cover
Contact Name
Rengki Afria
Contact Email
jurnal.kalistra@unja.ac.id
Phone
+6282268070067
Journal Mail Official
jurnal.kalistra@unja.ac.id
Editorial Address
Kampus Universitas Jambi Pinang Masak, Jln, Jambi - Ma. Bulian, KM.15 Mendalo Indah, Jambi Luar Kota, Muaro Jambi, Jambi
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
Kajian Linguistik dan Sastra
Published by Universitas Jambi
ISSN : 29638380     EISSN : 29637988     DOI : -
Kalistra: Kajian Linguistik dan Sastra merupakan jurnal ilmiah kebahasaan dan kesastraan yang diterbitkan oleh Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi. Kalistra terbit tiga kali setahun setiap Mei, September, dan Januari. Jurnal Kalistra menerbitkan hasil penelitian ilmiah dalam kajian bahasa dan sastra yang meliputi linguistik teoretis, linguistik terapan, linguistik interdisipliner, tradisi lisan, filologi, semiotika, sastra murni, sastra terapan, sastra interdisipliner, serta sastra dan politik identitas. Setiap artikel yang dimuat di Kalistra akan melalui proses penilaian oleh peer reviewer.
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025" : 20 Documents clear
Pengaruh Bahasa Austronesia Terhadap Bahasa Daerah di Jawa Tengah Sinulingga, Arya Mahendra; Widyastuti, Chattri Sigit
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.40274

Abstract

This study aims to analyze the influence of Austronesian languages on regional languages in Central Java, particularly Javanese. Utilizing a descriptive qualitative approach, the research examines this influence through aspects of vocabulary, grammatical structure, and phonology. Data were gathered through literature review, language analysis, and observations of language use within the community. The findings reveal significant similarities in vocabulary and grammatical patterns between Javanese and other Austronesian languages, indicating a strong historical connection. Despite this influence, Javanese retains its unique features, such as its complex speech levels. The influence of Austronesian languages appears more pronounced among older generations compared to younger generations, who are increasingly influenced by Indonesian and foreign languages. This study concludes that the interaction between Austronesian languages and regional languages in Central Java reflects a dynamic linguistic adaptation, with Javanese maintaining its local identity amid external influences. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bahasa Austronesia terhadap bahasa daerah di Jawa Tengah, khususnya bahasa Jawa. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini mengkaji pengaruh tersebut melalui aspek kosakata, struktur gramatikal, dan pola bunyi. Data diperoleh melalui studi pustaka, analisis bahasa, serta observasi penggunaan bahasa di masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesamaan kosakata dan pola gramatikal antara bahasa Jawa dan bahasa-bahasa dalam rumpun Austronesia, yang mengindikasikan adanya hubungan historis yang kuat. Meskipun demikian, bahasa Jawa tetap mempertahankan ciri khasnya, seperti sistem tingkat tutur yang kompleks. Pengaruh bahasa Austronesia juga lebih terlihat pada generasi tua dibandingkan generasi muda yang lebih banyak dipengaruhi oleh bahasa Indonesia dan bahasa asing. Penelitian ini menyimpulkan bahwa interaksi antara bahasa Austronesia dan bahasa daerah di Jawa Tengah menunjukkan adaptasi linguistik yang dinamis, dengan bahasa Jawa tetap mempertahankan identitas lokalnya di tengah pengaruh eksternal.
Afiksasi Verba Pada Lirik Lagu Kun Fakaykun dan Mataha Karya Othman Alibrahim Latifa, Khanesya; Azminah, Gitsna Lu'lu'il; Herawati, Herawati
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.41259

Abstract

This research entitled “Arabic verb affixation in Kun Fayakun and Mataha Song Lyrics by Othman Alibrahim” aims to provide an overview of the application of affixation in song lyrics by Othma Alibrahim. This research has the benefit of developing an understanding of the use of affixation in Arabic songs. This research uses qualitative descriptive method by presenting data in accordance with the reality seen. In addition, this research also uses the listening method when collecting data related to the song. The result of this study found that there are several affixations in the lyrics of Arabic songs entitled Kun Fayakun and Mataha, including 6 prefixes, 3 infixes, and 3 combinations. Abstrak Penelitian ini berjudul “Afiksasi verba Bahasa Arab pada Lirik Lagu Kun Fayakun dan Mataha Karya Othman Alibrahim” ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran pengaplikasian afiksasi pada lirik lagu karya Othma Alibrahim. Adapun penelitian ini memiliki manfaat untuk mengembangkan pemahaman mengenai penggunaan afiksasi pada lagu lagu Arab. Penelitian ini menggunakan metode deskruptif kualitatif dengan menyajikan data – data sesuai dengan kenyataan yang terlihat. Di samping itu, penelitian ini juga menggunakan metode simak ketika mengumpulkan data – data terkait lagu tersebut. Adapun hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat beberapa afiksasi dalam lirik lagu Arab yang berjudul Kun Fayakun dan Mataha, di antaranya ada 6 prefiks, 3 infiks, dan 3 gabungan.
An Ecocritical Perspective on Agrarian Symbolism in “Mengantar Benih padi ke Ladang” Sofyaningrum, Rosita; Zulaekhah, Dewi
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.41372

Abstract

This study explores the symbolic meanings of agrarian elements in Silvester Petara Hurit's short story Mengantar Benih Padi Terakhir ke Ladang to uncover the relationship between humans and nature through symbols such as rice seeds and fields. Employing a qualitative method and a descriptive-analytical approach, the research analyzes the short story's text and supporting literature to examine ecological perspectives, cultural values, and the conflict between agrarian traditions and modernity. The findings reveal that the short story represents agrarian symbols like rice, soil, trees, and life rituals as reflections of agrarian traditions, cultural identity, and the human-nature connection. The soil is portrayed as a metaphor for Mother Earth, while rice symbolizes life and the pride of agrarian communities. Additionally, the conflict between tradition and development reflects shifts in social values due to modernity. Agrarian symbolism in the story also highlights humanity's view of nature as a living entity with spiritual power while emphasizing the importance of maintaining ecological balance. This study significantly contributes to the understanding of agrarian symbolism in literature, particularly in the context of human-nature relationships, and offers a theoretical foundation for further studies on cultural and ecological dynamics in literary works. Abstrak Penelitian ini mengeksplorasi makna simbolik agraris dalam cerpen Mengantar Benih Padi Terakhir ke Ladang karya Silvester Petara Hurit untuk mengungkap hubungan manusia dengan alam melalui simbol-simbol seperti benih padi dan ladang. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif-analitis, penelitian ini menganalisis teks cerpen dan literatur pendukung untuk menggali pandangan ekologis, nilai budaya, serta konflik antara tradisi agraris dan modernitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerpen ini merepresentasikan simbol-simbol agraris seperti padi, tanah, pohon, dan ritual kehidupan sebagai refleksi tradisi agraris, identitas budaya, dan hubungan manusia dengan alam. Tanah diangkat sebagai metafora Ibu Pertiwi, sementara padi menjadi lambang kehidupan dan kebanggaan masyarakat agraris. Selain itu, konflik antara tradisi dan pembangunan mencerminkan perubahan nilai-nilai sosial akibat modernitas. Simbolisme agraris dalam cerpen ini juga mengungkapkan pandangan manusia terhadap alam sebagai entitas hidup dengan kekuatan spiritual, sekaligus menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya pemahaman tentang simbolisme agraris dalam sastra, khususnya dalam konteks relasi manusia dengan alam, serta menawarkan landasan teoritis untuk kajian lebih lanjut tentang dinamika budaya dan ekologis dalam karya sastra.
Makna Leksikal dan Kultural Pada Pantang Larang: Studi Etnolinguistik Terhadap Kepercayaan Masyarakat Banjar Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Yuliana, Yessa; Putra, Yoga Mestika; Izar, Julisah
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.42045

Abstract

The object of this research is the lexical and cultural meaning of the taboos of the Banjar community in Bram Itam District. The method used is a descriptive qualitative approach through interviews and literature analysis, as well as analysis of Charles Carpenter Fries' theory of meaning. The data analysis process includes transcription of taboos, analysis of lexical and Yogyakarta: CV Bintang Semesta Mediacultural meanings, and categorization of taboos. The research findings show 40 taboo expressions classified into 10 categories, with a total of 180 lexical meanings and 44 cultural meanings. The details of the findings include: 32 lexical items and 11 cultural meanings for unmarried girls; 39 lexical items and 7 cultural meanings for pregnant women; 30 lexical items and 4 cultural meanings are general, and other variations. Lexical meanings are obtained from the Banjar-Indonesian dictionary and informants, while cultural meanings are taken from relevant research. Abstrak Objek penelitian ini adalah makna leksikal dan kultural dari pantangan masyarakat Banjar di Kecamatan Bram Itam. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara dan analisis kepustakaan, serta analisis teori makna Charles Carpenter Fries. Proses analisis data mencakup transkripsi ujaran pantang-larang, analisis makna leksikal dan kultural, serta pengkategorian pantang-larang. Temuan penelitian menunjukkan 40 ungkapan pantangan yang diklasifikasikan dalam 10 kategori, dengan total 180 makna leksikal dan 44 makna kultural. Rincian temuan mencakup: 32 item leksikal dan 11 makna kultural untuk gadis yang belum menikah; 39 item leksikal dan 7 makna kultural bagi wanita hamil; 30 item leksikal dan 4 makna kultural bersifat umum, serta variasi lainnya. Makna leksikal diperoleh dari kamus Banjar-Indonesia dan informan, sedangkan makna kultural diambil dari penelitian relevan.
Ujaran Kebencian Netizen Indonesia dalam Kolom Komentar Instagram NM: Kajian Linguistik Forensik Prameswari, Egi Cahya; Putri, Aprilia Kartika; Fitriah, Siti
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.42161

Abstract

This research aims to describe speech acts and types of hate speech in NM's Instagram comment section. The approach used in this research is descriptive qualitative, in answering the problem formulation in this thesis the researcher uses forensic linguistic theory with the scalpel of speech act theory. Then the Chief of Police Circular Letter (SE) Number SE/06/X/2015 to find the form of hate speech. Based on the research results, there are 49 data of hate speech. Namely, expressive illocutionary speech acts and hate speech of the type of provoking or inciting are mostly found, namely 22 data. Other findings show that hate speech defamation is 2 data, unpleasant actions 18 data, insult 3 data, blasphemy 3 data and spreading false news 1 data. Assertive illocution 15 data, directive illocution 10 data, commissive 2 data. Netizens freely criticize, reject, deny, identify, and report NM which causes many expressive illocutionary speech acts. Many provocative or inciting hate speeches were found due to interpersonal conflicts.  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur dan jenis-jenis ujaran kebencian dalam kolom komentar Instagram NM. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, dalam menjawab rumusan masalah pada skripsi ini peneliti menggunakan teori linguistik forensik dengan pisau bedahnya teori tindak tutur. Kemudian Surat Edaran (SE) Kapolri Nomor SE/06/X/2015 untuk menemukan bentuk ujaran kebencian. Berdasarkan hasil penelitian terdapat  49 data ujaran kebencian. Yaitu, tindak tutur ilokusi ekspresif dan ujaran kebencian jenis memprovokasi atau menghasut paling banyak ditemukan, yaitu sebanyak 22 data. Temuan lain menunjukkan ujaran kebencian pencemaran nama baik sebanyak 2 data, perbuatan tidak menyenangkan 18 data, penghinaan 3 data, penistaan 3 data dan menyebarkan berita bohong 1 data. Ilokusi asertif 15 data, ilokusi direktif 10 data, komisif 2 data. Netizen secara bebas mengkritik, menolak, menyangkal, mengidentifikasi, dan melaporkan NM yang menyebabkan banyaknya tindak tutur ilokusi ekspresif. Ujaran kebencian memprovokasi atau menghasut banyak ditemukan karena adanya konflik antar pribadi. 
Kekerabatan Bahasa Minangkabau Isolek Pesisir Selatan Kabupaten Kambang dan Bahasa Bengkulu Isolek Kepahiang Kabupaten Taba Sating Ramayani, Rika
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.43619

Abstract

The purpose of this study is to describe the kinship of the Minangkabau Isolect of the South Coast and the Bengkulu Isolect of the Kepahiang language of Taba Sating Regency and to find out the percentage between the Minangkabau Isolect of the South Coast and the Bengkulu Isolect of the Kepahiang language of Taba Sating Regency. This research method uses a comparative method with a qualitative and quantitative approach. The data used in the study are based on oral data from 268 vocabularies. Data collection techniques used in this study are observation, interviews, and listening. Then the information obtained is analyzed using a comparative method (comparing), lexicostatistics. The results of this study are, first, after being analyzed using the comparative method, 21 identical word pairs were found, 65 phonetic correspondence vocabulary words, 16 phonemic correspondence vocabulary words, and 16 word pairs with one phoneme difference. Second, the kinship of the Minangkabau Isolect Pesisir Selatan language and the Bengkulu Isolect Kepahiang language of Taba Sating Regency is 44% which classifies the Minangkabau Isolect Pesisir Selatan language and the Bengkulu Isolect Kepahiang language of Taba Sating Regency in the language family. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kekerabatan bahasa Minangkabau Isolek Pesisir Selatan dan bahasa Bengkulu Isolek Kepahiang Kabupaten Taba Sating dan mengetahui berapa persentase antara bahasa bahasa Minangkabau Isolek Pesisir Selatan dan bahasa Bengkulu Isolek Kepahiang Kabupaten Taba Sating. Metode penelitian ini menggunakan metode komperatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian didasarkan pada data lisan dari 268 kosakata. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitianini adalah observasi, wawancara, dan menyimak. Lalu informasi yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode komperatif (membandingkan), leksikostatistik. Hasil penelitian ini yaitu pertama, setelah dianalisis dengan metode komperatif ditemukan pasangan kata identik sebanyak 21 kata, kosakata korespondensi fonetik 65 kata, kosakata korespondensi fonemis 16 kata, dan pasangan kata berbeda satu fonem 16 kata.kedua, kekerabatan bahasa Minangkabau Isolek Pesisir Selatan dan bahasa Bengkulu Isolek Kepahiang Kabupaten Taba Sating sebesar 44% yang mengklasifikasikan bahasa Minangkabau Isolek Pesisir Selatan dan bahasa Bengkulu Isolek Kepahiang Kabupaten Taba Sating dalam keluarga bahasa.
Representasi Kekerasan Verbal Tokoh Perempuan Pada Film Serial Sianida: Kajian Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Sri Rezeki, Tari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.43782

Abstract

This study aims to analyze how verbal violence against female characters is represented in the Cyanide serial film. The approach used is Norman Fairclough's critical discourse analysis which includes three main dimensions: text analysis (micro), discursive practice analysis (meso), and social practice analysis (macro). The main data in this study were obtained from the dialogue transcript of the Cyanide serial film, produced by MVP Entertainment, consisting of 12 episodes. The results of the study indicate that verbal violence against female characters in this film is represented through verbal violence against female characters Jenny, Dita, and Amelia who several times receive sentences with a threatening tone, ridicule, and verbal insults from male characters or those in power such as. "I'll kill you"! "Janda kembang sejakarta" "hey dog ​​woman". Verbal violence experienced by female characters does not cause direct physical injuries. However, the psychological and social impacts of this type of violence are no less serious than other forms of violence. This study is expected to contribute to similar studies, as well as being a reference for further similar research.
Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Novel Buya Hamka Karya Ahmad Fuadi: Kajian Poskolonialisme Nuraini, Lia
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.44334

Abstract

This study aims to explore the values of nationalism contained in the novel Buya Hamka by Ahmad Fuadi through a postcolonial approach. The background of this research is based on the importance of understanding the spirit of nationalism in literary works, especially within the context of Indonesia's colonial history and its struggle for independence. This study employs a descriptive qualitative method with postcolonial discourse analysis to examine how nationalism is represented through the narrative, characters, and conflicts in the novel. The findings reveal that the novel reflects various forms of resistance against colonialism—intellectual, spiritual, and cultural—portrayed through the figure of Buya Hamka as a symbol of struggle and national identity. Nationalist values such as love for the homeland, awareness of being an independent nation, the spirit of unity, resistance against colonial powers, appreciation of national heroes, and the effort to uphold sovereignty and national dignity are deeply embedded in the narrative. Therefore, Buya Hamka is not only a biographical work but also a literary text that represents the discourse of nationalism in the postcolonial context of Indonesia.  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai nasionalisme yang terdapat dalam novel Buya Hamka karya Ahmad Fuadi dengan menerapkan pendekatan poskolonial. Latar belakang penelitian ini berfokus pada pentingnya memahami semangat nasionalisme yang terkandung dalam karya sastra, terutama dalam konteks sejarah penjajahan dan perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis wacana poskolonial, untuk menyelidiki cara nasionalisme dinyatakan melalui narasi, karakter, dan konflik dalam novel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel ini mencerminkan beragam bentuk perlawanan terhadap kolonialisme, baik dari segi intelektual, spiritual, maupun kultural, yang tergambar melalui sosok Buya Hamka sebagai lambang perjuangan dan identitas bangsa. Dalam alur cerita, terlihat jelas nilai-nilai nasionalisme seperti cinta terhadap tanah air, kesadaran akan identitas sebagai bangsa yang merdeka, semangat persatuan, perlawanan terhadap penjajahan, penghargaan atas jasa para pahlawan, serta usaha untuk mempertahankan kedaulatan dan martabat bangsa. Dengan demikian, novel karya Buya Hamka bukan hanya sekadar sebuah karya biografi, melainkan juga dapat dipahami sebagai teks sastra yang mengandung pemikiran nasionalisme dalam konteks pascakolonial Indonesia.
Struktur Naratif Novel Kuda Karya Panji Sukma Qiftiya, Maqfi Rotun
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.44613

Abstract

This research is motivated by the importance of understanding narrative structure in literary works as part of understanding the content of the story. The novel Kuda by Panji Sukma was chosen as a data source because it has a complex storyline and won the first award in the novel category at the 2024 Ministry of Education, Culture, Research, and Technology Literature Award. The purpose of this study was to determine the narrative sequence, narrative duration, and narrative frequency in the novel Kuda based on Gerard Genette's narrative theory. This study uses a structural approach. The data collection technique was carried out through the listening and note-taking method, while the data analysis technique was carried out by reducing data, classifying data, interpreting data and drawing conclusions. The analysis shows that the narrative sequence in this novel is not arranged chronologically, but through analepsis or flashbacks so that it is called a type of anachrony. The narrative duration uses scenes and summaries so that it contains the duration of the story in three hundred and thirty paragraphs. In terms of frequency, single representation and repetition representation were found in the storytelling of events. Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya memahami struktur naratif dalam karya sastra sebagai bagian dari memahami isi cerita. Novel Kuda karya Panji Sukma dipilih sebagai sumber data karena memiliki alur cerita yang kompleks dan memperoleh penghargaan pertama dalam kategori novel pada ajang Anugerah Sastra Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana urutan naratif, durasi naratif, dan frekuensi naratif dalam novel Kuda berdasarkan teori naratif Gerard Genette. Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode simak dan catat, sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan mereduksi data, mengklasifikasikan data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan. Analisis menunjukkan bahwa urutan naratif dalam novel ini tidak disusun secara kronologis, melainkan melalui analepsis atau kilas balik sehingga disebut sebagai jenis anakroni. Durasi naratif menggunakan adegan dan ringkasan sehingga memuat durasi penceritaan dalam tiga ratus tiga puluh paragraf. Dari sisi frekuensi, ditemukan representasi tunggal dan representasi pengulangan dalam penceritaan peristiwa.
Metafora dalam Serial Netflix Gadis Kretek: Kajian Semantik Syahrial, Dwi Pratiwi
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.44859

Abstract

Artikel ini membahas mengenai metafora di dalam serial Netflix Gadis Kretek dengan menggunakan teori milik Lakoff dan Johnson (1980). Metafora merupakan suatu bentuk bahasa yang membandingkan dua konsep yang berbeda untuk mengungkapkan makna yang lebih dalam dan metafora dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis metafora serta makna konseptualnya dalam serial Netflix Gadis Kretek. Berdasarkan hasil penelitian telah ditemukan jenis-jenis metafora serta makna konseptual dalam serial Netflix Gadis Kretek, terdapat 44 data yang ditemukan, yaitu 36 jenis metafora struktural, 2 jenis metafora orientasional, dan 6 jenis metafora ontologis dengan makna konseptual yang mengikuti data. Abstract This article discusses metaphors in the Netflix series Gadis Kretek using Lakoff and Johnson's theory (1980). Metaphor is a form of language that compares two different concepts to express a deeper meaning and metaphors can be found in everyday conversation. This study aims to identify the types of metaphors and their conceptual meanings in the Netflix series Gadis Kretek. Based on the results of the study, the types of metaphors and conceptual meanings in the Netflix series Gadis Kretek have been found, there are 44 data found, namely 36 types of structural metaphors, 2 types of orientational metaphors, and 6 types of ontological metaphors with conceptual meanings that follow the data.

Page 2 of 2 | Total Record : 20