cover
Contact Name
Muhammad Nur
Contact Email
jkp.balitbangda@kalselprov.go.id
Phone
+6281251712813
Journal Mail Official
admin@jkpjournal.com
Editorial Address
Jalan Dharma Praja I, Kawasan Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Location
Kota banjarbaru,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Jurnal Kebijakan Pembangunan
ISSN : 20856091     EISSN : 27156656     DOI : 10.47441/JKP
Core Subject : Education,
The scope of JKP is as follows: Government empowerment (government capability, regional finance, government facilities and infrastructure). Community empowerment (population and employment, community welfare, social conditions, politics and culture) Regional development (public facilities, regional economy, physical condition, environment and natural resources). Development in the fields of health, education and economy.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 12 No 2 (2017): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN" : 12 Documents clear
Ragam Arsitektur Masjid Tradisional Banjar Kalimantan Selatan dan Makna Simbolisnya Wajidi
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 12 No 2 (2017): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The traditional Banjar mosque in South Kalimantan is interesting to study because in addition to having diversity in architectural model that is relatively the same, it also contains a symbolic meaning as a reflection of the influence of pre-Islamic culture in the construction and the decoration. This study aims to: (1) find out the Banjar traditional mosque construction; (2) find out the effect of pre-Islamic ornamentation that reflects the relationship between Islam and the culture of Banjar traditional mosque architecture. The location of research is in Banjarmasin, Tapin regency, Hulu Sungai Selatan regency, and Tabalong regency in which the mosques are categorized as the traditional Banjar mosque. This study is a qualitative descriptive study with an anthropological, historical, cultural and, religious approach method. The results showed that even though all mosques in Banjar have the same roof overlapping, the traditional Banjar mosques have differences from the other Indonesian traditional mosques. The difference is mainly in the form of variations roof, floor construction stage, carving or decoration (ornaments) that each is influenced by the local culture and environment. Abstrak Masjid tradisional Banjar Kalimantan Selatan menarik untuk dikaji karena selain memiliki keragaman modelarsitektur yang relatif sama, juga mengandung makna simbolis sebagai cerminan adanya pengaruh budayapra-Islam dalam konstruksi dan ragam hiasnya. Kajian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui gambarankonstruksi masjid tradisonal Banjar; (2) Mengetahui pengaruh ragam hias pra-Islam yang mencerminkanhubungan antara Islam dan budaya pada arsitektur masjid tradisional Banjar. Penelitian ini mengambiltempat di Kota Banjarmasin, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Tabalongyaitu di tempat masjid tradisional Banjar berada. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatifdengan metode pendekatan antropologis, sejarah, budaya dan keagamaan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa meski sama-sama beratap tumpang (bertingkat), masjid tradisional Banjar di Kalimantan Selatanmempunyai perbedaan dengan masjid tradisional Indonesia lainnya. Perbedaan tersebut terutama dalamvariasi bentuk atap, kontruksi lantai panggung, ukiran atau ragam hias (ornamen) yang masing-masingdipengaruhi oleh budaya dan lingkungan setempat.
Peringatan Dini Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan Curah Hujan di Provinsi Kalimantan Selatan Wulan Sari Rasna Giri Sembiring; Dian Eka Setyaningtyas; Akhmad Wahyudin
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 12 No 2 (2017): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by dengue virus through the bite of Aedes aegypti mosquito as the main vector. These mosquitoes have a very vulnerable lifestyle to climate change where one of them is rainfall. DHF control programs have been comprehensive so far but have not succeeded in reducing morbidity and mortality. The number of patients tends to increase and spread more broadly especially in the rainy season. The effects of rainfall are very important on the prevalence of DHF, therefore it is necessary as a tool to predict incidents and the risk of DHF events. South Kalimantan Provincial Health Office noted since 2010 to 2015 fluctuation occurred DHF incidence that even had an increase in death to 2-fold. The purpose of this study is to examine the relationship and influence of rainfall on the occurrence of DHF, determine the early warning model of DHF incidence based on rainfall, and formulate recommendations for controlling the incidence of DHF in order to improve the degree of public health in South Kalimantan. Design used is the ecology time trend series with secondary data obtained retrospectively. The relationship between rainfall and dengue occurrence was measured by Spearman correlation whereas early warning model or prediction of DHF incidence based on rainfall was obtained by simple linear regression test. The test results showed there was a significant positive relationship and influence between rainfall and dengue occurrence. DHF incidence shows a linear increase in line with increased rainfall. Based on the model of linear equation (Y = -71,629 + 0,806X) states that the addition of every 1 mm of rainfall will increase the incidence of DHF by 0.81 cases / incidence. So with the result government is expected to be able to maximize the DBD control program ahead of the rainy season. abstrak Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamukAedes aegypti sebagai vektor utama. Nyamuk ini memiliki pola hidup sangat rentan terhadap perubahaniklim dimana salah satunya adalah curah hujan. Program pengendalian DBD selama ini telah berlangsungkomprehensif namun belum berhasil menurunkan angka kesakitan maupun kematian. Jumlah penderitacenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas terutama pada musim hujan. Efek dari curah hujansangat penting terhadap prevalensi DBD sehingga diperlukan sebagai alat untuk meramalkan insiden danrisiko kejadian DBD. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan mencatat sejak tahun 2010 hingga 2015terjadi fluktuasi kejadian DBD yang bahkan sempat terjadi peningkatan kematian hingga 2 kali lipat. Tujuandari penelitian ini untuk menguji hubungan dan pengaruh curah hujan terhadap kejadian DBD, menentukanmodel peringatan dini kejadian DBD berdasarkan curah hujan, serta merumuskan rekomendasi pengendaliankejadian DBD dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kalimantan Selatan.Desain yangdigunakan adalah ekologi time trend series dengan data sekunder yang diperoleh secara retrospektif.Hubungan antara curah hujan dan kejadian DBD diukur dengan korelasi Spearman sedangkan modelperingatan dini kejadian DBD berdasarkan curah hujan dihasilkan dengan uji regresi linier sederhana. Hasiluji menunjukan terdapat hubungan dan pengaruh yang nyata positif antara curah hujan denga kejadian DBD.Kejadian DBD menunjukkan peningkatan yang linier seiring dengan peningkatan curah hujan. Berdasarkanmodel persamaan linier (Y= -71,629 + 0,806X) menyatakan bahwa penambahan setiap 1 mm curah hujanakan meningkatkan kejadian DBD sebesar 0,81 kasus/kejadian. Sehingga dengan hal tersebut pemerintahdiharapkan dapat lebih memaksimalkan program pengendalian DBD menjelang musim hujan.

Page 2 of 2 | Total Record : 12