cover
Contact Name
Mita Yuniati
Contact Email
mitayuniati@unesa.ac.id
Phone
+6285736219539
Journal Mail Official
mitayuniati@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Gedung A3 Lt. 2, Fakultas Teknik - Universitas Negeri Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Online Tata Busana
Jurnal Online Tata Busana berisi hasil penelitian bidang Fesyen baik di kependidikan maupun non kependidikan. Focus and Scope: - Pendidikan Tata Busana - Fesyen - Tekstil - Kriya tekstil - Teknologi menjahit - Pola Busana - Manajemen dan Kewirusahaan Fesyen
Articles 26 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014" : 26 Documents clear
Penerapan Model Pembelajaran Langsung dan Team Assisted Individualizaion Pada Sub Kompetensi Membuat Pola Secara Draping di SMK Katolik Mater Amabilis Surabaya SUGIARTI, ENDANG
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6570

Abstract

Abstrak Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, mengatasi kesulitan sekaligus membantu siswa kelas XII SMK Katolik Mater Amabilis Surabaya pada sub kompetensi membuat pola busana (batwing sleeve) secara draping melalui penerapan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) dan TAI (Team Assisted Individualization). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus berisikan tahap persiapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kompetensi yang diajarkan untuk siklus I “Membuat pola batwing sleeve secara draping”, siklus II “Menyesuaikan ukuran pola secara grading” dan siklus III “Menjahit toile batwing sleeve”. Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas XII Busana Butik sebanyak 14 siswa dan objek penelitian adalah aktivitas guru, siswa dan hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan tes hasil belajar. Instrumen penelitian berupa lembar aktivitas guru, lembar aktivitas siswa dan lembar tes hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data yang diperoleh untuk Aktivitas guru pada siklus I memperoleh persentase nilai rata- rata 90%, dan siklus II 94%, sehingga dikategorikan sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh persentase sebesar rata- rata 89%, dan siklus II 90%, sehingga dikategorikan sangat baik. Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I, nilai tertinggi adalah 95 dan nilai yang terendah adalah 80. Pada siklus II nilai tertinggi yang didapat siswa adalah 98 dan nilai yang terendah adalah 80. Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal tercapai dengan hasil yang memuaskan yakni sebesar 100% mendapat nilai ≥75. Jadi penerapan model pembelajaran langsung dan team assisted individualization pada sub kompetensi dasar membuat pola busana (batwing sleeve) secara draping dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar. Kata kunci: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dan Team Assisted Indivialization, Membuat Pola Secara Draping (Batwing Sleeve) Abstract Classroom action research was conducted in order to overcome the difficulties as well as help students of class XIIth SMK Katolik Mater Amabilis Surabaya in sub competence to make clothing patterns (batwing sleeve) by draping through the application of direct Instruction and TAI (Team Assisted Individualization). This research is Classroom Action Research (CAR), which consists of 2 cycles. Each cycle consists of preparation, action, observation and reflection. This competence has taught for the first cycle "Make batwing sleeve pattern in a draping technique", the second cycle "Adjust the size of the pattern in a grading technique" and third cycle "Sewing batwing sleeve toile". Subjects of research were teachers and students of class XIIth Boutique as many as 14 students and the object of research were the activity of teachers, students and result of study. Research methods were used observation and achievement test. Research instruments were teacher activity sheet, student activity sheets, and achievement test sheet. The data analysis technique was used quantitative descriptive analysis. The result of data analysis for the activity of teachers in the first cycle to obtain the percentage of the average score of 90%, and 94% for the second cycle, so it is very well categorized. Activities of students in the first cycle to obtain a percentage of the average score 89%, and 90% the second cycle, so it is very well categorized. Result of student study were obtained in the first cycle, the highest score was 95 and the lowest score was 80. In the second cycle students obtained the highest score was 98 and the lowest score is 80. Mastery learning of students in the classical satisfactory results which is equal to 100% scored ≥ 75. So the application of direct instruction and team assisted individualizaion in sub competence to make drape pattern (batwing sleeve) can improve teacher activity, student activity and result of study. Keywords: Application of Direct Instruction and Team Assisted Individualization, making pattern in draping (batwing bleeve)
Perbedaan Hasil Jadi Lekapan Aplikasi Bunga Pleats Antara Ketiga Jenis Kain Organdi Polyester Pada Kaftan SUKRIYA, LAZIM
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6573

Abstract

Abstrak Pleats merupakan salah satu teknik memanipulasi kain dengan dilipit &ndash; lipit pada busana, Sedangkan aplikasi bunga pleats adalah teknik menghias busana menggunakan kain yang sudah dipleats membentuk sebuah bunga sehingga dapat menambah nilai keindahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil jadi lekapan aplikasi bunga pleats antara ketiga jenis kain organdi polyester pada kaftan, hasil yang paling baik ditinjau dari aspek bentuk bunga pleats, ketepatan letak bunga pleats, kestabilan, dan aspek kerapian. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan metode pengumpulan data observasi menggunakan lembar observasi yang diberikan kepada 30 observer terdiri dari 6 dosen PKK, dan 24 mahasiswi tata busana dengan syarat telah menempuh mata kuliah apresiasi menghias busana. Variabel bebas : kain organdi polyester 1,2,3 yang perbandingan benang pakan dan lungsi 1:2, 2:6, 3:1 dengan kandungan serat polyester 64,8%, 61,5%, 60,5%, variabel terikat : hasil jadi lekapan aplikasi bunga pleats. Teknik analisis data menggunakan rumus anava tunggal dengan bantuan program SPSS 17 dan memakai standar signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil jadi lekapan aplikasi bunga pleats antara ketiga jenis kain organdi polyester dilihat dari keempat dengan taraf signifikan &alpha; = 0,000 (0,000 < 0,05). Hasil jadi lekapan aplikasi bunga pleats terbaik pada keempat aspek: yaitu kain organdi polyester 2 (2:6) mendapatkan mean 4,07, mean 4,14 mean 3,99 mean 3,92. Kata kunci: Kaftan, Aplikasi Bunga Pleats, Kain Organdi Polyester Abstract Pleats is one of manipulating technique to fabric with make folds in clothing. While flower pleats application is one of interest technique use pleats fabrics to a flower shape so this technique can add the beauty of value. The purpose of this study to know the differences in the result fower pleats application between three type of organdy polyester fabric on caftan, the best result in term of aspect flower shape, right occuracy, stability, and neatness aspect. This research was experimental research with collection data method use obsevation sheet give to 30 observer consist of 6 lecturer and 24 college student of fashion with spesification have been through appreciation clothing decorate. The independent variables : organdy polyester fabric 1,2,3, with comparison of pakan and lungsi yarn 1:2, 2:6, 3:1, and content of polyester fiber 64,8 %, 61,5 %, 60,5 %, the dependent variables : the results of flower pleats application. Data analyzed technique using one way anava with SPSS 17 and 5% standart significancy. The result of this study there was significant differences the best result flower pleats application between three type of organdy polyester show from four aspect with significancy level &alpha; = 0,000 (0,000 < 0,05). Show result from the best flower pleats application four aspect is organdy polyester fabric 2 (2:6) get mean 4,07, mean 4,14, mean 3,99, mean 3,92. Keywords: Caftan, Flower Pleats application, Organdi Polyester Fabric.
Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro SAFITRI, RATIH
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6609

Abstract

Abstrak Pembelajaran keterampilan busana butik menggunakan model pengajaran langsung yang dirancang khusus untuk membantu siswa belajar pengetahuan dan keterampilan dasar yang dapat diajarkan dengan cara langkah demi langkah dalam menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik. Pada kompetensi membuat busana pesta bustier, diharapkan siswa mampu membuat bustier, sesuai desain yang ditentukan secara selangkah demi selangkah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa, dan mengetahui hasil belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran langsung pada sub kompetensi menjahit bustier dengan motivasi pemberian reward. Kegiatan Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bojonegoro Siswa Kelas XI Busana Butik tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 27 siswa dilaksanakan pada bulan April 2013. Jenis penelitian adalah deskriptif, metode penelitian ini menggunakan metode observasi dan tes. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, serta perangkat pembelajaran menggunakan silabus, RPP dan handout. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru pada kegiatan I terlaksana sangat baik dengan persentase sebesar 91,42%, pada kegiatan II juga terlaksana sangat baik dengan persentase sebesar 95,38%, dan pada kegiatan III memperoleh kriteria terlaksana sangat baik dengan persentase sebesar 94,54%. Sedangkan aktivitas siswa pada kegiatan I memperoleh persentase sebesar 88,57% yang artinya sangat baik, sedangkan pada kegiatan II juga terlaksana dengan sangat baik yaitu dengan memperoleh persentase sebesar 89,23% dan pada kegiatan III aktivitas siswa memperoleh persentase sebesar 90,9% dengan kriteria terlaksana dengan sangat baik. Hasil belajar siswa secara klasikal pada kegiatan I adalah sebesar 100% yang artinya terlampaui, sedangkan pada kegiatan II adalah 92,6% yang artinya terlampaui, dan pada kegiatan III adalah 85% yang artinya tuntas. Kata kunci: Pembelajaran langsung motivasi reward aktivitas dan hasil belajar. Abstract Learning of boutique fashion competence using direct instruction model specially designed to help students to learn knowledge and basic competence which taught step by step in order to support students learning process that related with procedural knowledge and declarative knowledge which good structured. At competence of making bustier party wear, expected that students able to make bustier as certain design step by step. The purpose of this research was to know teacher activity, student activity, and to know students learning achievement along teaching and learning process using direct instruction on sub competence of sewing the bustier with reward awarding motivation. Research activities conducted at SMK Negeri 1 Bojonegoro on grader of classroom XI Boutique Fashion academic year 2013/2013 as many 27 students which performed at April 2013. Type of research was descriptive. Research methods used were observation and test. Instruments used were teacher activity observation sheet, student activity observation sheet, students learning achievement, and learning set using syllabus, lesson plan and handout. Result of this research shows that teacher activities at activity I was performed very good by percentage 91.42%, at activity II also performed very good by percentage 95.38%, and at activity III obtained performance criteria very good by percentage 94.54%. Student activity at activity I obtained percentage 88.57% which means very good, while at activity II also performed very good and obtained percentage 89.23% and at activity III students activity obtained percentage 90.9% with performance criteria was very good. Classical student achievement at activity I was 100% which means exceeded, while at activity II was 92.6% which mean exceeded, and at activity III was 85% which mean completed. Keywords: Direct instruction, reward motivation, activity and learning achievement
Pengaruh Penambahan Ukuran Pola Lengan Kaki Domba (Leg Of Mutton) Pada Gaun Metode Djumiah Isma Haris FARDIANI,
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6651

Abstract

Abstrak Lengan kaki domba (Leg of Mutton) adalah salah satu bentuk lengan yang menggelembung pada bagian puncak dan mengecil pada bagian siku sampai panjang lengan. Penelitian ini membuat lengan kaki domba (Leg of Mutton) metode Djumiah Isma Haris yang diterapkan pada gaun. Ukuran dasar pola lengan kaki domba 4 cm, akan ditambahakan pengembangan ukuran polanya dari 4 cm, dua kalinya menjadi 8 cm dan tiga kalinya menjadi 12 cm. Tujuan penelitian ini adalah a). untuk mengetahui hasil jadi lengan kaki domba (Leg of Mutton) metode Djumiah Isma Haris yang diterapkan pada gaun. b). Pengaruh penambahan ukuran pola lengan kaki domba (Leg of Mutton) metode Djumiah Isma Haris dengan lebar pengembangan 4 cm, 8 cm dan 12 cm. c). Adakah penambahan ukuran pola lengan kaki domba terbaik, dari penambahan ukuran pola lengan kaki domba (Leg of Mutton) 4 cm, 8 cm dan 12 cm. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, yang memiliki variabel bebas yakni penambahan ukuran pola puncak lengan kaki domba (Leg of Mutton) yang berbeda-beda yaitu 4 cm, 8 cm dan 12 cm, variabel terikat yaitu hasil jadi gaun ditinjau dari aspek bentuk, ketepatan lengan dan jatuhnya lengan dan variabel kontrol yakni metode pola dari Djumiah Isma Haris, desain gaun, jenis bahan, teknik pembuatan, ukuran gaun, mesin jahit, waktu menjahit dan orang yang menjahit. Metode pengumpulan data adalah observasi dengan daftar checklist, kepada 30 orang observer diantaranya 3 observer ahli Tata Busana dan 27 adalah observer yang telah menempuh mata kuliah konstruksi busana lanjut. Analisis data menggunakan anova tunggal dengan signifikansi 5% (&rho;<0,05). Hasil Penelitian ini menunjukan, hasil jadi pola lengan kaki domba (Leg of Mutton) metode Djumiah Isma Haris pada gaun. a). Pada aspek bentuk lengan ukuran pola 4 cm dan 12 dikategorikan cukup, sedangkan ukuran 8 cm dikategorikan baik. Pada aspek ketepatan lengan ukuran pola 4 cm dan 8 cm dikategorikan baik, sedangkan ukuran 12 cm diktegorikan cukup. Pada aspek jatuhnya lengan ukuran pola 4 cm dan 12 dikategorikan cukup, sedangkan ukuran 8 cm dikategorikan baik. b). Ada pengaruh penambahan pola lengan kaki domba domba (Leg of Mutton) metode Djumiah Isma Haris pada gaun, ukuran pola 4 cm, 8 cm dan 12 cm ditinjau dari aspek bentuk &rho;= 0.000<0.05, aspek ketepatan &rho;= 0.000<0.05, aspek jathnya &rho;= 0.000<0.05, dari ketiga aspek hasil anova tunggal dikatakan signifikan. c). Ada penambahan ukuran pola lengan kaki domba (Leg of Mutton) metode Djumiah Isma Haris pada gaun terbaik, yaitu ukuran 8 cm, ditinjau dari aspek bentuk, ketepatan dan jatuhnya lengan hasil mean dari ketiga aspek ukuran pola lengan kaki domba ukuran 8 cm dikategorikan baik. Kata kunci: ukuran pola lengan kaki (Leg of Mutton) domba gaun. Abstract Leg of mutton sleeve is one of sleeve constructions which bubbled on top section and tighten on elbow to the wrist. This research was made leg of mutton sleeve by method of Djumiah Isma Haris that applied on gown. The original size leg of mutton sleeve is 4 cm, will be added it pattern size development from 4 cm, it twice to be 8 cm and tree times to be 12 cm. The purposes of this research were to know a) the outcome leg of mutton sleeve by method of Djumiah Isma Haris applied on gown, b) the influence of pattern size addition on leg of mutton sleeve by method of Djumiah Isma Haris with development size 4 cm, 8 cm, and 12 cm, c) is there the best size addition leg of mutton sleeve from pattern size addition leg of mutton 4 cm, 8 cm, and 12 cm. This research was experimental research which has independent variable the addition on pattern size of top section leg of mutton with different size 4 cm, 8 cm, and 12 cm. The dependent variables were gowns produced viewed from aspects of shape, sleeve accuracy, and the drape of sleeve. Controlled variables were pattern method of Djumiah Isma Haris, gown design, fabric type, manufacturing technique, gown size, sewing machine, sewing time and sewing person. Data collecting method was observation with checklist toward 30 observers, 3 observers were fashion expert and 27 observers were college students who have studied Advanced Fashion Construction. Data analysis used was one way anova with significance 5% (p < 0.05). Result of this research shows, the outcome leg of mutton sleeve by method of Djumiah Isma Haris on gown a) on aspect of sleeve shape, pattern size 4 cm and 12 cm categorized good enough, while size 8 cm categorized good. On aspect of sleeve accuracy, pattern size 4 cm and 8 cm categorized good, while size 12 cm categorized good enough. On the drape of sleeve aspect, pattern size 4 cm and 12 cm categorized good enough, while size 8 cm categorized good. b) there were effects of pattern size addition on the leg of mutton sleeve by method of Djumiah Isma Haris on gown, pattern size 4 cm, 8 cm, and 12 cm viewed from shape aspect &rho;= 0.000<0.05, accuracy aspect &rho;= 0.000<0.05, the drape aspect &rho;= 0.000<0.05, three aspects result of one way anova could be said significant. c) There was the best addition of pattern size leg of mutton sleeve by method of Djumiah Isma Haris on gown that was pattern size 8 cm, viewed from aspects of shape, accuracy, and the drape of sleeve. Mean result of three aspects leg of mutton sleeve pattern size 8 cm categorized good. Keywords: sleeve size, leg of mutton sleeve, gown
Studi Komparasi Hasil Jadi Blus Batwing Sleeve With Gathered Bodice Menggunakan Kain Sifon Sutera dan Satin Sutera DWI ASTUTI W, RISAH
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6652

Abstract

Abstrak Batwing sleeve yang sangat popular pada tahun 1930-an dan kini mulai muncul kembali pada mode busana tahun ini. Ada bermacam-macam model blus batwing sleeve yang sedang digemari remaja pada saat ini, salah satunya adalah blus batwing sleeve with gathered bodice.Blus batwing sleeve with gathered bodice adalah blus dengan lengan batwing yang memiliki yoke pada bagian bahu, terdapat kerutan pada bagian muka dan belakang blus serta terdapat yoke panggul. Blus ini akan di aplikasikan pada kain sifon sutera dan satin sutera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil jadi dari blus batwing sleeve with gathered bodice menggunakan bahan sifon sutera dan satin sutera Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi. Jenis instrumen pada penelitian ini menggunakan lembar observasi yang dibagikan pada 5 tenaga ahli dalam bidang Tata Busana dan 25 mahasiswa Tata Busana. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan uji-t menggunakan program SPSS 18. Hasil jadi blus batwing sleeve with gathered bodice dari aspek garis leher menggunakan kain sifon sutera nilai meannya 3,40 dan yang menggunakan kain satin sutera nilai meannya 3,24, aspek ketepatan garis hias yoke menggunakan kain sifon sutera nilai meannya 3,24 dan menggunakan kain satin sutera nilai meannya 3,27, aspek kerutan yoke dada sampai lengan menggunakan kain sifon sutera nilai meannya 3.13 dan menggunakan kain sifon sutera nilai meannya 3,30, untuk aspek lengan batwing menggunakan kain sifon sutera nilai meannya 3,33 dan menggunakan kain satin sutera nilai meannya 3,56, aspek yoke panggul menggunakan kain sifon sutera nilai meannya 2,97 dan menggunakan kain satin sutera nilai meannya 3,30, aspek ketepatan letak kancing menggunakan kain sifon sutera nilai meannya 3,49 dan menggunakan kain satin sutera nilai meannya 3,49. Pada keenam aspek hasil jadi blus batwing sleeve with gathered bodice yang menggunakan kain sifon sutera yaitu nilai rata-rata mean sebesar 3.26 termasuk dalam kategori sangat baik, sedangkan yang menggunakan kain satin sutera nilai rata-rata mean sebesar 3.36 termasuk dalam kategori sangat baik. Jadi tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil jadi blus batwing sleeve with gathered bodice dilihat dari keenam aspek tersebut. Kata Kunci: Blus batwing sleeve with gathered bodice, kain sifon sutera dan satin sutera Abstract Blouse batwing sleeve with gathered bodice blouse which is suitable for use by women teens and adults in non-formal occasion with batwing sleeves which have a yoke on the shoulders, there are wrinkles on the face and back of the blouse and there yoke pelvis. Batwing sleeve has a meaning, bat means bat animal and wing is the wing of animal. So batwing sleeve is a variation of the type of arm that has the characteristic that resembles a bat wing. This blouse will be applied on silk chiffon and silk satin. Silk chiffon is thin textile fiber woven silk with a simple plain weave, while the silk satin is shiny a surface material derived from silk fibers and woven with a satin weave. The purpose of this study was to determine the results and differences so batwing sleeve blouse with Gathered Bodice use silk chiffon and silk satin This research is experimental research. Methods leverage the data in this study using the method of observation . Type of instrument in this study using observation sheets were distributed at 5 experts in the field of dressmaking dressmaking and 25 students. The data analysis technique used is the t-test using SPSS18. Results batwing sleeve with gathered bodice of aspects neckline silk chiffon fabric using the mean value of 3.40 and the use of silk satin fabric mean grade of 3.24, ornamental aspects of precision line silk chiffon fabric yoke using the mean value of 3.24 and using fabric silk satin mean grade of 3.27, aspect chest wrinkles yoke until the arm using the mean value of silk chiffon 3.13 and using the mean value of silk chiffon fabric 3.30, to aspects batwing sleeves silk chiffon fabric using the mean value of 3.33 and using silk satin fabric the mean value of 3.56, using aspects of pelvic yoke silk chiffon fabric the mean value of 2.97 and using the mean value of silk satin fabric 3.30, position accuracy aspect using silk chiffon fabric buttons the mean value of 3.49 and using the mean value of silk satin fabric 3.49. In the sixth aspect of the results batwing sleeve blouse so with Gathered Bodice who use silk chiffon fabric is the average mean value of 3.26 is included in the excellent category, while those using silk satin fabric on average mean value of 3.36 is included in the excellent category. So there is no significant effect on the results blouse batwing sleeve with gathered bodice views of the sixth aspect. Keywords: Blus batwing sleeve with gathered bodice, chiffon silk and satin silk fiber
Sarung Tenun Ikat Donggala Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009 s.d 2013 ZEINTATIENI, ASRI
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6656

Abstract

Abstrak Sarung tenun ikat atau sarung sutra Donggala merupakan salah satu hasil kerajinan tradisional Kabupaten Donggala yang sudah terkenal di seluruh Nusantara. Salah satu tempat di Sulawesi Tengah yang menghasilkan kain tenun ikat adalah daerah Donggala Kelurahan Watusampu. Kain tenun Donggala memiliki motif dan ragam hias yang khas yaitu bunga, daun, fauna, serta unsur geometris, baik warna dan tehnik pembuatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahan, motif, ragam hias, warna dan proses pembuatan sarung tenun ikat Donggala tahun 2009&ndash;2013. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, bertujuan membuat gambaran dengan cara mendeskripsikan suatu keadaan dan situasi serta gejala&ndash;gejala secara faktual dan objektif mengenai bahan, motif, ragam hias, warna, serta proses pembuatan sarung tenun ikat Donggala pada kerajinan kain tenun home industry di Kabupaten Donggala. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara atau interview, dan dokumentasi terhadap 3 pengrajin sarung tenun ikat Donggala. Tahun 2009&ndash;2013, bahan menggunakan benang sutra, katun, sintetis, serta campuran katun dan kapas, yang dikenal dengan nama &ldquo;spunslik&rdquo; atau yang lebih dikenal pengerajin dengan nama benang mesres. Tahun 2009&ndash;2011, motif yang digunakan adalah kain messa, sarung pelekat garusu dan buya cura, buya bomba, buya subi sabe, buya subi kumbaja, kombinasi buya bomba dan subi, buya bomba kota, serta buya awi. Tahun 2012&ndash;2013 motifnya sama dengan tahun sebelunya hanya buya subi sabe dan buya awi tidak digunakan lagi.Tahun 2009&ndash;2011, ragam hias yang digunakan sama. Tahun 2012 ragam hias yang digunakan sama dengan tahun 2011, hanya tidak terdapat (punanu unu dan tonji kea) pada ragam hias utama, (bunga melati dan kuncup mawar) pada ragam hias isian, dan renda&ndash;renda pada ragam hias pinggiran. Tahun 2013 sama seperti tahun 2012, hanya pada ragam hias utama terdapat guma dan tidak terdapat (burung merak dan bunga lentera), ragam hias isian terdapat bunga cangkokan dan tidak terdapat (bunga anyelir, cempaka putih dan bunga lentera), ragam hias pinggiran terdapat segitiga. Warna pada sarung tenun ikat terdiri dari warna terang dan warna gelap, selain itu tidak terdapat batasan warna pada sarung tenun ikat Donggala. Warna kuning dan ungu digemari konsumen di tahun 2010, warna orange menjadi tren di tahun 2012. warna biru benhur dan hijau zambrut merupakan tren warna di tahun 2013. Proses pembuatan sarung tenun ikat Donggala sama dari tahun 2009&ndash;2013 yaitu masih menggunakan cara yang tradisional. Kata Kunci: Sarung, Tenun Ikat, Donggala, Sulawesi Tengah. Abstract Donggala bunch weaving sarong or Donggala silk sarong is a traditional handicraft which has been well known in Indonesia. One of the places in Central Sulawesi which produces the bunch weaving fabric is Donggala, Watusampu. Donggala bunch weaving fabric has various motif and special ornaments. There are flowers, leaf, animals, and geometry, either color or the technique used to make. This research aims to find the materials, motif, ornaments, color, and making process of Donggala bunch weaving sarong, 2009&ndash;2013. This research is a descriptive qualitative research which aims to make description by describing the condition, situation, factual and objective symptoms of materials, motif, ornaments, colors, and the process of making Donggala bunch weaving sarong in the weaving home industry in Donggala. The data collecting techniques are observation, interview, and documentation of 3 people who make Donggala sarong bunch weaving. In 2009&ndash;2013, the materials used are silk, catoon, synthetic, and mix between cotton and cotton plant. There are known as &ldquo;spunslik&rdquo; or the people will know it as mesres. The motif used in 2009&ndash;2011, re messa, pelekat garusu sarong and buya cura, buya bomba, buya subi sabe, buya subi kumbaja, the combination between buya bomba and subi, buya bomba kota, and buya awi. The motif in 2012&ndash;2013 is similar with the previous year. Unfortunately buya subi sabe and buya awi are not used. The ornaments used in 2009&ndash;2011 are similar. The ornament used in 2011 is similar with the ornaments used in 2012, but punanu unu and tonji kea are not placed in the main ornaments. Jasmine and rose are not placed in the main ornaments. Lace is also not placed in the border. 2013 is similar with 2012, but main ornament has guma and it does not have peacock and lanterns flower. Main ornament has graft and it does not have carnation, white cempaka, and latterns flower. In the border, it has triangle. The color in the bunch weaving sarong is from the dark color to the light color. Besides that, it does not have limitation in the Donggala bunch weaving sarong. Yellow and purple is interested by the consumer in 2010. Orange is in 2012. Blue and green are trend color in 2013. The process of making Donggala bunch weaving sarong in 2009&ndash;2013 is still using traditional ways. Keywords: Sarong, Bunch Weaving, Donggala, Central Sulawesi.
Pengaruh Ukuran Lebar Cotton Combed Dengan Teknik Makrame Terhadap Hasil Jadi Kalung RUSMAWATI, YESY
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6661

Abstract

Abstrak Kalung adalah sebuah aksessories dikenakan di leher yang panjangnya sekitar leher sampai garis pinggang terbuat dari manik-manik, rantai, permata, kulit, kerang, logam, bebatuan, mutiara dan lain-lain. Kalung memiliki berbagai macam jenis berdasarkan bentuk dan panjangnya sesuai dengan keinginan si pemakai. Penelitian ini membuat kalung dengan teknik makrame menggunakan knit jenis cotton combed. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran lebar cotton combed dengan teknik makrame terhadap hasil jadi kalung. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, memiliki variabel bebas yakni ukuran lebar cotton combed 1cm, 1,5cm dan 2cm. Variabel terikat yakni hasil jadi kalung meliputi aspek kerapatan simpul, kerataan simpul dan kesesuaian desain serta variabel kontrol yakni orang yang membuat, jenis knit, warna knit, plintiran. Metode pengumpulan data adalah observasi dengan daftar checklist oleh 30 orang observer. Analisis data menggunakan anava tunggal dengan bantuan program SPSS 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh ukuran lebar cotton combed dengan teknik makrame terhadap hasil jadi kalung ditinjau dari aspek kerapatan, kerataan dan kesesuaian desain. Aspek kerapatan pada lebar cotton combed 1,5cm menghasilkan kerapatan yang lebih baik dibandingkan dengan lebar cotton combed 1cm, 2cm dan tali. Aspek kerataan pada lebar cotton combed 1cm, 1,5cm dan tali menghasilkan kerataan yang lebih baik dibandingkan dengan lebar cotton combed 2cm. Aspek kesesuaian desain pada lebar cotton combed 1cm dan lebar 1,5cm menghasilkan kesesuaian desain yang lebih baik dibandingkan dengan lebar cotton combed 2cm dan tali. Kata kunci: ukuran lebar cotton combed, makrame, kalung Abstract Necklace is an accessory used around the neck which has length surrounded on the neck to the waistline, it made of beads of chain, jewel, leather, metal, pearl etc. Necklace has many typesbased on shape and it length according to wearer desire. The research made necklace by macram&eacute; technique using combed cotton knit fabric. The objective of the research was to know the effect of cotton combed width by macrame technique to the outcome of necklace. The research was experimental research which has independent variable width of combed cotton 1 cm, 1.5cm and 2 cm. The dependent variable was the outcome on the necklace viewed from aspects of density, evenness, and similarity design. Controlled variables were people working, type of knit, knit color and twisting technique. Data collecting method was observation using checklist performed by 30 observers. Then data analyzing used one way anava with the help of SPSS 21 program. The result of the research showed that there was effect of cotton combed width by macrame technique to the outcome of necklace viewed from aspects of density, evenness and similarity design. The density aspect which has width 1,5cm obtained better result than the width 1cm, 2cm dan cord. The evenness aspect which has width 1cm, 1,5cm and cord obtained better result than the width 2cm. The similarity design aspect which has width 1cm and 1,5cm obtained better result than the width 2cm and cord. Keywords: cotton combed width, macram&eacute;, necklace.
Pengaruh Tawas dan Soda Abu Terhadap Hasil Pewarnaan Pada Biji Buah Melon Dengan Zat Warna Rhodamine B Sebagai Bahan Kerajinan Bando KHUSNIYAH,
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6662

Abstract

Abstrak Tawas adalah garam rangkap sulfat aluminium sulfat,yang dipakai untuk menjernihkan air atau campuran bahan celup. Tawas memiliki ciri kristal putih gelap, tembus cahaya, bersifat menguatkan warna. Sedangkan soda abu adalah suatu zat padat ringan yang agak larut di dalam air dan biasanya mengandung 99,3 % Na2CO3. Kedua zat tersebut digunakan sebagai mordan dalam penggunaan zat warna Rhodamine B yang merupakan zat warna yang tidak mempunyai afinitas terhadap serat selulose, akan tetapi dengan penggunaan mordan, Rhodamine B dapat zat warna dapat diserap dengan baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh jumlah tawas dan soda abu terhadap hasil pewarnaan pada biji buah melon dengan menggunakan zat warna Rhodamine B. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Variabel bebas pada penelitian ini adalah jenis mordan yaitu tawas dan soda abu, dan jumlah mordan yaitu 0 gram,5 gram dan 10 gram. Variabel terikatnya adalah hasil pewarnaan. Teknik pengambilan data menggunakan observasi, yang diolah dengan metode analisis statistik anava ganda dengan bantuan SPSS 16 dengan taraf signifikan 0,05. Hasil analisis data menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan untuk perbedaan jumlah tawas dan soda abu dari aspek kerataan warna pada P=0,001 nilai mean tertinggi 3.4 dengan perbandingan tawas dan soda abu 10:0. Selain itu, ada pengaruh yang signifikan untuk perbedaan jumlah tawas dan soda abu dari aspek ketajaman warna dengan nilai P=0,011 mean tertinggi 3.36 dengan perbandingan tawas dan soda abu 10:5. Sedangkan untuk daya tahan luntur juga terdapat pengaruh yang signifikan untuk dengan nilai P=0,029 mean tertinggi 3.36 dengan perbandingan tawas dan soda abu 10:5. Kata Kunci: pewarnaan, tawas, soda abu, biji melon, rhodamine b. Abstract Alums are double sulfate salts of aluminum sulfate used to clarify water or dye mixture. Alums has properties dark white crystal, transparent, strengthen color. Baking soda is mild solid that slightly soluble in the water and often containing 99.3% Na2CO3. Both matter mentioned used as mordant in using of rhodamine B which is a pigment that has no affinity toward cellulose fiber, but by using mordant, rhodamine B will be absorbed well. The purpose of this research was to know the influence of alum quantity and baking soda toward result of coloration on melon seed using Rhodamine B pigment. Type of this research was experimental research. The independent variables in this research were of mordant, that were alum and baking soda, and quantity that were 0 gram, 5grams, and 10grams. It dependents variable was result of coloration. Data collecting technique used was observation, analyzed with two way anava statistic using SPSS 16 program with significance 0.05. Data analysis result stated that there was significant influence of difference alum and baking soda from aspect of color evenness with P=0.001, highest mean was 3.4 with proportion alum and baking soda 10:0. Beside that, there was significant influence of difference alum and baking soda from aspect of color sharpness with P=0.011, highest mean was 3.36 with proportion alum and baking soda 10:5. While for fade resistance there was significant influence for P=0.029, highest mean was 3.36 with proportion alum and baking soda 10:5. Keywords: coloration, alum, baking soda, melon seed,rhodamine b
Penerapan Pembelajaran Langsung Pada Kompetensi Dasar Membuat Pecah Pola Celana Wanita Kelas XI Busana Butik SMK Negeri 2 Tuban AGUSTIN LEONITA, WIDYA
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6678

Abstract

Abstrak Pembelajaran mata pelajaran produktif busana butik menggunakan model pengajaran langsung yang dirancang khusus untuk membantu siswa belajar pengetahuan dan keterampilan dasar yang dapat diajarkan dengan cara langkah- demi- langkah dalam menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik. Pada kompetensi membuat busana wanita, diharapkan siswa mampu membuat pecah pola celana wanita sesuai desain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas guru, mengetahui aktivitas siswa, dan mengetahui hasil belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran langsung pada kompetensi dasar membuat pecah pola celana wanita. Kegiatan Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Tuban Siswa Kelas XI Busana Butik tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 22 siswa dilaksanakan pada bulan November 2013. Jenis penelitian PTK, penelitian ini menggunakan metode observasi dan lembar tes. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, serta perangkat pembelajaran menggunakan RPP dan handout. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru pada kegiatan I terlaksana sangat baik dengan persentase sebesar 98,34%, pada kegiatan II juga terlaksana sangat baik dengan persentase sebesar 98,73%, dan pada kegiatan III memperoleh criteria terlaksana sangat baik dengan persentase sebesar 98,57%. Sedangkan aktivitas siswa pada kegiatan I memperoleh persentase sebesar 84,28% yang artinya sangat baik, sedangkan pada kegiatan II juga terlaksana dengan sangat baik yaitu dengan memperoleh persentase sebesar 97,33% dan pada kegiatan III aktivitas siswa memperoleh persentase sebesar 90,76% dengan criteria terlaksana dengan sangat baik. Hasil belajar siswa secara klasikal pada kegiatan I adalah sebesar 100% yang artinya terlampaui, sedangkan pada kegiatan II adalah 90,09% yang artinya terlampaui, dan pada kegiatan III adalah 100% yang artinya tuntas. Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti dapat memberikan saran untuk meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dengan menyiapkan media pembelajaran dengan baik dan lengkap, Mengefisiensikan waktu pada fase menjelaskan pengetahuan dan mendemonstraikan keterampilan, Untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa maka guru harus memberikan bimbingan, latihan lanjutan guna mengetahui kemampuan siswa. Kata kunci: Model pembelajaran langsung, aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa. Abstract Learning subjects productive fashion boutiques use the model of teaching direct specially designed to help students learning knowledge and basic skills that can be taught by means langkah- demi- step in supporting learning process students who pertaining to the knowledge procedural and knowledge declarative that structured well. On competence make fashion woman, expected students able to make a rupture pattern pants woman appropriate design. This research purposes to know activity teacher, knowing activity students, and knowing study result of the student during learning and teaching by using learning directlyinto competence basic make a rupture pattern pants woman. The research activity held in public smk 2 tuban graders xi fashion boutiques school year 2012 / 2013 about 22 students held on november 2013. The kind of research ptk, this research using methods observation and sheets test. Instrument used Is the observation activity teacher, activity students and study result of the students, and learning device using draft and handouts. This research result indicates that activity the teacher activities i done excellent by the percentage of 98,34 %, on the ii also done excellent by the percentage of 98,73 %, and on the iii obtain criteria done excellent by the percentage of 98,57 %. While activity students on activities i obtain a percentage of 84,28 % which means very good, while in activity ii also done with very good, by acquiring the percentage of 97,33 % and in activity iii activity students obtain the percentage of 90,76 % with criteria done very well. Study result of the student all at klasikal on the i is equal to 100 % which means exceeded, while in activity ii were 90,09 % which means exceeded, and on the iii are 100 % which means completed. Based on the above conclusions, the researchers can provide suggestions for improving the activity of the teacher, the student activity and student learning outcomes by setting up media learning well and complete, Mengefisiensikan time on phase describes the knowledge and skills of mendemonstraikan, to improve the results of learning in students and teachers should provide guidance, follow-up exercise to find out students ' ability. Keywords: direct learning Model, the activity of the teacher, student activities, student learning outcomes.
Pengaruh Jarak Lilitan Benang dan Lapisan Kain Denim Terhadap Hasil Jadi Arashi Shibori Motif Horizontal Stripes LIS JUJE, OKTAVINA
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6679

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil jadi arashi shibori motif horizontal stripes ditinjau dari hasil motif, hasil pewarnaan dan pengaruh jarak lilitan benang pada lapisan kain denim. Penelitian ini termasuk jenis eksperimen, yang memiliki variabel bebas yakni jarak lilitan benang 1,5 cm, 2 cm dan lapisan 1, 2, 3, dan 4 kain denim. Variabel terikat yakni hasil arashi shibori motif horizontal stripes pada aspek hasil motif dan hasil pewarnaan, dan variabel kontrol yakni jenis warna, jumlah takaran warna, waktu pencelupan kain, alat yang digunakan dan orang yang mengerjakan. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dengan daftar checklist kepada 30 orang observer. Untuk analisis data menggunakan anava ganda dengan signifikansi 5% (p<0,05). Hasil jadi arashi shibori motif horizontal stripes yang terbaik pada jarak lilitan benang 1,5 cm lapisan 1 dan hasil pewarnaan yang terbaik pada jarak lilitan benang 1,5 cm dan 2 cm lapisan 1. Hal ini karena hasil motif terlihat jelas dan hasil pewarnaannya tajam. Sedangkan hasil perhitungan statistik menggunakan SPSS 21, menunjukkan ada pengaruh antara jarak lilitan benang dan lapisan kain denim karena semakin besar jarak lilitan benang akan menghasilkan motif interval yang lebar. Sedangkan ditinjau dari aspek pewarnaan tidak ada pengaruh jarak lilitan benang terhadap hasil pewarnaan. Namun ada pengaruh jumlah lapisan kain denim terhadap hasil pewarnaan yang terbaik pada lapisan 1. Kata kunci: jarak lilitan benang, lapisan kain denim, motif horizontal stripes. Abstract This research applying Arashi Shibori horizontal stripes motif with thread banding space 1.5 cm and 2 cm by using denim fabric layer. The purpose of this research were to know the outcome of Arashi Shibori horizontal stripes motif viewed from result of motif, coloration, and the effect of thread banding space on layer of denim fabric. This research was experimental research, which has independent variable thread banding space 1.5 cm, 2 cm and denim fabric layer 1, 2, 3, and 4. The dependent variable was result of Arashi Shibori horizontal stripes motif viewed from motif result and dying, also controlled variables were type of dye, quantity of dye, dying time, tool used and people conducted. Data collecting method used was observation with check list performed by 30 observers. Data analyzed using two way anava with significance 5% (p < 0.05). The best outcome of Arashi Shibori horizontal stripes motif was at thread banding space 1.5 cm 1 layer, and the best dying was on thread banding space 1,5 cm and 2 cm 1 layer. It because motif resulted looks clear and the color is sharp. Statistic calculation using SPSS 21 shows that there are effects of thread banding space and denim fabric layer, because the more thread banding space produced more interval motif. Viewed from dying aspect there was no effect of thread banding space toward dying result, but there was effect of denim fabric layer toward dying result and the best dying was 1 layer. Keywords: thread banding space, denim fabric layer, horizontal stripes motif

Page 1 of 3 | Total Record : 26


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol. 14 No. 2 (2025): Jurnal Online Tata Busana Juli 2025 Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Online Tata Busana Maret 2025 Vol. 13 No. 3 (2024): Jurnal Online Tata Busana November 2024 Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Online Tata Busana Juli 2024 Vol. 13 No. 1 (2024): Jurnal Online Tata Busana Maret 2024 Vol. 12 No. 3 (2023): Jurnal Online Tata Busana November 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal Online Tata Busana Juli 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): Jurnal Online Tata Busana Maret 2023 Vol. 11 No. 3 (2022): Jurnal Online Tata Busana November 2022 Vol. 11 No. 2 (2022): Jurnal Online Tata Busana Juli 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Online Tata Busana Maret 2022 Vol. 10 No. 02 (2021): Jurnal Online Tata Busana Juli 2021 Vol. 10 No. 01 (2021): Jurnal Online Tata Busana Maret 2021 Vol. 10 No. 3 (2021): Jurnal Online Tata Busana November 2021 Vol. 9 No. 03 (2020): Jurnal Online Tata Busana Desember 2020 Vol. 9 No. 2 (2020) Vol. 9 No. 1 (2020) Vol. 8 No. 3 (2019) Vol. 8 No. 2 (2019) Vol. 8 No. 1 (2019) Vol. 7 No. 1 (2018): Volume 7, Nomor 1, Edisi Yudisium Februari 2018 Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Online Tata Busana Maret 2018 Vol. 7 No. 3 (2018) Vol. 6 No. 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2017 Vol. 6 No. 2 (2017): Volume 6, Nomor 2, Edisi Yudisium Mei 2017 Vol. 6 No. 1 (2017): Volume 6, Nomor 1, Edisi Yudisium Pebruari 2017 Vol. 5 No. 3 (2016): Volume 5, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2016 Vol. 5 No. 2 (2016): Volume 5, Nomor 2, Edisi Yudisium Mei 2016 Vol. 5 No. 1 (2016): Volume 5, Nomor 1, Edisi Yudisium Pebruari 2016 Vol. 4 No. 3 (2015): Volume 4, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2015 Vol. 4 No. 2 (2015): Volume 4, Nomor 2, Edisi Yudisium Mei 2015 Vol. 4 No. 1 (2015): Volume 4, Nomor 1, Edisi Yudisium Pebruari 2015 Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014 Vol. 3 No. 2 (2014): Jurnal Online Tata Busana Mei 2014 Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014 Vol. 2 No. 3 (2013): Jurnal Online Tata Busana Agustus 2013 Vol. 2 No. 2 (2013): Jurnal Online Tata Busana Mei 2013 Vol. 2 No. 1 (2013): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2013 More Issue