cover
Contact Name
Muhammad Amin Sunarhadi
Contact Email
mamin.sunarhadi@staff.uns.ac.id
Phone
+6281390716299
Journal Mail Official
jurnalekosains@gmail.com
Editorial Address
Ilmu Lingkungan FMIPA Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36A, Kentingan, Jebres Surakarta 57126 INDONESIA
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ekosains
ISSN : 19797826     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Ekosains mempublikasikan hasil penelitian di bidang lingkungan maupun interdisipliner terkait yang belum pernah dipublikasikan atau sedang dipertimbangkan untuk dipublikasikan di jurnal lain. Jurnal Ekosains menerima artikel baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris yang mencakup beberapa topik kajian lingkungan antara lain: Manajemen lingkungan Ekologi Lingkungan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Pembangunan dan Lingkungan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Perencanaan dan Administrasi Lingkungan Kesehatan lingkungan Teknik Lingkungan dan Pencemaran Lingkungan, dan Sistem Informasi Lingkungan Manajemen Bencana
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 01 (2017)" : 8 Documents clear
PEMANFAATAN ADSORBEN ALAM ALOFAN DAN ARANG AKTIF UNTUK MENJERAP LOGAM TEMBAGA(Cu) PADA PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM KIMIA DI SMK Sri Pujiyanti; Pranoto P; Inayati I
Ekosains Vol 9, No 01 (2017)
Publisher : Program Studi ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tercemarnya lingkungan perairan akibat buangan limbah laboratorium kimia SMK yang mengandung logam berat tembaga (Cu) dapat mempengaruhi kualitas air permukaan atau air tanah.Oleh karena itu dibutuhkan usaha untuk menjaga dan meningkatkan kualitas air dengan jalan mengurangi kandungan ion logam berat tembaga (Cu). Konsentrasi Cu dalam air limbah laboratorium kimia  dapat dikurangi sebelum dibuang ke perairan dengan cara penjerapan (adsorpsi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi tanah alofan –arang aktif/ suhu aktifasi dan waktu kontak terhadap prosentase penurunan kadar Cu sebelum dan sesudah proses penjerapan dalam limbah laboratorium, serta untuk mengetahui kondisi optimum jerapan dan efektifitas pipa adsorber untuk menurunkan Cu dalam air limbah. Alofan  dan arang aktif digunakan sebagai penjerap (adsorben) ion logam Cu2+dengan metode batch.Analisa penurunan kadar Cu dengan proses  penjerapan  dilakukan dengan Analisa kuantitatif manual dengan cara titrasi yodometri ,menggunakan larutan Natrium Thiosulfat penta hidrat.Adsorpsi Isoterm  ditentukan dengan mengikuti persamaan Langmuir atau Freundlich.komposisi alofan : arang aktif dibuat dengan perbandingan 200:200; 200:150; 200:100; 200: 50 dan sebaliknya 150:200; 100:200; 50:200.Waktu kontak dibuat 30,10 dan 5 menit, suhu aktivasi 105 OC,dan 110 OC. Hasil penelitian menunjukkan sampel air limbah mengandung kadar Cu yang cukup tinggi. Kondisi optimum jerapan dicapai pada suhu aktivasi 105 OC, waktu kontak  5 menit dan komposisi alofan : arang aktif  menurut perbandingan 200 : 150 ml. Adsorpsi Isoterm adalah Isoterm  Freundlich dengan koefisien (R2) (1,00) lebih tinggi dari Langmuir 0,915.
DAMPAK PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI RUMAH TANGGA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) DI KOTA MATARAM Baiq Fauziah; Taslim Sjah; Bambang Dipokusumo
Ekosains Vol 9, No 01 (2017)
Publisher : Program Studi ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.865 KB)

Abstract

Kualitas konsumsi pangan masyarakat Indonesia dipantau dengan menggunakan ukuran Pola Pangan harapan (PPH) beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi. Kondisi seperti ini terjadi karena pola konsumsi pangan masyarakat yang kurang beragam, bergizi dan seimbang (BKP Kementan, 2013). Untuk mengatasi pemasalahan di atas pemerintah telah melaksanakan Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan yang dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, salah satu lokasinya adalah kota Mataram. Kota Mataram menghadapi masalah kualitas konsumsi pangan masyarakat yang masih kurang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai skor PPH sebesar 82 pada tahun 2014, lebih kecil dari nilai skor PPH stándar, sebesar 100 (KKP Kota Mataram, 2015). Beberapa penelitian masih  belum menyentuh  pada dampak ekonomi rumah tangga KWT. Oleh  karena itu  penting  dilakukan penelitian yang berjudul “ Dampak Program P2KP Terhadap Peningkatan Ekonomi Rumah tangga KWT di Kota Mataram “.  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data dengan teknik survey pada enam kecamatan  di Kota Mataram. Data dianalisis menggunakan análisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi program P2KP sebesar Rp. 482,590 per luas garapan atau sebesar Rp. 160,863,648. Sedangkan pendapatan rumah tangga KWT dari Program P2KP sebesar Rp. 726,040 per luas garapan atau Rp. 242,013,486 per hektar. Ekonomi rumah tangga KWT meningkat sebesar Rp. 482,590 per luas garapan atau sebesar Rp. 160,863,648 per hektar sebagai dampak Program P2KP.  Sedangkan Kontribusi Program P2KP terhadap ekonomi rumah tangga sebesar 33.56 persen. Faktor-faktor yang secara simultan mempengaruhi pendapatan rumah tangga KWT Program P2KP adalah luas usahatani, nilai penerimaan dan modal. Sedangkan faktor-faktor yang secara partial singnifikan adalah nilai penerimaan, sedangkan yang tidak signifikan adalah luas lahan usahatani dan modal P2KP.
Asosiasi Mikoriza Pada Pembibitan Rajumas (Duabanga moluccana Blume) dengan Sumber Inokulum Rizosfer dari Berbagai Jenis Tanaman Budidaya dan Gulma Wahyu Yuniati Nizar; Wayan Wangiyana,; Baharuddin AB
Ekosains Vol 9, No 01 (2017)
Publisher : Program Studi ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.622 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya asosiasi fungi mikoriza dan jenis fungi mikoriza yang berasosiasi dengan Rajumas dengan sumber inokulum rizosfer dari tanaman budidaya pertanian dan gulma dengan melakukan penelitian percobaan penanaman di rumah kaca. Percobaan penanaman dilakukan di rumah Gaharu Universitas Mataram, dari bulan Pebruari 2014 sampai dengan bulan April 2014 yang ditata menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pengaturan perlakuan secara faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu Faktor 1 :Sumber Inokulum Rizosfer yang terdiri dari 3 (tiga) aras yaitu S0 = Tanpa FMA/Steril, S1 = Rizosfer dari tanaman inang, S2 = Rizosfer + tanaman inang; Faktor 2 : Inang FMA (I) yang terdiri dari : I1 = Kedelai, I2 = Kacang Hijau, I3 = Jagung Ketan, I4 = Orok-orok, I5 = Rumput Belulang. Data dianalisis dengan analisis keragaman (ANOVA), yang dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur pada taraf nyata 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulum FMA meningkatkan respon pertumbuhan tinggi, diameter dan jumlah daun.Hasil analisis varians (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan beberapa sumber inokulum rizosfer dari berbagai inang berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter dan bobot kering, kolonisasi FMA sedangkan pada jumlah spora ada perbedaan yang signifikan antara perlakuan sumber inokulum dan inang.Jenis spora jamur mikoriza yang ditemui dalam penelitian ini hanya Glomus sp. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua jenis spora dapat mengkolonisasi perakaran tanaman Rajumas.
EFISIENSI TRIPIKON-S SEBAGAI SOLUSI SANITASI MASYARAKAT TEPI AIR SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN Eka Rahayu Normasari; Prabang Setyono; Ari Natalia Probandari
Ekosains Vol 9, No 01 (2017)
Publisher : Program Studi ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.535 KB)

Abstract

Tripikon adalah salah  satu  alat yang memiliki fungsi seperti septctank  untuk mengatasi masalah sanitasi pada suatu daerah yang memiliki sempit lahan atau rawa. Tripikon ditemukan oleh Prof. Hardjoso Prodjopangarso Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan digunakan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin kepada masyarakat tepi air Sungai Martapura  sebagai solusi sanitasi untuk mencegah masuknya feases  ke badan sungai sekaligus mencegah pencemaran E.coli. Sampel uji diambil secara random pada pengelompokkan jumlah pengguna Tripikon-S dengan 3 kategori. Yaitu pengguna 5 orang, 4 orang dan 3 orang. Sehingga diambil sampel untuk mewakili masing-masing kelompok, yaitu pengguna I terdiri dari 5 orang, pengguna II terdiri dari 4 orang dan pengguna III terdiri dari 3 orang pengguna. Perombakan limbah E.coli yang terjadi dalam Tripikon-S pada masing-masing pengguna sangat baik, sehingga mampu untuk menguraikan limbah E.coli dalam kisaran angka 70-90%. Terjadi variasi limbah yang tidak terolah pada Tripikon-S yang dipengaruhi oleh jumlah pengguna. Pada pengguna I limbah yang tidak terolah 22%, pengguna II 18,64% dan pengguna II 9,69%. Limbah yang tidak terolah inilah yang lepas keperairan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa walaupun Tripikon-S memiliki efisiensi yang tinggi untuk menguraikan limbah, namun masih menyisakan limbah buangan pada outletnya dan tidak memenuhi baku mutu limbah yang dibuang ke media penerima yaitu Sungai Martapura.
PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN ASAM LEMAK BEBAS SEBAGAI PEMICU PENYAKIT KRONIS DI MINYAK SAWIT CURAH YANG DI PAKAI UNTUK MENGGORENG BERULANG DAN TERUS – MENERUS Frans P. Kafiar; Ilham Salim
Ekosains Vol 9, No 01 (2017)
Publisher : Program Studi ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.168 KB)

Abstract

Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang dibutuhkan dalam pengolahan bahan makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang kualitas minyak sawit curah segar dari segi asam lemak bebas dan bilangan peroksidanya serta informasi kandungan minyak jelantahnya dengan variasi pengulangan penggorengan dan  penggorengan kontinyu selama waktu tertentu terhadap asam lemak bebas dan bilangan peroksida.Waktu penggorengan terus menerus (kontinyu) selama 3 jam dan setiap 30 menit diambil minyak jelantahnya untuk ditentukan kandungan asam lemak bebas dan bilangan peroksidanya.Penentuan kadar  asam lemak bebas, bilangan peroksida pada minyak sawit curah yang beredar di kota Jayapura pada kurun waktu tertentu dengan metode gravimetric dengan titrasi (titrimetric).Kualitas minyak sawit curah dari hasil penggorengan berulang berdasarkan bilanganperoksida, maka bilangan peroksida minyak jelantah ini lebih tinggi dari batas bilanganperoksida yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian Republik Indonesia, yaitusebesar 3,0 mg oksigen dalam 100 g minyak goreng. Data menunjukkan kenaikkan asamlemak bebas dalam minyak jelantah yang digunakan per periode penggorengan, yaituper 1 x 30 menit. Kualitas minyak jelantah dari perlakuan ini masih memenuhi standar kualitas minyak goreng baik berdasarkan ambang batas yang ditetapkan SNI 01-44681998,yaitu kadar asam lemak bebas masih berada dibawah 1% dari berat minyak
HUBUNGAN PAJANAN KADAR DEBU KAYU LINGKUNGANDENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADAKARYAWANBAGIAN PRODUKSI DI CV. VALASINDO SENTRA USAHA KABUPATEN KARANGANYAR Sadakhir Muryito; Sunarto S; Diffah Hanim
Ekosains Vol 9, No 01 (2017)
Publisher : Program Studi ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.37 KB)

Abstract

Industri mebel mampu memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan pertumbuhan ekonomi daerah. Dampak negatip industri adanya pajanan kadar debu 80% melalui sistem pernafasan (per inhalasi) sehingga akan memberikan risiko gangguan fungsi paru dan penyakit akibat kerja seperti pneumokoniosis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Hubungan Pajanan Kadar Debu Kayu Lingkungan Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Valasindo Sentra Usaha Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah pekerja yang terpajan debu kayu lingkungan di bagian produksi.Jumlah subjek penelitian 32orang.Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah kuesioner untuk karakteristik subjek.Pemeriksaan dan pengukuran fungsi paru menggunakan kuesioner dan spirometer. High volume dust sampler digunakan untuk mengambil contoh debu kayu lingkungan kerja. Analisis dengan korelasi Rank Spearman dengan korelasi tingkat kemaknaan pada tingkat 0.05.hasil Ada hubungan bermakna antarapajanan kadar debu kayu lingkungan dengan kapasitas fungsi paru pada karyawan bagian produksi,  nilai = 0,031, dan nilai korelasi Rank Spearman 0.383 yang menunjukan arah korelasi positip dengan kekuatan korelasi rendah atau lemah. Hubungan yang lemah antara kadar debu kayu lingkungan dengan kapasitas fungsi paru  tercermin dalam nilai Spearman  sebesar 38,3 %, sedangkan kapasitas fungsi paru berhubungan dengan faktor lainya terindikasi dalam penelitian ini sebesar 61,7 %.
OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBERDAYA PERTANIAN PADA SISTEM PERTANAMAN JARAK KEPYAR DI DAERAH LAHAN KERING KABUPATEN LOMBOK TIMUR Ni Made Shanti Paramita Sari; Broto Handoko; Lalu Sukardi
Ekosains Vol 9, No 01 (2017)
Publisher : Program Studi ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.652 KB)

Abstract

Pertanian lahan kering diharapkan mampu memberikan andil yang signifikan terhadap pembangunan wilayah, salah satu komoditi yang dapat diusahakan di daerah lahan kering adalah jarak kepyar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pertanaman jarak kepyar, penggunaan sumberdaya domestik dalam pengembangan usahatani jarak kepyar dan menentukan alternatif sistem pertanaman jarak kepyar yang optimal di daerah lahan kering Lombok Timur. Data diperoleh dari wawancara dengan petani responden sebanyak 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pertanaman dalam usahatani Jarak Kepyar di Kabupaten Lombok Timur yaitu dengan sistem tumpangsari terhadap beberapa komoditi yang berbeda, yaitu: tumpangsari dengan jagung, tumpangsari dengan jagung dan kacang tanah, tumpangsari dengan kacang tanah, tumpangsari dengan kacang tanah dan kacang hijau, serta tumpangsari dengan jagung dan cabai. Dari hasil analisa solusi optimal dengan bantuan program QM (Quantitative Metode) maka disarankan untuk penanaman jarak kepyar ditumpangsarikan dengan jagung seluas 0,59 ha, ditumpangsari dengan jagung dan kacang hijau 0,22 ha, ditumpangsari dengan kacang tanah dan kcang hijau 0,07 ha, dan ditumpangsari dengan jagung dan cabai seluas 0,05 ha, sehingga dengan demikian akan memaksimalkan pendapatan petani sebesar Rp 6.360.969. Pemanfaatan Sumberdaya domestik dalam usahatani jarak kepyar di Kabupaten Lombok Timur tidak efisien ditunjukkan dengan nilai BSD (29.160,34) > NTR (11.858,26), sehingga pemenuhan permintaan akan lebih menguntungkan dengan mendatangkan produksi dari luar daerah Kabupaten Lombok Timur.
PERAN BERBAGAI DOSIS BIOAKTIVATOR Trichoderma sp. DAN BIOCHAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI DI LAHAN KERING Aminudin Al Roniri; I Made Sudantha; Suwardji S
Ekosains Vol 9, No 01 (2017)
Publisher : Program Studi ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.399 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil kedelai yang diperlakukan dengan berbagai dosis bioaktivator Trichoderma sp. dan biochar. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banyu Urip Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat mulai bulan Juni sampai Agustus 2015. Penelitian ini dirancang menggunakan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK)  dengan perlakuan petak terbagi (split plot design) yang terdiri dari 2 faktor yaitu biochar dan bioaktivator. Petak utama adalah faktor biochar (B), yang terdiri dari dua aras yaitu b0 (tanpa biochar) dan b1 (dengan biochar 40 ton/ ha). Anak petak adalah dosis bioaktivator (D), yang terdiri dari lima aras yaitu: d0 (tanpa bioaktivator), d1 (dengan bioaktivator 200 kg/ ha), d2 (dengan bioaktivator 300 kg/ ha), d3 (dengan bioaktivator 400 kg/ ha) dan d4 (dengan bioaktivator 500 kg/ ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dosis bioaktivator 500 kg/ ha dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman sebesar 10,10 %, bobot basah 34,98 % dan bobot kering 40,17 %; (2) Dosis bioaktivator 500 kg/ ha dapat meningkatkan hasil kedelai dari 1,40 ton/ ha menjadi 2,27 ton/ ha; (3) Penggunaan biochar tidak dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai dan (4) Perlakuan biochar dapat meningkatkan kadar CO2 di dalam tanah, sedangkan perlakuan bioaktivator tidak dapat meningkatkan kadar CO2 di dalam tanah.

Page 1 of 1 | Total Record : 8