Edusentris: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran
Edusentris, the Journal of Teaching and Education Studies, is published by Center for Development and Publication of Scientific Work, School of Postgraduate Studies, Universitas Pendidikan Indonesia, on March, July and December. It aims to stimulate research, encourage academic exchange, and enhance the professional development for theoretical and practical purposes of scholars and other researchers who are interested in: educational and instructional issues; teaching; schooling; formal and non-formal education; higher and vocational education; educational policies; life-long education.
Articles
10 Documents
Search results for
, issue
"Vol 2, No 1 (2015): Maret"
:
10 Documents
clear
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN GENDER TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
Dupri Dupri
Edusentris Vol 2, No 1 (2015): Maret
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (377.609 KB)
|
DOI: 10.17509/edusentris.v2i1.157
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan tingkat kepedulian sosial siswa yang mendapat perlakuan model hellison dengan model cooperative learning dalam pembelajaran penjas serta terkait dengan gender. Model hellison merupakan model yang menekankan kepada tanggung jawab pribadi dan tanggung jawab sosial peserta didik dalam melakukan pembelajaran. Model hellison memiliki kontrak level yang menggambarkan tentang tanggung jawab diri siswa itu sendiri. Sedangkan Model cooperative melakukan pembelajaran melalui pembelajaran kelompok yang menekankan interaksi antara anggota kelompok dan kelompok lain. Penelitian ini merupakan penelitian exsperimen dengan desain factorial. Sabjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA salah satu SMA di Teluk Kuantan dengan jumlah 67 siswa yang berasal dari dua kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik claster random sampling. Perlakuannya pada dua model yang berbeda yaitu model hellison dan model cooperative learning. Instrument yang digunakan adalah angket kepedulian sosial. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji Two-Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepedulian sosial siswa yang mendapat perlakuan model Hellison lebih baik daripada model Cooperative. Ditinjau dari gender tingkat kepedulian sosial siswa perempuan lebih baik daripada laki-laki. Tidak terdapat interaksi antara model dengan gender.Kata kunci: model pembelajaran hellison, cooperative, gender, kepedulian sosial.This study aimed to reveal differences in the level of social kepedulain students who received treatment hellison models with models of cooperative learning in teaching physical education as well as related to gender. Hellison Model have contracts that describe the level of responsibility of the students themselves. While the cooperative model make learning through group learning that emphasizes the interaction between members of the group and other groups. This research is exsperimen with factorial design. Sabjek were students of class X MIPA one high school in Kuantan bay with a number of 67 students from two classes. Claster sampling using random sampling. Treatment in two different models, namely the models hellison and cooperative learning models. The instrument used was a questionnaire of social awarenes. This research was analyzed using TWO-WAY ANOVA test. The results showed that the level of social awareness of students who received treatment Hellison models better than models Cooperative. Judging from the gender level of social awareness of female students is better than men. There is no interaction between the models with gender.Keywords: teaching hellison model, cooperative, gender, social awareness.
PENGHARAPAN ORANGTUA TERHADAP ANAK PRA-SEKOLAH DITINJAU DARI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK
Syamsuddin, Syamsuddin;
Sutriany Jafar, Farny
Edusentris Vol 2, No 1 (2015): Maret
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (344.487 KB)
|
DOI: 10.17509/edusentris.v2i1.163
Setiap orangtua tentu memiliki harapan yang terbaik untuk anaknya, akan tetapi berbagai kendala seperti kurangnya pemahaman terhadap tugas dan perkembangan anak menyebabkan mereka terkadang menjadi kurang tepat dalam menempatkan harapannya terhadap anak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami pengharapan orangtua terhadap anaknya yang berusia pra sekolah. Penelitian kualitatif ini melibatkan 9 orang informan yang merupakan ayah atau ibu dari anak yang sedang duduk pada usia pra sekolah (TK Darul Atsar, Samarinda, Kalimantan Timur). Pengumpulan data dilakukan melalui daftar pertanyaan terbuka yang dijawab oleh informan secara tertulis. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis isi untuk kemudian dihasilkan tema-tema yang sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa harapan orangtua terhadap anak lebih banyak berkaitan dengan aspek kognitif dan aspek moralitas anak. Oleh itu diharapkan lembaga pendidikan anak usia dini dapat menjembatani antara harapan orangtua dan tugas perkembangan anak.Kata kunci : harapan orang tua, perkembangan anak, usia diniABSTRACTEvery parent has the best expectation for their children. Unfortunately, not every parent has sufficient knowledge about development task of children, so they sometime put inappropriate expectation for children. Therefore, this study aims to understand the parent’s expectation for their pre-school age child. This qualitative research involved nine (9) informants that are mother or father of pre-school child (Darul Atsar kindergarden). Data collection was conducted using open-question list and answered by writtenly. Collected data then was analyzed using content analysis to emerge themes to answer the research question. The finding of this study show that almost parent’s expectation related with the cognitive and morality aspects of the children. Therefore, early child education institution can bridge between the parent’s expectation and the development task of the children.Key words : parent’s expectation, child development, early child
PENALARAN MATEMATIS DAN MATHEMATICAL HABITS OF MIND MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENEMUAN TERBIMBING
Ario, Marfi
Edusentris Vol 2, No 1 (2015): Maret
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (407.156 KB)
|
DOI: 10.17509/edusentris.v2i1.158
Kemampuan penalaran matematis dan mathematical habits of mind (MHM) merupakan aspek penting dalam pembelajaran matematika. Upaya peningkatan kemampuan penalaran matematis dan MHM perlu dilakukan. Atas dasar itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran matematis dan MHM siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran penemuan terbimbing. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain penelitian the pretest-post-tes two treatment design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI salah satu SMK di Pekanbaru, dengan sampel sebanyak 76 siswa yang berasal dari dua kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa soal tes kemampuan penalaran matematis dan angket MHM. Temuan pada penelitian ini adalah: (1) peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran penemuan terbimbing; (2) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa ditinjau dari kategori Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa; (3) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kategori KAM terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa; (4) tidak terdapat perbedaan MHM siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang mendapat pembelajaran penemuan terbimbing.Kata kunci: penalaran matematis, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran penemuan terbimbing, kemampuan awal matematis.ABSTRACTMathematical reasoning ability and Mathematical Habits of Mind (MHM) are fundamental aspect in mathematic learning. Efforts to improve the ability of mathematical reasoning and MHM necessary. Based on that, this study was conducted to examine improvement of mathematical reasoning ability and MHM students who received problem-based learning and guided discovery learning. This study was a quasi experimental research with the pretest-posttes two treatment design. The population in this study were the students in class XI from one of SMK in Pekanbaru. Samples in this study were 76 students from two classes using purposive sampling technique. Instrument that used in this study were the questions of mathematical reasoning ability test and MHM questionnaire. The finding in this study were: (1) improvement mathematical reasoning ability of students who received problem-based learning was better than students who received guided discovery learning; (2) there was differences in improvement of students’ mathematical reasoning ability in terms of categories Early Mathematical Ability (EMA) students; (3) there was no interaction between learning models and categories of EMA to improving students’ mathematical reasoning ability; (4) there was no differences MHM students who received problem-based learning with students who received guided discovery learning.Keywords: mathematical reasoning, problem-based learning, guided discovery learning, early mathematical ability.
PENERAPAN PERMAINAN MATEMATIKA KREATIF DALAM MENINGKATKAN NUMBER SENSE ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Mirawati Mirawati
Edusentris Vol 2, No 1 (2015): Maret
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1675.306 KB)
|
DOI: 10.17509/edusentris.v2i1.159
Artikel ini membahas tentang penelitian terkait penerapan permainan matematika kreatif dalam meningkatkan number sense anak taman kanak-kanak. Isu yang melandasi tulisan ini adalah implementasi pembelajaran matematika yang dianggap kurang tepat karena pembelajaran yang diberikan cenderung menggunakan pendekatan akademik dan tidak disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan, serta minat anak sehingga menimbulkan kurangnya kemampuan anak dalam memahami konsep matematika termasuk number sense. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan dengan desain penelitian Kemmis & Taggart dengan subjek penelitian yaitu anak kelompok A di TK Laboratorium Percontohan UPI. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan teknik thematic analysis. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan respon positif yang diberikan oleh anak ketika permainan matematika kreatif dilaksanakan. Kemampuan number sense anak terlihat mengalami peningkatan terutama dalam aspek korespondensi satu ke satu dan menyebutkan serta membandingkan banyak benda. Faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan permainan matematika kreatif dalam penelitian ini yaitu media yang digunakan dalam pembelajaran dan tahapan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan number sense anak TK.Kata kunci: Number Sense, Permainan Matematika KreatifABSTRACT This article discusses the application of creative math game for improving children’s number sense in kindergarten. Issues underlying in this paper is the implementation of learning mathematics that was considered less appropriate because learning is given to tend to use an academic approach and not tailored to the characteristics, needs, and interests of children, causing a lack of children’s ability to understand mathematical concepts, including number sense. This research using action research methods with Kemmis & Taggart design. Participants in this research are children in group A TK Laboratorium Percontohan UPI. Data collected through observation, interviews and documentation. Analysis of the data used is the qualitative data analysis with thematic analysis technique. The results from this study showed positive response given by children when implemented creative math game. Number sense abilities of children appear to be rising, especially in one-to-one correspondence aspects and mentioned as well as comparing many objects. Factors in this study that may affect the implementation of creative math game in this research that the media used in teaching and learning stages corresponding to the stages of number sense kindergarten children. Keyword: Number Sense, Creative Math Game
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA UDARA MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Arifin Arifin
Edusentris Vol 2, No 1 (2015): Maret
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (440.718 KB)
|
DOI: 10.17509/edusentris.v2i1.154
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan, menguji kelayakan, memaparkan karakteristik, dan menguji keterpahaman bahan ajar IPA terpadu pada tema udara untuk siswa SMP kelas VII melalui Four Steps Teaching Material Development (4S TMD). Penelitian ini dilatar belakangi oleh tidak tersedianya bahan ajar IPA SMP yang disajikan secara terpadu melalui tema udara. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Pengembangan bahan ajar IPA terpadu tema udara terdiri dari tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi dan reduksi didaktik. Tahap seleksi dan strukturisasi merupakan tahap memilih dan menyusun konsep secara terpadu. Selanjutnya pada tahap karakterisasi, dilakukan karakterisasi konsep-konsep yang dilakukan pada 99 siswa kelas VII. Data dari hasil tahap karakterisasi menjadi dasar untuk melakukan reduksi didaktik terhadap konsep-konsep yang sulit dipahami oleh siswa. Tahap reduksi didaktik adalah tahap pengurangan tingkat kesulitan bahan ajar. Berdasarkan uji kelayakan, bahan ajar telah memenuhi aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa dan kelayakan kegrafikan. Karakteristik bahan ajar meliputi kedekatan tema bahan ajar dengan siswa, dan kesesuaian bahan ajar dengan standar BSNP. Berdasarkan uji keterpahaman, bahan ajar telah memenuhi aspek keterpahaman dengan kategori tinggi. Hasil penelitian ini adalah bahan ajar IPA terpadu berupa buku dengan tema udara yang telah melewati empat tahap pengembangan yang dapat digunakan sebagai bahan ajar pendamping pembelajaran IPA.kata kunci: bahan ajar, IPA terpadu, tema udara, 4S TMD
PENERAPAN PERMAINAN MATEMATIKA KREATIF DALAM MENINGKATKAN NUMBER SENSE ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Mirawati Mirawati
Edusentris Vol 2, No 1 (2015): Maret
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/edusentris.v2i1.160
Artikel ini membahas tentang penelitian terkait penerapan permainan matematika kreatif dalam meningkatkan number sense anak taman kanak-kanak. Isu yang melandasi tulisan ini adalah implementasi pembelajaran matematika yang dianggap kurang tepat karena pembelajaran yang diberikan cenderung menggunakan pendekatan akademik dan tidak disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan, serta minat anak sehingga menimbulkan kurangnya kemampuan anak dalam memahami konsep matematika termasuk number sense. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan dengan desain penelitian Kemmis & Taggart dengan subjek penelitian yaitu anak kelompok A di TK Laboratorium Percontohan UPI. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan teknik thematic analysis. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan respon positif yang diberikan oleh anak ketika permainan matematika kreatif dilaksanakan. Kemampuan number sense anak terlihat mengalami peningkatan terutama dalam aspek korespondensi satu ke satu dan menyebutkan serta membandingkan banyak benda. Faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan permainan matematika kreatif dalam penelitian ini yaitu media yang digunakan dalam pembelajaran dan tahapan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan number sense anak TK.Kata kunci: Number Sense, Permainan Matematika KreatifABSTRACT This article discusses the application of creative math game for improving children’s number sense in kindergarten. Issues underlying in this paper is the implementation of learning mathematics that was considered less appropriate because learning is given to tend to use an academic approach and not tailored to the characteristics, needs, and interests of children, causing a lack of children’s ability to understand mathematical concepts, including number sense. This research using action research methods with Kemmis & Taggart design. Participants in this research are children in group A TK Laboratorium Percontohan UPI. Data collected through observation, interviews and documentation. Analysis of the data used is the qualitative data analysis with thematic analysis technique. The results from this study showed positive response given by children when implemented creative math game. Number sense abilities of children appear to be rising, especially in one-to-one correspondence aspects and mentioned as well as comparing many objects. Factors in this study that may affect the implementation of creative math game in this research that the media used in teaching and learning stages corresponding to the stages of number sense kindergarten children. Keyword: Number Sense, Creative Math Game
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA UDARA MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Arifin Arifin
Edusentris Vol 2, No 1 (2015): Maret
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (440.718 KB)
|
DOI: 10.17509/edusentris.v2i1.155
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan, menguji kelayakan, memaparkan karakteristik, dan menguji keterpahaman bahan ajar IPA terpadu pada tema udara untuk siswa SMP kelas VII melalui Four Steps Teaching Material Development (4S TMD). Penelitian ini dilatar belakangi oleh tidak tersedianya bahan ajar IPA SMP yang disajikan secara terpadu melalui tema udara. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Pengembangan bahan ajar IPA terpadu tema udara terdiri dari tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi dan reduksi didaktik. Tahap seleksi dan strukturisasi merupakan tahap memilih dan menyusun konsep secara terpadu. Selanjutnya pada tahap karakterisasi, dilakukan karakterisasi konsep-konsep yang dilakukan pada 99 siswa kelas VII. Data dari hasil tahap karakterisasi menjadi dasar untuk melakukan reduksi didaktik terhadap konsep-konsep yang sulit dipahami oleh siswa. Tahap reduksi didaktik adalah tahap pengurangan tingkat kesulitan bahan ajar. Berdasarkan uji kelayakan, bahan ajar telah memenuhi aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa dan kelayakan kegrafikan. Karakteristik bahan ajar meliputi kedekatan tema bahan ajar dengan siswa, dan kesesuaian bahan ajar dengan standar BSNP. Berdasarkan uji keterpahaman, bahan ajar telah memenuhi aspek keterpahaman dengan kategori tinggi. Hasil penelitian ini adalah bahan ajar IPA terpadu berupa buku dengan tema udara yang telah melewati empat tahap pengembangan yang dapat digunakan sebagai bahan ajar pendamping pembelajaran IPA.kata kunci: bahan ajar, IPA terpadu, tema udara, 4S TMD
KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK
Rahminur Diadha
Edusentris Vol 2, No 1 (2015): Maret
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (308.163 KB)
|
DOI: 10.17509/edusentris.v2i1.161
Keterlibatan orang tua merupakan aspek penting dalam sebuah pendidikan terutama dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Hal tersebut karena orang tua merupakan pendidik pertama anak di rumah dan merupakan orang yang pertama kali berinteraksi dengan anak. Baik buruknya kualitas sebuah lembaga pendidikan akan dapat dilihat melalui hubungan nya dengan orang tua. Akan tetapi beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan masih sangat rendah. Hal tersebut tentunya disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas berbagai hal terkait dengan keterlibatan orang tua, seperti pengertian keterlibatan orang tua, manfaat keterlibatan orang tua, bentukbentuk keterlibatan orang tua, faktor yang mempengaruhinya, serta upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan orang tua. Adapun tujuan penulisan artikel ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan perhatian orang tua terhadap keterlibatan orang tua itu sendiri, sehingga memunculkan keinginan untuk mengupayakan atau meningkatkan pelaksanaan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dengan lebih bermakna dan bermanfaat bagi perkembangan dan belajar anak, bagi orang tua maupun bagi lembaga itu sendiri.Kata kunci: keterlibatan orang tua, pendidikan anak usia dini, taman kanak-kanakABSTRACTParental involvement is an important aspect of an education, especially in Early Childhood Education (ECE). This is because the parents are the first educators of children at home and the person who first interacted with the children. Both the poor and good quality of an educational institution will be seen through it’s relationship with parents. However, several studies have shown that the involvement of parents in education is still very low. It certainly caused by various factors. Therefore, this article will discuss various issues related to parental involvement, such as the definition of parental involvement, parental involvement benefits, forms of parental involvement, factors that influence it and efforts to be made for increase parental involvement. The purpose of this article is to increase understanding and attention of parents to the involvement of parents themselves, thus giving rise to a desire to seek or improve the implementation of parental involvement in children’s education more meaningful and beneficial for children’s development and learning, for parents as well for the institution itself.Keywords: parental involvement, early childhood education, kinder garden
KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Chalimatus Sa’diyah;
Aries Tika Damayani;
Mei Fita Asri Untari
Edusentris Vol 2, No 1 (2015): Maret
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (334.101 KB)
|
DOI: 10.17509/edusentris.v2i1.156
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar pada siswa kelas V tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan di SD Hj Isriati Baiturrahman 1 Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian true experimental dengan bentuk pretest-posttest control group desain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD HJ Isriati Baiturrahman 1 Semarang yang terdiri dari 4 kelas. Sampel penelitian ini ditetapkan 2 kelas dengan 60 siswa yang ditentukan dengan teknik sampling purposive. Pretest dalam desain ini digunakan untuk menyetarakan kelompok sampel dengan menganalisis skor siswa kelas V melalui instrumen soal pretest berupa pilihan ganda. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan uji t diperoleh hasil t hitung sebesar 1,789 dan koefisien tersebut signifikan pada taraf 5% dk = 60 maka diperoleh ttabel sebesar 1,67 sehingga thitung > ttabel. Maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Peningkatan rata-rata hasil belajar dari hasil posttest kelas kontrol sebesar 84,9 dengan nilai gain sebesar 0,29 (law-gain). Hasil posttest kelas eksperimen sebesar 87,73 dengan nilai gain sebesar 0,40 (medium-gain). Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa model PBL efektif terhadap hasil belajar siswa kelas V di SD HJ Isriati Baiturrahman 1 Semarang.Kata kunci: Model Problem Based Learning, Pembelajaran di SD, Hasil BelajarThis study aims to determine the effectiveness of the Model Problem Based Learning (PBL) on learning outcomes in grade V theme Human and Animal Organs in SD Hj Isriati Baiturrahman 1 Semarang. The method used is quantitative research with experimental research design true to form pretest-posttest control group design. The population in this study were all students of class V SD HJ Isriati Baiturrahman 1 Semarang which consists of 4 classes. This research sample set 2 classes with 60 students as determined by purposive sampling technique. Pretest in this design is used to equalize the sample group by analyzing scores through fifth grade students about the instruments in the form of multiple choice pretest. The data were then analyzed using the t test results obtained t calculate equal to 1.789 and the coefficient is significant at the 5% level dk = 60 then obtained ttable of 1.67 so tarithmetic> ttable. Then the null hypothesis is rejected and the alternative hypothesis is accepted. Average increase learning outcomes of the results of the posttest control class is 84.9 with a value gain of 0.29 (lawgain). Posttest results of experimental class at 87.73 with a gain value of 0.40 (medium-gain). From this analysis it can be concluded that the model of PBL is effective against a class V student learning outcomes in SD HJ Isriati Baiturrahman 1 Semarang.Keywords: Model Problem Based Learning, Learning in Elementary School, Learning Outcome
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA
Suciati Rahayu Widyastuti
Edusentris Vol 2, No 1 (2015): Maret
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/edusentris.v2i1.162
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL (Sato-Harnisch-Linn) dan metode Donlon-Fisher pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII. Metode penelitian kausal komparatif. Subjek penelitian ini adalah skor peserta tes, sedangkan peserta tes merupakan responden penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh skor peserta tes kelas VII di suatu SMP Negeri Bandung sebanyak 342 skor. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 202 skor peserta tes kelas VII. Penetapan sampel dilakukan menggunakan teknik cluster random sampling atau teknik memilih sampel secara acak dan berdasarkan kelompok atau kelas. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes yang dibuat oleh peneliti sendiri. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar matematika di SMP. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon untuk uji perbedaan dua rata-rata sampel yang berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII.Kata kunci: Indeks Ketidakwajaran skor, metode SHL, dan metode Donlon-Fisher.ABSTRACTThe purpose of this research is to know the comparison of inappropriate score Index using the SHL methods (Sato-Harnisch-Linn methods) and Donlon-Fisher methods on mathematics achievement test at Junior High School. This is a comparative causal research. The subjects of the research were participants test scores, while a test participant survey respondents. The population in this study were all participants’ scores on a test of class VII Junior High School Bandung as many as 342 scores. The samples in this study were 202 VII grade test scores of participants. Sampling technique for this research using random cluster sampling technique. Data collection techniques using test. The research instrument is math achievement test Junior High School. Analysis of the data using the Wilcoxon test to test the average difference of two paired samples.The result showed that there are not differences of the inappropriate score index using SHL methods Donlon-Fisher methods on mathematics achievement test at Junior High School.Keywords: The inappropriate score index, SHL method, and Donlon-Fisher method.