cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 26 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar" : 26 Documents clear
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN KARAMUNTING (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) TERHADAP Salmonella typhi SECARA IN VITRO ., Hendri Saputra
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Demam tifoid adalah penyakit endemik di Indonesia yangdisebabkan oleh infeksi S. typhi. Ditemukannya resistensi pada terapiantibiotik terhadap bakteri S. typhi ini mendorong pencarian tumbuhanherbal yang memiliki khasiat sebagai antibakteri. Karamunting(Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) merupakan tumbuhan obat yangtelah lama digunakan oleh masyarakat Kalimantan Barat. Daunkaramunting diketahui memiliki kandungan metabolit sekunder yangbersifat sebagai antibakteri. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun karamuntingterhadap S. typhi secara in vitro. Metode. Penelitian ini merupakanpenelitian eksperimen murni in vitro dengan rancangan posttest onlycontrol group design. Daun karamunting diekstraksi menggunakan metodemaserasi dengan pelarut etanol 96%. Konsentrasi ekstrak yang digunakanpada uji antibakteri adalah 0.3%, 0.4%, 0.5%, 0.6%, 0.7% dan 0.8% b/v.Metode uji antibakteri yang digunakan adalah uji difusi cakram KirbyBauer.Kontrol positif menggunakan siprofloksasin 5 µg/disk dan kontrolnegatif menggunakan DMSO 10%. Hasil. Ekstrak etanol daunkaramunting memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. typhi. Konsentrasioptimum pada 0.8% b/v dengan rata-rata zona hambat sebesar 18.87 mm.Uji statistik menunjukkan perbedaan bermakna (p = 0.00) dengan kontrolpositif sehingga tidak didapatkan konsentrasi efektif. Kesimpulan. Ekstraketanol daun karamunting memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. typhisecara in vitro.Kata Kunci: Aktivitas antibakteri, Karamunting, Salmonella typhi.
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA Rahmadyah, Irvinia
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang. Pengalaman akademik yang berat pada mahasiswa kedokteran dapat menyababkan mahasiswa mengalami gangguan psikologi seperti kecemasan yang dapat berpengaruh pada kesehatan fisik, salah satunya sindrom dispepsia. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan sindrom dispepsia pada mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Metode. Penelitian analitik dengan desain penelitian potong lintang menggunakan kuesioner Beck Anxiety Inventory (BAI) dan kuesioner kriteria sindrom dispepsia Roma III. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak. Sebanyak 150 mahasiswa menjadi sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik Tau Kendall dengan bantuan program SPSS 20.0. Hasil. Sebanyak 44,7% mahasiswa mengalami kecemasan normal, kecemasan ringan sebanyak 32,7%, kecemasan sedang sebanyak 18%, kecemasan berat sebanyak 4,7% dan kejadian sindrom dispepsia dialami oleh 63,3% mahasiswa. Berdasarkan analisis statistik diperoleh nilai signifikansi (p) yang didapatkan dengan uji Tau-Kendall adalah 0,000 dan nilai korelasi (r) adalah 0,480. Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan kejadian sindrom dispepsia pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.Kata kunci: kecemasan, sindrom dispepsia, BAI, kuesioner kriteria sindrom dispepsia Roma III
GAMBARAN KADAR ENZIM TRANSAMINASE PADA PASIEN TUBERKULOSIS YANG MENDAPAT TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI UNIT PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU PROVINSI KALIMANTAN BARAT ., Resky Hevia Lestari
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yangdisebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Indonesia merupakan salah satudari lima negara di dunia dengan kasus TB terbesar. Terapi Obat AntiTuberkulosis (OAT) yang diberikan tidak terlepas dari efek samping, salahsatunya hepatotoksisitas. Pemeriksaan laboratorium enzim transaminase meliputiSGOT dan SGPT akan menunjukkan kejadian hepatotoksisitas/kerusakan organhati. Tujuan: Mengetahui gambaran kadar enzim transaminase pada pasien TByang mendapat terapi OAT. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptif cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 21 orang pasien TB.Penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap data primer pasienTB di Unit Pengobatan Penyakit Paru-paru Provinsi Kalimantan Barat. Hasil:Terdapat 21 orang yang memenuhi kriteria penelitian selama penelitianberlangsung. Sebanyak 9 orang (43%) pasien TB menunjukkan peningkatan kadarenzim transaminase setelah mendapat terapi OAT, dan 12 orang (57%) pasien TBmemiliki kadar enzim transaminase yang normal setelah mendapat terapi OAT.TB paling banyak diderita oleh pasien laki-laki (67%). Kelompok usia 30-60tahun adalah yang paling banyak mengalami TB (52%). Lama konsumsi OATterbanyak ada pada fase lanjutan (52%). Malnutrisi adalah penyakit penyerta yangpaling banyak pada pasien TB yaitu sebanyak 8 orang. Kesimpulan: Peningkatankadar enzim transaminase terjadi pada 43% pasien TB yang mendapat terapiOAT.Kata kunci : Tuberkulosis, Obat Anti Tuberkulosis, Kadar Enzim Transaminase
PENGARUH PENGHENTIAN PAJANAN MONOSODIUM GLUTAMAT TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID JARINGAN TESTIS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DEWASA Puspasari, Ratih Hemiarista; Nawangsari, Nawangsari; Andriani, Andriani; Rahmayanti, Sari
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Monosodium glutamate (MSG) is a food additive that used as a flavor enhancers that can lead to oxidative stress in testis. Food and Drugs Administration (FDA) in 1995 has established the safety limit in the usage of MSG, no more than 120 mg/kgBW/day. Oxidative stress produce unstable and reactive lipid peroksidase that caused lipid degradation and generate malondialdehid (MDA). Objective: The purpose of this research was to observe MDA levels of testes after termination of MSG exposure. Method: This research was a true experimental research with simple random sampling. The control group (K) 1,2,3 were given aquades for 28 days. The first treatment group (P1) 1,2,3 were given MSG 4 g/kgBW/day for 28 days. The second treatment group (P2) 1,2,3 were given MSG 6 g/kgBW/day for 28 days and then stopped for 1 day, 28 days, and 56 days. Then, the rats were sacrificed and the testis was processed to be homogenate and then conducted to MDA’s level measurements using Will’s Methode. Data was analyzed using one way anova test, continued with post hoc test LSD. Result: Day 1 after MSG termination, analysis showed that there were significant difference between control group and the first group treatment 1 (p=0,010) and the second group treatment 1 (p=0,000). Day 29 after MSG termination, analysis showed that there was significant difference between control group and the second group treatment 2 (p=001), also between the first and the second group treatment 2 (p=0,017) . Day 57 after MSG termination, analysis showed there were no significant difference between the control group with both treatment group and between the treatment groups 1 to the treatment group 2 in. Conclusion: Termination of MSG exposure caused discontinuation of damage in rats testes. Keywords: Rats, Testis, Monosodium Glutamate, Oxidative Stress, MDA levelsSoft File Naspub 
GAMBARAN FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK DI ENAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PONTIANAK Sejati, Makmur; ., Nevita; Handini, Mitra
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Obesitas dikalangan anak-anak, remaja, dan orang dewasa telah muncul sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling serius di abad ke-21. Prevalensi obesitas masa kecil di seluruh dunia telah meningkat selama tiga dekade terakhir. Tujuan: Mengetahui gambaran faktor risiko obesitas pada anak di enam sekolah menengah pertama di Kota Pontianak. Metodologi: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan sebanyak 31 responden diambil dari sekolah menengah pertama. Data diperoleh menggunakan Indeks Massa Tubuh, kuesioner Aktivitas Fisik, kuesinoner semmiquantitative food dan pertanyaan karakteristik demografi. Analisis data menggunakan SPSS dengan analisis univariat. Hasil: Karakteristik dari responden menunjukkan siswa laki-laki berjumlah 18 orang (58%) dan perempuan berjumlah 13 orang (42%), umur responden mayoritas adalah 14 tahun (42%). Distribusi karakteristik obesitas pada orang tua responden yaitu, kategori kedua orangtua obesitas 22,6%, ayah obesitas 16,1%, ibu obesitas 25,8% dan tidak mengalami obesitas 35,5%. Tingkat konsumsi minuman manis dengan kategori, konsumsi ? 1 sajian/hari didominasi sebanyak 65% sedangkan kategori konsumsi <1 sajian/hari yaitu 35%. Tingkat aktivitas fisik dengan kategori rendah didominasi sebanyak 65%, diikuti aktivitas fisik sedang yaitu 29%, dan aktivitas fisik berat 6%. Kesimpulan: Anak dengan obesitas 61% memiliki orangtua yang obesitas, 65 % mengkonsumsi minuman manis > 1 sajian/hari serta 65% melakukan aktivitas fisik ringan.
PENGARUH KONSUMSI ASPARTAM TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN GANGGUAN TOLERANSI GLUKOSA PADA TIKUS GALUR WISTAR ., Joshua Alvin Ariadi
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Aspartam merupakan salah satu dari non-caloric artificialsweetener (NAS) yang banyak digunakan dalam produk pangan. Aspartambanyak digunakan karena sifatnya yang rendah kalori, sehingga orangorangdengandiabetesseringmenggunakanaspartam.Penelitianterbarumenunjukkanbahwaaspartamdapatmenyebabkanpeningkatanglukosadarahpuasa dan intoleransi glukosa. Tujuan: Mengetahui pengaruhkonsumsi aspartam terhadap kadar glukosa darah puasa (GDP) dan hasiltes toleransi glukosa oral (TTGO) pada tikus (Rattus norvegicus) jantangalur wistar. Metode: Tikus dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompokakuades, kelompok glukosa dan kelompok aspartam. Setiap perlakuandilakukan selama 5 minggu. Pada akhir perlakuan, darah tikus diambiluntuk mengukur kadar glukosa darah puasa dan tes toleransi glukosa oral.Hasil pengukuran akan dianalisis dengan uji One-Way ANOVA. Hasil:Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kadar glukosa darah puasa danhasil tes toleransi glukosa oralantara kelompok perlakuan dan kelompokkontrol. Kesimpulan: Konsumsi aspartam tidak menyebabkan peningkatanbermakna pada kadar glukosa darah puasa dan tes toleransi glukosa oralpada tikus galur wistar.Kata Kunci: Aspartam, Kadar Glukosa Darah Puasa, Tes ToleransiGlukosa Oral

Page 3 of 3 | Total Record : 26


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 5, No 3a (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 3b (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 2b (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 2a (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 4, No 4 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 3, No 4 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 3 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 2, No 4 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 1, No 4 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 3 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Mahasiswa PSPD FK UNTAN Tahun 2014 Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Publikasi Mahasiswa PSPD FK UNTAN Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura More Issue