cover
Contact Name
Abd Kholiq
Contact Email
kholiq@unesa.ac.id
Phone
+6285731570404
Journal Mail Official
jifi@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Unesa, Gedung C3 Lantai 1 Jl Ketintang, Surabaya 60321, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Inovasi Fisika Indonesia (IFI)
ISSN : 23024216     EISSN : 28301765     DOI : https://doi.org/10.26740/ifi
Jurnal Inovasi Fisika Indonesia(IFI) is a peer-reviewed journal, ISSN: 2302-4216, which is managed and published by the Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA). This journal is accessible to all readers and covers developments and research in physics (Materials Physics, Earth Physics and Instrumentation Physics).
Articles 408 Documents
ANALISIS SISTEM PENDULUM SEDERHANA TEREDAM DENGAN SIMULASI MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7.0 Nuril Mufidah; Agus Prihanto
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.161 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n1.p%p

Abstract

Abstrak Pendulum merupakan sistem mekanik yang tersusun atas sebuah massa yang terikat dengan sebuah tali yang dapat berayun secara bebas sebagai respon dari gaya gravitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempermudah melakukan penelitian tentang sistem pendulum sederhana dengan membuat simulasinya menggunakan Delphi 7.0, mengetahui perbandingan antara gerak pendulum kondisi ideal dan kondisi tidak ideal (teredam) melalui pendekatan metode numerik, serta mengetahui pengaruh massa jenis zat cair (ρ), massa (m), sudut (θ) dan panjang tali (l) terhadap kecepatan sudut gerak pendulum. Metode penelitian ini adalah dengan membuat program simulasi Pendulum Sederhana menggunakan Delphi 7.0, kemudian menjalankan simulasinya, yaitu dengan memasukkan nilai inputan, seperti sudut, panjang tali, gravitasi, massa, redaman dan massa jenis. Setelah itu memilih media yang akan digunakan dan mulai menjalankan simulasi, kemudian mengamati keluaran grafik dan nilai hasil simulasi. Hasil dari Simulasi ini yaitu dapat dibedakannya gerak pendulum dalam kondisi ideal dan tidak ideal (teredam). Faktor yang mempengaruhi adanya redaman pada gerak pendulum adalah gaya gesek pendulum terhadap media zat cair dan gaya Archimedes. Seluruh komponen inputan dalam simulasi berpengaruh dalam kecepatan sudut yang dihasilkan, namun yang paling berpengaruh diantara semuanya adalah inputan sudut. Kecepatan sudut yang dihasilkan menentukan waktu yang dibutuhkan pendulum untuk berhenti.   Abstract Pendulum is a mechanical system composed of a rope-tied mass that freely swings as the response of gravitational force. This research aims to simplify the research about simple pendulum system and simulate it using Delphi 7.0, to discover the comparison between ideal and damped pendulum motion through numerical method approach, and also to find out the effect of density (ρ), mass (m), angle (θ), and rope length (l) to angular velocity of pendulum motion. Method used in this research is to make simulation program of Simple Pendulum using Delphi 7.0, then run the simulation that is to input several values such as angular, rope length, gravitation, mass, damping, and density. After that, media is chosen and simulation is run, then graphic output and simulation value are observed. The result of this simulation is the distinction of ideal and damped pendulum motion. Factors influence the damping are friction force between pendulum and liquid media and Archimedes force. All of input components have effect on  angular velocity, but what matters the most is the angle input. Angular velocity determines the time needed for pendulum to stop.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOKOMPOSIT PANi/SiO2 SEBAGAI PELAPIS TAHAN KOROSI Ahmad Arifuddin Zuhri; Munasir .
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5171.485 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

Abstrak Peristiwa korosi tidak dapat dihentikan dan hanya dapat diperlambat prosesnya. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis komposit PANi/SiO2 dan menganalisis pengaruh pelapis cat-PANi/SiO2 sebagai antikorosi pada permukaan plat baja karbon. Polianilin disintesis menggunakan metode oksidasi kimia dan nanosilika disintesis dari pasir bancar dengan menggunakan metode kopresipitasi sedangkan pembuatan nanokomposit menggunakan metode pencampuran basah (wet mixing) dengan pelarut 1-butanol. Persen berat nanosilika yang digunakan sebesar 10%, 20% dan 30%. Serbuk nanosilika, polianilin, dan nanokomposit PANi/SiO2 dikarakterisasi menggunakan SEM, FTIR, dan XRD. Untuk mengetahui ketahanan korosinya, nanokomposit PANi/SiO2 dilapiskan pada baja dan diuji menggunakan potensiostat. Hasil pengujian potensiostat menunjukkan bahwa penambahan persen berat SiO2 sebesar 30% pada nanokomposit PANi/SiO2 dapat menurunkan laju korosi pada baja dengan hasil terbaik yaitu 0,0005196 mm/tahun.   Kata Kunci: korosi, wet mixing, nanokomposit PANi/SiO2. Abstract Corrosion can’t be stopped and can only slowed the process. This research has purpose to synthesis PANi/SiO2 composite and analyze the influence of paint-PANi/SiO2 as anticorrosive coatings on the surface of carbon steel plate. Polyaniline synthesized using chemical oxidation methods, nanosilica from Bancar’s sand synthesized using a coprecipitation method while nanocomposite using wet mixing method with the solvent 1-butanol. Weight percent of nanosilica used was 10%, 20% and 30%. Nanosilica powder, polyaniline, and PANi/SiO2 nanocomposite were characterized using SEM, FTIR, and XRD. To find corrosion resistance, PANi/SiO2 nanocomposite coated on steel and tested using a potentiostat. The test results showed that the addition of 30 wt% SiO2 in nanocomposite PANi/SiO2, can decrease corrosion rate of steel with the best results is 0.0005196 mm/year.   Keywords: corrosion, wet mixing, PANi/SiO2 nanocomposite.
PENGARUH pH AKHIR LARUTAN PADA SINTESIS NANOSILIKA DARI BAHAN LUSI DENGAN METODE KOPRESIPITASI Akhamad Januar H.P.; Munasir .
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.917 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

Abstrak Semburan Lumpur Sidoarjo (Lusi) merupakan bencana ekologis yang terjadi pada tahun 2006, namun sampai saat ini belum bisa dihentikan. Semburan lumpur ini menyebabkan terendamnya rumah, sawah, dan terganggunya arus transportasi Surabaya-Banyuwangi. Pada penelitian ini Lusi (Lumpur Sidoarjo) direaksikan dengan larutan NaOH 7M untuk mendapatkan larutan Sodium Silikat (Na2SiO3). Larutan HCl 2M ditambahkan pada larutan sodium silikat hingga pH akhir larutan (pH 7, pH 4, dan pH 1)  untuk mendapatkan silika gel dan selanjutnya dikeringkan (~ 800 C, 10 jam) hingga diperoleh serbuk SiO2. Tahapan proses dari sodium silikat hingga diperoleh silika gel di gunakan metode kopresipitasi. Dalam penelitian ini diperoleh silika dengan kemurnian 98,5 wt% melalui uji XRF (X-Ray Fluorocent) dan ukuran diameter antara 4,119 nm – 26,824 nm melalui uji SEM (scanning electron microscopy) dan analisis software image-J. Sampel  juga di analisis dengan uji XRD dan FTIR. Kata Kunci: nanosilika (SiO2), Lusi, sodium silikat dan metode kopresipitasi. Abstract Sidoarjo mudflow (Lusi) is ecological disaster that is happened on 2006, but it can not be stopped until now. The mud blast causes submerged of houses, fields, and disturbing of Banyuwangi-Surabaya transportation way. In this research, Lusi (Sidoarjo Mudflow) is reacted with NaOH 7M solution to get Sodium Silicate solution (Na2SiO3). HCl 2M solution is added on Sodium Silicate in order to the last pH of solution is (pH 7, pH 4, and pH 1) to get silica gel and it is dried then (~ 800 C, 10 hours) till gotten SiO2 powder. The steps of process from sodium silicate until gotten silica gel is used coprecipitation. In this research, it is gotten silica with purity 98,5 wt% through XRF (X-Ray Fluorocent) test and the diameter size between 4,119 nm – 26,824 nm through SEM (scanning electron microscopy) test and software image-J analysis. The sample is also tested with XRD and FTIR test. Keywords : Nanosilica (SiO2), Lusi, Sodium Silicate and coprecipitation method.
PROTOTIPE TERMOMETER DIGITAL DENGAN KELUARAN SUARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Alvianto Wahyu Pribadi
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.929 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

Abstrak Telah dilakukan perancangan dan realisasi alat pengukur suhu tubuh digital skala celcius dengan keluaran suara. Alat ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif dalam pengukuran suhu tubuh terutama suhu tubuh orang yang mengalami keterbatasan dalam penglihatan (tunanetra). Perangkat keras alat ini terdiri dari sensor suhu LM35, Mikrokontroler ATMega16, LCD, dan ISD25120. Alat ini bekerja seperti termometer biasa yaitu mengukur derajat suhu tubuh pada skala celcius. Suhu tubuh akan terbaca oleh sensor, kemudian tegangan keluaran dari sensor akan diubah menjadi data digital oleh ADC. Data digital tersebut akan diproses oleh mikrokontroler dan ditampilkan kedalam peraga LCD yang akan diikuti oleh keluaran suara. Alat ini telah terealisasi dan dapat mengukur suhu tubuh pada skala celcius dengan keluaran suara pada ketelitian pembacaan 0,1oC. Kata Kunci : suhu, digital, suara, LM35, ATMega16, ISD25120.   Abstract The planning and realization of digital body temperature measurement device with voice output has been done. This device can be used as an alternative body temperature measurement, especially the temperature of one those who is blind. The hardware of this device consists of temperature censor LM35, Microcontroler ATMEGA16, LCD, and ISD25120. This device can work like ordinary thermometer, that measure body temperature in celcius scale. Body temperature will be read by censor, then gives output voltage will be changed into digital data by ADC. This digital data will be processed by microcontroller and displayed in sevent segment which then will followed by voice output. This device has been realized and it can measure body temperature in celcius scale in 0,1oC accuracy with voice output. Keyword : temperature, digital, voice, cencor LM35, Microcontroler ATMega16, ISD25120.
ANALISIS POROSITAS NANOSILIKA BERBASIS PASIR ALAM YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI Fitratun Nisak; Munasir .
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1387.317 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pH akhir terhadap profil silika (porositas dan surface area) dan massa silika yang dihasilkan. Dalam metode kopresipitasi, pasir Bancar dan NaOH 7M distiring sampai terbentuk larutan natrium silikat sebagai prekursor. Selanjutnya dilakukan titrasi dengan HCl 2M hingga terbentuk gel putih dengan variasi pH akhir masing-masing pH 7, pH 4 dan pH 1 dengan waktu aging 24 jam. Gel silika yang terbentuk dicuci untuk menghilangkan NaCl dan impuritas-impuritas lainnya agar diperoleh silika dengan kemurnian tinggi dilanjutkan dengan pengeringan gel silika di bawah lampu 100 watt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemurnian silika meningkat dengan penurunan pH dan ukuran diameter rata-rata silika meningkat dengan peningkatan pH. Kandungan Si rata-rata 95,3%. Luas permukaan area dan volume pori SiO2 terbesar yaitu 43 m2/gram dan 11,22 cm3/gr. Diameter silika yang dihasilkan termasuk dalam kategori mesopori.   Kata kunci: nanopartikel, silika, metode Kopresipitasi, pasir Bancar     Abstract   This study aimed to determine the effect of variations in the final pH of the silica profile (porousity and surface area) and silica mass produced. In the coprecipitation method, Bancar sand mixed with NaOH 7M then stirred about 2 hour  to form sodium silicate solution as precursor. Then spilled slowly with HCl 2M to form white gel with pH variation of each pH 7, pH 4 and pH 1 with aging time 24 hours. Silica gel which formed was washed to remove NaCl and other impurities in order to obtain high purity silica. then silica gel dried under 100 watt lamp. The results showed that the purity of silica increased with decrease in pH. The average content of silica is about 95.3%. the highest surface area and pore volume of silica respectively 43 m2/gram and cm3/gr 11.22.                The diameter of silica is mesoporous categorized.   Keywords:  nanoparticle, silica, Copresipitation method, Bancar sand.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KEKRISTALAN NANOSILIKA BERBASIS PASIR BANCAR Hanna Nur Izzati; Munasir .
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.001 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan silika berukuran nano dengan kemurnian tinggi serta struktur kristalnya. Penelitian ini dilakukan dengan cara melarutkan pasir ke dalam 7M NaOH dan terbentuk  larutan sodium silikat kemudian ditambahkan 2M HCl (pH 7, 4, 1). Setelah itu dikarakterisasi dengan FTIR, XRF, XRD, dan SEM. Hasil FTIR menunjukkan gugus fungsi yang khas dari silika, kemurnian silika sebesar 98%, silika tersebut berfasa amorf dengan diameter partikel 4,059 – 31,756 nm. Struktur kristal silika diperoleh dari pemanasan pada suhu 900oC selama 10 jam. Hasil search match menunjukkan setelah dikalsinasi pada suhu 900oC terjadi perubahan fasa dari amorf menjadi kristal. Kata Kunci: Nanosilika, Kristal silika, Metode Kopresipitasi, Pasir Bancar. Abstract The aims of this research is to nano-sized silica with high purity and crystalline structure. The sand dissolve with 7 M NaOH to form sodium silicate solution then added  2 M HCl (pH 7,4,1). The silica then characterized using FTIR, XRF, XRD, and SEM. FTIR results that the typical functional groups of silica, silica purity of 98%, the structure is amorphous with diameter of 4.059 to 31.756 nm. The crystal structure of silica obtained from heating at temperature of 900oC for 10 hours. Search match search results that after calcined at 900oC temperature phase change from amorphous to crystalline. Keywords : Nanosilica,  Silica crystalline, Coprecipitation, Bancar sand.
SINTESIS SILIKA GEL MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL DAN APLIKASINYA TERHADAP ABSORPSI KELEMBABAN UDARA Ida Latiful Ummah; Z.A Imam Supardi; Diah Hari Kusumawati
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.48 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini mensintesis silika gel  sebagai bahan untuk menyerap kelembaban udara. Bahan yang digunakan adalah TEOS (Tetraethylorthosilicate) sebagai prekursor, HCl sebagai katalis dan aquades sebagai pelarut, dengan metode Sol-Gel. Dalam penelitian ini waktu pemanasan sebagai variabel manipulasi, sehingga didapatkan sampel awal silika dalam bentuk serbuk yang berwarna putih. Untuk menjadikan silika serbuk ke dalam bentuk butiran, maka ditambahkan Natrium Silikat  dengan perbandingan 1:2 sehingga didapatkan silika gel dalam bentuk butiran dan memiliki warna putih. Silika gel yang sudah dihasilkan, kemudian dilakukan uji penyerap kelembaban dengan cara ditetesi air pada sekumpulan silika gel, sehingga dapat diketahui perubahan fisis yag terjadi pada silika gel. Dari hasil uji penyerap kelembaban dapat diindikasikan bahwa silika gel yang dihasilkan memiliki sifat hidrofilik (menyerap air), keras namun rapuh dan mengalami perubahan warna yang semula putih bening kemudian menjadi putih keruh, hal tersebut menujukkan bahwa silika gel dapat menyerap air. Uji karakterisasi SEM-EDS didapatkan bentuk morfologi yang tidak homogen dengan ukuran partikel pada sampel silika gel yang tidak seragam, karena dipengaruhi oleh lama waktu ageing, dan dari hasil analisis EDS didapatkan kandungan silika yang berbeda, karena dipengaruhi oleh lama waktu pemanasan yang berbeda pula. Dan hasil analisis XRD menunjukkan bahwa struktur kristal dari partikel silika gel  adalah amorf, dengan didapatkan pola difraksi puncak pada sudut 2θ = 22,53°. Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian terdahulu  yaitu S. Musić et al, 2011. Kata Kunci : Sintesis, Karakterisasi, Sol-Gel, Silika Gel   This study synthesizes silica gel  as a material to absorb moisture. Materials used were TEOS (Tetraethylorthosilicate) as a precursor, HCl as a catalyst and distilled water as the solvent by the Sol-Gel method. Warm-up time in this study is used as the manipulated variable, so as the product is the initial sample of silica in the form of a white powder. To make the silica powder in the form of granules, Sodium Silicate  then is added with a ratio of 1:2 to obtain the silica gel in the form of granules with a white color. Silica gel that has been generated, then it was did the test moisture absorbent by spilled water on silica gel set, so that the physical changes is known which occurred in the silica gel. From the test results indicated that the moisture absorbent silica gel can be produced has hydrophilic properties (absorbs water), hard but brittle and subject to change original white color to white turbid clear later, it showed that the silica gel can absorb water. SEM-EDS characterization test obtained is not homogeneous morphology with particle sizes in the silica gel samples are not uniform, as it is influenced by the long aging time, and EDS analysis results obtained from different silica content, as influenced by long heating time different. And the results of XRD analysis showed that the crystal structure of the silica gel particles  are amorphous, with peak diffraction pattern obtained at an angle of 2θ = 22.53°. These results are also consistent with prior research is S. Music et al, 2011. Keywords: Synthesis, Characterization, Sol-Gel, Silica Gel
ANALISIS TINGKAT KEKERASAN TANAH DI BAWAH STASIUN-STASIUN SEISMIK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN SOFTWARE SEISGRAM2K Rebby Dwi Prataopu
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.701 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

Abstrak Pulau Jawa terletak diantara tiga zona yang dapat mengakibatkan gempa bumi. Upaya mitigasi di wilayah ini menjadi bagian penting, salah satunya yaitu dengan cara melakukan antisipasi terhadap struktur tanah diantaranya bisa melalui spektra magnitud. Dalam konteks ini, dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kekerasan tanah di bawah stasiun-stasiun seismik di Jawa Tengah yang meliputi stasiun seismik SMRI Semarang, UGM Wanagama, dan YOGI Yogyakarta. Aturan yang digunakan dalam klasifikasi tanah ini menggunakan Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI-1726-2002 dengan frekuensi getar spektra 4 Hz termasuk dalam klasifikasi tanah keras, frekuensi getar spektra 5 Hz termasuk dalam klasifikasi tanah sedang, dan frekuensi getar 7 Hz termasuk dalam klasifikasi tanah lunak. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data rekaman seismik berupa data seismogram yang diperoleh dari bank data WebDC dengan cara mengunduhnya. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan software Seisgram2K, disimpulkan bahwa tanah di bawah stasiun SMRI Semarang dengan tiga kejadian gempa yang terjadi pada tanggal 26 Juni 2010, tanggal 09 November 2010 dan tanggal 13 Juli 2013, menghasilkan klasifikasi tanah lunak dengan frekuensi getar lebih dari 0,7 Hz. Tanah di bawah stasiun UGM Wanagama dengan tiga kejadian gempa yang terjadi pada tanggal 26 Juni 2010, tanggal 09 November 2010 dan tanggal 13 Juli 2013, menghasilkan klasifikasi tanah keras dengan frekuensi getar kurang dari 0,4 Hz. Tanah di bawah stasiun YOGI Yogyakarta dengan tiga kejadian gempa yang terjadi pada tanggal 26 Juni 2010, tanggal 09 November 2010 dan tanggal 13 Juli 2013, menghasilkan klasifikasi tanah keras dengan frekuensi getar antara kurang dari 0,4 Hz. Sehingga kesimpulan keseluruhan bahwa karakteristik tanah di bawah stasiun SMRI Semarang dan termasuk dalam klasifikasi tanah lunak dan karakteristik tanah di bawah stasiun UGM Wanagama dab YOGI Yogyakarta termasuk dalam klasifikasi tanah keras. Kata Kunci : Seismogram , spektra, frekuensi, SNI-1726-2002 Abstract Java Island is located between the three zones which can cause earthquakes. Mitigation efforts in the region became an important part, one of which is by way of anticipation of the soil structure through the spectral magnitude of which can. In this context, the research conducted to determine the level of violence in the soil under seismic stations in Central Java, which includes seismic station SMRI Semarang, UGM Wanagama, and YOGI Yogyakarta. Rules used in the classification of the land use planning standard for Earthquake Resistance of Building Structures ISO-1726-2002 with a frequency of 4 Hz vibration spectra included in the hard soil classification, frequency of 5 Hz vibration spectra included in the classification of the soil medium, and the vibration frequency of 7 Hz including in soft soil classification. The data used in this study is the data seismograms recorded seismic data is obtained in the form of a data bank WebDC with how to download it. Based on the analysis by using the software Seisgram2K, concluded that the soil under the station SMRI Semarang with three earthquakes that occurred on June 26, 2010, dated November 9, 2010 and on July 13, 2013, resulting in the classification of soft ground shakes with frequencies of more than 0.7 Hz. Land under Wanagama GMU station with three earthquakes that occurred on June 26, 2010, dated November 9, 2010 and on July 13, 2013, resulting in hard soil classification with less vibration frequency of 0.4 Hz. Below ground station with three YOGI Yogyakarta earthquake that occurred on June 26, 2010, dated November 9, 2010 and on July 13, 2013, resulting in hard soil classification with the vibration frequency less than 0.4 Hz. So the overall conclusion that the characteristics of the soil under the station SMRI Semarang and included in the classification of soft soil and the characteristics of the soil under the station UGM Yogyakarta Wanagama dab YOGI included in the hard soil classification. Keywords: Seismograms, spectra, frequency, SNI-1726-2002
ANALISIS PEAK GROUND ACCELERATION (PGA) AKIBAT GEMPA BUMI JAWA TIMUR 08 JULI 2013 DI SAMUDERA HINDIA 9,000LS – 113,010BT Ordan Radiori
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.494 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

ABSTRAK Gempabumi di Jawa Timur memang rawan sekali terjadi di darat atau di laut. Sepanjang januari hingga juli 2013 telah terjadi 4 kali gempabumi di daerah Jawa Timur. Pada tanggal 08 juli 2013 telah terjadi gempabumi di Samudera Hindia dengan titik koordinat lokasi 9,000LS – 113,010BT dengan kekuatan Mw = 5,7. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis PGA akibat gempabumi tersebut. Data yang diperlukan adalah data rekaman gelombang seismik yang terekam disemua stasiun seismik di Jawa Timur, untuk gempabumi ini telah terekam di 6 stasiun seismik, yaitu GRJI (Gresik), GMJI ( Gumukmas), KRK (Karangkates), NGJI (Ngawi), PWJI (Pagerwojo), dan SWJI (Sawahan). Data yang diperoleh merupakan data displacement seismogram gempabumi, untuk itu perlu dideferensialkan dua kali untuk memperoleh seismogram percepatan maksimum tanah. Dari hasil analisis data dari setiap stasiun seismik di Jawa Timur menunjukkan nilai PGA berdasarkan pengolahan data yang telah didownload di webdc.eu menggunakan SeisGram2K Seismogram Viewer v6.0.0X02 adalah 0.00027 gal yang terekam oleh stasiun seismik NGJI (Ngawi,), 0,00021 gal yang terekam oleh stasiun seismik KRK (Karangkates), 0,00016 gal yang terekam oleh stasiun seismik GMJI (Gumukmas). Dari hasil tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa nila PGA untuk ketiga stasiun seismik < 10 gal. Sehingga gempabumi tersebut tidak menimbulkan dampak kerusakan di daerah Jawa Timur.   Kata Kunci : PGA, gempabumi, seismogram
Anemometer Digital Berbasis Mikrokontroler Atmega-16 Thoriq Azwar; Abd . Kholiq
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.285 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

Abstrak Perkembangan teknologi elektronika dewasa ini cukup pesat. Beberapa teknologi sudah dapat dibuat di Indonesia, tetapi masih banyak teknologi yang harus didatangkan dari luar negeri. Salah satu teknologi yang harus didatangkan dari luar negeri adalah teknologi instrumentasi. Teknologi instrumentasi yang digunakan diantaranya adalah alat pengukur kecepatan angin. Kecepatan angin ini bermanfaat bagi nelayan, nelayan harus mengetahui arah datangnya angin setiap saat untuk mendorong perahu layar bagi para pencari ikan manusia pun sangat membutuhkan udara atau gerak udara, karena arah angin dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia sehari-hari, misalnya untuk kincir angin sebagai penggerak generator sehinggga dapat menghasilkan arus listrik yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, membantu kedatangan dan keberangkatan pesawat dibandara. Oleh karena itu perlu dibuat alat yang dapat mengetahui kecepatan dan arah angin yang mudah digunakan. Dalam penelitian ini telah dilakukan perancangan sistem yang digunakan untuk mengetahui arah angin dan menentukan kecepatan angin dengan menggunakan anemometer digital bebasis mikrokontroler Atmega-16 dengan proses pengambilan data yaitu dengan memberikan variasi kecepatan kipas angin sehingga didapatkan data dalam bentuk pulsa yang selanjutnya diproses oleh mikrokontroller dan ditampilkan pada layar display dalam bentuk nilai kecepatan angin dan juga arah angin. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran anemometer AMESS 822. Dari hasil penelitian diketahui besarnya kecepatan angin pada daerah ranunesa mulai pukul 6.30 sampai pada pukul 21.30 didapatkan rentang nilai kecepatan angin sebesar 0.48 m/s sampai 0.98 m/s dengan arah angin yang terbaca yaitu utara, barat laut, barat, barat daya, selatan, tenggara, timur, timur laut dan utara. Dari analisis diatas diperoleh bahwa nilai ketelitian dari alat ini sebesar  98.75% dengan error 1.25% dengan anemometer AMES 822 dan sistem ini mudah dibawa (portable) dan dalam segi pengambilan data dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan cara di displaykan di LCD tanpa harus menghubungkan sistem tersebut ke PC.   Kata Kunci: Anemometer, Mikrokontroler, Kecepatan Angin dan Arah Angin   Abstract Electronicses technologic developing mature this adequately quick. Severally technological can made in Indonesia, but is still a lot of technology who shall be wreaked of abroad. One of technology which shall be wreaked of abroad is technological instrumentation. Technology instruments that is utilized among those is blustery speedometer tool. This blustery speed fisherman benefit, fisherman shall know its coming aim blustery each while to push sailboat for scavenging even human fish really need air or air power, since wind aim can be utilized for man requirement everyday, e.g. for windmill as actuating as generator sehinggga can result electricity current that human life benefit, helping arrival and plane departure at airport. Therefore needs to be made by tool who can know speed and easy wind aim is utilized. In this research was done system scheme that is utilized to know wind aim and determines wind speed by use of bebasis mikrokontroler Atmega's digital anemometer 16 by downloading process which is with give fan speed variation so gotten by data in shaped pulse which hereafter been processed by mikrokontroller and is featured on display display in shaped appreciative blustery speed and also wind aim. That data then as compared to anemometer measurement result AMESS 822. Of research result is known outgrows it wind speed on ranunesa's region starts to hit 6.30 up until hits 21.30 gotten by blustery speed point ranges as big as 0.48 m / s until 0.98 m / s by tenor blustery ones most reads which is northern, northwest, western, south-west, south, south-east, east, northeast and north. From analisis up the stairs acquired that accuracy point of this tool as big as 98.75% by error 1.25% by AMES'S anemometers 822 and this system is portable (portable) and in downloading facet can be done straightforward which is by at displaykan at LCD without has to link that system to PC.   Key word: Anemometer, Mikrokontroler, Blustery speed and Tenor Blustery

Page 3 of 41 | Total Record : 408