cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil USU
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 32 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 7, No.1, Tahun 2018" : 32 Documents clear
PERBANDINGAN STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN SEMEN, GYPSUM, DAN KAPUR (CaO) DITINJAU DARI PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) Farras Nasywa
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 7, No.1, Tahun 2018
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.669 KB)

Abstract

ABSTRAK Tanah lempung dengan plastisitas tinggi perlu di stabilisasi agar memenuhi syarat teknis untuk dijadikan sebagai tanah dasar jalan raya. Salah satu stabilisasi tanah yang dilakukan dengan menambahkan bahan kimia pada tanah. Pada penelitian ini menggunakan bahan stabilisasi yaitu semen, gypsum, dan kapur. Tujuan dari penelitian ini diantaranya untuk mengetahui penambahan 1% sampai dengan 10% semen, 1% sampai dengan 10% gypsum, dan 1% sampai dengan 10% kapur terhadap index properties dan nilai kuat tekan bebas (UCT) dengan pemeraman 14 hari. Dari hasil penelitian diperoleh sampel tanah memiliki kadar air 34,43%; berat spesifik 2,65, batas cair 52,43 % dan indeks plastis 28,09 %. Berdasarkan klasifikasi USCS, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis CH. Berdasarkan klasifikasi AASHTO, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis A – 7 – 6. Pada pengujian Kuat Tekan Bebas pada sampel tanah asli diperoleh sebesar 1,4 kg/cm2. Nilai sensitivitas tanah asli didapat 2, termasuk ke dalam tanah moderately sensitive. Nilai UCT dari stabilisasi tanah dengan 10% semen memperoleh nilai sebesar 3,68 kg/cm2, dengan 10% gypsum memperoleh nilai sebesar 2,98 kg/cm2, dan 10% kapur memperoleh nilai sebesar 3,31 kg/cm2.  Kata kunci: Tanah lempung, Stabilisasi tanah, Semen, Gypsum, Kapur, UCT
PENGARUH PENAMBAHAN LATEKS DAN SERAT RAMBUT TERHADAP BETON Hendrik Hendrik
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 7, No.1, Tahun 2018
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.848 KB)

Abstract

Beton terbentuk dari campuran agregat halus, agregat kasar, semen dan air dengan perbandingan tertentu. beton merupakan suatu bahan konstruksi yang banyak digunakan pada pekerjaan struktur bangunan di Indonesia karena banyak keuntungan yang diberikan diantaranya adalah bahan-bahan pembentuknya mudah diperoleh, mudah dibentuk, maupun memikul beban yang berat, tahan terhadap temperatur tinggi, biaya peliharaan kecil. Selain kekuatan, berat jenis beton juga mempengaruhi suatu konstruksi. Berat jenis yang besar maka dimensi elemen struktur akan besar pula sehingga sangat berpengaruh terhadap bebabn bangunan secara keseluruhan. Berat ini akan mengecil / ringan apabila dimensinya kecil. Hal ini hanya akan tercapai bila beton tersebut mempunyai kekuatan yang tinggi / bermuatan tinggi. Tetapi beton yang bermutu tinggi bersifat lebih getas / britle. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan beton yang bermutu tinggi tetapi bersifat daktail (2). Dengan suatu perancangan khusus, kuat tekan dan kuat tarik beton ini dapat ditingkatkan sehingga mampu menahan  tekanan dan tegangan tarik tanpa mengalami retakan. Salah satu cara adalah dengan penambahan bahan seperti zat kimia ataupun serat-serat pada adukan beton sehingga retak-retak yang mungkin terjadi pada beton dapat ditahan oleh serat-serat tambahan ini (3). Berbagai jenis bahan penambah untuk kekuatan beton yang dipakai untuk memperbaiki sifat beton adalah fly ash, cangkang kelapa sawit, fiber baja, fiber plastik, dan lain-lain. Di Indonesia, konsep pemakaian fiber baja pada adukan beton untuk struktur bangunan teknik sipil belum banyak dikenal dan belum dipakai dalam praktek. Salah satu sebabnya adalah tidak tersedianya fiber baja di Indonesia dan harganya mahal (3). Pada penelitian kali ini, penulis akan menggunakan lateks dan serat rambut. Lateks yang digunakan adalah lateks cair yang berasal dari pohon karet yang tidak mencemari lingkungan sedangkan serat rambut yang dipakai adalah rambut dari hasil sisa pemotongan rambut dari salon.
Studi Pengaruh Penambahan Buton Granular Asphalt 5/20 terhadap Karasteristik Marshall Campuran Aspal Panas AC-WC M. Iqbal Batubara
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 7, No.1, Tahun 2018
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.224 KB)

Abstract

ABSTRAK Perkerasan lentur umumnya menggunakan aspal minyak sebagai perekatnya dan beberapa bahan tambah untuk meningkatkan kinerja campurannya. Asbuton dapat dijadikan suatu bahan tambah yang dapat mengurangi kebutuhan aspal minyak dalam suatu campuran dan sekaligus dapat meningkatkan performa campuran sehingga tidak dibutuhkan lagi  penambahan zat additif dan sebagainya. Asbuton ini merupakan jenis aspal alam yang jumlahnya melimpah terdapat di pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Produk Asbuton yang saat ini tengah banyak dikembangkan adalah Asbuton jenis BGA (Buton Granular Asphalt). Material ini memiliki kadar bitumen 20-25% dari beratnya dan telah digunakan di beberapa lokasi namun belum maksimal penggunaanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan material BGA 5/20 terhadap seluruh parameter karasteristik Marshall campuran aspal panas tipe AC-WC menggunakan spesifikasi umum Binamarga Tahun 2010 (Revisi 3). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jalan Raya Departemen Teknik Sipil USU dan Laboratorium AMP PT. Rapi Arjasa di Binjai. Penelitian diawali dengan pemeriksaan bahan material penyusun campuran aspal (aggregat dan aspal) serta pemeriksaan material BGA. Kemudian dibuat benda uji berjumlah 54 buah untuk uji Marshall sebelum KAO dan 18 buah untuk uji Marshall sesudah KAO dengan variasi penambahan material BGA 0%, 3% dan 5%. Dari pengujian Marshall diperoleh nilai VFB (Void Filled Bitumen), Stabilitas, Stabilitas sisa,  VIM (Void in Mix), VMA (Void Mineral Aggregate),  flow, dan MQ (Marshall Quotionent) untuk dianalisa bagaimana pengaruh penambahan BGA 5/20 terhadap karakteristik marshall campuran aspal panas AC-WC.  Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan BGA 5/20 meningkatkan nilai stabilitas, stabilitas sisa, MQ dan nilai kadar aspal optimum pada campuran, namun penggunaannya tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai VMA, VFB dan Flow. Pemakaian Asbuton BGA dengan kadar 3% sudah dapat menghasilkan nilai parameter Marshall yang memenuhi standar spesifikasi.  Kata Kunci: Aspal Buton, BGA 5/20, Uji Marshall, Stabilitas, AC-WC.
STUDI PENENTUAN NILAI EKUIVALENSI MOBIL PENUMPANG UNTUK BECAK BERMOTOR PADA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus: Simpang Jl. H Adam Malik – Jl. Gatot Subroto dan Simpang Jl. Pemuda – Jl. Balai Kota) Luccas Anthonio
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 7, No.1, Tahun 2018
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.576 KB)

Abstract

ABSTRAK Ekivalensi mobil penumpang (emp) adalah unit untuk mengkonversikan satuan arus lalu lintas dari kendaraan/jam menjadi satuan mobil penumpang smp/jam. Setiap jenis kendaraan memiliki niali emp yang berbeda dengan jenis kendaraan yang lain, tergantung pada pengaruh keberadaannya di dalam suatu arus lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekivalensi mobil penumpang untuk kendaraan becak bermotor pada simpang bersinyal di kota Medan. Penelitian ini dilakukan karena belum ada nilai emp becak bermotor pada MKJI 1997 secara spesifik. Studi dilakukan dengan mengambil 2 lokasi pengamatan, yaitu pada lengan simpang Jl. H Adam Malik – Jl. Gatot Subroto dan lengan simpang Jl. Pemuda – Jl. Balai Kota. Survei dilakukan pada hari Senin dan Rabu di jam sibuk pagi dan jam sibuk sore dengan menggunakan handycame. Metode yang digunakan untuk menentukan nilai emp adalah metode analisis regresi linear. Dari hasil analisa diperoleh nilai emp becak bermotor pada lengan simpang Jl. H Adam Malik – Jl. Gatot Subroto sebesar 1,2  dan pada lengan simpang Jl. Pemuda – Jl. Balai Kota sebesar 1,3. Kata kunci : Ekivalensi Mobil Penumpang , analisis regresi linier
PENGARUH PENAMBAHAN PLASTIK PET (POLYETHYLENE TEREPHTHALATE) TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN LASTON AC -WC DI LABORATORIUM M. Fadil Natoras Nasution
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 7, No.1, Tahun 2018
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.472 KB)

Abstract

ABSTRAK Aspal Beton (Asphalt Concrete atau AC) atau yang biasa disebut LASTON (Lapisan Aspal Beton) adalah lapisan permukaan struktural perkerasan lentur sebagai lapisan paling atas. Lapisan LASTON terdiri dari agregat halus, agregat kasar, bahan pengisi (filler) aspal. Pada umumnya di Indonesia LASTON menggunakan aspal 60/70. Jika LASTON diberi bahan tambah (additive) maka disebut sebagai aspal modifikasi. Bahan tambah (additive) dapat berupa crumb rubber, atau thermoplastic (PETE atau PET, PVC, dan lain -lain). Penggunaan PET sebagai bahan tambah mampu meningkat kinerja campuran aspal beton dibandingkan dengan tanpa penambahan PET, dengan naiknya nilai stabilitas aspal. Dengan penambahan PET mampu meningkatkan nilai stabilitas dinamis dan  menurunkan kecepatan deformasi dibandingkan tanpa penambahan PET. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dimana penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (B2PJN) Kota Medan, untuk mengetahui nilai stabilitas dan flow dilakukan pengujian Marshall dan untuk mengetahui nilai stabilitas dinamis dan kecepatan deformasi dilakukan pengujian Whell Track Machine. Dari hasil pengujian diperoleh hasil dengan adanya penambahan PET terhadap campuran mampu meningkatkan nilai stabilitas dan flow. Nilai stabilitas tanpa adanya penambahan PET sebesar 905,4 Kg/cm dan dengan adanya penambahan PET nilai stabilitas menjadi 1201,3 KG/cm sedangkan nilai flow tanpa adanya penambahan PET sebesar 3,36 dan dengan penambahan PET nilai flow 3,96. Nilai stabilitas dinamis juga meningkat dengan adanya penambahan PET dan memenuhi sepsifikasi Bina Marga 2010 yaitu 3315,8 lintasan/mm (≥ 2500 lintasn/mm) dengan kecepatan defrmasi sebesar 0,0127 mm/menit. Penelitian ini menunjukan dengan adanya penambahan PET mampu meningkatkan kemampuan campuran aspal. Kata kunci : Aspal Beton (Asphalt Concrete atau AC), PET, stabilitas dinamis, kecepatan deformasi, Whell Track Machine.
PENGARUH KUAT GESER TACK COAT PADA OVERLAY KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR Mentari Rahma Sari
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 7, No.1, Tahun 2018
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Overlay digunakan jika umur rencana struktur perkerasan sudah tercapai sebagai pemeliharaan jalan atau jika kondisi struktur perkerasan sudah menurun. Pada perkerjaan overlay, lapis perekat (tack coat) diberikan terlebih dahulu pada perkerasan lama kemudian dilapisi dengan lapis perkerasan baru. Fungsi dari tack coat ini yaitu untuk menahan gaya geser yang terjadi diantara lapis perkerasan akibat beban kendaraan diatasnya. Kuat geser dari tack coat dipengaruhi oleh takaran tack coat, curing time dan suhu permukaan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan curing time dan kuat geser tack coat terhadap variasi suhu permukaan jalan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara. Penyebaran tack coat yang digunakan ada 3 variasi yaitu 0,15, 0,2 dan 0,35 L/m2 masing-masing terdiri dari 2 sampel yang terbagi dalam suhu 60 dan 80oC dengan curing time 30, 45, 60, 75, 90, 115, 120 dan 135 menit. Jumlah sampel yang digunakan keseluruhan sebanyak 48 sampel. Alat yang digunakan untuk pengujian kuat geser tack coat yaitu alat uji Marshall dengan mould yang telah dimodifikasi. Pada penelitian ini menganalisa hubungan curing time, jumlah penyebaran tack coat dan suhu terhadap kuat geser. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai kuat geser meningkat sejalan dengan curing time sampai dengan batas tertentu dan nilai kuat geser akan menurun mengikuti alur seperti parabola terbalik. Pada suhu 60oC dengan penyebaran tack coat 0,15 L/m2 diperoleh nilai kuat geser maksimum sebesar 54,32 kg/cm2 pada curing time 75 menit, sedangkan pada suhu 80oC dengan penyebaran tack coat 0,2 L/m2 diperoleh nilai kuat geser maksimum sebesar 45,66 kg/cm2 pada curing time 90 menit. Hasil nilai kuat geser pada suhu 80oC lebih kecil dibandingkan dengan kuat geser pada 60oC. Nilai kuat geser rata-rata tack coat cenderung naik sejalan dengan variasi penyebaran tack coat sampai batas waktu tertentu dan kembali menurun sejalan dengan penambahan variasi penyebaran tack coat.   Kata kunci : tack coat, overlay, kuat geser, curing time.
ANALISIS PENURUNAN TANAH LUNAK MENGGUNAKAN PRELOADING DAN PVD DENGAN METODE ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA (STUDI KASUS PROYEK JALAN BEBAS HAMBATAN MEDAN-KUALANAMU KM 36+100) Michael Michael
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 7, No.1, Tahun 2018
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.299 KB)

Abstract

ABSTRAK Pada umumnya, tanah lunak sering digunakan dalam pelaksanaan konstruksi, namun kurang menguntungkan secara teknis karena tanah lunak memiliki kandungan air yang tinggi tetapi sulit terdrainasi karena permeabilitasnya yang rendah dan kompresibilitas yang besar sehingga menyebabkan terjadinya penurunan yang besar dalam waktu yang lama.  Hal inilah yang sering menjadi masalah dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi. Pada proyek jalan bebas hambatan Medan-Kualanamu KM 36+100 ini, perbaikan tanah lempung untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan cara menggunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD). Pemasangan PVD dapat mempercepat waktu penurunan yang terjadi karena disipasi air pori terjadi dalam dua arah yaitu secarah horizontal dan vertikal.  Dalam tugas akhir ini, dilakukan analisa perhitungan konsolidasi tanah dengan menggunakan metode analitis dan metode elemen hingga, dimana perhitungan penurunan dan waktu konsolidasi dihentikan pada saat derajat knsolidasi mencapai 95%. Analisa jarak spasi antar PVD serta pola pemasangan antar PVD juga akan dihitung untuk mendapatkan jarak yang paling efektif yang disesuaikan dengan waktu konsolidasi yang paling cepat tanpa adanya analisis biaya Dari hasil perhitungan tanpa menggunakan PVD yang telah dilakukan maka diperleh waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konslidasi 95% adalah 136 hari dengan besar penurunan 41 cm. Sedangkan dengan menggunakan PVD, waktu yang dibutuhkan adalah 25 hari dengan besar penurunan 41 cm. Dari analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan PVD dapat mepercepat waktu konsolidasi. Jika dibandingkan dengan penurunan di lapangan, besar penurunan yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan perhitungan secara analisa dan metode elemen hingga yaitu sebesar 9,3 cm Kata Kunci : Derajat Konslidasi, Penurunan, Tanah Lunak, Prefabricated Vertical Drain (PVD)
ANALISIS PENGARUH KUAT TEKUK PADA SISTEM PERANCAH BANGUNAN (SCAFFOLDING) DENGAN METODE ANALISA LANGSUNG (DIRECT ANALYSIS METHOD) Michael Talim
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 7, No.1, Tahun 2018
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.044 KB)

Abstract

ABSTRAK  Perancah baja merupakan komponen yang sangat penting dalam pekerjaan bekisting untuk menunjang pekerjaan selanjutnya. Tujuan dilakukannya analisis ini yaitu untuk meninjau kuat tekan maksimum yang terjadi pada scaffolding 3 tingkat sebelum terjadinya tekuk dengan metode analisa langsung (DAM). Perencanaan struktur baja yang umumnya langsing, memerlukan analisis stabilitas. Hasilnya dipengaruhi adanya imperfection (nonlinier geometri) dan kondisi inelastis (non-linier material).Dalam tugas akhir ini menggunakan analisis inelastic orde-2 yang didasari pada metode analisa langsung.Model scaffolding 3 tingkat dianalisa dengan menggunakan elemen balok (beam element) pada program SAP 2000 dengan 6 variasi notional loads yang diaplikasikan pada arah sumbu lemah dari pada pipa scaffolding.Kuat tekan terendah pada scaffolding 3 tingkat sebelum terjadi tekuk adalah 18,24 kN dengan arah horizontal notional loads ke kanan pada scaffolding tingkat pertama,arah ke kiri pada scaffolding tingkat kedua dan ke kanan pada scaffolding tingkat 3.Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil kuat tekan maksimum yang didapat terjadi perpindahan yang besar secara drastic dalam langkah iterasi.Dengan menggunakan analisa pada metode DAM,hasil yang didapat lebih efektif.  Kata Kunci: Perancah Bangunan, Analisa Langsung, Kuat tekan, Baja, beban lateral
PENGGUNAAN BATU APUNG SEBAGAI SUBSITUSI AGREGAT KASAR DAN ABU KULIT KERANG SEBAGAI FILLER DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN Rajamin Saragih
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 7, No.1, Tahun 2018
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.462 KB)

Abstract

Abstrak  Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang konstruksi. Dalam perkembangannya terdapat berbagai varian beton yang dikembangkan, salah satunya beton ringan. Menurut SNI 03-2847-2002, beton ringan adalah beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai berat jenis tidak lebih dari 1900 kg/m3. Untuk membuat beton menjadi ringan, dalam penelitian ini batu apung digunakan sebagai subsitusi agregat kasar dan abu kulit kerang digunakan sebagai filler dalam pembuatan beton ringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan kadar penggunaan batu apung dan abu kulit kerang pada pembuatan beton ringan. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder yang diuji pada umur 28 hari dengan benda uji silinder sebanyak 36 sampel dan terdiri dari 4 variasi (0%, 5%, 10%, 15%) dan masing-masing variasi sebanyak 9 sampel. Berdasarkan hasil pengujian substitusi 50% batu apung dan abu kulit kerang sebesar 0%, 5%, 10% dan 15% memiliki nilai kuat tekan tertinggi pada persentase 10% abu kulit kerang dan subsitusi 50% batu apung sebesar 18.457 MPa, kuat tarik belah maksimum dicapai pada persentase 15% abu kulit kerang dan subsitusi 50% batu apung sebesar 2.335 MPa, dan absorbsi terbesar terdapat pada beton ringan dengan menggunakan 10% abu kulit kerang dan subsitusi 50% batu apung yaitu sebesar 15%. Berdasarkan berat isi seluruh sampel dapat dikategorikan beton ringan, karena berat isi  kurang dari 1900 kg/m3.  Kata kunci: beton ringan, agregat kasar, agregat halus, abu kulit kerang, batu apung, kuat tekan, kuat tarik belah, absorbsi.
Potensi Pengaruh Beban Overloading Terhadap Perkerasan (Studi Kasus : Jalan Raya Lubuk Pakam, Sumatera Utara) Sahri Dani
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 7, No.1, Tahun 2018
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.383 KB)

Abstract

Abstrak Ruas jalan raya Lubuk Pakam termasuk dalam jalan kelas I (Arteri) dan mempunyai MST (Muatan Sumbu Terberat) sebesar 10 Ton. Dari data jembatan timbang Gebang telah terjadi 3599 kasus kelebihan muatan 25% pada tahun 2016, menunjukkan bahwa ruas jalan raya Lubuk Pakam sudah mengalami beban berlebih (overloading). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh overloading terhadap pengurangan umur rencana berdasarkan kriteria retak dan alur. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur tekanan angin ban pada kendaraan berat yang lewat dan pengolahan data WIM segmen Medan-Lubuk Pakam untuk selanjutnya diteliti respon perkerasan akibat pengaruh overloading berupa regangan tarik (t) dan regangan tekan (v) dengan metode mekanistik empiris menggunakan program KENPAVE. Sehingga di dapatkan repetisi beban kriteria retak dan alur untuk menghitung sisa umur rencana. Dari hasil penelitian terjadi regangan tarik (t) terbesar senilai 292,4 dan regangan tekan (v) 322,2 dalam (micro strain), lalu fatigue cracking (Nf) didapatkan 3,06 × 105 dan rutting (Nr) 4,72 × 106. Hal ini mampu mengurangi umur rencana perkerasan hingga 96,78% untuk kriteria retak dan 96,85% untuk kriteria alur. Kata kunci : Overloading, KENPAVE, regangan tarik (t), regangan tekan (v), fatigue cracking (Nf), rutting (Nr), umur rencana perkerasan.

Page 2 of 4 | Total Record : 32