cover
Contact Name
Agus Prayitno
Contact Email
agussprayitno09@sttimanuelpacet.ac.id
Phone
+6285259879525
Journal Mail Official
agussprayitno09@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sumberan No.3 Des. Sajen Kec. Pacet Kab. Mojokerto Jawa Timur
Location
Kab. mojokerto,
Jawa timur
INDONESIA
Filadelfia : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Core Subject : Religion, Education,
Teologi dan Pendidikan Agama Kristen FILADELFIA merupakan wadah publikasi hasil penelitian di bidang teologi dan Pendidikan Agama Kristen bagi dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Imanuel Pacet, bahkan semua pihak yang berkompeten di bidang ini dari institusi mana pun.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 69 Documents
KONSEP PENYUCIAN DIRI MENURUT 2 KORINTUS 7:1 upik Halawa
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.522 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v2i2.36

Abstract

Abstract. Many people think that when they have accepted Christ as Savior they no longer need to purify themselves of worldly things. This study provides an explanation of the concept of self-purification according to 2 Corinthians 7:1. The method used in this discussion is a text analysis approach, which focuses on the text itself and compares it with other biblical texts. The results of the study show that self-purification is a separation from sin so that people who purify themselves put their hope in Christ just as Christ is holy. Those who do this sanctification will be continually renewed in Christ until they experience oneness or become like Christ.Abstrak. Banyak orang yang beranggapan ketika sudah menerima Kristus sebagai Juruselamat tidak lagi perlu untuk menyucikan diri dari hal-hal duniawi. Penelitian ini memberikan penjelasan tentang konsep penyucian diri menurut 2 Korintus 7:1. Metode yang digunakan dalam pembahasan ini adalah pendekatan analisis teks, yaitu fokus pada teks itu sendiri dan dikomparasikan dengan teks Alkitab lainnya. Hasil penelitian menunjukkan penyucian diri sebagai pemisahan diri dari dosa sehingga orang menyucikan dirinya menaruh harapan kepada Kristus sama seperti Kristus adalah suci. Mereka yang melakukan penyucian ini akan semakin terus menerus diperbaharui di dalam Kristus sampai mengalami kemanunggalan atau menjadi serupa dengan Kristus.
TELAAH TEOLOGI PENTAKOSTA MEMAKNAI PEMELIHARAAN ALLAH BAGI ORANG PERCAYA DI MASA NEW NORMAL Kosma Manurung
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.372 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v2i1.17

Abstract

The God of the Bible is very different from God as understood by the deism where God does not care about the existence of human creation, the God of the Bible is a God who loves and cares about human existence. The Biblical description of God that Pentecostals also believe is a God who loves, cares for, and is fully responsible for His chosen people. The purpose of this research is to explain the meaning of Pentecostal theology towards God's providence. Researchers used descriptive analysis methods and literature review. This article contains biblical narratives in both the Old and New Testaments about God's providence and the meaning of God's providence. Based on the results of this study, it can be concluded that God's provision is God's responsibility towards His chosen people, and in God's care there is His presence. God's provision also talks about God's provision, how God provides for the needs of His people, which is also a manifestation of His love.Allah di Alkitab sangat berbeda dengan Allah seperti yang difahami kaum deisme dimana Allah tidak perduli dengan keberadaan manusia ciptaannya, Allah di Alkitab adalah Allah yang mengasihi dan peduli terhadap keberadaan manusia. Gambaran Alkitab tentang Allah yang juga diyakini kaum Pentakosta adalah Allah yang mengasihi, peduli, dan bertanggung jawab penuh terhadap umat pilihan-Nya. Maksud dari penelitian ini ingin menjelaskan pemaknaan teologi Pentakosta terhadap pemeliharaan Allah. Peneliti menggunakan metode deskriptif analisis dan kajian literatur. Artikel ini berisikan narasi Alkitab baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru tentang pemeliharaan Allah dan juga pemaknaan pemeliharaan Allah. Berdasarkan hasil penelitian ini didapat kesimpulan bahwa pemeliharaan Allah merupakan tanggung jawab Allah terhadap umat pilihan-Nya, dan dalam pemeliharaan Allah ada penyertaan-Nya. Pemeliharaan Allah juga berbicara tentang penyediaan Allah bagaimana Allah menyediakan kebutuhan umat-Nya yang juga merupakan wujud nyata dari kasih-Nya. 
MENCERMATI PENGGUNAAN METODE KUALITATIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI TEOLOGI Kosma Manurung
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.546 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v3i1.48

Abstract

Research methods are an integral part of science. The research method has an important meaning in terms of helping to understand, work on, assess, and the basis of the validity of a scientific work. The purpose of this study is to describe the use of qualitative research methods among theological colleges. This article uses descriptive methods and literature review. Based on the results of the discussion of this article, it can be concluded that the use of qualitative methods in theological high school environment is generally used in two types of research, namely based on field research and based on literature research. Qualitative methods based on field research can use phenomenology, grounded theory, ethnography, and case studies. While the qualitative methods used in theological high school environment based on literature research can be in the form of narrative, description, literature review, and exegesis. Metode penelitian adalah bagian yang tak terpisahkan dari ilmu pengetahuan. Metode penelitian memiliki arti penting dalam hal untuk membantu memahami, mengerjakan, menilai, dan landasan keabsahan sebuah karya ilmiah. Maksud dari penelitian ini ingin mengambarkan penggunaan metode penelitian kualitatif di kalangan sekolah tinggi teologi. Artikel ini menggunakan metode deskriptif dan kajian literatur.  Berdasarkan hasil pembahasan artikel ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode kualitatif di lingkungan sekolah tinggi teologi secara umum digunakan dalam dua macam penelitian yaitu berdasarkan penelitian lapangan dan berdasarkan penelitian literatur. Metode kualitatif berdasarkan penelitian lapangan bisa menggunakan fenomenologi,  grounded theory, etnografi, dan studi kasus. Sedangkan metode kualitatif yang digunakan di lingkungan sekolah tinggi teologi berdasarkan penelitian literatur bisa berupa narasi, deskripsi, kajian literatur, dan eksigesa.
STUDI BIBLIKA 1 YOHANES 4:19 TENTANG MENGASIHI DALAM PENINGKATAN KEPEDULIAN SESAMA Marselina Reni Susanti
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.407 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v1i2.12

Abstract

Kasih merupakan  perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia, perasaan ini akan timbul apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi. Kasih juga bisa dikatakan hubungan keterkaitan antara manusia tersebut dengan sesuatu, bukan hanya antara manusia dengan manusia, tetapi bisa juga antara Tuhan dengan manusia. Makna kasih yang sesungguhnya itu dimana manusia memberi yang terbaik buat orang lain, baik itu membahagiakan dan tidak merebut kebahagiaan orang lain, tetapi kasih yang mau dan rela berkorban seperti kasih Allah yang sempurna yang mengasihi semua orang, kasih Allah yang menjadi teladan bagi setiap orang sehingga dalam surat Yohanes yang pertama mengatakan kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi (1 Yohanes 4:19).Ketika seseorang tidak mengasihi maka akan memiliki dampak tersebut ia akan mengalami kepahitan, kebencian, dendam, mudah marah dan tidak ada lagi kedamaian dalam kehidupannya. Ketika seseorang memiliki kasih Allah dalam hidupnya maka ia akan memiliki kasih kepada semua, Kasih yang disertai tindakan yang nyata. Metode yang dipakai ialah metode kualitatif dan kuantitatif karena mengunakan berbagai sumber dan juga pendekatan penelitian  teologi biblika dengan cara metodelogi eksegesa, dan Hermeneutika. Metode eksegesa menurut Douglas Stuart dalam bukunya “Eksegesa perjanjian lama” merupakan suatu penelaahan yang cermat dan analitis.Oleh sebab itu kasih perlu dibuktikan melalui kehidupan sehari-hari terutama mengenai kepedulian terhadap sesama. Seseorang peduli bukan saja dengan perkataan. Tetapi bukti dari peduli ialah melalui suatu tindakan yang nyata. Seperti kasih Allah yang telah rela mengorbankan anak-Nya yang tunggal untuk menebus semua dosa umat manusia.
Kejadian 1:29 Tentang Makanan Sehat Diaplikasikan Dalam Kesukaan Mengkonsumsi Sayur Jelfika Tubu; Dr. Sih Wihartini M. Psi.
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.633 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v2i2.40

Abstract

God gives humans food from plants that have seeds and from trees that bear fruit with seeds that are food for humans. To find out about healthy foods in the preference for consuming vegetables. In this method of writing, the writer uses qualitative and quantitative data which is supported by books from the general public or from theology, student data to make writing easier.Healthy food that God created for living things to survive, has the energy to fill the energy that has been reduced due to activities, and God also gives vegetables and fruits to be consumed so that humans have nutrition and protein in the body from the food they eat. The love of consuming vegetables will help in preventing diseases that exist in the body but the preference for eating vegetables is usually influenced by diet, culture, economic conditions and social standards so that many people do not like vegetables even though vegetables have good nutrition for body health.God gives humans food on this earth with the aim of maintaining human physical life so that God has the initiative to provide food to get strong energy and have better nutrition.
Hidup dalam Kasih antar Sesama Manusia di Era Milenial Liem Veronica Linggawati
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.654 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v1i1.7

Abstract

The Relationships between people in the world are often determined by mutual benefits, it means that if the relationship is only one-sided and the other party feels disadvantaged, then the relationship is threatened with cracking. The situation will be different if the relationship between humans is built on love. If we live in the love of God, then our relationships between humans will be well established, without having to harm others, on the other hand, live in love means ready to sacrifice for others who are experiencing difficulties without expecting anything in return. We are being faced by changes in civilization caused by the advancement of the information industry in millenial era now. Humans sometimes do not focus on pay attention to people around them, because they pay more attention to games or pay more attention to online media on gadgets, smartphones. In the millennial era, people seem to be progressing in the field of information, but are experiencing social degradation, being ego centric, not caring about the people around them. Abstrak : Hubungan antar sesama manusia di dalam dunia sering ditentunkan oleh sikap saling menguntungkan, artinya jika hubungan itu hanya menguntungkan sepihak dan pihak lain merasa dirugikan, maka hubungan tersebut terancam retak. Akan berbeda situasinya bila hubungan antar sesama manusia dibangun atas dasar kasih. Bila kita hidup dalam kasih Allah, maka hubungan kita antar sesama manusia akan terjalin dengan baik, tanpa harus merugikan pihak lain, sebaliknya hidup dalam kasih akan siap berkorban bagi orang lain yang sedang mengalami kesulitan tanpa mengharapkan imbalan atau balas jasa. Di era milenial sekarang ini kita diperhadapkan dengan perubahan peradapan yang disebabkan oleh kemajuan industri informasi. Manusia terkadang tidak fokus memperhatikan manusia disekitarnya, karena lebih memperhatikan game atau lebih banyak memperhatikan media online di gadget, smartphone. Di era milenial manusia nampaknya mengalami kemajuan dibidang informasi, tetapi mengalami degradasi sosial, bersikap ego sentris, tidak peduli dengan orang disekitarnya.
KUASA MENGUCAP SYUKUR DALAM SEGALA HAL MENURUT 1 TESALONIKA 5:16-18 DIAPLIKASIKAN DALAM KEHIDUPAN JEMAAT DI MASA PANDEMI Yance Ivoni Nenosono; Dr. Simon Subagio M.TH,. M.Pd.K.
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.93 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v2i2.34

Abstract

Mengucap syukur dalam segala hal merupakan kehendak Allah. Tetapi  dalam kondisi atau keadaan yang sedang mengalami pandemi tidaklah mudah, namun Allah yang menginginkan umatNya atau orang yang percaya kepadanya untuk selalu mengucap syukur di dalam keadaan apapun. Penelitian ini ingin mencari kebenaran sesungguhnya maksud dari mengucap syukur dalam segala keadaan di masa pandemi. Maksud dan makna sebenarnya dari 1 Tesalonika 5:16-18. Supaya dapat dijadikan pegangan dalam menghadapi krisis dan memberikan pengaruh bagi iman jemaat yang berada di daerah Pacet. Sebagaimana krisis pernah dialami oleh jemaat di masa jemaat mula-mula atau para rasul. Penelitian dalam penulisan skripsi ini mengunakan metodelogi penelitian kualitatif dan kuantitaf. Kualitatif untuk melakukan pendekatan dengan orang maupun situasi di sekitar peneliti dan berkaitan tentang realita atau kondisi kehidupan jemaat dimasa pandemik atau mengetahui lebih dalam makna sesungguhnya mengucap syukur dan juga kehidupan jemaat di masa pandemi, Sedangkan kuantitatif untuk mengatahui atau melihat seberapa banyak jemaat yang mengucap syukur dalam segala hal. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penyebaran angket, wawancara, dan observasil.
KONDISI JEMAAT YANG TIDAK JELAS DITINJAU DARI JEMAAT LAODIKIA Lylyan Firdaus; Tjipto Santoso, M.Th.
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.717 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v2i1.28

Abstract

Berdasarkan Wah.3:14-22, Laodikia adalah suatu kota yang kaya. Laodikia menjadi pusat perbankan, pusat wol, dan pusat obat mata. Namun, jemaat Laodikia dikatakan oleh Tuhan bahwa kondisinya suam-suam kuku. Kondisi yang suam-suam kuku itu tidak baik, selain itu hal tersebut adalah keadaan yang tidak disukai oleh Tuhan. Suam-suam kuku berarti tidak panas dan tidak dingin. Panas artinya bersemangat, antusias, fokus, sungguh-sungguh. Sedangkan dingin artinya kafir total, tidak mengenal Tuhan. Sehingga dapat dimengerti, suam-suam kuku adalah kondisi yang telah mengenal Tuhan tetapi tidak sungguh-sungguh,, tidak bersemangat dalam melayani Tuhan.
GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER DAN KEPEMIMPINAN KRISTEN TERHADAP KARIAWAN Berlina Lumban Gaol
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.332 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v3i1.49

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan gaya kepemimpinan otoriter dan kepemimpinan kristen terhadap kesejahteraan, dimana seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar untuk mencapai tujuan bersama bukan demi kepentingan pribadi. Dalam penelitian ini metode yang digunakan merupakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data-data lewat kajian literatur dan wawancara. Kepemimpinan otoriter akan menekan bawahan dan memaksakan kehendaknya untuk mencapai tujuan. Sedangkan kepemimpinan kristen melayani para bawahnya dengan tulus, mengayomi serta membangun hubungan yang baik dengan Tuhan. Dengan belajar kepemimpinan Kristen maka para pemimpin diajarkan untuk menjadi pemimpin yang dapat memimpin seperti Kristus memimpin dengan tulus. Pemimpin meniliki tugas untuk membimbing dan bukan mengatur orang. Perlu diketahui pemimpin Kristen merupakan seorang dipilih berdasarkan inisiatif Allah sendiri. Apabila Allah yang memulai segala sesuatu, maka Dia pula yang menjamin, memperlengkapi, memampukan dan memakai seorang pemimpin untuk tujuan-tujuan-Nya yang agung. Oleh sebab itu seorang pemimpin sangat besar dampaknya bagi yang dipimpinnya, dan alangkah lebih baik jika kepemimpinan kristen ini yang dipakai dalam memimpin sebuah organisasi.
PENGARUH HEDONISME KRISTEN DALAM PELAYANAN GENERASI MILENIAL Roy Yoanes Situmeang
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.019 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v1i2.11

Abstract

Perkembangan teknologi pada saat ini sangat pesat, yang bisa dilihat melalui kehidupan sehari-hari terutama pada generasi milenial yang mengikuti kemajuan zaman. Dalam kehidupan generasi masa kini sering kali terjadi penyimpangan yang membuat motivasi pelayanan  semakin menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu pengaruh hedonisme Kristen terhadap motivasi pelayanan generasi milenial. Supaya anak-anak muda tidak salah dalam menggunakan kesenangannya dalam melakukan setiap pelayanan yang dipercayakan. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan penelitian kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif. Untuk mengetahui dan menemukan tingkatan dalam penulisan penelitian ini, maka menggunakan instrumen angket dengan diperkuat melalui wawancara terhadap pengisi angket atau pihak yang diteliti atau populasi yang akan diteliti. Hedonisme Kristen memiliki pengaruh yang positif dan negatif dalam pelayanan generasi millenial saat ini, hedonisme Kristen itu memberikan dampak yang besar dalam pelayanan generasi milenial. Melalui hedonisme Kristen maka akan dapat lebih mengerti apa saja kesenangan yang ada di dalam diri Allah itu sendiri. Karena hedonisme Kristen itu mengarahkan mereka kepada pelayanan yang lebih maksimal hanya untuk kesenangan Tuhan saja bukan untuk kesenangan diri sendiri.