Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

GAMBARAN FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK DI ENAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PONTIANAK Sejati, Makmur; ., Nevita; Handini, Mitra
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Obesitas dikalangan anak-anak, remaja, dan orang dewasa telah muncul sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling serius di abad ke-21. Prevalensi obesitas masa kecil di seluruh dunia telah meningkat selama tiga dekade terakhir. Tujuan: Mengetahui gambaran faktor risiko obesitas pada anak di enam sekolah menengah pertama di Kota Pontianak. Metodologi: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan sebanyak 31 responden diambil dari sekolah menengah pertama. Data diperoleh menggunakan Indeks Massa Tubuh, kuesioner Aktivitas Fisik, kuesinoner semmiquantitative food dan pertanyaan karakteristik demografi. Analisis data menggunakan SPSS dengan analisis univariat. Hasil: Karakteristik dari responden menunjukkan siswa laki-laki berjumlah 18 orang (58%) dan perempuan berjumlah 13 orang (42%), umur responden mayoritas adalah 14 tahun (42%). Distribusi karakteristik obesitas pada orang tua responden yaitu, kategori kedua orangtua obesitas 22,6%, ayah obesitas 16,1%, ibu obesitas 25,8% dan tidak mengalami obesitas 35,5%. Tingkat konsumsi minuman manis dengan kategori, konsumsi ? 1 sajian/hari didominasi sebanyak 65% sedangkan kategori konsumsi <1 sajian/hari yaitu 35%. Tingkat aktivitas fisik dengan kategori rendah didominasi sebanyak 65%, diikuti aktivitas fisik sedang yaitu 29%, dan aktivitas fisik berat 6%. Kesimpulan: Anak dengan obesitas 61% memiliki orangtua yang obesitas, 65 % mengkonsumsi minuman manis > 1 sajian/hari serta 65% melakukan aktivitas fisik ringan.
Prevalensi dan Karakteristik Rinitis Alergi Anak 13-14 Tahun di Pontianak pada Maret 2016 Berdasarkan Kuesioner ISAAC dan ARIA-WHO 2008 Pasaribu, Putri Sondang; Nurfarihah, Eva; Handini, Mitra
Cermin Dunia Kedokteran Vol 44, No 5 (2017): Gastrointestinal
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.185 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v44i5.798

Abstract

Latar Belakang: Rinitis alergi adalah gejala inflamasi yang diperantarai sistem imun (IgE) saat membran mukosa hidung terpapar alergen. Belum ada penelitian prevalensi rinitis alergi di Pontianak. Objektif: Menghitung prevalensi dan karakteristik rinitis alergi anak usia 13-14 tahun di Pontianak pada bulan Maret 2016.Metodologi: Penelitian potong lintang pada 100 siswa SMP di Kota Pontianak. Data diperoleh menggunakan kuesioner ISAAC dan ARIA-WHO. Lima karakteristik yang dinilai: jenis kelamin, derajat, sifat, klasifikasi ARIA-WHO dan gejala utama rinitis alergi. Hasil: Bersin adalah keluhan utama (34,2%). Prevalensi rinitis alergi adalah 38% (laki-laki 55,3% dan perempuan 44,7%). Sebagian besar derajat ringan (52,6%) dan intermiten (97,4%). Berdasarkan klasifikasi ARIA, terutama rinitis alergi ringan intermiten (52,6%). Simpulan: Prevalensi rinitis alergi di Pontianak pada usia 13-14 tahun adalah 38%. Anak laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Sebagian besar penderita diklasifikasikan ringan intermiten dengan gejala utama adalah bersin.Background: Allergic rhinitis is symptoms caused by immunologically mediated (IgE) inflammation after nasal mucous membrane exposed by allergens. No research has been conducted on allergic rhinitis prevalence in Pontianak. Objective: To estimate the prevalence and characteristics of allergic rhinitis among 13-14 year-old children in Pontianak in March 2016. Methods: One hundred junior high school students in Pontianak were included in this cross-sectional research. Data was obtained using ISAAC questionnaire and ARIA-WHO. Five characteristics were assessed: gender, allergic rhinitis severity, duration, ARIA classification and main symptom. Results: Sneezing is the most common main symptom (34,2%). The prevalence of allergic rhinitis was 38% (55,3% in boy and 44,7% in girl). Mostly mild (52,6%) and intermittent (97,4%); 52,6% classified as mild-intermittent allergic rhinitis based on ARIA-WHO classification. Conclusion: The allergic rhinitis prevalence among 13-14 year-old children in Pontianak was 38%. Boys were more frequent than girls. Most children with allergic rhinitis were classified into mild-intermittent with sneezing as the main symptom. 
Kualitas Hidup Penderita Presbikusis di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak tahun 2019 Safitri, Maisara; Nurfarihah, Eva; Handini, Mitra
Cermin Dunia Kedokteran Vol 49, No 1 (2022): Bedah
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.682 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v49i1.1635

Abstract

Prevalensi presbikusis sebesar 30-35% di antara orang berusia 65-75 tahun di Indonesia. Presbikusis mengganggu komunikasi dan memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara gangguan pendengaran dan kualitas hidup penderita presbikusis di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak. Penelitian analitik dilakukan dengan pendekatan potong lintang. Subjek penelitian berjumlah 39 orang. Kualitas hidup pada penelitian ini diukur dengan kuesioner HHIE-S (Hearing Handicap Inventory for the Elderly-Screening). Analisis data dengan uji Kendall’s tau c menunjukkan p value = 0,0000 dan nilai korelasi sebesar 0,675. Terdapat korelasi kuat antara gangguan pendengaran dan kualitas hidup penderita presbikusis di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak tahun 2019. The prevalence of presbycusis among 65-75 year-olds in Indonesia is 30-35%. Presbycusis will reduce their communication ability and impact their quality of life. This study aimed to determine the correlation between degree of hearing loss and quality of life among presbycusis patients at RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie. Thirty nine subjects were included in this analytical cross-sectional study. The quality of life was measured using the HHIE-S (Hearing Handicap Inventory for the Elderly-Screening) questionnaire. Kendall’s tau c analysis resulted in p value = 0.0000 and correlation coefficient was 0.675. Severity of hearing loss is strongly related to quality of life among presbycusis patients at RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie in Pontianak in 2019.
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN GEJALA DISPEPSIA PADA MAHASISWI UNIVERSITAS TANJUNGPURA ANGKATAN 2018-2020 Ramadhina, Saffana Fadhilla; Tejoyuwono, Agustina Arundina Triharja; Handini, Mitra
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 10 (2023): volume 10 Nomor 10
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i10.6722

Abstract

Abstrak: Hubungan Antara Pola Makan Dengan Gejala Dispepsia Pada Mahasiswi Universitas Tanjungpura Angkatan 2018-2020. Dispepsia merupakan istilah yang umum dipakai untuk suatu sindrom atau kumpulan gejala/keluhan pada lambung. Faktor diet dan jenis kelamin terutama wanita telah menjadi beberapa faktor dominan dalam dispepsia. Mahasiswa berada pada usia yang produktif yang memiliki kesibukan padat dan pola makan tidak teratur yang akan berpengaruh pada sekresi asam lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan berupa frekuensi makan, konsumsi minuman iritatif, makanan berlemak dan pedas terhadap gejala dispepsia pada mahasiswi Universitas Tanjungpura Angkatan 2018-2020. Penelitian merupakan penelitian analitik dengan desain studi potong lintang. Sebanyak 452 mahasiswi dipilih secara simple random sampling yang kemudian mengisi kuesioner Nepean Dyspepsian Index dan kuesioner pola makan. Analisis dilakukan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil menunjukkan koefisien korelasi didapatkan yaitu 0,87 dengan arah negatif, nilai p bernilai 0.66 Tidak terdapat hubungan antara pola makan berupa frekuensi makan dan konsumsi minuman iritatif, makanan berlemak, dan makanan pedas dengan terjadinya gejala dispepsia pada mahasiswi Universitas Tanjungpura Angkatan 2018-2020.
Uji Efek Protektif Kombinasi Minyak Jintan Hitam (Nigella sativa) Komersial dan Madu pada Sel Leydig Tikus Jantan Galur Wistar yang Diberi Pajanan Cisplatin Putranda, Muhammad Afia Akbar; Ilmiawan, Muhammad In'am; Handini, Mitra
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 19, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.19.1.83-90

Abstract

Cisplatin merupakan obat antikanker yang memiliki sifat toksik bagi sel normal seperti sel Leydig. Kombinasi minyak jintan hitam dan madu sebagai antioksidan diketahui memberikan efek protektif pada sel akibat paparan cisplatin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek protektif kombinasi minyak jintan dan madu pada gambaran histologi sel Leydig yang diberi pajanan cisplatin. Desain penelitian ini adalah randomized post-test only control group menggunakan 30 ekor tikus yang dibagi dalam 10 kelompok: kontrol (K), MJH I 1 ml/kgBB (P1), MJH II 2 ml/kgBB(P2), M I 3,7 ml/kgBB(P3), M II 7,4 ml/kgBB(P4), kelompok kombinasi MJH I dan M I (P5), MJH I dan M II (P6), MJH II dan M I (P7), MJH II dan M II (P8), dan kelompok cisplatin (C). Minyak jintan hitam dan madu diberikan secara oral selama 21 hari. Cisplatin 8 mg/kgBB diberikan secara intraperitoneal di hari ke-18 pada semua kelompok kecuali kontrol. Sel Leydig diamati menggunakan mikroskop cahaya pada 10 lapang pandang besar/kecil kemudian dihitung persentase kerusakannya. Hasilnya menunjukkan minyak jintan hitam dan madu dalam bentuk tunggal dan kombinasi mengurangi kerusakan sel Leydig. Kelompok kombinasi minyak jintan hitam dan madu memberikan efek protektif yang sinergis terhadap sel Leydig tikus yang diberi pajanan cisplatin.
Chlorogenic Acid Protects Cell Death in the Cerebellum through Anti-Apoptotic Protein Bcl2 in Transient Global Ischemia Cases Hermawati, Ery; Handini, Mitra; Ilmiawan, Muhammad In'am; Mahyarudin, Mahyarudin
Molecular and Cellular Biomedical Sciences Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Cell and BioPharmaceutical Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21705/mcbs.v8i1.411

Abstract

Background: Cerebellum is one of the vital components of the brain that will be affected by ischemia-reperfusion (IR) injury. IR injury will increase free radicals, which in turn can trigger apoptosis and cell death. Therefore, this study was conducted to examine the effect of chlorogenic acid administration on apoptosis and the number of cells in the cerebellum of rats with global ischemic transients.Materials and methods: Wistar rats were divided into five groups: sham-operated (C1), IR (C2), IR + 15 mg/kgBW chlorogenic acid (T1), IR + 30 mg/kgBW chlorogenic acid (T2), and IR + 60 mg/kgBW chlorogenic acid (T3). C2, T1, T2, and T3 groups received bilateral common carotid occlusion (BCCO) surgery to induce IR injury. Thirty minutes after BCCO surgery, T1, T2, and T3 rats were administered chlorogenic acid in various doses intraperitoneally. RNA extraction and real-time polymerase chain reaction (PCR) measurements were then performed on NeuN, Bcl2, Bax, caspase 3, as well as on GAPDH as housekeeping genes.Results: There were significant differences in NeuN expressions between groups, with the highest expression shown in C1 followed by T3. Bcl2 expressions were also significantly different between groups, and rats in C1 and T3 showed to be significantly higher compared to C2, while T1 was significantly lower than C1. However, Bax and caspase 3 expressions showed no significant differences.Conclusion: Chlorogenic acid in 60 mg/kgBW dose increases NeuN expression and Bcl2 mRNA expression after transient global ischemia. These increases might correlate with the heightened level of protection against apoptosis in the cerebellum, hence showing its potential in protecting neuron cells.Keywords: transient global ischemia, chlorogenic acid, cerebellum, apoptosis
Protective Effect of Combination Black Seed Oil (Nigella sativa) and Honey on the Duodenum of Rats Exposed to Cisplatin Wasilah, Khusnul; Ilmiawan, Muhammad In’am; Handini, Mitra
Muhammadiyah Medical Journal Vol 4, No 1 (2023): Muhammadiyah Medical Journal (MMJ)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/mmj.4.1.8-14

Abstract

Background: Cisplatin (CP) is an anticancer agent with various side effects, including duodenal mucosal damage. It is well known that black seed oil (BSO) and honey (H) are rich in antioxidants and have a mucosal protective effect. Purposes: To determine the protective effect of the BSO and H combination on the histopathology of duodenal rats given CP exposure. Methods: Randomized post-test-only control group design was used in this study. A total of 30 rats were divided into ten groups, namely the control group (K), treatment groups (P1-P8), and cisplatin group (C). The treatment groups were given BSO and H orally for 21 days, and CP was given intraperitoneally on day 18 to the treatment and cisplatin groups. On day 22, the duodenal tissue was taken for preparation and histopathological assessment. Data analysis using IBM SPSS v.24 and Compusyn program. Result: There were significant differences in the duodenal mucosa damage scores of the P1-P8 group compared to the C group (p0.05). The combination index of P7 exerted a synergism effect (CI 1). Conclusion: The combination of BSO and H exerted a protective effect on the histopathological of rats’ duodenal tissue induced with CP, and the combination of BSO 2 mL/KgBW and H 3.7 mL/KgBW exerted a synergism effect.
Protective Effect of Combination Commercial Black Seed Oil (Nigella sativa) and Honey Against Cisplatin-Induced Hepatotoxicity in Rats Siddiq, Andri Muhrim; Ilmiawan, Muhammad In'am; Handini, Mitra
Muhammadiyah Medical Journal Vol 1, No 2 (2020): Muhammadiyah Medical Journal (MMJ)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.669 KB) | DOI: 10.24853/mmj.1.2.43-48

Abstract

Background: The chemotherapeutic use of cisplatin (CP) is restricted because of its hepatotoxicity induced by oxidative stress. Malondialdehyde (MDA) is a secondary product of lipid peroxidation as a biomarker of oxidative stress. Individual administration of black seed oil (BSO) or honey (H) demonstrated hepatoprotective effect in rats. Interaction of both substances when administrated as combination can be evaluated using combination index (CI) to quantitatively depict synergism (CI1), additive (CI=1) and antagonism effect (CI1). Objective: to know the combination effect of BSO and honey on rat liver tissue given CP exposure. Methods: This study used 30 rats were divided into 10 groups. Normal group (N); Negative control group (NC); P1-P4 groups were administerated BSO (1 and 2 mL/kg) and honey (3.7 and 7.4 mL/kg); P5-P8 groups were combination of BSO and H. P1-P8 groups were given BSO and honey orally for 21 days. On the 18th day, NC and P1-P8 groups were given CP 8 mg/kg intraperitoneally, while the N group was given NaCl 0.9% 1 mL/kg intraperitoneally. Result: Malondialdehyde (MDA) levels were found to be lower in P1-P8 groups compared to negative control group and P6 and P7 groups have levels equivalent to MDA levels of normal control group (p 0.05). Conclusion: Combination of BSO and honey provides a protective effect on cisplatin-induced rat liver tissue damage indicated by reduced MDA levels, but all combination group showed antagonism effect.
Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Tingkat Kecemasan selama Masa Pandemi Covid-19 pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran Angkatan 2019 Universitas Tanjungpura Febrianti, Fatayatun Nur; Yuniarni, Desni; Handini, Mitra
Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 13 No. 2 (2024): July 2024
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v13i2.2391

Abstract

Unexpected changes in various aspects of life during the COVID-19 pandemic have made students more vulnerable to anxiety. Anxiety among students, especially medical students, requires more attention because it might affect their academic performance and professional development. One factor that may affect anxiety is the ability to manage emotions or emotional intelligence. The higher the emotional intelligence, the better the emotion management skill. Objective: To determined the correlation between emotional intelligence and anxiety levels during the COVID-19 pandemic among third-year medical students at Tanjungpura University. Methods: This study was an analytical cross-sectional study. A total of 79 students participated in the study. The emotional intelligence and Beck Anxiety Inventory questionnaires were used to measure emotional intelligence and anxiety levels, respectively. Data were analyzed using the Spearman correlation test. Results: The results of the emotional intelligence correlation test with anxiety on self-awareness variables (p = 0.006; r = -0,307), self-control (p = 0.491; r = -0.079), motivation (p = 0.097; r = -0.188), empathy (p = 0.933; r = -0.010), and social skills (p = 0.579; r = -0.063). Conclusion: There is a statistically significant opposite correlation between emotional intelligence on the self-awareness variable and the level of anxiety during the COVID-19 pandemic among third-year medical students at Tanjungpura University.Keywords: emotional intelligence, anxiety, COVID-19 pandemic, medical students
Efek pemberian bawang hitam siung tunggal (Allium sativum) terhadap memori jangka pendek tikus Wistar Hasanah, Uswatun; Hermawati, Ery; Handini, Mitra; Mahyarudin, Mahyarudin; Alex, Alex; Ilmiawan, Muhammad In'am
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/saintek.v14i1.8482

Abstract

Bawang hitam siung tunggal memiliki kandungan antioksidan dan memiliki efek sebagai pelindung terutama pada korteks prefrontal, yang juga berperan dalam fungsi memori. Selain efek antioksidan, bawang hitam siung tunggal memiliki efek anti inflamasi serta modulasi neurotransmitter seperti asetilkolin pada otak yang berhubungan pada pasien dengan gangguan memori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek bawang hitam siung tunggal terhadap memori jangka pendek pada tikus wistar. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium eksperimental dengan dengan desain post-test only control group design. Pada penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus yang dibagi kedalam 4 kelompok yaitu kontrol, BG1, BG2, dan BG3 dengan diberi ekstrak etanol bawang hitam siung tunggal sebanyak 2,5 gr, 5 gr, dan 10 gr yang dilarutkan dengan NaCl 0,9% peroral secara berurutan selama 10 hari. Pada hari ke 15 setelah perlakuan terakhir kemudian dilakukan pengujian y maze untuk menentukan menentukan persentase alternasi. Tikus wistar dalam 4 kelompok memiliki hasil persentase yang tidak jauh berbeda pada setiap kelompok yaitu pada kontrol (67.408% ± 9.28%), BG1 (75.72 ± 10.75), BG2 (67.00% ± 9.89%), dan BG3 (73.73% ± 12.69%). Analisis data dengan Uji Krusskal Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh ekstrak bawang hitam siung tunggal terhadap memori jangka pendek tikus wistar ( P = 0,492). Kesimpulan pada penelitian ini adalah ekstrak bawang hitam siung tunggal (Allium sativum Linn) tidak memberikan pengaruh terhadap memori jangka pendek pada tikus wistar.