cover
Contact Name
Riszqina
Contact Email
prodipeternakan@unira.ac.id
Phone
+6285940333753
Journal Mail Official
maduranch@unira.ac.id
Editorial Address
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Madura Jl. Raya Panglegur Km 3,5 Pamekasan Phone: (0324) 322231 website: https://fp.unira.ac.id/
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
MADURANCH: JURNAL ILMU PETERNAKAN
  • jurnal_peternakan_maduranch
  • Website
Published by Universitas Madura
ISSN : 25283057     EISSN : 28286367     DOI : -
Jurnal MADURANCH merupakan Jurnal Ilmiah yang dikelola oleh Program Studi Peternakan Universitas Madura, memuat artikel tentang kajian-kajian ilmu Pertanian dan peternakan yang diangkat dari hasil penelitian. Jurnal Maduranch terbit setahun 2 kali ( Agustus dan Februari )
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2021): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan" : 6 Documents clear
EFEK PERBEDAAN TEKNIK PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS HAY RUMPUT ODOT Desi Agustina
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 6, No 1 (2021): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.6 KB) | DOI: 10.53712/maduranch.v6i1.1067

Abstract

Rumput odot merupakan salah satu jenis rumput unggul yang produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi. Produksi rerumputan dapat mencapai 60 ton / ha / panen, dengan produksi dan kandungan nutrisi yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis rumput gajah yang lain membuat rumput odot yang digunakan untuk pakan ternak dalam berbagai bentuk, seperti hay. Hay adalah hijauan pakan ternak yang dikeringkan dengan bantuan panas matahari atau panas buatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh teknik pengeringan yang berbeda terhadap nilai nutrisi rumput hay rumput (Pennisetum purpureum cv.Mott). Materi yang digunakan adalah rumput odot sebagai bahan utama, terpal, termometer, pisau, timbangan digital, oven 60 ° C, kertas label, plastik, dan kantong kertas. Metode penelitian menggunakan metode percobaan dengan teknik pengeringan sebagai perlakuan yaitu P1 (Pengeringan panas matahari 21 jam) dan P2 (Pengeringan oven 60 ° C 21 jam) serta masing-masing perlakuan dilakukan 2 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pengeringan panas matahari 21 jam menghasilkan bahan kering 84,77%; protein kasar 7,31%; bahan organik 83,30% dan abu 0,39%. Sedangkan pada perlakuan pengeringan oven 60 ° C 21 jam menghasilkan bahan kering 86,21%; protein kasar 6,58%; bahan organik 82,51% dan abu 0,41%. protein kasar 7,31%; bahan organik 83,30% dan abu 0,39%. Sedangkan pada perlakuan pengeringan oven 60 ° C 21 jam menghasilkan bahan kering 86,21%; protein kasar 6,58%; bahan organik 82,51% dan abu 0,41%. protein kasar 7,31%; bahan organik 83,30% dan abu 0,39%. Sedangkan pada perlakuan pengeringan oven 60 ° C 21 jam menghasilkan bahan kering 86,21%; protein kasar 6,58%; bahan organik 82,51% dan abu 0,41%.
PENGARUH BLEOMISIN TERHADAP PEMBENTUKAN SEROMA PASCA MASTEKTOMI PADA KELINCI Hery Susilo
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 6, No 1 (2021): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.098 KB) | DOI: 10.53712/maduranch.v6i1.1068

Abstract

Seroma merupakan penumpukan cairan serous yang merupakan permasalahan yang sering ditemukan setelah tindakan pembedahan pada payudara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bleomisin terhadap terjadinya seroma pada kelinci yang dilakukan mastectomy dan diseksi axilla. Metode penelitian penelitian ini merupakan true eksperimental design dengan menggunakan hewan coba kelinci. Hasil penelitian didapatkan terddapat perbedaan yang signifikan (p=0,001). antara rata-rata volume seroma pada kelompok Kontrol sebesar 3,09 ± 1.6 ml dan rata-rata volume seroma pada kelompok bleomisin sebesar 0,46 ± 0,44 ml. rata-rata VEGF seroma pada kelompok bleomisin sebesar 39,12± 16,45 ng/L dan rata-rata VEGF seroma pada kelompok kontrol sebesar 4,05 ± 1,94 ng/L berbeda siginifikan dengan p=0.002. Jumlah pembuluh darah pada kelompok Bleomisin sebesar 2,49 ±0,68/lpb, jumlah ini lebih kecil daripada jumlah pembuluh darah pada kelompok kontrol sebesar 9,47 ± 3,51 sel/lpb , jumlah tersebut berbeda secara signifikan (P=0,002).Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian Bleomisin pada kelinci post mastektomi menurunkan volume seroma, menurunkan jumlah pembuluh darah dan menurunkan kadar VEGF pada proses pembentukan seroma.
KUALITAS KIMIA DAN JUMLAH BAKTERI PADA PUPUK KOMPOS DENGAN PEMBERIAN ISI RUMEN SAPI Nurul Hidayati
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 6, No 1 (2021): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.896 KB) | DOI: 10.53712/maduranch.v6i1.1069

Abstract

Proses pengomposan merupakan suatu proses yang menentukan keberhasilan produk kompos yang baik. Isi rumen sapi diduga dapat mempercepat proses pelapukan, sehingga sanga potensial sekali jika diaplikasi pada saat proses pengomposan. Pemberian isi rumen sapi terhadap kualitas kimia pupuk kompos yang dihasilkan masih perlu dikaji. Sehingga tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas kimiad an jumlah bakteri pada pupuk kompos dengan pemberian isi rumen sapi. Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan (eksperimen) menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiriatas Kontrol (P0) : jerami dan kotoran sapi tanpa isi rumen sapi, P1-P4 : jerami dan kotoran sapi serta isi rumen diberikan berturut-turut pada kompos umur 0, 10, 20, dan 30 hari, Perbandingan jerami dan kotoran sapi yang digunakan yaitu 1:1 (b/b), serta 10% isi rumen. Pengamatan dilakukan pada sifat kimia kompos yang meliputi kadar N, P, K, C-Organik, rasio C/N. Selain itu diamati juga jumlah bakteri total kompos. Pemberian isi rumen sapi pada saat pengomposan mempengaruhi sifat kimia dan jumlah bakteri kompos. Kompos yang diberi isi rumen sapi memiliki kandungan N, P, K, C-organik yang lebih tinggi daripada kontrol, sedangkan rasio C/N lebih rendah. Pemberian isi rumen sapi juga meningkatkan jumlah bakteri total pada kompos.
SURVEI PERMASALAHAN INSEMINASI BUATAN (IB) TERNAK SAPI DI KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI Bustami Bustami
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 6, No 1 (2021): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.701 KB) | DOI: 10.53712/maduranch.v6i1.1070

Abstract

Program Inseminasi buatan (IB) di Kabupaten Bungo berkembang di daerah-daerah eks transmigrasi yaitu Kecamatan Kuamang Kuning dan kecamatan Jujuhan Ilir. Telah dilakukan pengkajian tentang profil dan permasalahan IB ternak sapi pada bulan Juli 2012. Metode pengkajian dilakukan secara survey dan pengamatan/pemeriksaan secara palpasi. Hasil pengkajian menunjukan .Pelaksanaan IB yang dilaksanakan adalah pada peternak dengan sistem pemeliharaan yang intensif yaitu ternak dikandangkan sepanjang waktu, pemberian pakan cut and carry, pakan tambahan adalah ampas tahun. Adapun semen beku/strawyang digunakan adalah subsidi Pemerintah yang didistribusikan langsung kepada masing- masing pos IB, kondisi straw masih layakuntuk digunakan.((PTM > 40%). Permasalahan reproduksi muncul setelah beranak pertama yaitu anestrus atau birahi tersembunyi,hingga mencapai 6-8 bulan.service perconseption 4 – 5 kali, prolapsus dan distokia terjadi pada induk sapi Bali,.Persepsi peternak terhadap masalah lamanya birahi kembali 90 % menyadarinya.Maka dari itupeternak yang mempunyai Induk sapi Bali memilih pejantan Simental60 %,Bali 30 % Angus/brangusdan 5 %. Limosin 5 %. Ketersediaan semen Sapi Bali di semua pos IB yang dikunjungi sangat terbatas sebulan maksimal hanyal10 dosis, sehingga peternak hanya memilih jenis sapi eksotik. Peternak yang mempunyai Induk sapi simental, 40 % memilih pejantan Limosin dan 60 % memilih Simental. Dengan demikian peternak menyadari dengan pilihan pejantan yang akan diinseminasidisesuaikan dengan kondisi induk.
ANALISIS EKONOMI LAMA PENGGEMUKAN SAPI JANTAN PERANAKAN ONGOLE (PO) BERDASARKAN BOBOT BADAN TERNAK Fitrayady H.P.
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 6, No 1 (2021): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/maduranch.v6i1.1066

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan lama pemeliharaan sapi Peranakan Ongole (PO) jantan berdasarkan bobot badan (BB). Penelitian dilakukan di Loka Penelitian Sapi Potong (Lolitsapi) Grati, Pasuruan selama bulan April s.d. September 2015. Materi menggunakan 32 ekor sapi jantan PO; dibagi ke dalam dua kelompok BB dan lama penggemukan berbeda. Penelitian ini menggunakan RAL Faktorial (2x3), yaitu fakor I berdaarkan BB awal penggemukan A=< 250 kg dan B= ≥250 kg. Faktor II berdasarkan lama penggemukan 1, 2, dan 3 bulan. Pemberian pakan semua perlakuan dan faktor adalah sama (BK >3 % berdasarkan BB dan PK > 8 %. Parameter meliputi BB, skor kondisi tubuh (SKT), FCR, Brutto dan Netto. Analisis data menggunakan uji variasi analisis varian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BB, PBBH dan SKT pada perlakuan fakor lama dan BB awal penggemukan menunjukkan perbeda nyata (P<0,05), namun PBBH antar lama penggemukan tidak menunjukkan perbedaan. Namun berdasarkan FCR terbaik dengan nilai FCR masing-masing sebesar 5,8 % dan 6,2%. Berdasarkan perhitungan keuntungan netto terbaik pada lama penggemukan 3 bulan sebesar Rp.1.744.000, tetapi faktor BB bakalan perlakuan A dan B tidak berbeda. Disimpulkan bahwa BB dan tingkat keuntungan yang baik adalah pada faktor lama penggemukan selama 3 bulan dibandingkan 1 dan 2 bulan, namun berdasarkan perhitungan FCR yang baik adalah lama pengemukan 2 dan 3 bulan daripada 1 bulan; sedangkan faktor bobot badan pada awal pengemukan kurang berpengaruh terhadap tingkat keuntungan.
KARAKTERISTIK, PRODUKTIVITAS DAN PEMANFAATAN RUMPUT GAJAH HIBRIDA(Pennisetum purpureum cvThailand) SEBAGAI HIJAUAN PAKAN TERNAK Dadang Suherman
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 6, No 1 (2021): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.521 KB) | DOI: 10.53712/maduranch.v6i1.1071

Abstract

Rumput gajah hibrida (Pennisetum purpureum cvThailand) merupakan hasil persilangan antara rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan Pearl millet (Pennisetum glaucum) yang dikembangkan oleh Dr. Krailas Kiyothong.Produksi sangat tinggi sekitar 500 ton/ha/tahun, dengan kapasitas tampung 1 hektar dapat menyuplai hijaun untuk pakan sapi perah sebanyak 50 ekor dalam setahun. Pennisetum purpureum cv Thailand sangat palatabel karena batangnya empuk, dan pada bagian batang serta ketiak daun tidak berbulu. Komposisi kimia Pennisetum purpureum cv ThailandPK 7.98%, BK 23,72%, BO 91,63%, abu 8,37%, CP 6,65%, NDF 72,21%, ADF 45,72% dan lignin 28,34%. Pennisetum purpureum cv Thailand tidak hanya sebagai hijauan pakan bagi ruminansia tetapi dapat diberikan pada ternak babi, ayam, bebek, ikan (nila, pangasius), kuda, kelinci, dll, dalam bentuk cacahan segar pada panen umur 30 hari. Sedangkan untuk ternak ruminansia (sapi, kumbang, kambing) disajikan dalam bentuk cacahan segar umur 60-70 hari. Pemanfaatan lain adalah untuk pengganti bahan bakar minyak bumi yaitu produksibio- oil, bioethanol, dan biogas (biofuel) karena mengandung minyak pyrolysis sebesar 66.3% dari berat biomasa kering.

Page 1 of 1 | Total Record : 6