cover
Contact Name
Wahyu Rinaldi
Contact Email
wahyu.rinaldi@unsyiah.ac.id
Phone
+6285322997268
Journal Mail Official
abrar.muslim@unsyiah.ac.id
Editorial Address
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Jl. Syech Abdurrauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan
ISSN : 28298950     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan mempublikasikan artikel-artikel yang berkaitan dengan ilmu Teknik Kimia meliputi: Teknik Reaksi Kimia dan Katalisa, Satuan Operasi Nanopartikel, Teknologi Membran, Bioteknologi dan Bioproses, Analisis dan Pengendalian Proses, Teknologi Limbah dan Buangan Industri, dan Teknologi Pangan.
Articles 30 Documents
Pembuatan Bentonit Terpilar Al Dari Bentonit Alam Blang Karing Untuk Peningkatan Daya Serap Ion Logam Berat Pb Dan Cd Muhammad Ridha Cessar; Muhammad Syukurdi; Jakfar Jakfar; Hisbullah Hisbullah
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Vol 2, No 1 (2021): JURNAL INOVASI RAMAH LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.218 KB)

Abstract

Waste Pb are waste derived from human activities. One way to reduce this problem by adsorption through bentonite. In this research bentonite used originated from Blang Karing, Aceh. The bentonite is activated into sodium bentonite and is enlarged with Al to become Al-Pillared bentonite. Variation of metal concentration used are 300, 400, 500, and 600 ppm mixed with bentonite. Afterwards the mixture was filtered and the filtrate was taken to analyze the remaining metal content with AAS. This study showed that the greater the amount of adsorbate concentration used, the absorption of bentonite will also be greater. The amount of metal Pb and Cd left behind with initial concentration of 300 ppm respectively is 299,624 ppm (99.87%) and 289,813 ppm (96.60%). In the usage of adsorbate concentration of 600 ppm the amount of metal Pb and Cd left behind respectively is 599,605 ppm (99.93%) and 588,464 ppm (98.08%). 2+ and Cd 2+
Kajian Pengaruh Pemurnian Asap Cair dengan Metode Distilasi dan Adsorpsi Menggunakan Zeolit Alam Febby Delfi Septian; Muhammad Muhardi Nur
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Vol 1, No 2 (2020): JURNAL INOVASI RAMAH LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.376 KB)

Abstract

Asap cair  diperoleh  dari  pengembunan  asap  hasil penguraian senyawa-senyawa  organik yang terdapat dalam tempurung  kelapa  pada  proses  pirolisis.  Asap cair  hasil  pirolisis  secara  visual  berwarna cokelat  keruh dan beraroma khas asap. Penelitian  ini bertujuan  untuk melihat pengaruh  proses pemurnian asap cair hasil pirolisis tempurung  kelapa  terhadap  komposisi asap  cair.  Pemurnian  tahap  I dilakukan  dengan proses  distilasi  pada suhu 125°C selama 3 jam dan produk distilat dinyatakan sebagai asap cair grade II, yang kemudian dilanjutkan dengan  pemurnian  tahap  II  melalui  proses  adsorpsi  menggunakan  zeolit  yang  sudah  teraktivasi  sehingga diperoleh asap cair grade I. Variabel yang digunakan yaitu variasi massa zeolit 2; 2,5; 3; 3,5 dan 4 gram, dan waktu kontak zeolit 30; 50 dan 70 menit. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa  asap  cair  hasil  pirolisis  tidak mengandung  senyawa Polisiklik Aromatik Hidrokarbon  (PAH) dan mengalami  perubahan komposisi terutama fenol yang  mengalami  peningkatan  persen  area  dari  34,72%  menjadi  81,28%  setelah  proses  distilasi  dan meningkat lagi setelah dilakukan proses adsorpsi  menjadi 89,22%. Perubahan pH dan warna juga terjadi  pada asap cair setelah dilakukan proses pemurnian  dengan distilasi dan adsorpsi  dimana pH tertinggi yaitu 3,8 dan terendah yaitu 3. Hasil pada  penelitian  dapat  dimanfaatkan  untuk studi lanjutan  sehingga dihasilkan  asap cair yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet pangan alternatif.
Pemanfaatan Bittern Dan Cuka Sebagai Koagulan Pada Pembuatan Tahu Sri Ratna Dewi; Resti Handayani; Abu Bakar; Saifullah Ramli
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Vol 2, No 2 (2021): JURNAL INOVASI RAMAH LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.637 KB)

Abstract

Limbah garam yang dikenal sebagai bittern  terdapat di desa Baet Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu jenis limbah cair yang mempunyai manfaat yang cukup besar, dimanfaatkan kembali menjadi koagulan pada pembuatan tahu. Tahu merupakan jenis produk hasil olahan kedelai, dalam pengolahannya memerlukan koagulan sebagai zat penggumpal. Pada penelitian ini digunakan limbah dari hasil pembuatan garam sebagai koagulan yaitu  bittern dan cuka sebagai pembanding. Dalam penelitian ini Bittern dimanfaatkan sebagai penggumpal pada pembuatan tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan koagulan bittern pada pembuatan tahu lebih baik dibandingkan dengan koagulan cuka. Nilai terbaik terdapat pada koagulan dengan konsentrasi 2% dan waktu koagulasi 20 menit. Hal ini terbukti pada pengujian kimia yaitu pada uji kadar air diperoleh nilai berkisar 83%, uji kadar abu1.3% dan uji protein 16% serta kadar lemak yaitu 11%.
engaruh Massa Pati Terhadap Tensil Strength, Elongasi dan Daya Serap Terhadap Air pada Pembuatan Bioplastik dari Pati Sagu dan Gliserol Rozzana Rozzana; Nurhaliza Nurhaliza; Saifullah Ramli; Syahiddin Syahiddin; Abrar Muslim
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Vol 3, No 1 (2022): JURNAL INOVASI RAMAH LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.385 KB)

Abstract

Bioplastics are a type of plastic made from renewable biomass sources. The purpose this research is to make bioplastics that function as shopping bags, where the procedure making  bioplastics uses  solution casting method by using starch weight variation 6; 8 and 10 grams and  glycerol ratio variation is  1.5; 2 and 2.5 grams as plasticizers. Bioplastics with the best tensile strength test are combined with pectin solution where pectin mass variation is 0.25; 0.5; 0.75; 1; 1.5 and 2 gram obtained tensile strength values respectively, 0.48 kgf / mm2; 0.95 kgf / mm2; 1.37 kgf / mm2; 3.84 kgf / mm2; 3.36 kgf / mm2 and 3.44 kgf / mm2 while the percent elongation value is 4.34%; 6%; 5.7%; 40.85; 14.35% and 6.85%. The lowest water resistance value is found in bioplastics with the addition of 6 grams of starch and glycerol 2.5 grams while the highest value of water resistance is obtained from bioplastics with the addition of 10 grams of starch and 2.5 grams of glycerol. Bioplastic characterization was performed using the Fourier Transform Infra-Red (FTIR) test. This research provides information about the characterization of sago and glycerol-based bioplastic functional groups marked with C-O, C-H, C = O and O-H groups in each FTIR spectrum region
Karakteristik Membran Selulosa Triasetat Yang Diprepasi Secara Inversi Fasa Presipitasi Imersi Sofyana Sofyana; Sri Aprilia; Mulkus Assaki
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Vol 1, No 1 (2020): Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.638 KB)

Abstract

Phase inversion is the most versatile technique which to prepare membranes that is microfiltration, ultrafiltration, nanofiltration and reverse osmosis. In the phase inversion technique in immersion precipitation, the membrane structure formed is affected by the type of solvent and the membrane structure will affect the performance. During the process of precipitation homogeneous polymer will form a solid comprising two parts of a non-porous dense layers layer forming a dense layer on the membrane surface and a porous structure forming a support layer at the    bottom in this case an asymmetric structure formed membrane. This research was conducted in 2 stages of activity. First membrane manufacturing process with phase inversion method of cellulose triacetate 18% concentration,dimentyl sulfoxide solvent 82%, 75 oC anneling temperature and 1 minute evaporation time. The changing variables are the operating pressure of 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 bar, the composition of the solvent (dimentyl sulfoxide): solvent (Water) = (0 : 10) is referred to as the M1 membrane and (2 : 8 ) is referred to as the M2 membrane. Membranes that have been made in the characteristics of permeability values and cloud point. The result showed that membrane M1 has permeability value 2,0588 L / m.h.bar, M2 membrane has permeability value 0,9009 L/m2.h.bar. Cloud point point was reached in dope solution with coagulation bath 0: 10 after addition of solvent: non-solvent which is 1,870 gram, while point cloud point at dope solution with 2: 8 coagulation tube was reached in addition of solvent: non-solvent is 6,602 gram.
Investigasi Kinerja Beberapa Metode Tuning Pengendali Pi Untuk Sistem Pengendalian Multiloop Hisbullah Hisbullah; Jakfar Jakfar; Alidha Gafur; Danang Pandu Perdana Putra
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Vol 2, No 3 (2021): JURNAL INOVASI RAMAH LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.676 KB)

Abstract

Industri kimia merupakan susunan berbagai unit peralatan yang terintegrasi satu sama lain secara sistematik yang dijalankan dengan sistem pengendalian tertentu. Saat ini, dikarenakan adanya isu interaksi antar loop dalam proses tuning sistem pengendalian yang berakibat pada ketidakstabilan proses telah memacu banyaknya pengkajian tentang kasus pengendali PI ataupun PID dengan sistem multivariable (MIMO) dan multiloop. Dalam penelitian ini telah dibandingkan metode tuning yang sering digunakan, yakni Biggest Log-Modulus Tuning (BLT) dengan Direct Synthesis (DS). Studi perbandingan ini dilakukan secara simulasi untuk sistem pengendali kolom distilasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode  DS lebih baik dari pada metode BLT karena settling time yang lebih cepat dicapai dan nilai Integral Absolute of Error (IAE) yang lebih kecil. Hasil Fine tuning menunjukkan kinerja pengendali menjadi lebih baik dimana nilai osilasi dapat ditekan. Oleh karena itu, dimungkinkan untuk mendapatkan metode tuning yang lebih baik dari kedua metode diatas.
Pembuatan Biobriket Dari Limbah Sekam Padi Dan Tempurung Kelapa Dengan Perekat Tepung Tapioka Sofyana Sofyana; Muhammad Iqfal; Muhammad Reza Zuhra
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Vol 2, No 1 (2021): JURNAL INOVASI RAMAH LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.641 KB)

Abstract

One of the problems facing the world today is the supply of fuel oil and gas are dwindling. Rice husk and coconut shell is a potential raw material to be used as an alternative fuel. In this study, rice husks and coconut shells made biobriket with the addition of starch as an adhesive to produce alternative fuels with high calorific value and economic value. This study aimed to determine the effect of authoring and composition ratio of adhesive to produce standards-compliant biobriket SNI. Briquettes made in this study comprises several processes such as: preparation of raw materials, the removal of the water content and size reduction of raw materials, Molding briquettes using a press machine with Biomass and adhesive composition ratio in % (w/w), namely; 97: 3; 95: 5; 93: 7; 90:10; 85:15 with a particle size of 60 mesh material and briquette pressing pressure of 5 tons/cm . Briquette quality testing which includes the heating value, moisture and ash content. The results show biobriket has particularly rice husk ash content of about 17-25%. The water content of about 5-8 % and a calorific value of approximately 4430.94 to 6779.55 cal/g, while the coconut shell biobriket has ash content of about 2-3%. The water content of about 6-9% and a calorific value of approximately 4662.38 to 7016.17 cal/g. In this research biobriket coconut shell in accordance with SNI standards.
Pengaruh Waktu Penyerapan Dan Rasio Aktivator Kimia Dalam Proses Penyerapan Ion Logam Kadmium (II) Dengan Kulit Asam Jawa Aktif Azzahra Layusa Nurmaida; Whinda Ananda Sukma; Saifullah Muhammad; Farid Mulana
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Vol 1, No 2 (2020): JURNAL INOVASI RAMAH LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.165 KB)

Abstract

Logam berat  kadmium merupakan  salah  satu dari kelompok logam berat  yang sangat  berbahaya bagi manusia apabila  keberadaannya di lingkungan  sudah  melewati  ambang  batas  yang  dizinkan.  Oleh  karena  sifat yang berbahaya bagi  makhluk  hidup  ini,  maka  keberadaan ion  logam  kadmium tersebut  perlu  dihilangkan  dari lingkungan.  Untuk menghilangkan  ion logam kadmium dalam  lingkungan  tersebut  dilakukan  dengan  metode adsorpsi,  yang menggunakan  bahan  penyerap  alami yang murah yaitu kulit asam jawa. Tujuan dari penelitian ini  adalah   menyiapkan  adsorben   murah  berbasis  kulit  asam  jawa  teraktivasi  yang  dapat  digunakan  untuk penyerapan   ion  logam  kadmium  (II).  Tujuan  penelitian  lainnya  adalah   untuk  mengetahui  pengaruh  waktu penyerapan  (kontak) antara adsorben  dan adsorbat dan pengaruh  rasio campuran  asam sitrat dan asam tartarat pada  saat  proses  aktivasi  terhadap  kapasitas  penyerapan   dan  efisiensi  penyerapan   ion  logam  kadmium. Pengujian  daya serap  ion logam kadmium  oleh kulit asam jawa teraktivasi  dilakukan menggunakan  peralatan Atomic Absorption  Spectrofotometer  (AAS). Hasil  penelitian   menunjukkan  bahwa  waktu  penyerapan   yang optimum  diperoleh  pada  menit  ke-110,  sedangkan  pada  proses  penyiapan  adsorben   dengan  menggunakan aktivator  kimia didapatkan  rasio  terbaik  yang memberikan  efisiensi penyerapan  tertinggi  adalah  rasio  asam sitrat  dengan  asam tartarat 3:1. Kapasitas  penyerapan  dan efisiensi penyerapan  optimum ion logam kadmium dengan kulit asam jawa teraktivasi masing masing adalah  sebesar 20,978 mg/g dan 86,03 %.
Inovasi Magnetic Activated Carbon untuk Pengolahan Limbah Zat Warna dari Industri Batik Aceh Izarul Machdar; Nurul Hajni; Syarifah Lisa Noviani
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Vol 2, No 2 (2021): JURNAL INOVASI RAMAH LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (935.423 KB)

Abstract

engolahan limbah dengan menggunakan karbon aktif merupakan salah satu metode yang mudah diaplikasikan terutama pada industri berskala kecil. Untuk meningkatkan potentialnya, karbon aktif biasa (OAC) dimodifikasi menjadi karbon aktif bersifat magnet (MAC) yang diharapkan dapat mempermudah proses pemisahannya. Daya guna dari nano-magnetite Fe3O4 dimasukkan ke dalam karbon aktif agar diperoleh gabungan sifat adsorpsi karbon aktif  dan sifat magnet dari Fe3O4. Hasil menunjukkan bahwa MAC yang dihasilkan dari metode ko-presipitasi dapat menghilangkan zat warna secara lebih efektif pada limbah batik dan kapasitas adsorpsi nya lebih tinggi jika dibandingkan dengan OAC. Data kinetika dianalisis dengan menggunakan perbandingan dosis adsorben dan konsentrasi awal zat warna. MAC dikarakterisasi dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy – Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), dan X-Ray Diffraction (XRD). Adanya partikel besi di dalam MAC yang terlihat pada hasil analisis SEM-EDX mengurangi luas permukaan dan volume pori adsorben jika dibandingkan dengan OAC, namun efisiensi penyerapannya lebih baik. Spektrum FTIR dan pola XRD membuktikan adanya gugus Fe-O dan pola Fe3O4.  MAC menunjukkan efisiensi removal hingga 88,82% pada limbah zat warna dengan kapasitas adsorpsi sebedar 8,88 mg/g.
Penghilangan Senyawa Hidrogen Sulfida (H2S) Pada Biogas Menggunakan Kompos Mahmud Azis Angkat; Muhammad Haikal Pasha; Asri Gani
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Vol 1, No 3 (2020): JURNAL INOVASI RAMAH LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.998 KB)

Abstract

Biogas prior to use must be purified first from the content of hydrogen sulphide (H2S) which although small in number but can cause losses due to corrosion of the metal. This compound when burned will form sulfur dioxide (SO2) or sulfur trioxide (SO3) known as SOx substances that can cause acid rain. H2S removal can be done by means of biofilter process. The biofilter media used in this research was compost with size variation (8-25 mesh, 25-40 mesh, and 40-60 mesh) and mass variation (0.75 kg, 1 kg, 1.5 kg, 1.75 kg, and 2 kg). The concentration of H2S gas feed into the biofilter column is 493 ppm with contact time of 60 minutes. The concentration of H2S gas before and after passing through the biofilter column were analyzed using Gas Analyzer The results showed that the maximum absorption capacity and maximum absorption efficiency compost in a row that is equal to 19,894 mgH2S/gr compost and 94,73%.

Page 3 of 3 | Total Record : 30