cover
Contact Name
Rokhani Hasbullah
Contact Email
rokhani.h@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltep@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian
ISSN : 24070475     EISSN : 23388439     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Keteknikan Pertanian dengan No. ISSN 2338-8439, pada awalnya bernama Buletin Keteknikan Pertanian, merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) IPB yang terbit pertama kali pada tahun 1984, berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerpan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian" : 10 Documents clear
Rancang Bangun Konverter Biogas untuk Motor Bensin Silinder Tunggal Desrial .; Dyah Wulandani
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.1.%p

Abstract

AbstractThe need for energy continues to increase along with the increase of population in Indonesia. This is in contrast with the fact that the main oil energy source is reducing day by. To overcome this problem renewableenergy sources such as biogas becomes very important. Methane content in the biogas ranged between 60-65 %, where the value is large enough to be used as an energy source replacement of gasoline. The purpose of this study is to design a converter that is capable to perform biogas and air mixing for optimum use of biogas in gasoline engine. The main parts of biogas converter are the venturi, choke valves , throttle valves, as well as the coupler to the engine. Testing was done by applying converter on a gasoline engine with biogas fuel. Engine performance was tested using a dynamometer and the results are compared with the performance of the motor using gasoline fuel. Test results show that the optimal power is achieved at 0979 kW at 3146 rpm and a torque of 4.3 Nm, while the motor power with gasoline kW and a torque of 1.86 Nm at 6:21.Keywords: renewable energy, biogas, converter, gasoline engine, agricultural machineryAbstrakKebutuhan energi terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Hal ini berkebalikan dengan kenyataan bahwa sumber energi utama kita sehari - hari, yaitu minyak bumi terus menipis. Untuk mengatasi kelangkaan ini diperlukan adanya sumber energi baru dan terbarukan, salah satunya biogas. Kandungan metana dalam biogas berkisar antara 60 - 65 %, dimana nilai ini cukup besaruntuk dijadikan sebagai sumber energi pengganti bahan bakar bensin. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah konverter yang mampu mencampur biogas dan udara dengan campuran yang tepatdan agar motor bensin mampu beroperasi dengan bahan bakar biogas secara optimal. Konverter yang dirancang memiliki bagian - bagian utama yaitu venturi, selongsong venturi, katup choke, katup throttle, serta dudukan. Pengujian konverter dilakukan dengan cara memasangkan konverter pada motor bensin 4 tak dan menjalankan motor dengan bahan bakar biogas. Selanjutnya motor diuji kinerjanya menggunakandinamometer dan hasilnya dibandingkan dengan kinerja motor menggunakan bahan bakar bensin. Hasil pengujian menunjukkan daya optimal yang dicapai sebesar 0.98 kW pada 3146 rpm dan torsi sebesar 4.31 Nm, sementara daya motor dengan bahan bakar bensin sebesar 1.86 kW dan torsi sebesar 6.21 Nm.Kata kunci: energi terbarukan, biogas, konverter, motor bensin, alat mesin pertanianDiterima: 01 Oktober 2013; Disetujui: 07 Januari 2014
Perkembangan Desain dan Kinerja Aerator Tipe Kincir Samsul Bahri; Radite Praeko Agus Setiawan; Wawan Hermawan; Muhammad Zairin Yunior
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.1.%p

Abstract

AbstractPaddle wheel aerator widely used in aquaculture because it has the function of aeration and circulation as well as their construction is simple. However, its efficiency is not maximized so it is still expensive inoperation because of the large power consumption. Aerator performance is an important factor in the selection and use of the aerator as it relates to investment and operating cost, so the paddle wheel aeratordesign development and improvement of the performance of the operation is still possible to do. Developing of three-dimensional blade with the optimum geomerty and blade development that can move is a solution that can be done. The study aims to review the principle of aeration, performance test, evaluation criteria, and performance comparison aerator design development that have been made so as to provide an alternative to the developing of performance improvement paddle wheel aerator. This article is a summary of the ''state of the art'' design and performance of a paddle wheel aerator development.Keywords : design, aeration, paddle wheel, dissolved oxygen, efficiencyAbstrakAerator kincir banyak digunakan dalam budidaya air karena mempunyai fungsi aerasi dan sirkulasi yang baik serta kontruksinya sederhana. Namun demikian, efisiensinya belum maksimal sehingga masih mahal dalam pengoperasian karena besarnya pemakaian daya listrik. Kinerja aerator merupakan faktor penting dalam pemilihan dan penggunaan aerator karena berhubungan dengan biaya investasi dan operasional, sehingga pengembangan desain aerator kincir dan peningkatan kinerja pengoperasian masih memungkinkan untuk dilakukan. Pengembangan sudu tiga dimensi dengan geometri optimumnya dan pengembangan sudu yang dapat bergerak merupakan solusi yang dapat dilakukan. Kajian ini bertujuan menelaah kembali prinsip aerasi, uji kinerja, kriteria evaluasi, perbandingan kinerja dan perkembangan desain aerator yang sudah dilakukan sehingga dapat memberikan alternatif pengembangan guna peningkatan kinerja aerator kincir. Artikel ini merupakan rangkuman dari “state of the art” desain dan kinerja aerator kincir untuk penggunaan budidaya air.Kata kunci: desain, aerasi. kincir, kelarutan oksigen, efisiensi.Diterima: 12 November 2013; Disetujui:15 Januari 2014
Efek Paparan Musik dan Noise pada Karakteristik Morfologi dan Produktivitas Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea) Joko Prasetyo; Tineke Mandang; I Dewa Made Subrata
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.1.%p

Abstract

AbstractThe objective of present study was to investigate the effect of various sounds on the green mustard’s (Brassica Juncea) morphology characteristic and productivity. The plant has been subjected to three various sound, namely classical music (rhythmic violin music), machine and traffic noise, and mixed sound (classical music and traffic noise) with 70-75 dB sound pressure level, from germination to harvest for three hours (7-10 am.) each day. Six parameters, i.e. germination, plant height, leaf width, leaf lenght, total plant lenght, and fresh weight, related with growth and productivity of plant were been monitored on regular basis.The results showed classical music improves germination up to 15% for 36 hours, plant height 13,5%, leaf width 14,8%, leaf length 14,2%, and wet weight 57,1%. In general, exposure to classical music gives thebest results on the morphological characteristics and productivity of green mustard.Keywords: Sound exposure, plant morphology , productivity, green mustardAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek paparan variasi suara terhadap karakteristik morfologi dan produktivitas tanaman sawi hijau. suara yang dipaparkan antara lain musik klasik (suara biola), bising lalu lintas dan mesin industri (noise) dan campuran antara musik klasik dan noise. Level suara yang digunakan berkisar antara 70-75 dB dimulai sejak masa perkecambahan hingga panen selama 3 jam tiap harinya dimulai pukul 07.00-10.00. Enam parameter yang diamati dan diambil datanya meliputi, daya berkecambah, tinggi tanaman, lebar daun, panjang daun, panjang tanaman total dan berat basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musik klasik meningkatkan daya berkecambah sebesar 15%, tinggi tanaman sebesar 13,5%, lebar daun sebesar 14,8%, panjang daun sebesar 14,2%, dan berat basah sebesar 57,1%. Secara umum paparan musik klasik memberikan hasil terbaik terhadap karakteristik morfologi dan produktivitas sawi hijau.Kata kunci: Paparan suara, morfologi, produktivitas, sawi hijauDiterima: 21 Oktober 2013;Disetujui: 28 Januari 2014
Transportasi dan Simulasinya dengan Pengemasan Curah untuk Cabai Keriting Segar Sandro Pangidoan; Sutrisno .; Y. Aris Purwanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.1.%p

Abstract

AbstractRed chili is the one of agricultural commodity which is needed by Indonesian people and has high economic value. It’s perishable product and almost needed in fresh product, the packaging and transportationbecome a postharvest critical point for maintain the freshness of product in the time of distribution until the consumer hand. The objective of this research was to do the real transportation and transport simulationwith bulk packaging for fresh chili and to evaluate the effect of transportation and packaging to weight losses, hardness, colour and water content. Packaging method was performed in two kind of packagewhich is cardboard box and plastic crate. This research compared the ability of the packages (plastic crate and cardboard box) to maintain the quality of fresh chili. Transport simulation can represent the real transportation with the same condition of vibration. Weight losses, hardness, color and water content aren’t affected directly by transportation.Keywords: Red chili, postharvest, packaging, transportation, vibrationAbstrakCabai merah adalah salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dan bernilai ekonomis yang tinggi. Cabai merah mudah rusak dan dibutuhkan dalam bentuk segar, sehingga cara pengemasan yang tepat serta transportasi yang baik menjadi titik kritis pascapanen untuk menjaga kesegaran produk pada saat didistribusikan sampai ke tangan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan transportasi langsung dan simulasi transportasi dengan pengemasan curah pada cabai keriting segar dan mengevaluasi pengaruh dari transportasi dan pengemasan terhadap susut bobot, kekerasan, warna dan kadar air pada cabai keriting segar. Pengemasan dilakukan pada dua jenis kemasan yaitu kemasan karton (kardus) dan keranjang plastik. Penelitian ini membandingkan kemampuan kedua kemasan (keranjang plastik dan kardus) untuk mempertahankan kualitas cabai keriting segar. Simulasi Transportasi bisa merepresentasikan transportasi langsung di lapangan dengan kondisi getaran yang sama. Susut bobot, kekerasan, derajat warna dan kadar air tidak dipengaruhi secara langsung oleh transportasi.Kata kunci: cabai merah, pascapanen, pengemasan, transportasi, getaranDiterima: 25 November 2013; Disetujui:28 Januari 2014
Rancangbangun Aplikator Kompos untuk Tebu Lahan Kering Iqbal .; Tineke Mandang; E. Namaken Sembiring; M. A. Chozin
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.1.%p

Abstract

AbstractThe widely sugarcane plantation area in Indonesia causes the management of sugarcane litter conducted by mechanization. To manage sugarcane litter into compost needed several machineries such as tractors,trash rakes, trailesr, choppers, trucks, composting turner, loaders, and compost applicators. The objective of this study was to design a compost applicator for sugarcane litter that can be used for a plant cane andratoon in dry land. The process of making a prototype applicators follow the design flowchart that begins with the calculation of the dimensions, design of engineering drawings, selection and material purchases. The result showed that the applicator prototype with belt conveyor metering device could function well and was able to apply the compost with a high dose (15 ton / ha).Keywords: mechanization, compost applicator, compost, sugarcane litter, sugarcaneAbstrakAreal perkebunan tebu di Indonesia yang luas menyebabkan kegiatan pengelolaan serasah tebu dilakukan dengan mekanisasi. Untuk mengelola serasah tebu menjadi kompos dibutuhkan beberapateknologi seperti traktor, trash rake, trailer, alat pencacah, truk, pengaduk, loader, dan aplikator kompos. Tujuan penelitian ini adalah merancang aplikator kompos serasah tebu yang dapat dioperasikan untuktanaman tebu baru (PC) dan tebu keprasan (ratoon) lahan kering. Proses pembuatan prototipe aplikator mengikuti alur perancangan alat yang diawali dengan perhitungan dimensi, disain gambar teknik dan pemilihan serta pembelian bahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prototipe aplikator dengan penjatah tipe belt conveyor dapat berfungsi dengan baik dan mampu mengaplikasikan kompos dengan dosis tinggi (15 ton/ha).Kata kunci : mekanisasi,aplikator kompos, kompos, tebu, lahan keringDiterima: 27 November 2013; Disetujui: 19 Februari 2014
Modifikasi Nosel pada Sistem Penyemprotan untuk Pengendalian Gulma Menggunakan Sprayer Gendong Elektrik Muhammad Nafis Rahman; Mad Yamin
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.1.%p

Abstract

AbstractThis research aimed to modify the Nozzle of spraying system on the sprayer output to reduce the shift in spraying points on sprayed granules as a result of the wind blow from the environment. This electric sprayer consists of several components which are not found in a power sprayer or manual sprayer such as a 12-V battery or a 5.8 bar-pressure water pump. The result of the pressure comparison on the outlet showed a significant difference, namely in a 3-bar manual sprayer and a 4-bar electric sprayer. The pressure difference resulted in the difference in discharge, the length and width of the spraying.Keywords : discharge, electric, manual, pressure, sprayerAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memodifikasi Nosel pada system penyemprotan yaitu pada hasil keluaran sprayer untuk mengurangi pergeseran titik semprot pada butiran semprot yang timbul akibat adanyadorongan angin dari lingkungan. Sprayer elektrik terdiri dari beberapa komponen yang tidak terdapat pada power sprayer maupun manual sprayer seperti aki 12 V, pompa air tekanan 5.8 bar. Hasil perbandingantekanan pada lubang keluaran menunjukan perbedaan tekanan yang cukup signifikan, yaitu pada sprayer manual 3 bar dan sprayer elektrik 4 bar. Perbedaan tekanan tersebut mengakibatkan adanya perbedaandebit, panjang penyemprotan dan luas penyemprotan.Kata Kunci : debit, elektrik, manual, sprayer, tekananDiterima: 12 November 2013;Disetujui:27 Februari 2014
Pemetaan Indeks Stabilitas Tanah Menggunakan SINMAP di Sub-DAS Rawatamtu Aulia Nafiza Andalina; Hamid Ahmad; Indarto .
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.1.%p

Abstract

AbstractThe research shows the application of Soil Stability Index Mapping (SINMAP) to predict the potential of landslide hazard. The study was conducted at Rawatamtu sub-Watershed, located at Jember Regency.Input data for this study are: (1) digital elevation model (DEM), (2) physical preperties of soil, (3) rainfall data, and (4) other GIS layers collected from the study area. The DEM was obtained from ASTER GDEM2.SINMAP calculate the soil stability index based on combination effect of: slope stability, soil properties, land use and rainfall intensity. Then, interaction of those four factors are integrated on SINMAP and are classified as soil stability index. About 50 locations were surveyed by GPS and optical camera to interpret the map qualitatively. Result show the stable zone (index value > 1.5) occupied about 64.7 % of the watershed area. Area that classified in the upper and bottom limit of landslide (i.e. potentially subject to landslide hazard) are located at both mountain areas (Mount Argopuro and Raung) of the sub-watershed.Keywords: soil-stability-index, SINMAP, Landslide, RawatamtuAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk membuat peta stabilitas tanah dan menginterpretasikan indeks stabilitas tanah tersebut untuk prediksi longsor dengan menggunakan SINMAP (Soil Stability Index Mapping).Penelitian dilakukan di Sub-Das Rawatamtu (Kab. Jember). Input data terdiri dari: (1) ASTER GDEM2 (ketelitian pixel ± 30m), (2) data karakteristik fisik tanah, (3) karakteristik fisik hujan, dan (4) lokasi titikkontrol hasil survei GPS. SINMAP menghitung indeks stabilitas tanah dengan asumsi bahwa: proses longsor merupakan hasil kombinasi dari: stabilitas lereng, karaktersitik tanah, jenis peruntukan lahan danbesarnya hujan. Pengaruh dan interaksi antara ke empat faktor tersebut diintegrasikan di dalam SINMAP dan dikaslifikasikan dalam suatu nilai indeks stabilitas tanah. Hasil studi menunjukkan bahwa: 64.7% darikawasan Sub-Das Rawatamtu berada pada zona stabil; 3.2% berada pada zona agak stabil; 3.5% berada pada zona kurang stabil; 27.1% berada pada kawasan zona batas bawah longsor; dan 1.4% berada pada kawasan zona batas atas longsor. Sebagian besar wilayah yang mencakup zona batas atas dan batas bawah longsor, berada pada lereng Gunung Argopuro dan sebagian kecil berada pada kecamatan Sumberjambe (daerah lereng Gunung Raung).Kata Kunci : Indek Stabilitas tanah, SINMAP, Longsor, Rawatamtu.Diterima: 03 Desember 2013;Disetujui: 10 Maret 2014
Pembuatan Digital Elevation Model Resolusi 10m dari Peta RBI dan Survei GPS dengan Algoritma ANUDEM Indarto .; Debby Rio Prasetyo
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.1.%p

Abstract

AbstractThis study proposes the generation of Digital Elevation Model (DEM) with spatial resolution of 10m x 10m by re-interpolation of elevation data. Data input for this study includes: (1) digitized datum coordinate from RBI map, (2) sample points surveyed by GPS, (3) digitized contour data fromSRTM DEM and ASTER GDEM2, and (4) digitized stream-network layer from RBI. All collected data were converted to mass point coordinats. On the top of Topogrid-ArcGIS, all points data were interpolated to produce DEM. After that the produced DEM were compared and evaluated to the SRTM and ASTER DEMvisually. The result shows that produced DEM are more accurate to represent the detailed topography of the study areas.Key words: DEM 10m, GPS survey, Interpolation, SRTM-DEM, Aster-GDEM2.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk membuat DEM dengan ketelitian spasial 10m (ukuran pixel 10m x 10m) dengan cara re-interpolasi data ketinggian.Input data yang digunakan mencakup: (1) digitasi titik-titikketinggian dari peta RBI, (2) hasil survei melalui GPS, (3) data kontur yang diperoleh dari peta DEM SRTM dan Aster GDEM2, dan (4) layer jaringan sungai. Metodologi penelitian terdiri dari: (1) inventarisasidata, (2) ekstraksi nilai ketinggian, (3) integrasi data ke dalam Topogrid–ArcGIS, (4) interpolasi DEM. Hasil interpolasi selanjutnya dievaluasi secara visual dan dibandingkan dengan DEM SRTM dan ASTER GDEM2. Hasil interpolasi menunjukkan DEM dengan resolusi spasial yang lebih detail (10 m x 10 m) dapat menggambarkan karakteristik topografi DAS lebih detail.Kata kunci: DEM 10m, Survei GPS , Interpolation, SRTM-DEM, Aster-GDEM2Diterima: 12 Desember 2013; Disetujui: 14 Maret 2014
Aplikasi Pelapisan Kitosan dan Lilin Lebah untuk Meningkatkan Umur Simpan Salak Pondoh Leni Marlina; Y. Aris Purwanto; Usman Ahmad
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.1.%p

Abstract

AbstractSnake fruit is an exotic fruit from Indonesia that has a short shelf-life as a result of microorganisms contamination, respiration and transpiration. The research was aimed to study the influence of storage temperatures and coating composition to extend shelf-life of snake fruits. Coating used were chitosan 0,5%, beewax 10% and combination beewax 10% with chitosan 0,5%. Storage was conducted at 15 OC (the optimum temperature for snake fruit’s storage) and room temperature (26-30 OC). Research was designed using randomized complete factorial design and followed by Duncan Multiple Range Test 5% if there was influence of the treatment. Parameters observed were percentage of damage, weight loss, firmness, total soluble solids and peel colour (hedonik test). Results showed that percentage of damage, weight loss, firmness, total soluble solid, and peel of colour (hedonik test) was affected by storage temperature. It wasalso found that coating significantly influenced percentage of damage, firmness and peel of colour on snake fruits. Interaction of coatings and storage temperatures there were effect on firmness of snake fruits.Key words: chitosan,beewax,shelf-life,snake fruits, temperature storage.AbstrakSalak pondoh (Salacca zalacca cv Pondoh) merupakan salah satu komoditi eksotik Indonesia yang memiliki umur simpan yang pendek akibat kontaminasi mikroorganisme, respirasi, dan transpirasi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan jenis pelapis dalam meningkatkan umur simpan buah salak pondoh pada suhu penyimpanan yang berbeda. Jenis Pelapis yang digunakan adalah kitosan 0.5%, lilin lebah 10%, lilin lebah 10% dan kitosan 0.5%, dan tanpa pelapisan (kontrol) dan suhu penyimpanan adalah suhu 15 OC (suhu optimal untuk penyimpanan salak) dan suhu ruang (26-30 OC). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dan jika terdapat pengaruh perlakuan maka digunakan uji lanjut Duncan Multiple Range Test pada taraf 5%. Parameter pengamatan meliputi persentase kerusakan, susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut dan warna kulit buah (uji hedonik). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap susut bobot, persentase kerusakan, kekerasan, dan total padatan terlarut. Perlakuan jenis pelapis berpengaruh nyata terhadap persentase kerusakan, kekerasan dan warna kulit buah salak. Interaksi jenis pelapis dan suhu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kekerasan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap susut bobot, persentase kerusakan, total padatan terlarut dan warna kulit buah (uji hedonik).Kata Kunci: kitosan, lilin lebah, umur simpan, buah salak,suhu penyimpanan.Diterima: 18 Desember 2013; Disetujui: 18 Maret 2014
Pemodelan Lahan Basah Potensial Berdasarkan Indeks Topografi Di Bretagne, Prancis Helena Ariesty; Blandine Lemercier; Lionel Bertheir; Roh Santoso Budi W; Satyanto K. Saptomo
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.1.%p

Abstract

AbstractWetlands represent an important natural resource which supports natural biodiversity. In France, in mentioned wetlands, it called potential wetlands, which have potential in its use.Topography and geomorphology play a major role for the development of wetlands and are decisive factors for modeling wetlands extension.The importance of identifying wetlands, can be used as a basis for determining the development priorities that will be based on technical and socioeconomic aspects The objective of this research was to predict the spatial extent of potential wetlands in Brittany, France from a topographic index calibrated on a set of 10 detailed soil maps. In identifying potential wetlands, it based on soil hydromorphwhich conducted by method 4 criteria. The following four stages of analysis were respectively categorized: (a) identification hidromorphy, (b) calculation topographic index, (c) calculation of threshold, (d) validation.A threshold method was conducted between soil maps and topographic index to indicate the similarity condition. We use for threshold and validation a new way using 120 combination of soil maps. The result oftopographic index was 4.7 and it was applied for all Brittany.Keywords: potential wetlands, hydromorphic soil, threshold, topographic index, spatial analysisAbstrakLahan basah merupakan sumber daya alam penting yang mendukung keanekaragaman hayati. Di Perancis dalam menyebutkan lahan basah digunakan istilah lahan basah potensial, yaitu suatu lahan basah yang memiliki potensial dalam penggunaannya. Topografi dan geomorfologi memainkan peran utama untuk pengembangan lahan basah dan merupakan faktor yang menentukan dalam pemodelan lahan basah berkelanjutan. Pentingnya mengidentifikasi lahan basah, dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan prioritas pembangunan yang akan didasarkan pada aspek teknis dan sosial ekonomi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memprediksi luas spasial lahan basah potensial di Bretagne, Prancis dari indeks topografi dikalibrasi pada satu set 10 peta tanah rinci. Dalam mengidentifikasi lahan basah yangpotensial, berdasarkan hidromorfi tanah yang dilakukan dengan metode 4 kriteria.Penelitian ini mengacu kepada Merrot 2006 yaitu dengan metode yang sama berhasil mengidentifikasi lahan basah potensial berdasarkan indeks topografinya. Hal yang membedakan adalah jumlah peta yang digunakan yaitu 1 peta dan 10 peta, sehingga dapat dilihat apakah penelitian terdahulu memiliki nilai yang sama atau berbeda. Berikut ini empat tahap analisis yang masing-masing dikategorikan: (a) identifikasi hidromorfi, (b) indeks perhitungan topografi, (c) perhitungan ambang batas, (d) validasi. Sebuah metode ambang batas dilakukanantara peta tanah dan indeks topografi untuk menunjukkan kondisi kesamaan. Penggunaan ambang batas dan validasi merupakan pengembangan cara baru dengan menggunakan 120 kombinasi peta tanah. Hasil indeks topografi adalah 4,7 dan diterapkan untuk semua Bretagne.Kata kunci : lahan basah potensial, hidromorfi tanah, ambang batas, indeks topografi, analisis spasialDiterima: 22 Desember 2013;Disetujui: 27 Maret 2014

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 3 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 3 (2022): Desember 2022 Vol. 10 No. 2 (2022): Agustus 2022 Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022 Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2015): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 27 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 2 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 2 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 1 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 2 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 1 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 2 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 1 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 2 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 4 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 3 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 2 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 3 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 2 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 1 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 3 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 1 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 2 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 1 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 16 No. 1 (2002): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 2 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 1 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 3 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 2 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 1 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (1997): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (1992): Buletin Ketenikan Pertanian More Issue