cover
Contact Name
Farel Yosua Sualang
Contact Email
sualangfarel@gmail.com
Phone
+6281329121481
Journal Mail Official
jurnalpistis@gmail.com
Editorial Address
https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/editorialteam
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktia
ISSN : 14129388     EISSN : 29863708     DOI : https://doi.org/10.51591/pst.v25i1
Core Subject : Religion,
Journal Pistis: Theology and Practice is a journal that accepts and publishes academic research in the fields of Theology (Biblical Theology, Systematic Theology) and Practice (Missiology, Christian Religious Education, Church History, and Expository Preaching). Journal Pistis publishes two editions per year, namely the June Edition and the December Edition.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 23 No. 2 (2023): Vol. 23 No. 2 (2023): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika" : 8 Documents clear
Prinsip Perintisan Jemaat Sebagai Refleksi Gereja Tuhan Masa Kini Andris Kiamani; Aska Aprilano Pattinaja
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 23 No. 2 (2023): Vol. 23 No. 2 (2023): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51591/pst.v23i2.138

Abstract

Perintisan jemaat merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pelayanan masa kini. Sekalipun penting, namun pada kenyataannya terdapat gereja-gereja yang memandang bahwa perintisan jemaat adalah tugas dari penginjil, hamba Tuhan, bagian gereja atau denominasi tertentu saja. Hal ini dikarenakan gereja berada dalam zona nyaman untuk lebih sibuk untuk memperhatikan pelayanan kedalam dan mengabaikan perintisan jemaat-jemaat baru. Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam mengkaji tentang perintisan gereja atau jemaat, tetapi penelitian ini menemukan, belum adanya penelitian yang secara khusus dan komprehensif, mengenai prinsip perintisan gereja. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk meletakkan dasar bagi pemahaman yang benar, berdasarkan kebenaran Alkitab terhadap pentingnya prinsip perintisan jemaat sebagi sebuah refleksi gereja Tuhan masa kini. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, maka penelitian ini menemukan, lima prinsip penting perintisan jemaat, yakni: pertama visi dari Tuhan; kedua tempat tujuan untuk memulai; ketiga mengikuti perintah Tuhan; keempat menunggu waktu Tuhan; dan kelima memiliki iman yang radikal akan janji-Nya. Iman adalah bagian terpenting untuk menarik janji Tuhan agar terjadi secara nyata.
Kajian Teologis "Yesus Mengutus Berdua-dua" Dalam Pemberitaan Injil Menurut Lukas 10:1-12 : Role Model Penginjilan Masa Kini Manurung, Well Therfine Renward; Baskoro, Paulus Kunto
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 23 No. 2 (2023): Vol. 23 No. 2 (2023): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51591/pst.v23i2.139

Abstract

Pengutusan Pemberitaan Injil merupakan pekerjaan Allah sendiri sebagai suatu pernyataan kasih Allah kepada dunia. Suatu pengutusan yang tidak menjadikan kumpulan orang percaya atau Gereja sebagai pusat pemberitaan melainkan sebagai sarana atau alat-Nya. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretative (interpretative design) dapat menemukan makna dan implementasi frasa “mengutus berdua-dua” dalam suatu Pemberitaan Injil: Pertama, Bahwa peran pengutusan sangat penting di dalam proses awal dari pemberitaan Injil. Tanpa pengutusan, pemberitan Injil tidak akan terjadi. Pengutusan ini harus dengan suatu kerelaan hati di dalam pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil merupakan salah satu bentuk keterlibatan Allah di dalam dunia, dengan demikian orang-orang percaya harus mengamati apa yang sedang terjadi di dalam dunia dengan melibatkan Roh Kudus sebagai penolong dan berperan aktif bagi sang pemberita Injil. Kedua, Pemberitaan Injil dilakukan kepada οἶκος (oikos), keluarga, tetapi bukan menjadikannya sebagai tujuan akhir dari Pemberitaan Injil melainkan mempersiapkan οἶκος (oikos) sebagai sarana atau alat-Nya di kemudian hari. Ketiga, Pasca Penginjilan merupakan suatu fase yang sangat penting dan krusial di dalam pertumbuhan dan perkembangan kerohanian οἶκος (oikos), oleh karena ini proses pemberitaan Injil harus tuntas sampai kepada fase ini.
Pemeliharaan Tuhan Atas Umatnya Melalui Gambaran Relasi Antara Gembala Dan Domba Berdasarkan Mazmur 23:1-4 dan Terapannya dalam Pelayanan Pastoral Ginting, Samuel Sukanta
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 23 No. 2 (2023): Vol. 23 No. 2 (2023): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51591/pst.v23i2.140

Abstract

Mazmur adalah kitab kanonik dengan genre puisi, sastra berbentuk puisi merupakan literatur yang sangat umum bagi masyarakat Yahudi. Sastra puisi dalam bentuk sajak nyanyian merupakan bentuk ekspresi dari berbagai emosi dan perasaan antara lain: sukacita, sedih, takut, percaya dan lain-lain. Dalam Mazmur kita dapat melihat ekspresi penulis kitab dalam menggambarkan berbagai macam hal seperti sifat dan karakter Allah dan manusia, bentuk relasi, bentuk ungkapan dalam respon terhadap suatu peristiwa dan harapan serta doa-doa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bahwa Alkitab memberikan gambaran relasi Allah dengan umatNya melalui berbagai hal, salah satunya sebagai Gembala dan Domba-dombaNYa. Melalui pendekatan hermeneutik. Artikel ini menemukan bahwa Daud memberikan deskripsi tentang Allah sebagai pemelihara umatNya serta menunjukkan ekspresi dan responnya untuk tindakan Allah dalam hidupnya.
Makna Istri Yang Cakap Berdasarkan Amsal 12:4 Sebagai Role Model Perempuan Masa Kini Ohoitimur, Reynhard L
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 23 No. 2 (2023): Vol. 23 No. 2 (2023): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51591/pst.v23i2.143

Abstract

Proverbs 12 combines many of Solomon's Proverbs and provides many spiritual lessons. Proverbs 12, says a capable wife is her husband's crown. In today's modern world, the tendency of a woman as a wife to ignore spiritual principles as instructed by Solomon in Proverbs 12:4 is one of the most frequent problems and challenges in Christian families. Christian women must meet several requirements to be considered capable wives. Christian women's desire to be good wives, which is a crown or praise that brings happiness to the family, drives this research. The purpose of writing this article is to determine the true meaning of the phrase, "A capable wife crowns her husband", found in the text. The method used is qualitative with general subhermeneutics, namely literal, grammatical and context analysis. Paying attention to the interpretation of Proverbs 12:4, this article finds four truths regarding a wife who is capable of crowning her husband: First, someone who has integrity in motivation, words and deeds. Both are strong, never give up, diligent in managing their household. The third is an honor for her husband. Fourth, pious, maintaining holiness.
Kajian Teologis Pengkhotbah 11: 9-10 Berkaitan dengan Prinsip You Only Live Once (YOLO) pada Generasi Muda Eunike, Meichella Yosepha; Sualang, Farel Yosua
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 23 No. 2 (2023): Vol. 23 No. 2 (2023): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51591/pst.v23i2.144

Abstract

Principles can be defined as principles, truths that become the basis for thinking, acting, and behaving. Today's young generation also has principles that they hold as a reference in life, one of which is the principle of YOLO which can be defined differently from one another. The problem is that the different understanding of the YOLO principle creates contradictions so that two people with the same principle can have very contradictory ways and achievements in life between the positive and negative sides. Misperceptions in understanding the YOLO principle can affect the moral depravity, mindset, and lifestyle of the younger generation. Therefore, by using a qualitative method with a literal study approach, the researcher will conduct research to find how the YOLO life principle is theologically linked to the book of Ecclesiastes 11: 9-10. At the end of the research, it is found that the YOLO life principle does not contradict the truth of God's word if it is accompanied by accountability to God.
Karya-karya Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya: Studi Tematik Roma 8: 1-39 Sorongan, Yosua; Tampilang, Petra Harys Alfredo
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 23 No. 2 (2023): Vol. 23 No. 2 (2023): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51591/pst.v23i2.145

Abstract

Topik mengenai Roh Kudus merupakan topik yang sering diperbincangkan di kalangan orang-orang Kristen sampai sekarang ini. Mempelajari karya Roh Kudus sama pentingnya dengan mempelajari karya keselamatan di dalam Yesus Kristus, karena Roh Kudus itu hadir dan berkarya menindaklanjuti pekerjaan Yesus. Penelitian artikel ini bertujuan untuk menemukan karya-karya Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya menurut Roma 8:1-39. Analisa penelitian ini menggunakan studi tematik dengan model teologi sistematika, karena peneliti melihat teks Roma 8:1-39 memberikan pemahaman mengenai karya-karya Roh Kudus dan kontribusinya dalam kehidupan orang percaya bila dilihat secara tematik. Sehingga artikel ini menemukan karya-karya Roh Kudus sebagai berikut: Pertama, karya Roh Kudus dalam keselamatan. Kedua, karya Roh Kudus dalam melawan kedagingan. Ketiga, karya Roh Kudus dalam pergumulan hidup. Karya-karya Roh Kudus yang ditemukan di dalam teks Roma 8:1-39 ini dapat diimplikasikan bagi kehidupan orang percaya di masa kini, yaitu: Pertama, orang percaya hidup bersyukur. Kedua, orang percaya hidup benar. Ketiga, orang percaya tidak boleh diliputi ketakutan.
Implikasi Teologis Kepastian Keselamatan dalam Kitab Roma Terhadap Semangat Memberitakan Injil Milenia, Priskila Penti; Pangngaroan, Andreas; Titus, Titus
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 23 No. 2 (2023): Vol. 23 No. 2 (2023): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51591/pst.v23i2.151

Abstract

Artikel berjudul “Implikasi Teologis Kepastian Keselamatan Dalam Kitab Roma Terhadap Semangat Memberitakan Injil” ini berupaya pengertian mengenai keselamatan adalah hal yang sangat penting untk dipahami dengan bail dan benar.  Sebab tanpa pengertian yang benar mengenai keselamatan maka, tak seorangpun dapat berdiri teguh dalam iman dan dan bergairah dalam memberitakan Injil kepada semua orang. Oleh sebab itu, karya tulis ini diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman kepada setiap orang percaya agar dapat mengerti dan yakin tentang kepastian keselamatan yang dimiliki oleh setiap orang percaya dan supaya tetap bersemangat berkontribusi dalam pekerjaan pemberitaan Injil.
Makna Teologis Ungkapan Mata Adalah Pelita Tubuh Berdasarkan Lukas 11:33-36 dan Implikasinya Bagi Pengguna Media Sosial Wulandari, Margaretha Cristiani; Lelono, Joko; Sarungallo, Rahel Rati
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 23 No. 2 (2023): Vol. 23 No. 2 (2023): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51591/pst.v23i2.152

Abstract

Penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh beberapa permasalahan yang muncul seiring dengan perkembangan dunia di era serba internet.   Tidak dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, segala pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Baik dalam hal komunikasi, informasi, dan lainnya. Semuanya dapat dilakukan dengan serba cepat. Ternyata, baik disadari maupun tidak, pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi sudah masuk ke dalam gereja-gereja. Orang percaya dituntut untuk menjadi bijak dan berhikmat sehingga tidak hanya berpengetahuan tapi juga takut akan Allah. Allah adalah yang utama dari segala pengetahuan yang manusia miliki.  Mengikuti perkembangan tapi tidak terbawa arus yang buruk, karena hikmat yang berasal dari Allah membawa kita orang Kristen kepada pengertian yang benar dan tidak terbawa arus dunia.

Page 1 of 1 | Total Record : 8