut-turut sebesar 57% dan 55%. Hal ini mengindikasikan bahwa metode ini dapat diandalkan untuk menyelamatkan kerugian produksi benih hotong akibat perkembangan cendawan patogen.
Cover Jurnal Fitopatologi Vol. 18 No. 6, November 2022 Editors Jurnal Fitopatologi Indonesia
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.6.i

Abstract

This editorial contains the front cover, editorial page, and back cover of the Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 6, November 2022

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Maret 2025 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 6 (2024): November 2024 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 5 (2024): September 2024 Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024 Vol. 20 No. 3 (2024): Mei 2024 Vol. 20 No. 2 (2024): Maret 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): Januari 2024 Vol 19 No 6 (2023): November 2023 Vol 19 No 5 (2023): September 2023 Vol 19 No 4 (2023): Juli 2023 Vol. 19 No. 4 (2023): Juli 2023 Vol 19 No 3 (2023): Mei 2023 Vol 19 No 2 (2023): Maret 2023 Vol. 19 No. 2 (2023): Maret 2023 Vol 19 No 1 (2023): Januari 2023 Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022 Vol. 18 No. 5 (2022): September 2022 Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022 Vol. 18 No. 3 (2022): Mei 2022 Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): Januari 2022 Vol 17 No 6 (2021) Vol 17 No 5 (2021) Vol 17 No 4 (2021) Vol 17 No 3 (2021) Vol 17 No 2 (2021) Vol 17 No 1 (2021) Vol 16 No 6 (2020) Vol. 16 No. 5 (2020) Vol 16 No 4 (2020) Vol. 16 No. 3 (2020) Vol 16 No 2 (2020) Vol 16 No 1 (2020) Vol 15 No 6 (2019) Vol 15 No 2 (2019) Vol 15 No 1 (2019) Vol 14 No 6 (2018) Vol 14 No 5 (2018) Vol 14 No 4 (2018) Vol. 14 No. 3 (2018) Vol. 14 No. 2 (2018) Vol 14 No 1 (2018) Vol. 14 No. 1 (2018) Vol. 13 No. 6 (2017) Vol 13 No 5 (2017) Vol. 13 No. 5 (2017) Vol 13 No 4 (2017) Vol. 13 No. 3 (2017) Vol. 13 No. 2 (2017) Vol. 13 No. 1 (2017) Vol 12 No 6 (2016) Vol 12 No 5 (2016) Vol 12 No 4 (2016) Vol 12 No 3 (2016) Vol 12 No 2 (2016) Vol 12 No 1 (2016) Vol 11 No 6 (2015) Vol 11 No 5 (2015) Vol 11 No 4 (2015) Vol 11 No 3 (2015) Vol 11 No 2 (2015) Vol 11 No 1 (2015) Vol 10 No 6 (2014) Vol 10 No 5 (2014) Vol 10 No 4 (2014) Vol 10 No 3 (2014) Vol 10 No 2 (2014) Vol 10 No 1 (2014) Vol 9 No 6 (2013) Vol 9 No 5 (2013) Vol 9 No 4 (2013) Vol 9 No 3 (2013) Vol 9 No 2 (2013) Vol 9 No 1 (2013) Vol 8 No 6 (2012) Vol 8 No 5 (2012) Vol 8 No 4 (2012) Vol. 8 No. 3 (2012) Vol. 8 No. 2 (2012) Vol. 8 No. 1 (2012) More Issue