FIKI 2013
FIKI merupakan forum yang diselenggarakan untuk mempertemukan para praktisi, pembuat kebijakan, akademisi, peneliti, vendor dan pengguna teknologi informasi kesehatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pengetahuan yang terkait dengan system informasi/informatika kesehatan. Forum Informatika Kesehatan Indonesia atau FIKI untuk tahun 2010 telah berhasil diselenggarakan oleh Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. FIKI 2010 merupakan forum nasional terkait system informasi dan informatika kesehatan yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Untuk tahun 2011 FIKI diselenggarkan di Universitas Indonesia Jakarta dan tahun2013 akan diselenggarakan di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Articles
25 Documents
Implementasi dan Pengembangan Sistem Informasi IVF Klinik Bayi Tabung “Morula IVF Jakarta†dalam penerapan Standarisasi Kualitas Pelayanan dan Keberhasilan Program
Drg Adittya
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (529.945 KB)
Latar Belakang: Klinik Bayi Tabung merupakan klinik dengan technology bidang medis yang mutakhir.Pelaksanaan Program In Vitro Fertilization (IVF) atau program bayi tabung merupakan program untukmendapatkan buah hati dengan penggunaan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) yang canggih danmembutuhkan ketepatan dan kecepatan interprestasi data yang baik.Metode: Integrasi system informasi yang baik dapat menghasilkan analisa data yang baik dan keberhasilanmenjalankan program IVF yang tinggi, untuk itu dibutuhkan sebuah system informasi Klinik Bayi Tabung yangterintegrasi dengan reliabilities yang tinggi.Hasil: Banyaknya entitas dan akurasi data yang tinggi merupakan tantangan pada pengembangan dan pada saatimplementasi system. Tantangan terbesar lainya adalah pengembangan berkelanjutan system informasi yang lebihbaik sehingga dapat terjadi integrasi antar klinik yang terpisah secara geografis dengan kualitas dan kecepatankomunikasi data yang tetap terjamin dan memenuhi kebutuhan pengguna untuk hasil keputusan klinis yang tepat.
Integrasi Data pada Heterogenitas Sumber Data Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas D.I.Yogyakarta
Ani Roswiani
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (473.771 KB)
Latar Belakang: Bagi Provinsi D.I.Yogyakarta, adalah sebuah peluang untuk mengintegrasikan datakunjungan rawat jalan di Puskesmas sampai di tingkat pusat, karena saat ini, seluruh puskesmas sudahmemiliki sistem informasi puskesmas (SIMPUS) yang secara operasional sudah menjalankan sistempencatatan kunjngan rawat jalan secara terkomputerisasi. Meskipun demikian, ada tantangan tersendirikarena dari seluruh puskesmas yang ada, SIMPUS yang dimiliki dikembangkan oleh vendor yang berbeda-beda. Dengan menetapkan dataset standar, maka dimulailah upaya untuk integrasi data tersebut.Metode Penelitian: Mekanisme alur data pada integrasi data di D.I.Yogyakarta dimulai dari puskesmasyang bertugas mengirimkan dataset standar ke kabupaten/kota dan provinsi, selanjutnya data dikumpulkandi tingkat kabupatan/kota dan tingkat provinsi. Di tingkat kabupaten/kota dan provinsi, data dari seluruhpuskesmas diolah menjadi laporan sesuai kebutuhan pengguna di internal Dinas Kesehatan. Di tingkatprovinsi data dikonversi menjadi dataset minimal versi Pusdatin Kementrian Kesehatan yang siap dikirimke Kementrian Kesehatan.Hasil :Permasalahan teknis yang paling mendasar dari integrasi ini adalah bagaimana meghasilkandataset standar di puskesmas mengingat aplikasi SIMPUS yang ada dikembangkan oleh vendor yangberbeda-beda. Solusi yang dilakukan di D.I.Yogyakarta adalah dengan menciptakan sebuah tools yangdiinstal di masing-masing puskesmas. Tools yang diberi nama Lappus (singkatan dari laporan puskesmas)ini dikembangkan tidak saja untuk menggenarate dataset standar yang nantinya akan dikirimkan kekabupaten/kota/provinsi, namun juga diciptakan agar petugas di puskesmas bisa mendulang informasilebih banyak dari database SIMPUS. Keunggulan lain dari Lappus ini adalah bersifat luwes karena bisadicostumisasi sehingga bisa diterapkan di aplikasi SIMPUS apapun.Simpulan: Integrasi data sudah bisa dilakukan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi meskipun sumberdata bersifat heterogen. Integrasi data yang dilakukan mendukung integrasi data tingkat nasional karenabisa menghasilkan dataset minimal versi Pusdatin Kementrian Kesehatan.
ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB DI LABORATORIUM KESEHATAN UDINUS SEMARANG TAHUN 2012
Fitria Wulandari
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (279.899 KB)
LATAR BELAKANG: Laboratorium kesehatan berfungsi sebagai sarana pendukung kegiatan belajarmengajar di fakultas kesehatan UDINUS, secara ringkas dapat dijelaskan bahwa, ditemukan kendalauntuk mengakses kebutuhan informasi tentang reagen di laboratorium, juga tentang keberadaan alatyang dimiliki oleh laboratorium, kebutuhan informasi lain tentang laboratorium misalnya tentangkegiatan yang dilakukan di laboratorium, tentang praktikum dan kelengkapanya; jadual, peserta, sertabahan dan reagen berikut cara pembuatanya.METODOLOGI PENELITIAN: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metodepengambilan data secara kualitatif. Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitianini adalah dengan metode “Researche and Developmentâ€. Populasi studi dalam penelitian ini adalahsistem informasi di laboratorium kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Instrumenpenelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara dan analisis data menggunakan tahap-tahaprekayasa webengineeringHASIL: Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan sistem informasi secara manual untukpencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium kesehatan masih mengalami kendala hal inimenyebabkan kesulitan dalam mengakses informasi laboratorium kesehatan. Aplikasi sistem informasiberbasis web yang dirancang untuk laboratorium kesehatan diharapkan dapat mengatasi kendala dalammengakses informasi laboratorium kesehatan. Sistem informasi yang dibangun saat ini masih terdapatkekurangan dalam beberapa hal, pengembangan, serta pemeliharaan sistem secara berkala harus dilakukan agar sistem dapat berfungsi sesuai kebutuhan pemenuhan kebutuhan informasi.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIS UNTUK EFISIENSI DALAM PELAKSANAAN INA-CBGs
Diah Indriani
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (367.843 KB)
LATAR BELAKANG Salah satu hambatan dalam pelaksanaan INA-CBGs di RSUP Dr. Sardjito adalahterdapat gap/selisih antara biaya aktual pelayanan kesehatan dengan tarif INA-CBGs. Terjadinyaketidaksesuaian ini menunjukkan adanya kurang efisiennya pelaksanaan INA-CBG di RSUP Dr. Sardjito.Untuk meningkatkan atmosfir dalam bersikap efisien dalam memberikan pelayanan kesehatan, makaperlu dikembangkan media untuk membantu klinisi dalam memberikan informasi untuk mendukungkeputusannya dalam memberikan pelayanan kesehatan.TUJUAN Menyusun aplikasi sistem pendukung keputusan klinis untuk mendukung klinisi dalammerencanakan keputusan secara klinis yang efisien, dan mengevaluasi aplikasi sistem pendukungkeputusan klinis tersebut.METODE Sistem pendukung keputusan klinis ini disusun dengan 3 bagian utama aplikasi yaitu bagianpertama bertujuan untuk memberikan informasi tentang klasifikasi diagnosis pasien dalam kelompokCBG. Bagian kedua merupakan ruang bagi klinisi untuk merencanakan tindakan medis bagi pasien.Bagian ketiga bertujuan untuk memberikan informasi tentang perkiraan biaya berserta alternatif tindakanklinis lain berdasarkan data pada rekam medis. Uji kelayakan aplikasi sistem penunjang keputusan medisini diterapkan pada 31 klinisi dibagian Instalasi Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito. Analisis tingkatpenerimaan klinisi terhadap aplikasi ini diuji analisis jalur.HASIL Berdasarkan hasil dari analisis jalur, pengaruh kemudahan penggunaan aplikasi merupakanpengaruh terbesar terhadap minat klinisi dalam menggunakan aplikasi. Sedangkan sikap penggunaanaplikasi merupakan pengaruh terbesar kedua. Kemudahan penggunaan aplikasi mempunyai dukungansebesar 0,66 dalam mempengaruhi minat klinisi menggunakan aplikasi, sedangkan sikap positif terhadapaplikasi mempunyai dukungan sebesar 0,36. Pengaruh total yang terbesar dalam mempengaruhi sikapklinisi dalam menggunakan aplikasi adalah persepsi klinisi tentang manfaat INA-CBG yaitu sebesar 0,46.KESIMPULAN Perencanaan tindakan medis dapat digunakan sebagai data untuk perencanaan biayapelayanan kesehatan. Kegunaan ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh manajemen rumah sakit.Sikap terhadap penggunaan aplikasi dan kegunaan aplikasi merupakan variabel yang dominanmempengaruhi minat klinisi menggunakan aplikasi pendukung keputusan klinis.
KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT UNTUK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI POSYANDU
Asih Prasetyowati
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (380.384 KB)
Latar Belakang: Posyandu adalah salah satu kegiatan pemantauan kesehatan yang dikelola dari oleh dari untuk danbersama masyarakat untuk mempercepat penuruanan kematian ibu dan anak. Kegiatan posyandu tidak lepas dari rantaimanajemen dalam masyarakat dan pihak puskesmas sebagai pembinanya. Masalah yang sering terjadi adalah pada aspeksystem informasi yang kurang tertata dengan baik dan suplai logistic kesehatan yang tidak efisien.Metode: Jenis penelitian menggunakan cara studi literature melalui sumber data buku-buku referensi dan pedomanpenyelenggaraan posyandu. Obyek penelitian yaitu rancangan system informasi posyandu dengan menggunakan konsepsupply chain management.Hasil: Konsep Supply Chain Management dalam pembangunan Sistem Informasi Posyandu dapat mengatasi masalah rantaidistribusi logistic dan integrasi data. Komponen Supply Chain Management meliputi upstream, internal, dan downstreamapabila dapat diintegrasikan dengan baik maka diharapkan pencapaian program kesehatan dapat lebih efektif dan efisien.
Klasifikasi Citra Mammogram Berbasis Tekstur Menggunakan SVM
Lussiana ETP
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (482.473 KB)
Latar Belakang : Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai oleh terjadinya pertumbuhanjaringan yang berlebihan, atau perkembangan sel-sel jaringan payudara yang tidak terkontrol. Salahsatu cara untuk mendeteksi adanya jaringan tersebut adalah dengan menggunakan pemeriksaanmammografi. Selanjutnya untuk menganalisis citra hasil mammografi (mammogram) sangatbergantung pada dokter ahli radiologi, sehingga pengalaman dan keahlian dalam menganalisis citramammogram sangat mempengaruhi keakuratan diagnosis. Dengan demikian untuk membantu danmemudahkan dokter dalam menganalisis citra mammogram perlu adanya alat bantu pendiagnosis citramammogram yang dapat menganalisis dan mengidentifikasi adanya jaringan yang dicurigai secaraakurat. Tujuan penelitian adalah melakukan klasifikasi citra mammogram dengan menggunakanmetode Support Vector Machine (SVM).Metode : Tahap penelitian diawali dengan pencarian ROI, dilanjutkan dengan melakukan segmentasicitra, ekstraksi citra, dan klasifikasi citra dengan menggunakan SVM.Hasil : Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa SVM mampu mengklasifikasi citramammogram dengan akurasi 91% untuk data kelas normal dan 87,667% untuk data kelas abnormal
Infrastruktur SIK di 138 Kabupaten di Indonesia: Evidence dari survei SIK DEPKES
Ansariadi Ansariadi
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (160.148 KB)
Latar Belakang: Sistim informasi kesehatan (SIK) di daerah tertinggal,perbatasan serta bermasalah kesehatan masih merupakan tantangan untukdikembangkan. Untuk menyusun rencana yang tepat tentang pengembanganSIK di daerah tersebut diperlukan informasi tentang bagaimana keadaan SIKsaat ini. Pada tahun 2012 Departemen Kesehatan melakukan assessmentterhadap 138 Kabupaten/Kota yang dikatagorikan sebagai daerah tertinggal,perbatasan dan kepulauan, serta daerah yang bermasalah kesehatan. Padaartikel ini dilakukan analisis data sekunder hasil assessment yang dilaksanakanoleh Depkes. Pada survey tersebut dilakukan wawancara tatap muka di 24kabupaten dan pada 114 kabupaten kuesioner dikirim melalui pos. Quesioneryang digunakan mengadopsi kuesioner Health Metric Network. Salah satu itemyang dinilai adalah masalah sumber daya SIK yang terdiri atas lima indikatoryaitu kebijakan, institusi SIK, SDM, pembiayaan, dan infrastruktur.Metode: Penelitian ini khusus menganalisis komponen infrastruktur. Terdapat 12indikator yang digunakan untuk menilai infrastruktur SIK ditingkatkabupaten/kota. Penelitian ini mendapatkan bahwa ketersediaan tenaga khususuntuk pemeliharaaan komputer dan IT adalah masalah yang dihadapi olehsebagian besar dinas kesehatan kabupaten (70,2%). Berikutnya adalah belumditerapkannya SIKDA generik (54,4%). Tidak adanya dana untuk pemeliharaankomputer dan IT juga menjadi masalah pada 45% kabupaten, kalaupun adajumlahnya tidak mencukupi (30%). Namun demikin, hampir semua dinaskabupaten telah mendapatkan aliran listrik. Hanya sebagian kecil (4,4%)kabupaten yang belum mendapatkan aliran listrik dan terletak di daerah Papua.Hampir semua dinas kesehatan kabupaten (92%) tersedia komputer untukpengelolaan data (membantu kompilasi, pengolahan data, penyajian data),walaupun terdapat 17% yang menyatakan tidak mencukupi. Sebanyak 82%telah dilengkapi dengan fasilitas internet walaupun sepertiganya menyatakankurang mencukup.Hasil: Penyediaan sumberdaya manusia yang kompeten untuk pemeliharaanfasilitas komputer merupakan komponen yang perlu perhatikan untukmeningkatkan SIK. Demikian juga dengan anggaran untuk pemeliharaan fasilitasSIK. Komunikasi melalui elektronik sangat memungkinkan dilakukan ditingkatkabupaten karena hampir semua telah memiliki fasilitas internet.
Aplikasi Surveilans Epidemiologi Penyakit Potensial Wabah Pada Anak Sekolah Menggunakan Epi Info
Arief Hargono
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (541.183 KB)
Latar Belakang: Anak usia sekolah lebih rentan terhadap penularan penyakitdibandingkan usia dewasa. Laporan rutin Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timurmenunjukkan bahwa 54% kasus campak dan 67% kasus diphteri terjadi padausia sekolah. Program surveilans epidemiologi anak sekolah dikembangkanuntuk memantau status kesehatan anak sekolah sehingga penyakit menularpada anak sekolah diidentifikasi lebih dini. Penggunaan aplikasi Epi Infodibutuhkan untuk meningkatkan kecepatan pencatatan data dan validitasinformasi. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan aplikasi surveilansepidemiologi penyakit potensial wabah pada anak sekolah menggunakan EpiInfo. Kajian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan datakualitatif dan berlokasi di kota Surabaya.Metode: Metode pengembangan aplikasi menggunakan pendekatan SystemDevelopment Life Cycle. Data yang dibutuhkan dalam kegiatan surveilansepidemiologi anak sekolah adalah keluhan penyakit yang memiliki potensi untukmenjadi wabah, yaitu panas, batuk, pilek, tenggorokan sakit, diare, pusing,muntah, rash, bintik berair, sariawan, mual, kekuningan, sakit mata dan lumpuhlayuh.Hasil: Informasi yang dihasilkan adalah distribusi siswa yang mengalami keluhansakit, kejadian keluhan sakit berdasarkan frekuensi dan durasi sakit, tren keluhanpenyakit potensial wabah serta data absensi. Prototype surveilans epidemiologianak sekolah menggunakan aplikasi Epi Info memiliki fasilitas pencatatan,analisis dan manajemen basis data keluhan penyakit potensial wabah padasiswa sekolah.
Sistem Informasi Asuransi Kesehatan sebagai Acuan Teoritis
Boy S. Sabarguna
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (214.371 KB)
Latar belakang: Asuransi kesehatan seharusnya merupakan hal yang“menolong, membantu dan menopang†dalam pelayanan kesehatan baik sakitmaupun sehat bagi masyarakat. Secara konsep adalah: Sistem InformasiAsuransi Kesehatan agar menunjukkan adanya peran 1 titik balik diantaraketiganya, sehingga akan memerlukan sistem informasi yang dapat memenuhiciri khas ini, diupayakan sistem yang secara jelas dapat membantu ketiganyasecara bersamaan. Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran secara teoritispengembangan Sistem Asuransi Kesehatan.Implementasi: sistem informasi yang perlu dikembangkan adalah: SistemInformasi Asuransi Kesehatan Pasien-Perusahaan Asuransi (SIAK-P-PA), SistemInformasi Asuransi Kesehatan Perusahaan Asuransi-Pelayanan Kesehatan(SIAK-PA-PK), Sistem Informasi Asuransi Kesehatan Pelayanan Kesehatan-Pasien (SIAK-PK-P), yang terintegrasi dan terkait dengan hubungan antaramasukan-proses-keluaran dan keputusan.Hasil: Penggunaan sistem ini memerlukan adanya keterlibatan dari aturan danpedoman yang jelas bagi pasien, adanya aturan yang jelas dalam melakukanpelayanan pada pasien, adanya hak dan kewajiban yang jelas dari pihakasuransi bagi pasien.Simpulan: Pengembangan Sistem Informasi Asuransi Kesehatan dapatdigunakan untuk integrasi pelayanan asuransi.
Lesson Learned Health Information System of Taiwan Leprosy Control Program for Indonesia Leprosy Control Program
Enny Rachmani
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1000.133 KB)
Background of study: Indonesia is the three biggest endemic areas after Indiaand Brazil. In 2010, had been reported 19.785 registered prevalence, 17.012 newcases and 1.822 the new case found with grade-2 disabilities [2]. Utilization oftechnology in Leprosy Control Program was not maximize in developing countriesinclude Indonesia although there were many cases. It posed a lot of problem inthat program such as Drop out MDT (Multi Drug Treatment) treatment becausedifficulties in monitoring, difficult to conduct active case finding, and difficult tomake timely report. Taiwan is one of the areas which already had eradication inleprosy; all new cases came from foreigner from epidemic countries [3]. Taiwanalso one of the best implementor of health information system in the world so itnecessary to learn how leprosy control program and implementation of healthinformation system in Taiwan to develop Indonesia leprosy control program andmaximize computerize of Leprosy Control Program in Indonesia.Method: Data collections in this research through deep interview to 3 staff districtleprosy supervisor in Disease Control Officer of Health Office of PekalonganDistrict and also 3 staff Control Disease Center (CDC) in Taipei. This researchalso made observation in information system of leprosy Control Program inIndonesia and TaipeiResult: In Taiwan, there are a drug observer and a public health nurse toobserve patient treatment. This system made simple to monitor complete ofpatient treatment, and beside that regulation in Taiwan can drive patient to finishtheir treatment. Indonesia also using drug observer system but just in TBProgram called DOTS (Directly Observer Treatment, Short Course). Taiwan didnot have difficulties in continuity and availability of leprosy data because theyhave been using information system to store data and reporting system.Indonesia still had that problem because of a rotation system in civil servantswork environment. Taiwan Leprosy information system through National IDconnected patient with their contact so it very easy to contact trace to blockdevelop new case in Taiwan, Indonesia Leprosy electronic application have beenimplemented it was just registry patient to make report; it must be augment tooptimize the effectiveness leprosy control program in Indonesia.From Taiwan experience in leprosy control systems, Indonesia can learned thatdrug observer and information system play important role to prevent develop newcase through trace contact and monitoring MDT treatment. The recent ofIndonesia Leprosy electronic application should be build up with databasemanagement system for easier retrieve information and keep the data safely andstore in a long time.