Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

REPOSISI ISTILAH REVIEW SEJARAH RUANG KEPULAUAN Weishaguna, Weishaguna
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 6, No 2 (2006): JULI 2006
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.965 KB)

Abstract

Pengalaman sejarah ruang kepulauan yang berlangsung secara kompleks dan dinamis telah melahirkan banyak istilah dengan paradigmanya sendirinya. Tidak ada satupun istilah yang benar-nenar konsisten dapat digunakan untuk mendefinisikan ruang kepulauan ini. Setiap istilah memiliki nilai historis, akar kebudayaan, ruang lingkup wilayah dan periodisasi waktu yang berbeda. Oleh karena itu, reposisi istilah merupakan bagian terpenting menuju review sejarah ruang kepulauan yang lebih objektif.
MORFOLOGI SEBAGAI PENDEKATAN MEMAHAMI KOTA WEISHAGUNA, WEISHAGUNA; SAODIH, ERNADY
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 7, No 2 (2007): AGUSTUS 2007
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1670.691 KB)

Abstract

Dari berbagai teoritis yang ada, secara umum perancangan kota dapat dibagi menjadi dua kelompok pendekatan yang saling berkaitan yaitu (1) pendekatan kota sebagai proses dan (2) kota sebagai produk. Pendekatan perancangan Kota sebagai proses perencanaan berhirarkis dengan melibatkan aspek-aspek perencanaan seperti analisis proses ekologi berkaitan dengan fisik, sosial-budaya, ekonomi, transportasi dan kebijaksanaan. Sedangkan pendekatan perancangan kota sebagai produk lebih memfokuskan diri pada produk desain massa dan ruang perkotaan. Pendekatan ini kemudian lebih banyak disebut sebagai morfologi kota. Meskipun demikian dalam pemahaman morfologi kota, perancang tidak dapat melepaskan diri dari pendekatan kota sebagai proses. Tulisan ini mencoba memaparkan lebih lanjut morfologi sebagai sebuah pendekatan meliputi pencarian argumentasi kebutuhan kajian morfologis, pemahaman istilah, dan ruang lingkup kajian morfologi kota.
GAGASAN TEORI PERKEMBANGAN WILAYAH BERBASIS TRANSFORMASI SOSIAL WEISHAGUNA, WEISHAGUNA
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 7, No 1 (2007): MARET 2007
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.222 KB)

Abstract

Kelemahan mendasar dari teori-teori perkembangan wilayah yang ada sekarang adalah banyak menyandarkan pada asumsí dan indikator-indikator pertumbuhan yang besifat linier misalkan pertumbuhan jumlah penduduk, kepadatan dan laju pertumbuhan ekonomi. Kenyataannya paradigma pertumbuhan linier ini sudah sangat tidak mampu merespon perkembangan kondisi yang ada. Terlebih lagi kondisi masyarakat Indonesia yang mengalami mutasi luar biasa secara terbuka dinamis dan beragam. Oleh karena itu, satu bagian terpenting yang terabaikan dalam teori-teori tersebut adalah proses transformasi sosial sebagai faktor yang paling signifikan dalam menentukan perkembangan wilayah. Perenungan kembali siklus air sebagai ayat-ayat Allah, perlahan menuntun pada sebuah kerangka kajian analogis ilmiah. Ada indikasi bahwa karakteristik air dalam wujud padat (Es), cair (Air) dan gas (uap air), memiliki kesamaan sifat dengan tingkat perkembangan wilayah yaitu wilayah terbelakang, berkembang dan maju. Dengan menggunakan metode sintaktikal meliputi variabel-variabel subtantif perkembangan wilayah dan variabel-variabel teori termodinamika, maka beberapa konsep hipotetik dapat ditemukan sebagai kerangka dasar dalam membangun teori baru tentang perkembangan wilayah berbasis proses transformasi sosial.
DAYEUH SEBAGAI KONSEP PERKOTAAN TATAR SUNDA WEISHAGUNA, WEISHAGUNA
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 7, No 2 (2007): AGUSTUS 2007
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.172 KB)

Abstract

Dayeuh merupakan istilah khas tatar Sunda (Jawa Barat dan Banten) yang merujuk pada pengertian ibu kota. Sangat disayangkan jejak peradaban dayeuh tersebut, kini tidak dapat diteliti lebih lanjut secara arkeologis. Meskipun demikian, konsep-konsep perkotaan yang terkandung dalam istilah dayeuh masih dapat ditelusuri melalui jejak-jejak prasasti, pantun, kronik dan peta pelaut Portugis. Muncul kemudian pertanyaan, bagaimana konsep dayeuh sebenarnya ? Adakah elemen-elemen khusus yang membedakan dayeuh dengan konsep perkotaan masyarakat Hindu lainnya ? Apakah konsep dayeuh juga didasarkan pada aturan keseimbangan mikro dan makro-kosmos ?
STUDI KOMPARATIF TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA DAN MALAYSIA KESUMA, ILHAM; ., WEISHAGUNA
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 14, No 2 (2014): Lingkungan dan Pembangunan 2
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1423.943 KB) | DOI: 10.29313/jpwk.v14i2.2555

Abstract

Kota Sukabumi adalah salah satu kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat memiliki luas 48,15 Km2 ,secara etimologi nama Kota Sukabumi berasal dari bahasa Sunda yang terdiri dari dua suku kata yakni Suka dan Bumen. Suka yang berarti senang dan bumen berarti bertempat tinggal, jika diartikan maka siapapun yang datang keSukabumi maka akan merasa senang tinggal di sana. Pada perkembangannya, masalah yang dihadapi oleh Kota Sukabumi semakin kompleks akibat pembangunan yang tidak terkendali yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, penggunaan lahan campuran, permukiman kumuh mulai berkembang dan hancurnya bangunan-bangunan cagar budaya yang habis terkikis perkambangan zaman digantikan oleh bangunan baru.Studi ini menitikberatkan pada arahan penataan kota berdasarkan pada hasil pembacaan sejarah (historical reading) serta ciri-ciri fisik perkembangan pada sebuah kota (analisis place). Lingkup wilayah studi ini dibatasi hanya kawasan inti pusat kota saja yang meliputi alun-alun, masjid agung, kauman dan kawasan perdagangan yang ada di sekitar alun-alun Kota Sukabumi.Akhir dari studi ini akan menghasilkan arahan penataan kawasan inti pusat kota agar menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas citra visual sebuah kota yang memiliki nilai sejarah. Pada kawasan alun-alun akan ditata menjadi lebih baik serta mengembalikan kembali fungsinya sebagai tempat berkumpul masyarakat, pada masjid agung akan ditata menjadi sebuah landmark yang memiliki ciri khas dari bangunan di sekitarnya, pada kawasan permukiman khususnya yang di belakang masjid agung akan diarahkan menjadi permukiman islami yang berupa kauman, sedangkan pada kawasan perdagangan akan ditata menjadi sebuah lokasi yang memiliki ciri khas yang kental berupa bangunan peningglan kolonial.
Kajian Livable Street pada Jalur Pedestrian di Kawasan Pecinaan Lama Kota Bandung Muhammad Adhitya R; Weishaguna
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 1, No. 1, Juli 2021, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.291 KB) | DOI: 10.29313/jrpwk.v1i1.75

Abstract

Abstract. This research on pedestrian in the old area of Bandung city of Bandung is aimed at overcoming the problem of the bad pedestrian path in the area of area of Bandung city of Bandung. The existence of the old city area of Bandung which is close to the new market can attract a lot of visitors' interest, unfortunately the condition of the existing pedestrian infrastructure in this area is inadequate. The number of street vendors who sell on pedestrian lanes, motorized parking on the sidewalks, uneven pedestrian lanes, to the lack of pedestrian facilities makes visitors less comfortable to move in this area. The concept of the theory that the authors apply to overcome the problem of pedestrian paths in this region is the concept of livable street. The author expects the theory of urban design and the concept of livable street as being able to overcome the problems regarding the pedestrian path in the old area of Bandung City. The method that I use is a qualitative approach by observing issues that exist and then assessing the criteria for the concept of livable street through the study of literature, then the process of analysis of pedestrian flows, the level of pedestrian services, pedestrian path width requirements, and analysis of variable variable from the concept of liveable street. This research was conducted to solve problems in pedestrian routes that are not liveable in the old Chinatown district of Bandung city. Abstrak. Penelitian tentang pedestrian di kawasan pecinaan lama Kota Bandung ini ditujukan untuk mengatasi permasalahan buruknya jalur pedestrian yang ada di kawasan pecinaan Kota Bandung. Keberadaan kawasan pecinaan lama Kota Bandung yang dekat dengan pasar baru dapat menarik banyak minat pengunjung, sayangnya kondisi infrastruktur pejalan kaki yang ada pada kawasan ini kurang memadai. Banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di atas jalur pedestrian, parkir kendaraan bermotor di atas trotoar, jalur pedestrian yang tidak rata, hingga minimnya fasilitas sarana pejalan kaki membuat pengunjung kurang nyaman untuk beraktivitas di kawasan ini. Konsep teori yang penulis terapkan untuk mengatasi permasalahan jalur pedestrian yang ada di kawasan ini adalah konsep livable street. Penulis mengharapkan teori perancangan kota dan konsep livable street sebagai dapat mengatasi permasalahan mengenai jalur pedestrian yang ada di kawasan pecinaan lama Kota Bandung. Metode yang penulis gunakan yaitu metode pendekatan kualitatif dengan mengamati isu-isu permasalahan yang ada kemudian mengkaji kriteria-kriteria konsep livable street melalui studi literatur, selanjutnya dilakukan proses analisis terhadap arus pejalan kaki, tingkat pelayanan pejalan kaki, kebutuhan lebar jalur pedestrian, dan analisis mengenai variabel variabel dari konsep liveable street. Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan permasalahan pada jalur pedestrian yang tidak liveable di kawasan pecinaan lama kota bandung.
Studi Kinerja Walkability Jalur Pejalan Kaki Muhammad Vino Fahlen; Weishaguna
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.376 KB) | DOI: 10.29313/jrpwk.v2i1.930

Abstract

Abstract. Pedestrians are an important part of a city. In reducing gas emissions on earth, people are encouraged to reduce the use of motorized vehicles and are encouraged to walk. The purpose of this study was to identify the walkability performance on the H.M Sani pedestrian path. This study involved 100 respondents with a sample acquisition method in the form of a questionnaire where the sample was obtained by accidental systematic sampling. The analytical method used is a quantitative method using Importance Performance Analysis (IPA) which is processed with data seen from the variables of Accessibility, Security, Comfort, and Aesthetics. The result can be seen as a variable contained in the Cartesian diagram of the results of the IPA analysis. The data collection techniques used are by means of questionnaires, observations and documentation. So that the results obtained are in the form of variable points contained in a certain quadrant that determine the performance of a variable on the pedestrian path. The results obtained show walkability performance on accessibility factors in the form of the availability of special disabled lanes and aesthetic factors in the form of attractive trash can designs, availability of activity spaces, and attractiveness. Abstrak. Jalur pejalan kaki merupakan bagian penting dari suatu kota. Dalam pengurangan gas emisi di bumi masyarakat dihimbau untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan dianjurkan untuk berjalan kaki. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengidentifikasi kinerja walkability pada jalur pejalan kaki jalan H.M Sani. Penelitian ini melibatkan 100 responden dengan metode perolehan sampel berupa kuesioner yang dimana sample diperoleh dengan cara accidental systematic sampling. Metode analisis yang digunakan merupakan metode kuantitatif dengan menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) yang diolah dengan data yang dilihat dari variable Aksesiibilitas, Keamanan, Kenyamanan dan Estetika. Hasilnya dapat dilihat suatu variabel yang terdapat pada diagram kartesius hasil dari analisis IPA. Sehingga hasil yang didapatkan berupa titik variabel yang terdapat pada suatu kuadran tertentu yang menentukan kinerja suatu variable pada jalur pejalan kaki. Teknik pengumpulan data yang digunakan merupakan dengan cara kuisioner, observasi dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja walkability pada faktor aksesibilitas yang berupa tersedianya jalur khusus difable dan faktor estetika berupa desain tempat sampah menarik, Ketersediaan ruang aktivitas dan Atraktif Keindahan lingkungan sekitar terdapat di kuadran I yang dimana kepentingan terhadap masyakat sangat diperlukan akan tetapi kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Kajian Historis Ruang Arkade Kawasan Pecinan Segmen Pasar Baru Kota Bandung Fernanda Alif; Weishaguna
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.48 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i1.1777

Abstract

Abstract. Chinatown segment of Pasar Baru Bandung has a typical arcade space and has a historical impression. The arcade space has not identified the process of formation and development historically. The existence of the arcade room is feared to be eroded by the rapid development of the area. This research aims to historically identify the arcade space of the Chinatown area segment of Pasar Baru Bandung. Research is focused on identifying the orientation of arcade spaces based on chronological recording of regional developments. The data used is data from a historical review of the area. The results of data collection are carried out triangulation process based on research and also research methodology, then the data is interpreted through the data analysis mechanism. This research is qualitative research with a descriptive approach through histosical reading analysis. The method of historical reading analysis is based on a dichronic and synchronic study of the history of arcade space. The results showed that the arcade space of the Chinatown area of the Bandung New Market segment was the result of cultural fusion. Based on the combination of ethnic Chinese buildings, which are adapted to the design of the façade area of european buildings. This space is very unique in the city of Bandung, because it has a long segment compared to the Chinatown area in other cities. The results of the study are expected to be a study, which is a reference for the preservation of chinatown areas, especially in the Bandung New Market segment. Abstrak. Kawasan pecinan segmen Pasar Baru Kota Bandung memiliki ruang arkade yang berciri khas dan memiliki kesan historis. Ruang arkade tersebut tidak teridentifikasi proses pembentukan dan perkembangannya secara historis. Keberadaan ruang arkade tersebut dikhawatirkan tergerus oleh pesatnya perkembangan kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi historis ruang arkade kawasan pecinan segmen Pasar Baru Kota Bandung. Penelitian difokuskan pada Identifikasi orientasi ruang arkade berdasarkan perekaman perkembangan kawasan secara kronologis. Data yang digunakan merupakan data dari tinjauan kesejarahan kawasan. Hasil pengumpulan data dilakukan proses triangulasi berdasarkan riset dan juga metodologi penelitian, kemudian data diinterpretasikan melalui mekanisme analisis data. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui analisis histosical reading. Metode analisis historical reading dilakukan berdasarkan penelaahan sejarah ruang arkade secara diakronik dan sinkronik. Hasil penelitian menunjukan bahwa ruang arkade kawasan pecinan segmen Pasar Baru Kota Bandung merupakan hasil dari perpaduan budaya. Berdasarkan perpaduan yang mengakar dari bangunan warisan etnis Tionghoa, yang disesuaikan dengan hasil rancangan bentuk area fasad bangunan berlanggam Eropa. Ruang ini menjadi sangat unik keberadaanya khusunya di Kota Bandung, karena memiliki segmen yang cukup panjang dibandingkan dengan kawasan pecinan di kota-kota lainnya. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi satu kajian, yang menjadi rujukan pelestarian kawasan pecinan khususnya pada segmen Pasar Baru Kota Bandung.
Rekonstruksi Struktur Dayeuh Kerajaan Kendan Maya Putri Rahayu; Weishaguna; Saraswati
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.834 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3116

Abstract

Abstract. The Kendan Kingdom is a part of the Tarumanegara Kingdom in West Java which was founded in the 6th century. Evidence the Kendan Kingdom is found in the form of artifacts, place naming, and parahyangan manuscripts. However, the spatial structure of the Kendan Kingdom has not been found, so to find out the spatial structure the author conducted a study with the aim of reconstructing the Kendan Kingdom Dayeuh structure based on artifacts, land characteristics, spatial hierarchy, and cosmological axis as an understanding of the meaning of some artifacts in Citaman Village and Kendan Village. This study uses the concept of land structure, the concept of a concentric hierarchy of mandalas, and the concept of the cosmological axis. The method used is a hermeneutic method with a comparative analysis method that is focused on comparing the Kendan Kingdom artifacts with data that have close characteristics, namely the Dayeuh Work of Galuh artifact which will later be validated by other supporting concepts. The analysis carried out will focus on discussing the analysis of the reconstruction of land structures, the analysis of the reconstruction of the mandala's concentric space hierarchy, and the analysis of the reconstruction of the cosmological axis. The results of the study show that the reconstruction of the Dayeuh space structure of the Kendan Kingdom forms the pattern of the Dayeuh structure which is interpreted with the uniqueness of being on a weak nirmalaning land, forming a hierarchical concentric pattern and forming a cosmological axis. Abstrak. Kerajaan Kendan merupakan salah satu bagian Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat yang berdiri pada abad ke-6. Bukti Kerajaan Kendan ini yaitu ditemukan dalam bentuk artefak, penamaan tempat, dan naskah parahyangan. Namun struktur ruang Kerajaan Kendan ini belum ditemukan, sehingga untuk mengetahui struktur ruang tersebut penulis melakukan studi dengan tujuan melakukan rekonstruksi struktur Dayeuh Kerajaan Kendan berdasarkan artefak, karakteristik lahan, hirarki ruang, dan poros kosmologi sebagai pemahaman arti dari beberapa artefak yang ada di Desa Citaman dan Desa Kendan. Studi ini menggunakan konsep struktur lahan, konsep hirarki konsentrik mandala, dan konsep poros kosmologi. Metode yang digunakan adalah metode hermeneutik dengan metode analisis komparasi yang difokuskan dengan cara membandingkan artefak Kerajaan Kendan dengan data yang memiliki kedekatan karakteristik yaitu artefak dayeuh Kerjaan Galuh yang nantinya divalidasi oleh konsep pendukung lainnya. Analisis yang dilakukan akan fokus membahas mengenai analisis rekonstruksi struktur lahan, analisis rekonstruksi hirarki ruang konsentrik mandala, dan analisis rekonstruksi poros kosmologi. Hasil studi menunjukkan rekonstruksi struktur ruang Dayeuh Kerajaan Kendan membentuk pola struktur Dayeuh yang diinterpretasikan dengan kekhasan terdapat pada lahan nirmalaning lemah, membentuk pola konsentrik berhirarki dan membentuk poros kosmologi.
Studi Transformasi Morfologi Tata Guna Lahan Koridor Braga Tabitha Hemastuti; Weishaguna
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.21 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3164

Abstract

Abstract. The Braga Corridor experienced physical development from the center of Bandung which resulted in the problem of physical space unity. One of its phenomena is characterized by the presence of dead buildings and conditions of trade and services that have disappeared from their historical existence. From this phenomenon, an issue was obtained, namely the occurrence of problems of physical space unity, especially the morphology of land use in the Braga corridor. Based on the issue, the study question arises, namely "How is the transformation that occurred in the morphology of land use in the Braga corridor?" So that the purpose of this study is to identify transformations that occur in the morphology of land use in the Braga corridor. Epistemologically, the study uses the morphological theory of cities. Axiologically, this study uses a morphological approach with synchronous and diachronic analysis methods by comparing maps of historical periods with existing maps. The conclusion of this study is that the transformations that occurred in the morphology of the Braga corridor were quite high and resulted in their identity or historical relics being lost slowly due to increasingly uncontrollable developments. Abstrak. Koridor Braga mengalami perkembangan fisik dari pusat Kota Bandung yang mengakibatkan terjadinya masalah kesatuan ruang fisik. Salah satu fenomenanya ditandai dengan adanya bangunan mati dan kondisi perdagangan dan jasa yang sudah hilang dari eksistensi sejarahnya. Dari fenomena tersebut didapatkan isu yaitu terjadinya permasalahan kesatuan ruang fisik terutama morfologi tata guna lahan pada koridor Braga. Berdasarkan isu, muncul pertanyaan studi yaitu “Bagaimana transformasi yang terjadi pada morfologi tata guna lahan di koridor Braga?” Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi transformasi yang terjadi pada morfologi tata guna lahan di koridor Braga. Secara epistimologi, studi ini menggunakan teori morfologi kota. Secara aksiologi, studi ini menggunakan pendekatan morfologi dengan metode analisis sinkronik dan diakronik dengan cara membandingkan peta-peta periode sejarah dengan peta eksisting. Kesimpulan dari studi ini yaitu teridentifikasi transformasi yang terjadi pada morfologi koridor Braga cukup tinggi dan mengakibatkan identitas atau peninggalan sejarahnya hilang perlahan karena perkembangan yang semakin tidak terkendali.