This research explores a comparative historical linguistic analysis of the Indonesian language, focusing on the Austronesian language family in the Nusantara region. Employing historical linguistic methods, the study delineates significant changes from Old Malay to modern Indonesian, with a specific emphasis on the evolution of spelling, vocabulary, and writing style. The influence of Dutch colonialism and the impact of globalization are key focal points, shedding light on the language's adaptation to social and cultural dynamics. Research findings highlight the complexity of linguistic transformations, guiding an understanding of how language functions as a guardian of identity and a bearer of cultural heritage. These results make a crucial contribution to understanding the history and culture of the Nusantara region. The research conclusion asserts that comprehending the historical factors shaping the Indonesian language is imperative, with implications encompassing identity aspects and societal changes. Going beyond linguistic aspects, this study remains relevant in addressing the complexity of language dynamics amid global and local challenges. By integrating a historical linguistic perspective, the research not only deepens linguistic literature but also provides profound insights into language changes in an increasingly interconnected global and local context. Abstrak Penelitian ini mengeksplorasi analisis linguistik historis komparatif terhadap Bahasa Indonesia, memfokuskan pada konteks rumpun bahasa Austronesia di wilayah Nusantara. Dengan melibatkan metode linguistik historis, penelitian ini memaparkan perubahan signifikan dari Bahasa Melayu Kuno hingga Bahasa Indonesia modern, dengan penekanan khusus pada evolusi ejaan, kosakata, dan gaya penulisan. Pengaruh kolonialisme Belanda dan dampak globalisasi menjadi titik fokus, membuka cakrawala terkait adaptasi bahasa terhadap dinamika sosial dan budaya. Temuan penelitian menyoroti kompleksitas transformasi linguistik, memandu pemahaman tentang bagaimana bahasa berperan sebagai penjaga identitas dan pembawa warisan budaya. Hasil ini memberikan kontribusi penting pada pemahaman sejarah dan budaya Nusantara. Kesimpulan penelitian menegaskan bahwa memahami faktor-faktor historis yang membentuk Bahasa Indonesia adalah suatu keharusan, dengan implikasi yang mencakup aspek identitas dan perubahan masyarakat. Penelitian ini, dengan melampaui aspek linguistik, menjadi relevan dalam menyikapi kompleksitas dinamika bahasa di tengah tantangan global dan lokal. Dengan mengintegrasikan perspektif linguistik historis, penelitian ini bukan hanya memperdalam literatur linguistik, tetapi juga memberikan wawasan mendalam terhadap perubahan bahasa dalam konteks global dan lokal yang semakin terkait erat.