cover
Contact Name
Junaidi Suryalaga
Contact Email
mimbarilmu2022@gmail.com
Phone
+62mimbarilmu2022@gmail.c
Journal Mail Official
uploadmedan@gmail.com
Editorial Address
Jln. Usman Sidik Bandar Khalifah Kab. Deli Serdang
Location
Kab. deli serdang,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Akademika: Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama
ISSN : 20871201     EISSN : 28305191     DOI : https://doi.org/10.3122/jak.v4i3.84
Jurnal Akademika Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora Dan Agama ialah jurnal yang bergerak di bidang: 1. Sosial (masyarakat, pranata sosial, kesenjangan sosial, temuan sosial, pengabdian masyarakat, gejala sosial dan peristiwa sosial). 2. Humaniora (Filsafat, Hukum, Kesehatan, Lingkungan, Politik, Ekonomi, Keuangan, Bisnis, Akuntansi, Budaya, Pendidikan, Konseling, Sejarah, Komunikasi, Bahasa, Media Masa) 3. Agama (Syariah dan Ushuluddin, Pemikiran dan Akidah, Tafsir dan Hadis, Studi Agama)
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Akademika: Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama" : 8 Documents clear
SUPERVISI AKADEMIK SEBAGAI PENINGKATAN PROFESIONAL GURU Padeli wibowo; Indra Wahyudi; Muhammad Fajrie; Malika Aulia Husna S; Siti Arafah Efendi; Tiara Amanda; Inom Nasution
Jurnal Akademika Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora Dan Agama Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Akademika: Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama
Publisher : Wahdatul Ulum Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3122/jak.v4i2.67

Abstract

Supervisi kelas merupakan salah satu tugas kepala sekolah dan sebagai upaya dalam meningkatkan kompetensi guru khususnya kompetensi profesi. Dalam upaya meningkatan profesionalime guru khususnya pada proses pembelajaran , maka supervisi akademik oleh kepala sekolah dianggap efektif untuk guru dalam memperbaiki dan meningkatkan kompetensi profesinya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: apakah kegiatan supervisi akademik oleh kepala sekolah dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas, dan seberapa besar peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran setelah dilakukan supervisi akademik. Metode dalam penelitian ini mengunakan penelitian Kualitatif, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan supervisi akademik oleh kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi profesi guru dalam pelaksanakan proses pembelajaran dalam kelas, hal ini terlihat dari hasil supervisi menunjukkan ada peningkatan kemampuan guru dalam proses pembelajaran setelah dilakukan supervisi. Supervisi akademik merupakan implementasi dari peran kepala sekolah sebagai supervisor di sekolah.Kata Kunci: Supervisi, Kepala Sekolah, Profesinalisme Guru
MEDIA ONLINE VIRAL PATUNG BUNDA MARIA DITUTUP TERPAL DALAM PERSPEKTIF TEORI KONFLIK CHARLES KIMBAL Ernah Dwi Cahyati
Jurnal Akademika Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora Dan Agama Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Akademika: Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama
Publisher : Wahdatul Ulum Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3122/jak.v4i2.68

Abstract

Tulisan ini berusaha untuk memberikan informasi tentang media online viral patung bunda maria ditutup terpal. Penulis ini menggunakan teori Charles Kimball, karena melalui teori tersebut dapat mengetahui kasus tersebut sebagai konflik. Tulisan ini mengacu pada mata kuliah manajemen konflik dan advokasi sosial keagamaan, dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan masyarakat di Degolan, Kelurahan Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta.Hasilnya, melalui teori charles kimbal adanya klaim kebenaran mutlak penulis media online, kepatuhan buta dalam mengecek kembali kebenaran informasinya, membangun masa ideal dengan memunculkan isu intoleransi, menghalalkan segala cara dengan menyebarkan berita-berita hoaks agar memancing emosi, menyerukan perang suci tetapi tidak terjadi konflik perang.
PENDEKATAN TEOLOGI NORMATIF DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PEMAHAMAN PLURALISME BERAGAMA DI INDONESIA DALAM PERSPKETIF AL-QUR’AN Hoirul; Sedya Sentosa
Jurnal Akademika Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora Dan Agama Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Akademika: Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama
Publisher : Wahdatul Ulum Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3122/jak.v4i2.71

Abstract

Kajian penelitian yang dilakukan oleh penulis ini dilatar belakangi oleh adanya beberapa gejolak konflik antar umat beragama. Sehingga tak jarang dalam konflik tersebut dapat menimbulkan korban berjatuhan antar satu agama dengan yang lainnya. Tentu hal tersebut, bukan dikarenakan agamanya yang salah. Namun penganut agamanyalah yang salah dalam memahami pada suatu konsep agama tersebut, apalagi dengan agama Islam yang sangat menjunjung tinggi pada nilai-nilai toleransi bergama. Artikel ini membahas tentang pendekatan teologi normatif dalam mengimplementasikan terhadap pemahaman pluralisme agama dalam perspketif al-Qur’an. Metode yang digunakan oleh penulis, menggunakan metode penelitian kepustkaan (library research), yaitu sebuah penelitian yang yang subjekya merupakan litertaur kepustkaan yang meliputi pada buku, jurnal dan lain-lainnya. Hasil dari penelitian ini, bahwa makna pluralisme agama Islam dalam perspektif al-Qur’an terdapat tiga hal. Pertama adanya pengakuan terhadap eksistensi pada agama lain, kedua adanya kebebasan terhadap agama lain, ketiga penghormatan terhadap agama lain. Toleransi yan ingin dibangun oleh agama Islam, hanya sebatas sikap yang slaing menghormati antar pemeluk agama satu dengan yang lainnya, dengan tanpa mencampur adukkan terhadap akidahnya.
NIKAH ONLINE DI MASA PANDEMI COVID-19 DI KUA KECAMATAN MEDAN AMPLAS ANALISIS FIQH HANAFI DAN ASY-SYAFI’I musliadi
Jurnal Akademika Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora Dan Agama Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Akademika: Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama
Publisher : Wahdatul Ulum Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3122/jak.v4i2.72

Abstract

Abstract This research is comparative normative sociology research. research on online marriage that took place at the KUA Kec. Medan Amplas, Medan City, North Sumatra, The contract process is carried out online with the consent being said by the guardian, the kabul being said by the prospective groom. The issue of marriage as described in fiqh books does not seem to be seen from the type or model of the means used. But more emphasis on whether or not the conditions of marriage can be met. If all the conditions for marriage can be met by both the bride and groom, how the procession is carried out, the marriage is considered valid. And both are bound in a husband and wife relationship. However, if even one condition is not met even though the wedding procession is held in one assembly, the marriage is declared void. If you look at the meaning of "Ittiihad al-majlis" in the Hanafiyah book is: The meaning of presenting two mua'qidain consent granted at one majlis means with pronunciation. Lafanya put together, there should be no spare time. Even just standing up from the seat, can turn away from the assembly. There are too long separators will also turn away from "Ittihad al-majlis". Meanwhile, the Shafi'i school of thought argues that a united assembly is required, not only to ensure continuity between consent and qabul, but is very closely related to the duties of two witnesses who, according to this opinion, must be able to see with their own eyes that the ijab and qabul are actually being said. by both contracting parties. This opinion is held (mu'tamad) among the Shafi'iyyah. Keywords: Online Marriage, Covid-19, Hanafi, Asy-Syafi'i. Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian sosiologi normatif yang bersifat komparatif. penelitian tentang nikah online yang terjadi di KUA Kec. Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara, Proses akad dilaksanakan secara online dengan ijab diucapkan oleh wali, kabul diucapkan oleh calon mempelai laki-laki. Persoalan pernikahan seperti yang dijelaskan dalam kitab-kitab fikih tampaknya bukan dilihat dari jenis atau model sarana yang digunakan. Tetapi lebih menekankan pada dapat tidaknya syarat-syarat pernikahan dipenuhi. Jika seluruh syarat pernikahan dapat dipenuhi oleh kedua calon mempelai, bagaimana cara dan prosesi yang dijalankan, pernikahan dianggap sah. Dan keduanya telah terikat dalam jalinan suami-isteri. Tetapi, jika satu syarat saja tidak terpenuhi meskipun prosesi pernikahan itu diadakan dalam satu majelis, pernikahan itu dinyatakan batal. Jika dilihat pemaknaan “Ittiihad al-majlis” pada kitab Hanafiyah ialah: Makna menghadirkan dua orang mua‘qidain ijab kabul pada satu majlis bermaksud dengan lafaz. Lafanya yang disatukan, tidak boleh ada senggang waktu. Bahkan hanya sekedar berdiri dari tempat duduk saja, bisa berpaling dari majelis. Ada pemisah terlalu lama juga akan berpaling dari “Ittihad al-majlis”. Sedangkan mazhab Syafi'i berpendapat bahwa bersatu majelis disyaratkan, bukan saja untuk menjamin kesinambungan antara ijab dan kabul, tetapi sangat erat hubungannya dengan tugas dua orang saksi yang menurut pendapat ini, harus dapat melihat dengan mata kepalanya bahwa ijab dan kabul itu benar-benar diucapkan oleh kedua belah pihak yang berakad. Pendapat inilah yang dipegang (mu'tamad) di kalangan Syafi'iyyah. Kata Kunci: Nikah Online, Covid-19, Hanafi, Asy-Syafi’i.
GIBAH PERSPEKTIF IMAM AN-NAWAWI DAN YUSUF AL-QARADHAWI (STUDI KASUS DI SOSIAL MEDIA) Muhammad Prayogi
Jurnal Akademika Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora Dan Agama Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Akademika: Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama
Publisher : Wahdatul Ulum Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3122/jak.v4i2.74

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan Imam An-Nawawi dan Yusuf Al-Qaradhawi di Media Sosial tentang gibah. Metode atau teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah metode sosiologis normatif yang bersifat komperatif, yaitu suatu metode penelitian berdasarkan permasalahan yang ada di masyarakat melalui media sosial dengan tema gibah, kemudian permasalahan tersebut disesuaikan dengan hukum tentang gibah perspektif imam An-Nawawi dan imam Yusuf Al-Qaradhawi. Untuk mengetahui jawaban dari penelitian ini, maka penulis mencari sumber secara primer, yakni dengan mencari pendapat dari kedua tokoh di masing-masing buku yang bersangkutan. Diantaranya adalah buku Al-Adzkar karangan Imam An-Nawawi dan buku Al-Fiqhu Fil Halal wal Haram karangan Imam Yusuf Al-Qaradhawi. Sesuai penelitian yang sudah penulis teliti bahwa pada umumnya masyarakat telah mengetahui jika gibah merupakan perbuatan tercela, karena menggunjing saudara sendiri. Namun mereka juga menyadari jika gibah tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Dan dengan didukung oleh kemajuan teknologi gibah yang saat ini berkembang di masyarakat adalah media sosial. Sejalan dengan studi kasus yang diteliti, dalam hal ini Iman An-Nawawi berpendapat jika gibah dapat dibolehkan, namun kebolehanya harus berdasarkan pada syariat Islam. Sedangkan Yusuf Al-Qardhawi mengatakan bahwa gibah merupakan perbuatan tercela, karena sangat sedikit orang bisa terlepas dari cela dan cerca. Hasil penelitian penulis menunjukan bahwa bagi penulis pendapat Yusuf Al-Qardhawi lebih dapat diterima, hal ini dikarenakan melihat perkembangan media sosial pada masa sekarang sangat rentan terhadap kezhaliman. Dengan menjadikan media sosial sebagai sarana menggunjing orang merupakan perbuatan yang tidak patut dan harus dihindari. Oleh karena itu, penulis memilih pendapat Yusuf Al-Qaradhawi agar sekiranya dapat dijadikan bahan masukan untuk banyak orang.
FILSAFAT TIMUR DAN FILSAFAT BARAT (SEBUAH PENGANTAR PERBEDAAN KAJIAN FILSAFAT) Dewi Sartika; Dwi Rizki Nabila Nasution; Hijriyah; Siti Nur Aisyah
Jurnal Akademika Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora Dan Agama Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Akademika: Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama
Publisher : Wahdatul Ulum Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3122/jak.v4i2.76

Abstract

Abstract: The research study conducted by this author is motivated by philosophy that was born because of the debate of reason with the heart about everything in the universe, about the origin of everything in the world. Philosophy emerged and developed over the centuries. Two philosophies that developed rapidly and contradicted were Eastern philosophy and Western philosophy. Both had a certain time in reaching their golden age, thus influencing the ideas that developed at that time to the present. This article discusses the differences between Eastern philosophy and Western philosophy that complement each other in the broad philosophical treasure. The method used by the author is the library research method, which is a study in which the source comes from books, journals, and others. The result of this study is that the difference between the two is that Eastern philosophy emphasizes the heart rather than reason and leads to religiosity, while Western philosophy emphasizes reason and rational thinking and leads to science and knowledge. Keywords: Philosophy, Difference, Eastern, Western. Abstrak: Kajian penelitian yang dilakukan oleh penulis ini dilatar belakangi oleh filsafat yang lahir karena perdebatan akal dengan hati tentang segala sesuatu didalam alam semesta, tentang asal muasal segala sesuatu yang ada didunia. Filsafat muncul dan berkembang sejak berabad-abad lalu. Dua filsafat yang berkembang pesat dan bertolak belakang yaitu filsafat Timur dan filsafat Barat. Keduanya memiliki waktu tertentu dalam mencapai masa keemasannya, sehingga mempengaruhi pemikiran-pemikiran yang berkembang pada masa itu sampai pada masa sekarang. Artikel ini membahas tentang perbedaan antara filsafat Timur dan filsafat Barat yang saling melengkapi di dalam khazanah filsafat secara luas. Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu sebuah penelitian yang di mana sumbernya berasal dari buku, jurnal, dan lain-lainnya. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perbedaan di antara keduanya yaitu filsafat Timur lebih menekankan hati daripada akal budi dan mengarah kepada religiusitas sedangkan filsafat Barat menekankan kepada akal budi dan pemikiran yang rasional dan mengarah kepada sains dan pengetahuan. Kata Kunci: Filsafat, Perbedaan, Timur, Barat
INTERAKSI SOSIAL GURU PPKN DAN PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DI KELAS VII SMP NEGERI 7 SAMARINDA Vera Sari; Moh Mufid
Jurnal Akademika Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora Dan Agama Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Akademika: Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama
Publisher : Wahdatul Ulum Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3122/jak.v4i2.83

Abstract

Tulisan ini membahas tentang pentingnya pendidikan inklusi bagi anak-anak berkebutuhan khusus Pendidikan inklusi bertujuan untuk memberikan peluang pendidikan yang sebanyak-banyaknya kepada peserta didik dengan kebutuhan khusus tanpa ada diskriminasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Interaksi sosial antara guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) dengan peserta didik berkebutuhan khusus di kelas VII SMP Negeri 7 Samarinda menjadi fokus penelitian ini. Dalam konteks penelitian ini, terdapat beberapa bentuk interaksi sosial antara guru PPKN dan peserta didik berkebutuhan khusus, seperti dengan anak tunarungu dan anak dengan autisme. Untuk anak tunarungu, guru PPKN menggunakan alat pendengaran seperti earphone untuk membantu mereka mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, dukungan dan peran orang tua sangat penting dalam melatih kemampuan berbicara anak tunarungu di rumah. Sedangkan untuk anak dengan autisme, gejala perilaku autisme mempengaruhi cara mereka berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan berperilaku. Guru PPKN bekerja sama dengan guru bimbingan konseling (BK) dan pihak terkait lainnya untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi sosial yang baik antara guru PPKN dan peserta didik berkebutuhan khusus sangat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar mereka. Melalui pendekatan yang inklusif dan fleksibel, guru PPKN dapat menyampaikan materi pembelajaran secara efektif dan memfasilitasi peserta didik berkebutuhan khusus dengan cara yang sesuai.
STUDI RELIGIUSITAS ANAK MUDA MAHASISWI ASRAMA RUHUI RAHAYU KALIMANTAN TIMUR PADA ERA COVID 19 Fenny Amelia
Jurnal Akademika Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora Dan Agama Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Akademika: Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama
Publisher : Wahdatul Ulum Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3122/jak.v4i2.85

Abstract

Tahun 2019 merupakan tahun berkabung bagi semua umat beragama. Coronavirus Disease adalah nama penyakit yang muncul dengan gejala pneumonia. . Pada tanggal 11 Maret 2020 penyebaran virus Corona dengan sangat cepat dan mengglobal, sehingga WHO menyatakan COVID-19 sebagai pandemi. Tujuan utama dari Penelitian ini mengkaji bagaimana agama menjadi problem solving ketika ada bencana bagi anak muda. Apakah agama membantu untuk memahami bencana atau munculnya bencana untuk membantu individu memahami agama?. penelitian ini dikaji dengan pendekatan dekskriptif tentang religiusitas. Subjek yang diteliti merupakan anak muda yang melanjutkan Pendidikan Tinggi khususnya Mahasiswi asrama Ruhui Rahayu Kalimantan Timur. Sampel yang diambil merupakan perpaduan dua agama. Penelitian ini dikaji pada saat dan setelah pandemi COVID 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek menggunakan agama sebagai alat untuk manusia memahami dan mengatasi permasalahannya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa banyak individu yang teredukasi untuk memahami agama orang lain melalui media sosial pada saat pandemi Covid 19.

Page 1 of 1 | Total Record : 8