cover
Contact Name
Maria Yulita C. Age
Contact Email
jurnalatmareksa@yahoo.com
Phone
+6281236374177
Journal Mail Official
cagemariayulita@gmail.com
Editorial Address
Jl. Gatot Subroto, Km.3, Kel. Mautapaga, Kec. Ende Timur, Kab. Ende, NTT, 86317
Location
Kab. ende,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kataketik
ISSN : 25277421     EISSN : 27979830     DOI : https://doi.org/10.53949/ar.v5i2
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik. Jurnal Keagamaan Katolik, baik pendidikan keagamaan katolik, pastoral dan kateketik. Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik, telah ada sejak tahun 2016 dan diasuh oleh Dosen-dosen Stipar Ende
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2018): PERAN KATEKIS DI TAHUN POLITIK" : 6 Documents clear
KATEKIS DAN RADIASI KOHESIF DI MEDAN POLITIK KERAGAMAN Anselmus D. Atasoge
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 1 (2018): PERAN KATEKIS DI TAHUN POLITIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i1.61

Abstract

Sejumlah masalah besar, seperti dampak negatif globalisasi dan teknologi, internasionalisasi kejahatan, konflik sipil dan terorisme serta masalah sehari-hari yang berkaitan dengan kejahatan lokal, perilaku anti-sosial, dan intoleransi rasial sedang menghinggapi dunia dewasa ini. Homogenitas national identities, once thought so central to social cohesion, is, it is said, undermined in the 'post-national' era by the proliferation ofidentitas nasional yang menyumbang bagi kohesi sosial seakan diruntuhkan di era 'post-nasional' oleh proliferasi group and regional identities from below and by the development ofkelompok dan identitas daerah dari bawah dan oleh perkembangan supra-national political organization andof trans-national civil societyorganisasi politik supra-nasional dan masyarakat sipil trans-nasional from above (Beck 2000; OECD 1997; Touraine 2000).dari atas. Politik identitas seakan menggerogoti bangunan bhineka tunggal ika. Tahun politik 2018/2019 menjadi medan empuk pemunculan wajah sosial-politik semacam ini. Di titik ini, para katekis yang adalah bagian penting dari agen-agen pastoral masa kini ditantang untuk menghadirkan diri sebagai pribadi dan kelompok kohesif. Diskursus ini mencoba meletakkan dasar bagi penghadiran-penghadiran semacam itu.
JEJAK-JEJAK POLITIS DALAM KITAB SUCI DAN DASAR BIBLIS BAGI KETERLIBATAN GEREJA DALAM POLITIK Yohanes Donbosko Bhodo
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 1 (2018): PERAN KATEKIS DI TAHUN POLITIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i1.66

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menemukan kembali jejak-jejak politik di dalam Kitab Suci. Konkretnya tulisan ini hendak menjawab pertanyaan dimanakah posisi Gereja dalam dan apa perannya dalam politik demokrasi. Tulisan ini merupakan refleksi biblis yang berusaha untuk menemukan bahwa keterlibatan gereja di dalam politik mempunyai dasarnya dalam Kitab Suci. Hasilnya bahwa keterlibatan Gereja dalam politik adalah sebuah kewajiban dan bukan sekedar sebuah pilihan. Penulis menemukan bahwa keterlibatan Gereja dalam politik memiliki jejak di dalam Kitab Suci. Pesannya menjadi amat jelas bahwa Keterlibatan Gereja dalam politik adalah pilihan dasar atau (optio fundamentalis).
MENOLAK POLITIK UANG (TINJAUAN UU NO. 7 TAHUN 2017 DAN AJARAN GEREJA) Ignasius Suswakara
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 1 (2018): PERAN KATEKIS DI TAHUN POLITIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i1.62

Abstract

Pemillihan umum (Pemilu) di Indonesia tanpa politik uang mungkin aneh bagi masyarakat saat ini. Praktik politik uang yang selalu terjadi dalam setiap pemilu membuat masyarakat berpikir dan merasa bahwa praktik ini merupakan hal yang lumrah. Masyarakat seperti dibawa kepada pemahaman bahwa pemberian uang untuk memilih calon tertentu adalah suatu kewajiban dari peserta pemilu kepada pemilih. Praktik politik uang yang terjadi secara terus menerus, benar-benar menggerus moralitas umat beragama, terutama agama Katolik. Praktik politik uang yang menahun ini menimbulkan pertanyaan: apakah ajaran Gereja memang tidak melarang politik uang? Ataukah umat yang tidak menyadari bahaya politik uang sekalipun dilarang oleh Gereja? Tulisan ini mengangkat persoalan politik uang dalam UU No. 7 Tahun 2017 dan ajaran Gereja Katolik terhadap masalah kronis ini.
PERAN KATEKIS DALAM PENDIDIKAN POLITIK BAGI GENERASI MILENIAL PADA PERHELATAN PEMILU 2019 Kristoforus Kopong
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 1 (2018): PERAN KATEKIS DI TAHUN POLITIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i1.63

Abstract

Pemilu adalah pengejawantahan kedaulatan rakyat. Dua fungsi pemilu yang saling berkaitan yaitu menciptakan sirkulasi dan seleksi pemimpin (elite politik) dan pendidikan politik warga negara. Menjelang pemilu serentak 2019 parpol maupun para kandidatnya memberikan perhatian lebih pada fungsi pemilu sebagai sarana untuk sirkulasi (seleksi) pemimpin dengan tekanan pada kekuasaan. Sedangkan fungsi pendidikan politik warga negara diabaikan begitu saja. Katekis sebagai warga Gereja sekaligus warga negara yang mengajar dan mendidik perlu memiliki sensitivitas politik dan berpartisipasi aktif di dalamnya dengan memberikan pendidikan politik bagi warga masyarakat terutama pada generasi milenial yang mana sebagian besar dari mereka adalah pemilih pemula. Melalui pendidikan politik generasi milenial akan mengerti dan memahami posisinya sebagai pemegang kedaulatan yang sangat menentukan gerak serta perjalanan bangsa dan negaranya.
BAHASA: KUNCI SUKSES KOMUNIKASI KATEKIS DI ZAMAN MILENIAL Sabinus Frando R. Soi
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 1 (2018): PERAN KATEKIS DI TAHUN POLITIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i1.64

Abstract

Menjadi katekis di zaman milenial memiliki tantangan yang beragam. Pilihan untuk menjadi katekis adalah sebuah panggilan untuk melayani. Seiring dengan itu panggilan menjadi katekis disertai dengan tantangan yang bisa saja menjadi problem tersendiri dalam perwujudannya. Katekis telah ditantang oleh arus modernisasi yang di dalamnya terkandung individualisme, hedonisme, sekularisme bahkan radikalisme yang menuntut katekis selektif dalam bersosialisasi. Dalam rangka sosialisasi dengan masyarakat (baca: umat Allah) itulah katekis membutuhkan bahasa yang merupakan alat komunikasi utama manusia. Apakah bahasa digunakan secara baik dan benar dalam memberikan pengajaran dan pewartaan Kerajaan Allah kepada umat yang adalah fokus dan lokus pelayanan seorang katekis? Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang penggunaan bahasa oleh katekis, sebagai media pewartaan kerajaan Allah di zaman milenial.
POLITIK DAN RELIGIOSITAS Frederikus Dhedhu
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 1 (2018): PERAN KATEKIS DI TAHUN POLITIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i1.59

Abstract

Artikel ini bertujuan menemukan sisi religiositas dalam politik. Hasilnya yang diperoleh bahwa dunia politik Indonesia sedang beranjak meninggalkan ”rumah religiositasnya”. Gerakan meninggalkan rumah religiositas menyebabkan lepasnya kontrol atas politik oleh religiositas yang sesungguhnya merupakan instansi yang membentengi para elit politik dari dosa-dosa politisnya. Pada saat para elit politik memisahkan diri dari kontrol religiositas pada saat itu aktivitas politik kehilangan makna dan relevansinya.

Page 1 of 1 | Total Record : 6