cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
PREFERENSI MAHASISWA AKAN KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN DI LEMBAH SUNGAI CIKAPUNDUNG Burdah, Syarah Siti
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 6, No 1 (2006): JANUARI 2006
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2039.351 KB)

Abstract

Kegiatan pendidikan tinggi telah berkembang pesat di sekitar jalan Tamansari. Pertumbuhan ini ditandai oleh berdirinya beberapa perguruan tinggi. Perguruan tinggi tersebut antara lain ITB, UNISBA dan UNPAS. Pertumbuhan kegiatan ini memiliki efek ganda terhadap pertumbuhan kegiatan lainnya. Salah satunya adalah kegiatan pondokan mahasiswa. Pertumbuhan kegiatan ini dikhawatirkan berakibat buruk terhadap kondisi Sungai Cikapundung. Untuk itu maka perlu mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana untuk mahasiswa, karakteristik pelayanan prasarana dan sarana yang tersedia dan preferensi mahasiswa terhadap prasarana dan sarana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik asal mahasiswa sebanyak 69,6 berasal dari Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten. Karakteristik pelayanan sarana dan prasarana telah dapat memenuhi kebutuhan mereka, sementara untuk sarana dan prasarana yang diinginkan adalah sarana kesehatan, parkir kendaraan dan tempat pembuangan sampah.
KEARIFAN BUDAYA LOKAL DALAM PERSFEKTIF TEORI PERENCANAAN SARASWATI, SARASWATI
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 6, No 2 (2006): JULI 2006
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.101 KB)

Abstract

Secara garis besar, teori perencanaan berkembang dari alur besar instrumental rasionalitas menuju komunikatif rasionalitas, yaitu mengalir dari alur authoritative knowledge ke alur pelibatan berbagai fihak dalam perencanaan. Komunikatif rasionalitas dikemas dan dikategorikan dalam teori perencanaan komunikatif (Communicative Planning Theory) dalam bentuk konsep yang beragam, seperti advocacy planning, transactive planning, participatory planning, radical planning, collaborative planning, dan lain-lain. Namun demikian, dalam alur komuniatif rasionalitas tersebut, konsep dasar mengenai komunikasi dan kolaborasi antara budaya lokal atau kearifan lokal dengan perencanaan masih belum secara eksplisit dibicarakan, karena selama ini komunikatif rasionalitas lebih banyak membicarakan hubungan antar individu, kelompok masyarakat, pemerintah, pelaku bisnis, dan stakeholder perencanaan lainnya. Budaya atau kearifan budaya lokal sebagai bagian dari “practical reasoning” sesungguhnya ada dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, terutama di negara-negara sedang berkembang bukan barat (non western culture) seperti Indonesia, di samping perencanaan normatif sebagai hasil penalaran “knowledge of science” dalam perencanaan. Tulisan ini menjelaskan konsep kolaborasi antara kearifan budaya lokal dengan perencanaan dalam persfektif teori perencanaan.
DAYEUH SEBAGAI KONSEP PERKOTAAN TATAR SUNDA WEISHAGUNA, WEISHAGUNA
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 7, No 2 (2007): AGUSTUS 2007
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.172 KB)

Abstract

Dayeuh merupakan istilah khas tatar Sunda (Jawa Barat dan Banten) yang merujuk pada pengertian ibu kota. Sangat disayangkan jejak peradaban dayeuh tersebut, kini tidak dapat diteliti lebih lanjut secara arkeologis. Meskipun demikian, konsep-konsep perkotaan yang terkandung dalam istilah dayeuh masih dapat ditelusuri melalui jejak-jejak prasasti, pantun, kronik dan peta pelaut Portugis. Muncul kemudian pertanyaan, bagaimana konsep dayeuh sebenarnya ? Adakah elemen-elemen khusus yang membedakan dayeuh dengan konsep perkotaan masyarakat Hindu lainnya ? Apakah konsep dayeuh juga didasarkan pada aturan keseimbangan mikro dan makro-kosmos ?
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI WILAYAH PESISIR SELATAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ASYIAWATI, YULIA; RUSTIJARNO, SINUNG
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 7, No 1 (2007): MARET 2007
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.004 KB)

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi dan peluang pengembangan obyek dan daya tarik wisata bahari di wilayah pesisir selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.. Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2002 di wilayah Pantai Parangtritis, Samas dan Pandansimo. Penelitian menggunakan metode survai, analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat pengunjung tertuju pada obyek wisata alam pantai, wisata budaya dan kesenian dan pembentukan gumuk pasir (sand dunes). Jumlah pengunjung obyek tujuan wisata pantai pada tahun 1997 mencapai 1.335.618 orang, meningkat menjadi 1.756.874 orang pada tahun 2002 dengan laju peningkatan mencapai 7,89% per tahun. Pendapatan wisata pantai pada tahun 2001 memberikan kontribusi sebesar Rp 2.556.898.250 atau 98,92% terhadap pendapatan sektor pariwisata Kabupaten Bantul, dengan laju pertumbuhan sebesar 31,90% per tahun selama periode 1997-2001. Pengembangan obyek wisata bahari di Kabupaten Bantul dapat dilakukan dengan 1) Implementasi kebijakan pengembangan pariwisata berdasarkan hasil studi pengembangan obyek wisata, 2) Strategi promosi dengan penerapan teknologi informasi melalui media elektronik terutama internet, dengan membuka situs pariwisata, 3) Implementasi Sapta Pesona pariwisata (aman, indah, tertib, bersih, ramah-tamah dan kenangan), 4) Pemulihan kondisi ekonomi nasional dan jaminan keamanan dan kenyamanan berwisata, 5) Menambah event-event wisata dan diversifikasi produk wisata, aspek kelestarian lingkungan dan pembenahan fasilitas dan akses obyek wisata (taman bermain, akuarium biota laut, marine science tour) dan penataan lingkungan sekitar pantai.
ANALISA INDIKATOR TRANSPORTASI JALAN RAYA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA BARAT Judiantono, Tonny
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 6, No 1 (2006): JANUARI 2006
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1143.29 KB)

Abstract

Mobilitas merupakan salah satu indikator transportasi yang umum digunakan disamping Indikator trafic dan aksesibilitas. Sudah menjadi keyakinan umum bahwa peningkatan mobilitas transportasi berperan besar pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Jika demikian, seperti apa pola hubungan mobilitas dan ekonomi di Provinsi Jawa Barat?, bagaimana pula polanya untuk wilayah kabupaten dan kota? apakah ada perbedaan pengaruhnya dikedua wilayah tersebut? Melalui analisis komparatif dan korelasi terhadap indikator mobilitas dan ekonomi di Jawa Barat untuk periode 1999 2004 menunjukkan: bahwa pertumbuhan jaringan jalan hanya 2% saja tiap tahunnya, tidak sebanding dengan kenaikan jumlah kendaraan yang mencapai 26% pertahun. Sementara itu Jumlah kendaraan/1000 penduduk meningkat 66%, jumlah kendaraan/rumah tangga meningkat 59%, dan jumlah kendaraan/Km panjang jalan naik 66%, yang artinya jalanan makin padat oleh kendaraan. Tingkat mobilitas diperkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan di kabupaten, sementara itu baik di wilayah kabupaten maupun kota menunjukan penambahan jalan cenderung akan menurunkan PAD dan belanja daerah (korelasi negatif), sedangkan penambahan kendaraan berkorelasi positif dengan PAD dan belanja daerah.
Peranan Pertimbangan Kearifan Budaya Lokal dalam Perencanaan Wilayah Saraswati, Saraswati
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 6, No 2 (2006): JULI 2006
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.936 KB)

Abstract

Optimisme negara maju akan pulihnya ekonomi melalui peningkatan ekonomi nasional (GDP) pasca perang dunia ke II, telah menghasilkan konsep-konsep perencanaan pengembangan wilayah berupa penataan pusat-pusat kegiatan ekonomi dan industri yang dikenal dengan Growth Pole dan Growth Center dengan asumsi penetesan perkembangan dan memicu daerah belakangnya (center periphery). Akan tetapi konsep ini lambat laun ditentang oleh berbagai konsep dan fakta di lapangan bahwa penetesan dan peningkatan PDB saja tidak mampu menjawab berbagai permasalahan kesejahteraan, keadilan, dan pertumbuhan itu sendiri. Optimisme tersebut bergeser ke arah perencanaan pembangunan yang menitik beratkan pada pentingnya nilai kesejahteraan, keadilan, pemerataan, dan pelibatan sumberdaya lokal. Perencanaan pembangunan yang pada awalnya lebih bersifat kebijakan dari “atas” atau Development from Above dan mengalami beberapa kegagalan, telah memunculkan gagasan perencanaan pembangunan yang mempertimbangkan potensi lapisan bawah atau Development from Below. Development from Below ini sering juga disebut sebagai Bottom up planning atau Bottom up Approach dalam perencanaan pengembangan wilayah. Pertimbangan Kearifan Lokal dalam Perencanaan Wilayah, merupakan salah satu pengisian pelibatan sumberdaya lokal, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia dalam perencanaan pembangunan, karena di dalamnya ada landasan pengetahuan lokal (local knowledge) yang diperkirakan telah berkembang sebagai potensi perencanaan bagi masyarakat setempat dalam menghadapi persoalan wilayahnya. Paper ini mengantar untuk menjelaskan peranan kearifan lokal dalam pengembangan wilayah berbasis sumberdaya lokal.
STRATEGI PENANGANAN KAWASAN KUMUH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG SEHAT (Contoh Kasus : Kota Pangkalpinang) HARIYANTO, ASEP
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 7, No 2 (2007): AGUSTUS 2007
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.226 KB)

Abstract

Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan harkat dan martabat serta mutu kehidupan yang sejahtera dalam masyarakat yang adil dan makmur. Perumahan dan permukiman juga merupakan bagian dari pembangunan nasional yang perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah, terencana, dan berkesinambungan. Pembangunan perumahan dan permukiman yang kurang terpadu, terarah, terencana, dan kurang memperhatikan kelengkapan prasarana dan sarana dasar seperti air bersih, sanitasi (jamban), sistem pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air hujan, akan cenderung mengalami degradasi kualitas lingkungan atau yang kemudian diterminologikan sebagai “Kawasan Kumuh”.
PERANAN PERTIMBANGAN KEARIFAN BUDAYA LOKAL DALAM PERENCANAAN WILAYAH SARASWATI, SARASWATI
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 7, No 1 (2007): MARET 2007
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.666 KB)

Abstract

Optimisme negara maju akan pulihnya ekonomi melalui peningkatan ekonomi nasional (GDP) pasca perang dunia ke II, telah menghasilkan konsep-konsep perencanaan pengembangan wilayah berupa penataan pusat-pusat kegiatan ekonomi dan industri yang dikenal dengan Growth Pole dan Growth Center dengan asumsi penetesan perkembangan dan memicu daerah belakangnya (center periphery). Akan tetapi konsep ini lambat laun ditentang oleh berbagai konsep dan fakta di lapangan bahwa penetesan dan peningkatan PDB saja tidak mampu menjawab berbagai permasalahan kesejahteraan, keadilan, dan pertumbuhan itu sendiri. Optimisme tersebut bergeser ke arah perencanaan pembangunan yang menitik beratkan pada pentingnya nilai kesejahteraan, keadilan, pemerataan, dan pelibatan sumberdaya lokal. Perencanaan pembangunan yang pada awalnya lebih bersifat kebijakan dari “atas” atau Development from Above dan mengalami beberapa kegagalan, telah memunculkan gagasan perencanaan pembangunan yang mempertimbangkan potensi lapisan bawah atau Development from Below. Development from Below ini sering juga disebut sebagai Bottom up planning atau Bottom up Approach dalam perencanaan pengembangan wilayah. Pertimbangan Kearifan Lokal dalam Perencanaan Wilayah, merupakan salah satu pengisian pelibatan sumberdaya lokal, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia dalam perencanaan pembangunan, karena di dalamnya ada landasan pengetahuan lokal (local knowledge) yang diperkirakan telah berkembang sebagai potensi perencanaan bagi masyarakat setempat dalam menghadapi persoalan wilayahnya. Paper ini mengantar untuk menjelaskan peranan kearifan lokal dalam pengembangan wilayah berbasis sumberdaya lokal.
TRANSPORTASI UNTUK KAUM PEREMPUAN KELOMPOK "CAPTIVE" Agustina, Ina Helena
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 6, No 1 (2006): JANUARI 2006
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.577 KB)

Abstract

Paradigma pembangunan saat ini mencoba mengedepankan peran kaum perempuan. Peran kaum perempuan yang dinilai strategis dalam pembangunan suatu bangsa tentunya perlu didukung oleh pembangunan-pembangunan sektor yang lain. Salah satunya adalah sektor transportasi. Ternyata pembangunan sektor transportasi yang terjadi di Indonesia belum sepenuhnya mendukung keberadaan kaum perempuan sebagai sumber daya pembangunan yang cukup signifikan dalam pembangunan bangsa ini terlihat dari pola pergerakan kaum perempuan yang belum menjadi bahan pertimbangan dalam sektor transportasi, khususnya transportasi angkutan umum. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kaum perempuan menggunakan angkutan umum. Terutama sekali kaum perempuan yang masuk dalam kelompok "captive " terhadap angkutan umum. Dengan demikian pihak pemerintah perlu membangun suatu kebijakan sistem angkutan umum yang mempertimbangkan angkutan umum untuk kelompok tersebut.
STUDI UNTUK MENENTUKAN FUNGSI HUTAN KOTA DALAM MASALAH LINGKUNGAN PERKOTAAN Sundari, Eva Siti
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 6, No 2 (2006): JULI 2006
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.695 KB)

Abstract

Berbagai perubahan kondisi lingkungan dapat berpengaruh buruk terhadap manusia. Berbagai bentuk perusakan lingkungan, seperti pencemaran udara, pencemaran air, dan menurunnya kualitas lingkungan akibat bencana alam, hal ini tentunya bisa berdampak global pada lingkungan, khususnya bagi kesehatan masyarakat sendiri. Masalah lingkungan, seperti bencana banjir, bencana kekeringan, tanah longsor, kebakaran hutan, masalah sampah, dan meningkatnya kadar polusi udara merupakan masalah lingkungan yang tergolong bukan sepele. Sebab, tidak terselesaikannya atau berlarut-larutnya masalah lingkungan akan menghancurkan potensi pemenuhan generasi mendatang. Termasuk adanya kemerosotan kualitas lingkungan bisa berdampak buruk bagi kenyamanan lingkungan, khususnya bagi kehidupan manusia. Hutan kota merupakan pendekatan dan penerapan salah satu atau beberapa fungsi hutan dalam kelompok vegetasi di perkotaan untuk mencapai tujuan proteksi, rekreasi, estetika, dan kegunaan fungsi lainnya bagi kepentingan masyarakat perkotaan. Untuk itu, hutan kota tidak hanya berarti hutan yang berada di kota, tetapi dapat pula berarti bahwa hutan kota dapat tersusun dari komponen hutan, dan kelompok vegetasi lainnya yang berada di kota, seperti taman kota, jalur hijau, serta kebun dan pekarangan.

Page 2 of 2 | Total Record : 20