cover
Contact Name
Saleha Sungkar
Contact Email
ejki.fkui@ui.ac.id
Phone
+6282123550275
Journal Mail Official
ejki.fkui@ui.ac.id
Editorial Address
Departemen Parasitologi FKUI Jl. Salemba Raya No. 6 Jakarta Pusat
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
eJournal Kedokteran Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 23381426     EISSN : 23386037     DOI : http://doi.org/10.23886/ejki
Core Subject : Health, Science,
eJournal Kedokteran Indonesia (eJKI) is a general medical journal, published quadrimester (April, August, December) by Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. eJKI aims to published the manuscript of students (Bachelor of Medicine (S.Ked), study Program of Medical Profession, magister/specialist, doctoral, and fellow). The journal is a general medical journal that covering all areas of biomedical science, basic medical science, clinical science, medical technology, and medical education. The journal accepts editorial, research article, reviews, evidence-based case report, and also interesting case reports/case study. This work was supported by Faculty of Medicine, Universitas Indonesia.
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No. 1 - April 2022" : 14 Documents clear
Posterior Segment Pathologies in Leprosy Patients with Visual Impairment: A Case Series Gitalisa Andayani Adriono; Andi Marsa Nadhira; King Hans Kurnia; Yunia Irawati
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.241 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.12.71-6

Abstract

Leprosy is an important infectious disease, which is still prevalent in developing countries including  Indonesia. This disease may affect the skin, extremities, peripheral nerves, and the eyes, causing disabilities of the patient. Leprosy is known to cause various ocular disorders, however, posterior segment abnormalities which involve the retina, choroid dan vitreous, have rarely been reported. Therefore, we present a case series of patients with posterior segment pathologies in visually impaired leprosy patients. These patients were identified during a community-based screening program on 99 leprosy patients, held in July 2019 in Alverno Hospital, Singkawang West Kalimantan. Patient comprised of inpatients and former patients who lived within the city and nearby cities who were invited for the program. All patients underwent comprehensive ophthalmology examination, performed by general ophthalmologists. Visual impairment was found in 15 patients, and their pupils were dilated, followed with posterior segment examination with indirect ophthalmoscopy and fundus photograph, using a handheld fundus camera, done by a vitreoretina specialist. Out of all patients screened, we did not find any leprosy-related posterior segment abnormalities. However, posterior segment pathologies were found in six patients, including peripapillary atrophy, myopic crescent, drusen and chorioretinal atrophy. One patient showed extensive chorioretinal atrophy with pigment clumping, which may be caused by leprosy- related chronic inflammatory process.  
Nilai Pengetahuan Pemanfaatan Air Sungai, Faktor Sosiodemografi, dan Sosioekonomi Warga Daerah Aliran Sungai Citarum Retno Asti Werdhani; Dini Yuliani; Monika Herliana; Eghar Anugrapaksi
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.765 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.14.13-7

Abstract

Sungai Citarum merupakan sungai tercemar di dunia dan digunakan oleh masyarakat di daerah aliran sungai (DAS). Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dan sosioekonomi, denganpengetahuan pemanfaatan air Sungai Citarum pada warga di DAS Citarum, Jawa Barat. Studi potong lintang inimenggunakan data sekunder penelitian Indonesian One Health University Network (INDOHUN) pada tahun 2018.Profil sosiodemografi, sosioekonomi, dan pengetahuan pemanfaatan air diperoleh melalui kuesioner wawancaraterpimpin. Sebanyak 155 orang berusia produktif yang bertempat tinggal di Kelurahan Andir dan Kelurahan/DesaGajahmekar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terpilih secara acak dengan teknik clustered random sampling.Mayoritas responden merupakan masyarakat berusia 18 - 45 tahun (61,3%), perempuan (78,1%), pendidikan rendah(74,2%), ibu rumah tangga (64,5%), dan memiliki status ekonomi rendah (81,6%). Median nilai pengetahuan 54,55(0–100). Nilai pengetahuan pada kelompok pendidikan rendah dan pendapatan di bawah UMR lebih kecil secarabermakna dibandingkan kelompok pendidikan sedang-tinggi dan pendapatan di atas UMR (masing-masing p=0,027dan p <0,001). Pada kelompok usia dan jenis kelamin tidak berbeda bermakna dengan pengetahuan pemanfaatanair (masing-masing p=0,414 dan p=0,315). Terdapat perbedaan skor pengetahuan pemanfaatan air Sungai Citarumsecara bermakna antar kelompok pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat di DAS Citarum.
Necrotizing Fasciitis in a Leprosy Patient Nie Nie; Augustine Natasha; Sweety Pribadi; Yulia R. Saharman; Chairunissa T. Rizal; Anis Karuniawati; Pratiwi Sudarmono
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.017 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.51.77-80

Abstract

Leprosy is an infection caused by Mycobacterium leprae. Disability after the infection is common  and necrotizing fasciitis could deteriorate the patient current condition. We present the case of necrotizing fasciitis of the right limb inpatient with tarsal disintegration and plantar ulcer due to previous leprosy infection.  The microbiology culture was inadequate in the early stage of management, which delayed the definitive  antibiotic for patient and the progressive necrotic infections were uncontrolled. Amputation was done to save the patient’s life and the latter microbiology culture was able to determine the definitive antibiotic therapy. This report highlights the needs of disability management and infection control for leprosy patient after the treatment is completed.
Defisiensi Vitamin D Pasien COVID-19 Gejala Berat Disertai Manifestasi Neurologis Rizaldy Taslim Pinzon; Nunki Puspita Utomo
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.003 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.63.64-70

Abstract

Saat infeksi COVID-19 menjadi pandemi ketiga dan terluas di dunia, studi mengenai tatalaksana  preventif dan kuratif COVID-19 sangat dibutuhkan. Studi sebelumnya menunjukan kemungkinan vitamin D sebagai profilaksis dan terapi untuk COVID-19, terutama saat hipovitaminosis D yang sering terjadi. Studi ini memuat dua kasus terkonfirmasi COVID-19 di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Indonesia dan data tentang tanda, gejala klinis serta pemeriksaan laboratoriumnya termasuk status vitamin D yang diukur menggunakan metode laboratorium standar. Keduanya menunjukan hasil defisiensi vitamin D. Laporan kasus berbasis bukti ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status vitamin D dan tingkat keparahan COVID-19. Pencarian literatur dilakukan di database PubMed, CENTRAL, EbscoHost dan ProQuest dengan kata kunci  ‘vitamin D’, ‘deficiency’, ‘status’, ‘COVID-19’, ‘severity’, ‘risk factor’. Didapatkan satu artikel terkini yang mempresentasikan kasus studi ini, yaitu studi kohort yang menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara defisiensi vitamin D dengan tingginya risiko infeksi dan derajat keparahan COVID-19.
Dermatomiositis: Diagnosis dan Tata Laksana Anandika Pawitri; Eliza Miranda
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.255 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.98.81-9

Abstract

Dermatomiositis adalah kelainan autoimun yang jarang terjadi dengan gejala inflamasi di kulit dan otot, serta berkaitan dengan 10-20% kasus keganasan organ dalam. Diagnosis dermatomiositis sulit ditegakkankarena hanya sekitar 20% pasien mengalami lesi kulit yang khas bahkan tanpa keluhan otot. Gejala khasdermatomiositis adalah heliotrope sign, gottron’s papules, dan gottron’s sign. Patogenesis penyakit ini berhubungan dengan gangguan imunitas, baik sistem imun alami maupun sistem adaptif. Dibuktikan dengan tingginya kadar interferon yang diinduksi oleh gen dan protein dalam darah, otot, dan kulit berkorelasi denganaktivitas penyakit. Faktor lingkungan, misalnya pajanan sinar matahari, infeksi, dan keganasan juga dapatmemicu terjadinya dermatomiositis. Pilihan terapi topikal dermatomiositis adalah dengan kortikosteroid danpenghambat kalsineurin topikal. Selain itu terapi sistemik terdiri atas kortikosteroid, antimalaria, steroid sparingagent, metotreksat, mikofenolat mofetil, azatioprin, dan penghambat kalsineurin. Pengobatan dermatomiositisterkini adalah imunoglobulin, rituksimab, abatasep, dan lenabasum yang sedang dikembangkan dalam faseuji klinis fase III.
Progress Test pada Pendidikan Dokter: Sebuah Refleksi Kemampulaksanaan dan Manfaat bagi Mahasiswa Kedokteran Agus Cahyono; Astrid P. Susilo; Aking S. Pribadi; Dwi M.N Aditya
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.922 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.103.46-50

Abstract

Progress test (PT) tidak diterapkan seluruh fakultas kedokteran di Indonesia walaupun berbagai studi di banyak negara melaporkan manfaatnya. Beberapa institusi menganggap persiapan dan administrasi PT membebanidibandingkan dengan manfaatnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemungkinan PT dapat dilakukan danmanfaatnya di Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya). Penelitian dilakukan pada April 2021 dandiikuti oleh seluruh mahasiswa FK Ubaya yang mengikuti PT secara daring. Durasi PT selama 150 menit dan terdiriatas 150 soal dengan cetak biru yang sesuai dengan Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter.Mahasiswa menerima umpan balik individu atas performa mereka dan mengisi kuesioner yang tervalidasi untukmenggali pandangan tentang PT. Kuesioner menggunakan skala Likert (1= sangat setuju hingga 5= sangat tidaksetuju). Sebanyak 225 mahasiswa menyelesaikan PT dengan rerata nilai 29,4 (Standar Deviasi 6,89), 41,27 (SD8,37), 48,46 (SD 11,69), 50,03 (SD 8,97), dan 51,51 (SD 8,53) secara berurutan dari mahasiswa tahun pertama hinggakelima. Analisis butir menunjukkan 89 soal dapat membedakan antara mahasiswa pintar dan kurang. Sebanyak191 mahasiswa (85%) mengisi kuesioner. Persepsi mahasiswa terhadap kemampuan PT menilai pembelajaranakademik dengan rerata 3,17 (SD 0,35), mendukung pembelajaran klinis 2,18 (SD 0,44), dan dampak PT terhadappersiapan ujian 3,33 (SD 0,38). PT mungkin dilakukan dan bermanfaat sebagai indikator kualitas pendidikanmeskipun pelaksanaannya memerlukan persiapan khusus. Perbaikan nilai konsisten dengan tahun mahasiswa.Kuesioner menunjukkan tanggapan positif mahasiswa terhadap pelaksanaan PT.
Konferensi Web untuk Pembelajaran Online: Pemicu Computer Vision Syndrome Alidina Nur Afifah; Oktarina Oktarina; Lismandasari Lismandasari; Fildzah Siti Ghassani; Luthfan Ahnaf Ghaus
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.498 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.104.51-7

Abstract

Penggunaan konferensi web memicu paparan layar monitor yang tinggi dan dapat menyebabkan gangguan  penglihatan. Ketidaknyamanan di mata akibat penggunaan komputer memiliki proporsi yang berbanding lurus dengan lamanya seseorang menggunakan komputer. Penelitian ini mengkaji dampak penggunaan konferensi web terhadap timbulnya Computer Vision Syndrome (CVS) selama pembelajaran online di masa pandemi. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta pada bulan Maret- Juni 2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional analitik dengan desain cross sectional. Variabel dependen yang diteliti adalah CVS dan durasi paparan konferensi web. Pengukuran dilakukan menggunakan kuesioner mengenai daftar keluhan yang diukur menggunakan skala Likert 1-4 dan penghitungan frekuensi berkedip secara serial. Durasi paparan konferensi web merupakan variabel independen yang diukur dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner diisi secara mandiri menggunakan formulir online. Subjek penelitian sebanyak 288 mahasiswa kedokteran yang dipilih dengan metode consecutive sampling. Terdapat 223 subjek dengan mayoritas angkatan 2018 (41,3%), perempuan (78%), dan usia 19-23 tahun (91,5%). Sebanyak 48,9% mengalami CVS dengan keluhan terbanyak sakit kepala (73,1%). Terdapat hubungan yang bermakna antara konferensi web dengan kejadian CVS (uji Wilcoxon, p=0.000) dan penurunan frekuensi berkedip (uji Wilcoxon, p=0,004). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan konferensi web menimbulkan kejadian CVS terhadap mahasiswa FKK UMJ. Terdapat hubungan signifikan antara penurunan frekuensi berkedip selama konferensi web dengan kejadian CVS. Faktor yang mempengaruhi kejadian CVS adalah penggunaan kacamata dan lensa kontak.  
Clinical Characteristics of Down Syndrome with Congenital Heart Disease Safira Azzahra; Agustini Utari; Anindita Soetadji
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.793 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.108.33-8

Abstract

Down syndrome (DS) or trisomy 21, causes overexpression of genes in most affected organs, including congenital heart disease (CHD). CHD is found in 40-60% of people with DS, with a high mortality rate in early life.Clinical signs and symptoms often found are essential indicators of early diagnosis of CHD. This study aimed todetermine the clinical characteristics of DS children with and without CHD. This study was a retrospective study.The study was conducted on August until October 2019. We took data from the inpatient and outpatient medicalrecords database for the years 2017-2019 in Dr. Kariadi Hospital, Semarang, Indonesia. Some informationincludes clinical signs and symptoms, nutritional status, comorbidities, and frequency of hospitalization in amonth were collected.  A total of 66 patients were diagnosed with DS, consisting of 44 DS patients with CHDand 22 DS patients without CHD. There were no differences in nutritional status, interrupted breastfeeding, chestretraction, respiratory rate, thyroid disorder, hearing abnormalities, acute otitis media, and obstructive sleepapnea in both groups (p> 0.05). There were significant differences in the clinical characteristics of cyanosis(p=0.005), heart murmur (p=<0.001), and frequency of acute respiratory tract infection in a year (p=<0.001), andfrequency of hospitalization per month (p=0.039) in DS children with and without CHD. In conclusion, we foundsignificant difference in clinical characteristic in DS children with and without CHD.
Evaluasi Persepsi dan Kompetensi Pendidikan Interprofesional Mahasiswa di Rotasi Klinik Gita Sekar Prihanti; Diantha Soemantri; Ardi Findyartini
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.331 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.109.4-12

Abstract

Kolaborasi interprofesional terbukti meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pendidikan interprofesional (IPE) di tahap pendidikan akademik dan klinik penting untuk menanamkan kemampuan kolaborasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan kompetensi IPE mahasiswa sebelum dan sesudah IPE rotasi klinik. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan pada bulan November 2020 hingga Januari 2021 di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang (FK-FIKES UMM). Pengambilan sampel dilakukan dengan consequtive sampling. Penelitian ini melibatkan 278 mahasiswa dari tiga program studi yaitu, 152 mahasiswa kedokteran (54,7%), 80 farmasi (28,8%) dan 46 keperawatan (16,5%). IPE di rotasi klinik berlangsung selama dua minggu menggunakan metode pembelajaran aktif. Persepsi IPE diukur menggunakan Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) sedangkan Interprofessional Collaborative Competency Attainment Survey (ICASS) untuk menilai kompetensi IPE sebelum dan sesudah IPE. Hasil menunjukkan bahwa jenis kelamin (p=0,033) dan persepsi (p=0,000) mempengaruhi kompetensi IPE sesudah IPE. Tidak didapatkan perbedaan persepsi dan kompetensi IPE antar profesi sebelum maupun sesudah IPE, namun semua mahasiswa mengalami peningkatan persepsi dan kompetensi secara bermakna. Di awal pembelajaran, persepsi (61,29±6,537) dan kompetensi IPE (121,92±14,039) mahasiswa kedokteran berada di urutan kedua setelah keperawatan. Setelah IPE, persepsi mahasiswa kedokteran menempati urutan tertinggi (65,22±8,63) sedangkan kompetensi IPE mahasiswa kedokteran berada di urutan terendah (126,08±4,345) dibandingkan dua kelompok lain. Jenis kelamin dan persepsi berperan penting untuk mempengaruhi kompetensi IPE. Upaya berkelanjutan diperlukan untuk membangun persepsi IPE agar dapat meningkatkan kompetensi IPE sehingga menghasilkan kolaborasi yang baik.
Prevalensi Retinopati Diabetik di Puskesmas di Bandung Raya Periode Januari 2019-Desember 2020 Tiara Shaniaputri; Erwin Iskandar; Angga Fajriansyah
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.372 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.119.39-45

Abstract

Peningkatan prevalensi penyandang Diabetes melitus (DM)  dari tahun ke tahun berdampak terhadap peningkatan prevalensi retinopati diabetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi retinopatidiabetik yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pencegahan dan penatalaksanaan retinopatidiabetik yang lebih baik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode penelitian potong lintangyang menggunakan data sekunder yaitu data dari 1.835 pasien DM yang mengikuti skrining retinopati diabetikdi puskesmas di Bandung Raya periode Januari 2019-Desember 2020. Variabel yang dinilai pada penelitian iniadalah prevalensi retinopati diabetik dan vision threatening diabetic retinopathy (VTDR) , usia, jenis kelamin,durasi DM  Gula Darah Sewaktu (GDS), Gula Darah Puasa (GDP), Tekanan Darah Sistolik (TDS), TekananDarah Diastolik (TDD). Penelitian ini menunjukkan prevalensi retinopati diabetik dan VTDR sebesar 19,46%dan 7,68% secara berurutan. Prevalensi lebih tinggi  pada perempuan. Pasien dengan durasi DM  10 tahunserta kadar GDS dan GDP  200 mg/dl memiliki prevalensi tertinggi. Berdasarkan pemeriksaan tekanan darah,prevalensi tertinggi terdapat pada pasien dengan nilai TDS  140 mmHg dan TDD < 90 mmHg. Pada penelitianini didapatkan bahwa kurang lebih 1 dari 4 pasien diabetes pada populasi ini menderita retinopati diabetik.

Page 1 of 2 | Total Record : 14