cover
Contact Name
Abd Kholiq
Contact Email
kholiq@unesa.ac.id
Phone
+6285731570404
Journal Mail Official
jifi@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Unesa, Gedung C3 Lantai 1 Jl Ketintang, Surabaya 60321, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Inovasi Fisika Indonesia (IFI)
ISSN : 23024216     EISSN : 28301765     DOI : https://doi.org/10.26740/ifi
Jurnal Inovasi Fisika Indonesia(IFI) is a peer-reviewed journal, ISSN: 2302-4216, which is managed and published by the Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA). This journal is accessible to all readers and covers developments and research in physics (Materials Physics, Earth Physics and Instrumentation Physics).
Articles 415 Documents
TRANSMISI DATA MELALUI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN MODUL XBEE PRO 24-ACI-001 Yayan Prima Nugraha
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.974 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

Abstrak   Sistem transmisi data melalui gelombang elektromagnetik dapat dikaji melalui pendekatan multi disiplin.Salah satu manfaat sistem transmisi data adalah penggunaan sistem wireless yang lebih efisien dan efektif sebagai media pembawa informasi. Pemilihan modul Xbee Pro 24-Aci-001 sebagai media perantara dapat dijadikan sebagai basis untuk penelitian aplikatif lanjut yang relevan. Metode percobaan yang digunakan adalah memberikan perlakuan melalui variasi parameter cuaca dan variasi posisi spasial untuk mengetahui efektivitas pengiriman data. Hasil-hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan menggunakan modul Xbee Pro 24-Aci-001 jangkauan efektif berada pada radius 1300 m. Faktor-faktor yang meyebabkan pelemahan energi berasal dari sifat konduktif medium atau bahan yang dilalui dan frekuensi sumber. Besaran fisis skin depthudara sebagai medium perambatan gelombang radio ditemukan dalam kisaran orde 1012 m. Hal inilah  yang menjadi alasan semua data dapat ditransmisikan tanpa ada bias informasi. Hasil-hasil percobaan membuktikan bahwa transmisi data masih berlangsung dengan baik   Kata Kunci:Xbee Pro 24-Aci-001, skin depth   Abstract   Data transmission system via electromagnetic waves can be studied through a multidisciplinary approach. One of the benefits of a data transmission system is the use of wireless systems are more efficient and effective as a carrier of information. Selection of Xbee Pro module 24-Aci-001 as its medium can be used as a basis for further applied research relevant. Experimental method used is to provide treatment through a variety of weather parameters and spatial variation in the position to determine the effectiveness of data transmission. These experimental results show that using the Xbee Pro module 24-Aci-001 effective range is 1300 m. The factors that led to the weakening of the energy comes from nature or the conductive medium through which the material and the frequency of the source. Physical quantities of air as a medium depth skin propagation of radio waves are found in the range of the order of 1012 m. This is the reason that all the data can be transmitted without bias information. These experimental results prove that the data transmission is still going well.   Keywords: Xbee Pro 24-Aci-001, skin depth
Pengaruh Variasi Kecepatan Aliran Gas CO2 Terhadap Kemurnian dan Ukuran Kristal Nanokalsit dari Cangkang Kerang Bulu dengan Metode Karbonasi Ika Nurjanah; Nugrahani Primary Putri; Lydia Rohmawati
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.946 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nanokalsit cangkang kerang dengan metode karbonasi. Kecepatan aliran gas CO2 mempengaruhi pembentukan nanokalsit cangkang kerang. Variabel ini mempengaruhi kandungan dan ukuran kristal kalsit. Cangkang kerang dikalsinasi pada suhu 900˚C selama 5 jam kemudian dilarutkan dalam HCl 10M. Setelah diperoleh larutan CaCl2, untuk memperoleh pH 10 ditambahkan NH4OH. Selanjutnya dilakukan proses karbonasi selama 10 menit dengan kecepatan aliran gas CO2 1,4 liter/menit; 2,8 liter/menit; 3,7 liter/menit; dan 4,7 liter/menit. Selanjutnya dilakukan proses pengendapan selama 36 jam. Hasil proses pengendapan disaring dan dikeringkan pada suhu 90oC selama 24 jam. Melalui pengujian XRD setelah proses karbonasi teridentifikasi sampel mempunyai kandungan kalsit dan vaterit. Kandungan kalsit paling tinggi diperoleh pada kecepatan aliran gas CO2 2,8 liter/menit sebesar 97,54%. Ukuran kristal kalsit minimum sebesar 92,96 nm diperoleh pada kecepatan aliran gas CO2 1,4 liter/menit. Kata Kunci: nanokalsit, kalsinasi, karbonasi, rietveld Abstract This study aimed to obtain nanocalcite shells with carbonation method. Flow velocity of CO2 gas affects the formation nanocalcite shells. This variable affects the content and size of the calcite crystal. Shells calcined at 900 ˚ C for 5 hours and then dissolved in 10M HCl. Having obtained the CaCl2 solution,  to obtain pH 10 added NH4OH. Then carbonation for 10 min at a flow velocity of CO2 gas 1.4 liter/min; 2.8 liters/min; 3.7 liters/min, and 4.7 liters/min. Deposition process is then performed for 36 hours. Deposition process results filtered and dried at a temperature of 90oC for 24 hours. Through XRD testing after carbonation process the samples have been identified calcite and vaterite. Content of calcite optimum at flow velocity of  CO2 gas 2.8 liters/min at 97.54%. Minimum size of calcite crystals of 92.96 nm at a flow velocity of  CO2 gas 1.4 liter/min. Key word: nanocalcite, calcination,  carbonation, rietveld
APLIKASI NTC UNTUK MENENTUKAN ENERGI RADIASI DENGAN PENDEKATAN HUKUM STEFAN BOLTZMANN Bahtiyar Romadlon; Dzulkiflih -
Inovasi Fisika Indonesia Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.773 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v2n3.p%p

Abstract

Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran pada hakikatnya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Keempat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan/atau sedang digunakan dapat diketahui dari langkah-langkah pembelajaran yang telah tersusun dan/atau sedang terjadi. Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan teknik pembelajaran adalah ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah-langkah penggunaan metode mengajar yang sifatnya lebih operasional. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan teknik pembelajaran di antaranya adalah kemampuan dan kebiasaan guru, ketersedian sarana dan waktu, serta kesiapan siswa. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, sarana, waktu yang tersedia, siswa, dan guru.
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SOUND LEVEL METER SEBAGAI ALAT UKUR INTENSITAS BUNYI ARDI RIFAI
Inovasi Fisika Indonesia Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.455 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v3n1.p%p

Abstract

Abstrak Intensitas bunyi dalam ruang dapat diuji secara akurat dengan alat ukur yang relevan, salah satunya yaitu Sound Level Meter (SLM). Penelitian ini memberi manfaat perancangan SLM sebagai alat ukur intensitas bunyi. Metode pengujian SLM rancangan (SLM ASK-214) yang dibuat adalah dengan memberikan perlakuan variasi bahan partisi kaca dengan berbagai ketebalan dan penempatan posisi pada ruang sumber dan ruang pendengar untuk mengetahui level intensitas bunyi, serta dibandingkan nilai hasil uji dari SLM buatan industri (SLM NL-20 dan Nor-118). Hasil pengujian menunjukkan bahwa perancangan SLM ASK-214 memiliki konsistensi nilai intensitas bunyi dibawah hasil pengukuran SLM NL-20 dan Nor-118 yang mampu menjangkau frekuensi 250 Hz sampai 2 KHz. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya jangkauan frekuensi yang digunakan SLM ASK-214 berasal dari sifat konduktif sensor ketika mendeteksi bunyi pada frekuensi tertentu. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa ketebalan bahan partisi yang digunakan berpengaruh terhadap nilai intensitas bunyi yang dihasilkan oleh SLM. Kata Kunci:Sound Level Meter, intensitas, mic-condenser Abstract Sound intensity phenomenon in a space can be detected and measured accurately by using relevant tool. One of the applications is by using more effective and efficient Sound Level Meter (SLM) to measure sound intensity. Design of SLM in this research can be used as the basic of applicative research. Method of testing SLM designed in this research is by giving variation treatment of glass partition using various thickness and positions in source room and hearing room to measure the intensity produced. Sensitivity testing of SLM designed as a result of this research is done by comparing between the result of intensity measured in testing room by using SLM designed (SLM ASK-214) and SLM produced by industry (SLM Nor-118 and NL-20).Measurement results in hearing room, source room, and the thickness of glass influence the value of sound pressure on each range of frequency. It can be showed from the difference value of sound intensity measured by SLM designed that testing. Factor that influence the difference response between SLM ASK-214 with SLM Nor-118 and NL-20 is characteristic of conductive sensor when detect sound of source frequency. Keywords:sound level meter, intensity, mic-condenser
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT ANTARMUKA DAN PENGATURAN POSISI JANGKA SORONG DIGITAL UNTUK MENGUKURKEDALAMAN AIR CHOIRUL FANANI
Inovasi Fisika Indonesia Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.996 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v3n1.p%p

Abstract

Abstrak Penelitian skripsi ini dilaksanakan dengan merancang dan membuat alat antar muka jangka sorong digital untuk mengukur kedalaman air pada percobaan gravity current. Penelitian memodifikasi jangka sorong digital yang sudah ada untuk percobaan gravity current dalam skala laboratorium, dan diaplikasikan dengan penambahan motor untuk naik turunnya jangka sorong digital dan antar muka jangka sorong dengan arduino. Penggunaan antar muka dengan arduino untuk mempermudah pembacaan data pada jangka sorong digital dan untuk lebih mengembangkan jangka sorong digital ke komputer. Antar muka jangka sorong dengan arduino memanfaatkan pin data dan pin clock pada jangka sorong digital yang telah dikuatkan tegangan dan sinyal oleh transistor BC548, setelah data diolah oleh arduino selanjutnya data akan dikirimkan ke mikrokontroler untuk nilai pada jangka sorong digital ditampilkan pada LCD 16x2. Penambahan motor untuk menggurangi gangguan kesalahan seperti gangguan pada luar. Metode percobaan yang digunakan adalah memberikan perlakuan berupa variasi kedalaman air 1 cm sampai 15 cm dalam selang 1 cm untuk mengetahui kedalaman air dalam tangki kaca. Hasil-hasil percobaan pada pengukuran kedalaman air menunjukkan nilai yang didapat jangka sorong digital tidak jauh berbeda. Pengukuran ini tidak ada pembanding yang benar-benar menunjukkan nilai kedalaman air secara tepat. Kesalahan relatif yang paling besar dari variasi kedalaman air 1 cm sampai 15 cm dengan pengukuran jangka sorong dan jangka sorong digital adalah 0,025 %. Kata Kunci:Jangka sorong digital, antar muka, arduino Abstract This thesis research was carried out by designing and creating a tool interface digital caliper for measuring the depth of water at experimental gravity current. Research on modifying digital caliper which already exists for the current gravity experiment in the laboratory scale, and applied with the addition of the motor to the ups and downs of digital caliper and caliper interface with arduino.The use of the arduino interface to facilitate reading the data on digital caliper and to further develop the caliper digital to the computer. Caliper interface with arduino pin harness pin data and clock on the digital caliper that has been corroborated by the signal voltage and the transistor BC548, after the data is processed by an arduino further data will be sent to the microcontroller for digital caliper on the value displayed on the LCD 16x2.The addition of motors for menggurangi interference interference error like on the outside. Experimental method used is to give preferential treatment in the form of variations in water depth of 1 cm to 15 cm in 1 cm intervals to determine the depth of the water in the tank is glass. The results of his experiments on measurement of water depths showed the value of acquired digital caliper is not much different. This measurement is not a comparison that really shows the value of water depths appropriately. The greatest relative error of variation of water depth of 1 cm to 15 cm in diameter with a measurement caliper and caliper digital is 0.025%. Keywords:Digital caliper, interface, arduino
RELOKASI HIPOSENTER GEMPA BUMI 18 AGUSTUS 2012 (MAGNITUDO 6,2 MB) DAN SUSULANNYA DI DAERAH PALU, SULAWESI TENGAH MENGGUNAKAN METODE MJHD AINIYATUL MUTHOHARO
Inovasi Fisika Indonesia Vol 3 No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.964 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v3n2.p%p

Abstract

AbstrakDaerah Palu, Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah yang sering dilanda bencana gempa bumi dan memiliki tingkat aktivitas yang sangat tinggi karena di Pulau Sulawesi terdapat Sesar Palu Koro, dan dilewati oleh formasi Pacific Ring of Fire yang berupa sederetan gunung api aktif maupun tidak aktif di seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah merelokasi hiposenter gempa bumi di daerah Palu, Sulawesi Tengah menjadi lebih akurat dengan menggunakan metode Modified Joint Hypocenter Determination (MJHD). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah inversi MJHD untuk merelokasi gempa bumi utama dan susulannya, sedangkan untuk pemetaan relokasi menggunakan Generic Maping Tool (GMT). Data yang digunakan sebanyak 154 buah gempa bumi, yang terdiri dari 1 gempa bumi utama dan 153 gempa susulan, dengan rentang waktu 18 Agustus 2012 – 30 Agustus 2012. Dari data yang telah dianalisis dengan menggunakan metode inversi MJHD didapatkan jumlah gempa yang direlokasi berjumlah 21 gempa dengan 1 gempa bumi utama dan 20 gempa susulan. Stasiun yang digunakan untuk relokasi 11 stasiun (APSI, BKSI, BNSI, KDI, KKSI, LUWI, MPSI, MRSI, PCI, SPSI, dan TTSI). Kedalaman awal dari hiposenter gempa bumi utama sebelum relokasi bernilai 10 km, tetapi setelah direlokasi kedalamannya berubah menjadi 17,47 km. Posisi gempa bumi utama pada tanggal 18 Agustus 2012 dan susulannya sampai tanggal 30 Agustus 2012 mengalami pergeseran tidak terlalu besar dan mendekati jalur sesar Palu Koro. Rata-rata RMS waktu tempuh BMKG sebesar 0,38146 dan MJHD bernilai 0,07593. Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini data gempa bumi sesudah hasil relokasi menjadi lebih akurat.Kata Kunci: Modified Joint Hypocenter Determination (MJHD), stasiun, RMS (Root Mean Square)AbstractThe Palu regions, Central Sulawesi is one of areas which often hit by the earthquake and has a very high level of activity because in Sulawesi there are Palu Koro Fault, and by passed the formation of the Pasific Ring of Fire which of a row of volcanoes active or not active around the world. The purpose of this research was to relocate the earthquake hypocenter in Palu regions, Central Sulawesi became more accurate by using the Modified Joint Hypocenter Determination (MJHD). The method used in this research is the inversion MJHD to relocate mainshock and aftershocks, whereas for mapping location using the Generic Mapping Tool (GMT). The data used as many as 154 pieces earthquake, which consists of one mainshocks and 153 aftershocks, with timescales of 18 August 2012 – 30 August 2012. From the data that has been analyzed by using the inversion method MJHD found the number of earthquakes that were relocated were 21 earthquakes with 1 mainshocks and 20 aftershocks. Stations used for the relocation of 11 stations (APSI, BKSI, BNSI, KDI, KKSI, LUWI, MPSI, MRSI, PCI, SPSI, and TTSI). Initial depth of the hypocenter mainshocks before relocated worth 10 km, but after changing the depth relocated to 17.47 km. The position of mainshocks on 18 August 2012 and aftershocks until date of 30 August 2012 shifting is not too big and approaching Palu Koro fault lines. Average RMS travel time BMKG 0,38146 and MJHD 0,07593. It can be concluded that in this research the data after the earthquake relocation results become more accurate.Keywords: Modified Joint Hypocenter Determination (MJHD), station, RMS (Root Mean Square)
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS LARUTAN BERBASIS MIKROKONTROLER ANDRI WIONO
Inovasi Fisika Indonesia Vol 3 No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.587 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v3n2.p%p

Abstract

AbstrakKualitas air dapat diidentifikasi secara fisika yaitu dengan cara mengukur daya hantar listrik dalam larutan menggunakan alat ukur konduktivitas larutan dan jumlah zat terlarut yang disebut Total Dissolved Solid (TDS). Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat alat ukur konduktivitas larutan dengan menggunakan sensor empat elektroda yang terbuat dari perak. Empat elektroda disusun sejajar dengan jarak yang sama. Dua elektroda terluar mengalirkan arus searah yang bernilai positif dan negatif secara bergantian dengan frekuensi kurang dari 33 Hz. Dua elektroda lainnya mengukur tegangan. Alat ini dilengkapi dengan sensor suhu LM35. Sinyal analog pengukuran arus, tegangan dan suhu dibaca oleh ADC pada mikrokontroler, selanjutnya mikrokontroler mengolah data tersebut dan menampilkan nilai resistivitas, konduktivitas, TDS dan suhu. Pengujian menggunakan larutan garam dengan konsentrasi 23 ppm sampai 731 ppm. Pembuatan larutan dengan mengukur TDS (Total Dissolved Solid) terlebih dulu dengan menggunakan TDS Meter 3 produksi HM Digital. Hasil pengukuran konduktivitas dengan AWr_88 (alat rancangan) menunjukkan nilai 46,62 μS pada 23 ppm dan terus mengalami peningkatan sampai 1.478,84 μS pada 731 ppm. Hasil ini menunjukan hubungan TDS berbanding lurus dengan konduktivitas larutan, semakin tinggi TDS larutan maka konduktivitas juga semakin besar.Kata kunci: AWr_88, elektroda perak, elekroda empat sel, konduktivitas, TDS.AbstractWater quality can be identified from physical parameters by measuring it conductivity and number for dissolved solid in liquid, namely, Total Dissolved Solid (TDS). This study aims to design and build water conductivity meter and TDS by implementing four silver electrodes as sensor. These four electrodes are inline arranged in same distance. The two outer electrodes injected direct current of positive and negative back and forth with frequency less then 33Hz. The two other measured voltage. This meter is equipped by temperature sensor of LM35. Analog signal of current, voltage and temperature measurement are converted to digital signal by ADC which is integrated in microcontroller. Microcontroller calculated and displayed the value of resistivity, conductivity, TDS and temperature. The conductivity meter is examined for measuring conductivity of water which has varies salt content from 23 ppm to 731 ppm. The salt content of water are measured by TDS Meter HM Digital 3. The results of conductivity measurements by AWr_88 (designed conductivity meter) shows that salt water has 46.62 μS and continue increase until 1478.84 μS at 731 ppm. The value of TDS by AWr_88 is proportional to the conductivity of the solution, when the TDS increased, the conductivity also increased.Keywords: AWr_88, silver electrodes, four point probes, conductivity, TDS.
STUDI POLA KEGEMPAAN PADA ZONA SUBDUKSISELATAN JAWA BARAT DENGAN METODE SEGMEN IRISAN VERTIKAL ANIS YULIA AMANATI
Inovasi Fisika Indonesia Vol 3 No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.009 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v3n2.p%p

Abstract

AbstrakIndonesia merupakan negara yang terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia. Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat seismisitas yang cukup tinggi, karena Jawa Barat terletak pada jalur pertemuan dua lempeng tektonik yaitu Lempeng Indo-Australia ke arah utara dan Lempeng Eurasia ke arah selatan. Pada penelitian sebelumnya mengkaji subduksi daerah Jawa Tengan yang menghasilkan pola subduksi di daerah Jawa Tengan subduksi diskontinu, pada penelitian ini akan mengkaji pola subduksi di selatan Jawa Barat. Melalui penelitian ini akan dikaji sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan pola subduksi pada tiap-tiap segmen irisan vertikal pada zona subduksi selatan Jawa Barat, (2) Mendeskripsikan besarnya sudut penunjaman pada tiap-tiap segmen irisan vertikal pada zona subduksi selatan Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Segmen Irisan Vertikal. Data yang diperoleh adalah data historis gempa bumi USGS (United States Geological Survey) dari tahun 1973-2013, dan pengeplotan episenter gempa menggunakan ArcGis 10. Membagi segmen irisan vertikal menggunakan software Global Mapper12 sehingga jarak yang diinginkan dapat ditunjukkan dengan tepat, kemudian penentuan subduksi menggunakan Ms. Excel, sehingga diperoleh pola subduksi dan besarnya sudut penunjaman pada zona subduksi selatan Jawa Barat. Hasil penelitian memperoleh: (1) Jawa Barat merupakan daerah dengan tingkat seismisitas yang tinggi jika dilihat dari banyak gempa yang terjadi. Pada umunya pola subduksi pada tiap segmen irisan menunjukkan pola penunjaman pendek karena kejadian gempa paling banyak pada daerah dengan kedalaman dangkal, dengan sudut semakin curam terhadap jarak dan kedalaman (2) Sudut subduksi di selatan Jawa Barat terjadi pada kedalaman 10-300 km dengan jarak 10-220 km dari trench.Kata Kunci: pola kegempaan, zona subduksi, metode Segmen Irisan Vertikal.AbstractIndonesia is a country with a level of vulnerability to tectonic earthquakes which is quite high, it is because Indonesia is located at the confluence of three plates the world. West Java is one of the area that has a fairly high level of seismicity. This is because the region of West Java is the confluence of two tectonic plates, the Indo-Australian Plate to the north and the Eurasian Plate to the south. The purpose of this study is twofold, namely: (1) Describe the pattern of subduction in each segments of vertical slice at a subduction zone in south of West Java, (2) to describe the magnitude of the angle in each segments of vertical slice at a subduction zone in south of West Java. The method used in this study is the method of Segment Vertical Slice. The data obtained is the historical data of earthquakes by the USGS (United States Geological Survey) from the years of 1973 to 2013, then the epicenter plotting of the earthquake was using ArcGIS 10. Then dividing the vertical slice segments using the latest software called Global Mapper12 so that the desired distance can be shown in exact. The epicenter plotting of the earthquake on segments of slices was using the latest software and then determining subduction using Global Mapper12 and using MS. Excel in order to obtain the pattern of subduction and subduction angle on the magnitude of the subduction zone south of West Java. Based on the results obtained: (1) In the southern area of West Java has a pattern of subduction on each segment of the slices, showwing an uneven pattern of subduction with an increasingly steep angle to the distance and its depth. (2) The angle of subduction in the southern West Java occurred at a depth of 10-300 km with a distance of 10-220 km from the trench. Keywords: pattern of seismicity, subduction zone, Sliced Vertical Segment method.Keywords: pattern of seismicity, subduction zone, Vertical Slice Segment method
SIMULASI MONITORING EMISI GAS SO2SEBAGAI INDIKATOR BAHAYA LETUSAN GUNUNG APIUNTUK MELATIHKAN TINDAKAN EVAKUASI APRILIAN EKA SAFITRI
Inovasi Fisika Indonesia Vol 3 No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.595 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v3n2.p%p

Abstract

AbstrakPosisi geografis Indonesia membawa konsekuensi geologis sebagai negara yang memiliki deretan gunung berapi aktif, oleh karena itu potensial mengalami bencana letusan gunung berapi. Meskipun telah banyak upaya dilakukan oleh pemerintah dan lembaga non-pemerintah dalam mengatasi dampak dan resiko bencana letusan, namun hampir semua upaya belum membuahkan hasil optimal. Studi mitigasi dan pengelolaan bencana bertumpu pada upaya pencegahan dini, oleh karena itu perlu diintegrasikan dalam kurikulum sains dan fisika universitas. Penelitian ini mempelajari relevansi antara emisi gas SO2 sebagai salah satu indikator bahaya letusan dan peluang letusan dengan memanfaatkan aplikasi Eruption yang mensimulasikan bencana letusan gunung berapi dan melibatkan 16 responden mahasiswa strata satu. Fokus penelitian adalah simulasi monitoring emisi gas SO2 sebagai basis pengambilan keputusan darurat bencana berupa tindakan evakuasi yang cepat dan tepat berdasarkan informasi yang diberikan oleh instrumen monitoring aktivitas vulkanik, yaitu cospec mengukur emisi gas SO2, seismometer mengukur frekuensi gempa vulkanik, dan geodimeter mengukur deformasi tanah. Tujuan penelitian ini adalah melatihkan kemampuan mengambil keputusan darurat kepada mahasiswa strata satu sebagai bagian dari sivitas akademik yang kelak akan menjadi anggota masyarakat. Temuan utama penelitian adalah sebagai berikut: (1) Proses geofisika dan geokimia adalah proses yang mengontrol aktivitas magmatik dan letusan gunung berapi; (2) peningkatan emisi gas SO2 per hari diikuti dengan membesarnya peluang bencana letusan; dan (3) keputusan tindakan evakuasi oleh semua responden penelitian menghasilkan rata-rata 47% dari total penduduk dapat diselamatkan dengan biaya operasional mencapai 27% dari total dana tersedia.Kata Kunci: mitigasi bencana, emisi gas SO2, Eruption.AbstractIndonesia is a country located in the circumference of Pacific ring of fire and has so many active volcanoes, and thus potential to disaster due to volcanic eruption. Efforts for minimising impacts and reducing risks have been implemented by both the government and non-governmental body, but much has not yet been achieved. Attention must first be put on both education and public awareness as these are the cornerstone of fundamental approaches aimed at reducing vulnerabilities to geophysical hazards. Concern with program for disaster risk reduction gives room for Indonesian tertiary institutions to introduce knowledge and skill required for university students by integrating disaster preparedness into university science curricula. This research therefore examines the relevance between SO2 emission as one of volcanic eruption indicators and the probability for the eruption to occur. A small group of 16 undergraduate science students are involved and examine volcanic eruption simulation using an on-line software called Eruption. The study focuses upon monitoring of SO2 emission by running the program for disaster simulation as a basic mechanism of emergency decision making skill to evacuate people living near the volcano. The decision is based on information measured by three monitoring instruments for volcanic activities: cospec for SO2 emission, seismometer for earthquake frequency, and geodimeter for ground deformation. The aims of this study is thus to develop emergency decision making skills to university physics and science students as these are part of education processes. The primary research findings are as follows: (1) geophysical and geochemical processes control volcanic activity and eruption; (2) the probability for volcanic eruption is line with an increase in the level of SO2 emission; and (3) lives saved is 47% of total population with a total of 27% operational cost spent.Keywords: mitigation of disaster, SO2 emission, Eruption
MONITORING GEMPA BUMI VULKANIK DENGAN MEMANFAATKAN SIMULASI BENCANA LETUSAN GUNUNG BERAPI UNTUK MELATIHKAN TINDAKAN EVAKUASI DEWI INDAH N
Inovasi Fisika Indonesia Vol 3 No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.791 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v3n2.p%p

Abstract

AbstrakPosisi geografis dan kondisi geologis Indonesia menghasilkan deretan gunung api, oleh karena itu rawan mengalami bencana letusan. Meskipun telah banyak upaya dilakukan oleh pemerintah dan lembaga non-pemerintah serta elemen masyarakat untuk mengurangi dampak dan resiko bencana letusan, namun hampir semua upaya tersebut belum membuahkan hasil yang optimal. Pendidikan mitigasi dan pengelolaan bencana memiliki kata kunci pencegahan. Dalam konteks ini, studi mitigasi dan pengelolaan bencana kebumian perlu diintegrasikan ke dalam struktur kurikulum fisika universitas sebagai salah satu solusi alternatif untuk program pengurangan resiko bencana. Penelitian ini mempelajari korelasi antara indikator bahaya letusan dan peluang letusan dengan memanfaatkan aplikasi Eruption untuk mensimulasikan bencana letusan gunung api yang melibatkan 17 orang responden. Fokus penelitian adalah monitoring frekuensi gempa vulkanik melalui simulasi bencana sebagai basis pengambilan keputusan darurat tindakan evakuasi penduduk yang cepat dan tepat berdasarkan informasi terukur yang diberikan oleh instrumen monitoring aktivitas vulkanik, yaitu seismometer mengukur frekuensi gempa vulkanik, cospec mengukur emisi SO2, dan geodimeter mengukur deformasi tanah. Tujuan penelitian adalah melatihkan keterampilan mengambil keputusan darurat kepada mahasiswa strata satu sebagai bagian dari warga kampus terdidik yang kelak akan menjadi anggota masyarakat. Temuan utama penelitian adalah sebagai berikut: (1) frekuensi gempa vulkanik merupakan indikator utama letusan; (2) peningkatan level indikator letusan, terutama frekuensi gempa vulkanik, diikuti oleh membesarnya peluang letusan; (3) keputusan darurat tindakan evakuasi oleh 17 responden menghasilkan rata-rata 55% dari total penduduk dapat diselamatkan dengan biaya operasional mencapai 32% dari total dana yang tersedia.Kata Kunci: mitigasi bencana, frekuensi gempa vulkanik, Eruption.AbstractDue to its geographical position and geological condition, Indonesia is a place for a series of active volcanoes and thus potential to volcanic eruption. Much effort currently organised by both govermental and non-govermental bodies for reducing disaster risks have been done, but only a little is achieved. Mitigation and disaster management put all attention to maximising public awareness and minimising disaster risks in the first place. In this context, the study of mitigation and disaster management should be included into a university physics curriculum as a solution to national program for disaster risk reduction. This research therefore examines the correlation between indicators of magmatic activities and the probability for volcanic eruption to occur using an on line software called Eruption to simulate volcanic eruption with 17 physics students involved as repondences. The study focuses upon earthquake frequency monitoring by running the program for disaster simulation as a mechanism of emergency decision making skill in terms of ‘real action’ to evacuate people living near the volcano. The action is based on information measured by three monitoring instruments for volcanic activities: seismometer for measurements of earthquake frequency, cospec for SO2 emission, and geodimeter for ground deformation. The aims of this study is therefore to introduce emergency decision making skill to university physics students as part of education processes before engaging in a social life. The main research findings are then as follows: (1) volcanic earthquake frequency is the primary indicator of volcanic eruption; (2) an increase in the level of one or more indicators is parallel with an increase in potential threats of volcanic eruption; and (3) from all the data obtained lives saved is, on average, 55% of total population with a total of 32% operational cost spent.Keywords: mitiation of disaster, volcanic earthquake frequency, Eruption

Page 4 of 42 | Total Record : 415