cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
FIKI 2013
ISSN : 9792602631     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
FIKI merupakan forum yang diselenggarakan untuk mempertemukan para praktisi, pembuat kebijakan, akademisi, peneliti, vendor dan pengguna teknologi informasi kesehatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pengetahuan yang terkait dengan system informasi/informatika kesehatan. Forum Informatika Kesehatan Indonesia atau FIKI untuk tahun 2010 telah berhasil diselenggarakan oleh Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. FIKI 2010 merupakan forum nasional terkait system informasi dan informatika kesehatan yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Untuk tahun 2011 FIKI diselenggarkan di Universitas Indonesia Jakarta dan tahun2013 akan diselenggarakan di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 25 Documents
ASPEK HUKUM PENGGUNAAN TELEMEDICINE Arman Anwar
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.903 KB)

Abstract

Latar Belakang: Memasuki abad ke-21, dunia dihadapkan pada munculnya teknologi baru dalambidang kedokteran yang memungkinkan dokter untuk berpraktek dalam ruang virtual. Revolusiteknologi inovatif tersebut dikenal dengan Telemedicine. Berkat telemedicine kini pelayanan medisdapat diberikan via telekomunikasi, audio, visual dan data yang dapat menghubungkan fasilitaspelayanan kesehatan meskipun secara geografis terpisah. Sehingga perbedaan waktu, tempat danjarak sudah tidak lagi menjadi kendala dalam hubungan terapeutik dokter dan pasien. Dalammilenium mendatang, perawatan kesehatan seperti ini diperkirakan akan berkembang dengan cepatbegitupun di Indonesia sehingga pada beberapa negara, perkembngan telemedicine telah diikuti puladengan kesiapan regulasinya.Metode: Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum kesehatan dalam kaitannya dengankegiatan yang bersifat akademik. Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan peraturan perundangan (statute approach), dan pendekatan konseptual (conceptualapproach).Hasil: Berbeda dengan Malaysia, India atau Amerika Serikat. Indonesia belum memiliki undang-undang yang secara spesifik mengatur tentang penggunaan telemedicine, Indonesia baru sebatasmengatur telematika secara umum. Selain itu, pembuatan regulasi tentang e-health pun belum sepertiyang kita harapkan, padahal layanan kesehatan berbasis elektronik (e-Health) sebenarnya telahdianjurkan oleh World Health Organization (WHO) sejak 2005 lalu.Disamping manfaat yangdiperoleh dari penggunaan telemedicine perlu pula disadari bahwa penggunaan telemedicine jugaberpotensi menimbulkan berbagai problema hukum, baik di level nasional maupun internasiona.,seperti masalah lisensi atau perizinan bagi dokter atau tenaga medis yang melakukan praktektelemedicine kepada pasien yang berada di Indonesia maupun di luar negeri, akreditasi sarana danperalatan pelayanan medis, persetujuan tindakan medis (informed consent), keamanan dankerahasiaan data informasi kesehatan pasien (medical record), Standar prosedur operasional danmasalah asuransi. serta tanggung gugat bilamana terjadi malpraktek dokter.Simpulan: Kondisi realitas dan implikasi permasalahan hukum tentang telemedicine diatas idealnyadiatur dalam hukum nasional, sehingga dapat memberikan kepastian hukum dalam menjawabtuntutan perkembangan teknologi kedokteran telemedicine tersebut.
PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS BENCANA MERAPI TAHUN 2010 DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN MAGELANG Nuryati Nuryati
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.133 KB)

Abstract

Latar Belakang : Pendokumentasian rekam medis bencana Merapi di RSU Kabupaten Magelangberfungsi untuk mengetahui gambaran pendokumentasian rekam medis bencana Merapi di RSUKabupaten Magelang. Saat bencana terjadi RSU Kabupaten Magelang menjadi rumah sakit yangditunjuk oleh pemerintah untuk para korban Merapi. Jumlah korban yang banyak tidak seimbangdengan jumlah pegawai rekam medis maupun petugas medis yang berada pada rumah sakittersebut. Sehingga saat pendokumentasian data medis dan data sosial pasien terjadi kemungkinanpendokumentasian yang tidak secara lengkap ditulis pada berkas rekam medis.Tujuan : Mengetahui pendokumentasian rekam medis bencana Merapi tahun 2010 yang dilakukanoleh petugas rekam medis, perawat,dan dokter,mengetahui faktor penyebab tidakterdokumentasinya rekam medis bencana, merancang formulir rekam medis bencana sesuaikebutuhan di rumah sakit setempat.Metode Penelitian : Jenis penelitian yg digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif denganrancangan fenomenal. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitupenentuan sampel di mana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel serta purposivesampling untuk pengambilan responden. Responden dalam penelitian ini adalah tenaga medis dannon medis (dokter, perawat IGD, petugas pendaftaran, petugas pelaporan, dan Kepala BagianRekam Medis. Metode pengambilan data dengan menggunakan studi dokumentasi, observasi, danwawancara.Hasil : Pelaksanaan pendokumentasian data sosial dan medis pasien korban Bencana MerapiTahun 2010 dilaksanakan di IGD RSU Kabupaten Magelang dengan mendatangi pasien yangsedang diperiksa. Penanganan utama adalah pemeriksaan pasien terlebih dahulu kemudian datasosial dan data medis segera dicatat pada rekam medis gawat darurat di Lembar Kartu Pengobatansetelah pemeriksaan pasien selesai. Faktor-faktor penyebab ketidakterisian data pasien yaitu faktortidak adanya informasi yang didapat, faktor lembar khusus bencana yang tidak ada, faktorprosedur tetap mengenai pendokumentasian data sosial dan data medis pada rekam medis gawatdarurat kasus Bencana Merapi Tahun 2010 yang belum ada di RSU Kabupaten Magelang.Rancangan formulir rekam medis bencana yang terpilih adalah alternatif satu (tujuh responden)dan alternatif 3 (dua responden).
Sistem Informasi Rumah Sakit: Kemana arah penggunaanya? Guardian Y. Sanjaya
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.312 KB)

Abstract

Latar Belakang: Mengetahui seberapa jauh adopsi teknologi informasi di fasilitas pelayanan merupakan sebuah tantanganbesar di Indonesia. Fakta menunjukkan beberapa rumah sakit sudah menggunakan atau mulai menggunakan teknologiinformasi dalam pelayanan kesehatan.Metode:Survey terhadap penggunaan sistem informasi di rumah sakit dilakukan pada pertemuan antar rumah sakit diSemarang dengan menggunakan instrumen modifikasi dari beberapa referensi.Hasil: Walaupun jumlah sampel rumah sakit hanya sedikit (23 rumah sakit), dapat dilihat bahwa rumah sakit baik pemerintahdan swasta dengan berbagai tipe yang ada fokus pada penggunaan sistem informasi untuk fungsi administrasi. Praktis secarainfrastruktur, mengikuti dari kebutuhan rumah sakit secara internal. Beberapa rumah sakit sudah mulai memperluas cakupansistem informasi untuk mendukung pelayanan unit-unit penunjang seperti laboratorium, radiologi dan farmasi. Masih sedikitrumah sakit yang mengupayakan pertukaran data elektronik antar penyedia layanan kesehatan. Aspek keamanan data jugamasih belum banyak dipertimbangkan secara serius. Komparasi berdasarkan kelompok rumah sakit tertentu menunjukkanbahwa rumah sakit pusat dan rumah sakit tipe A cendrung memiliki indeks adopsi sistem informasi yang lebih tinggi.Simpulan: Beberapa hambatan dalam mengadopsi sistem informasi terutama ketersediaan infrastruktur secara menyeluruh.Hasil survey mengesankan bahwa tren pengembangan sistem informasi di Indonesia masih terus berkembang. Hal ini terlihatdari pola adopsi sistem informasi di rumah sakit yang masih bervariasi satu sama lainnya dan adanya kecendrunganpengembangan sistem ke arah fungsi klinis setelah fungsi administrasi terpenuhi.
Pencatatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak: Studi Waktu Bekerja Bidan Desa Sunarwan Sunarwan
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.275 KB)

Abstract

Latar Belakang: Surveilans dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak denganpemanfaatan PWS KIA berfungsi sebagai alat monitoring kesehatan yangbanyak diperankan oleh bidan desa. Dalam kenyataannya aliran informasi PWSKIA tidak berjalan dengan baik dikarenakan berbagai permasalahan. Namundemikian sedikit informasi aktivitas yang dilakukan bidan terkait tugas danfungsinya di desa, terutama dalam pengelolaan informasi KIA. Untukmendiskripsikan penggunaan waktu bekerja bidan desa.Metodologi: Penelitian deskriptif kualitatif dengan melibatkan 34 bidan yangbekerja dan tinggal di desa. Sebuah log book dibagikan ke masing-masing bidanuntuk diisi aktivitas yang dilakukan selama 1 bulan .Hasil :Dari 34 log book yang dicatat, rata-rata bidan mencatat aktivitas hariannyaantara 14 sampai 30 hari dengan penggunaan waktu rata-rata 2.607 menit perorang). Waktu terbanyak digunakan untuk pelayanan KIA di Polindes sebanyak57,8%, pelayanan kunjungan rumah 16,5%, waktu untuk pelayanan medis nonKIA 36,7%, waktu untuk dokumentasi kegiatan 6,0%.Kesimpulan: Porsi waktu kegiatan pencatatan dan pelaporan bidan desa sangatkecil.
REKAM MEDIS ELEKTRONIK TIDAK MENJAMIN KELENGKAPAN DOKUMENTASI KESEHATAN PASIEN Mamik Endang Ekawati
979-26-0263-1
Publisher : FIKI 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.871 KB)

Abstract

Latar belakang: Rekam medis elektronik menjadi komponen integral daripelayanan kesehatan dan sesegera mungkin akan menggantikan rekam medisberbasis kertas.Rekam medik elektronik(RME) memiliki fungsikuatmenyediakan informasi klinis pasien.Metode : Penelitian ini dilakukan dengan mengolah rekam medis elektronik (RME) dari20 puskesmas mulai bulan Juli 2011 sampai dengan Agustus 2012 yang telah tersimpandalam server Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk. Database RME dengan MicrosoftAcces 2003 dilaporkan puskesmas setiap bulan ke Dinas Kesehatan.Hasil: Rekam medis elektronik merupakan sistem yang dapat memfasilitasiworkflow klinisi dan meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien.Namun dari database 20 puskesmas mulai bulan Juli s/d November 2011memperlihatkan bahwa ada ketidaklengkapan data rekam medis elektronik (RME)sebesar 50,12%.Dengan rincian kondisi umum tidak diisi = 15,55%,pemeriksaan fisik tidak diisi = 36,92%, diagnosis tidak diisi = 3,10%, dan28,12% resep tidak didokumentasi dalam RME serta hasil laborat tidak diisi =61,99%.Simpulan: Penggunaan rekam medis elektronik belum mampu menjaminkelengkapan data kesehatan pasien.

Page 3 of 3 | Total Record : 25


Filter by Year

0000


Filter By Issues
All Issue