cover
Contact Name
Asmara Yanto
Contact Email
Asmara Yanto
Phone
-
Journal Mail Official
asmarayanto@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Mesin
ISSN : 20894880     EISSN : 25988263     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Mesin (JTM) is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review articles and case studies focused on mechanical engineering and other related topics. All papers are peer-reviewed by at least two referees. JTM is managed to be issued twice in every volume (April and October).
Arjuna Subject : -
Articles 158 Documents
PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH TERHADAP DAYA SERAP AIR PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK Nurzal Nurzal; Joni Mahmud
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.006 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh komposisi fly ash terhadap daya serap air pada pembuatan paving block. Fly ash yang digunakan berasal dari sisa pembakaran batubara pada pembangkit listrik tenaga uap dari Sijantang Sawahlunto. Pertambahan jumlah produksi fly ash menyebabkan dampak negatif pada lingkungan, sehingga salah satu solusi untuk mengatasi dampak tersebut adalah dengan cara memanfaatkan fly ash untuk campuran paving block. Komposisi fly ash pada pembuatan paving block yaitu sebesar : 0 %, 5 %, 10 %, 15% berat fly ash + material paving block (semen dan pasir). Bentuk spesimen uji berdasarkan SNI 03-0691-1996 dengan ukuran paving block 20 cm x 10 cm x 6 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya serap air tertinggi terjadi pada komposisi 0 % berat fly ash, yaitu sebesar 2,701 %, diikuti oleh komposisi 5 %, 10 %, 15% berat fly ash (daya serap air sebesar 2,678 %, 2,651 %, 2,614 %). Hal ini disebabkan karena ukuran partikel fly ash lebih kecil dari material lainnya sehingga fly ash menutupi rongga antar partikel atau porositas dari paving block .
STUDI PENGGUNAAN KABEL T DAN SENAR NILON SEBAGAI MATA POTONG ALTERNATIF PADA MESIN PEMOTONG RUMPU Nofriady Handra; Suryadi Suryadi
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.7 KB)

Abstract

Mower is one of many types of machines is used to cut the grass by the Farmers and Workers' City Park. By using this machine, the work will be lighter and faster. However, the eye piece of this machine is very harmful to user and other people around it if it is used to cut grass in rocky or gravel areas. By modyficating the eye piece of this machine by using the other materials is experfed the cutting process will be easier and not harm. In this study has been used the Nylon cable T string as alternatives eye piese. To testing the feasibility of T and cables Nylon Strings, testhing is conducted testing on grass cutting reeds. Tests using a standard eye pieces (2 eyes cut) can cut grass up area of 80 m2 , whereas Nylon strings can only mow the lawn with an area of 24 m2 , and T cable with an area 16 m2 . Nylon strings T and the cable can be cut tall grass, but could not complete the test because of easily broken and easily tangled. From these results, it can be concluded that the alternative material (Nylon Strings and cables T) has not been feasible as an alternative cut eye on mowers.
OPTIMASI VARIASI WAKTU PENGERINGAN DAN KECEPATAN TIUPAN UDARA PEMBAKARAN PADA PROSES PRODUKSI SILIKA DARI SEKAM PADI Hendriwan Fahmi
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.599 KB)

Abstract

West sumatera is farmland so there are many rice miling industries.It produces hull of rice everyday and becomes disadvantages waste.Hull of rice contains silica has the shape of amorf terhidrat (Houston, 1972). Silica use as a material for producing ceremics. For producing dust from hull of rice which contains silica will be done by camouflage process and for testing silica composition in hull of rice dust is used XRF method. From the result of testing by using XRF method so be gotten the highest data from the hull of the rice silica in example with long drying variation as long as 2 hours with wind of blowing speed variation is 0.25 m/s with percentage Si02 is 98.12%.
KAJIAN EKSPERIMEN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN TENAGA SURYA UNTUK IKLIM TROPIS Arfidian Rachman
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.261 KB)

Abstract

Penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem pengkondisian udara yang hemat energi dan ramah lingkungan, karena menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energi termal dan tidak menggunakan refrigerant sebagai fluida kerjanya. Sistem ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan ruang pendinginan di bagunan, di mana sistem ini menghasilkan penghematan energi mencapai 80% dibandingkan sistem pengkondisian udara pemampatan gas. Kelebihan sistem ini adalah dapat mengontrol kelembabapan dan suhu secara terpisah. Analisis ekperimental dan simulasi untuk masing-masing komponen dikhususkan pada variasi kinerja sebagai fungsi dari laju aliran udara pada bagian proses dan regenerasi, didapatkan efisiensi kolektor matahari adalah 70% pada intensitas matahari adalah 0,606 kW/m2, pada kecepatan aliran air 4.5 m/s dengan debit aliran air 10 liter/menit. Untuk bagian sistem pengkondisian udara menggunakan dua buah roda, yaitu roda dehumidifikasi sebagai penurun kelembapan dan roda perpindahan panas sebagai penurun suhu. Kecepatan aliran udara proses dan udara regenerasi pada kedua-dua roda yaitu 3,77m/s dengan kapasitas 500m3/jam. Dari analisa eksperimen dan simulasi didapat efektifitas roda pengering dan roda perpindahan panas adalah 56% dan 72%. Hasil dari eksperimen didapatkan nilai COP sistem ini adalah 0,3, dengan kapasitas pendinginan 5,6kW. Dengan rasio pengembalian ekonomi 5 tahun.
PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK Nurzal Nurzal; Zepriady Zakir
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2433.115 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh komposisi fly ash terhadap kuat tekan pada pembuatan paving block. Fly ash yang digunakan berasal dari sisa pembakaran batubara pada pembangkit listrik tenaga uap dari Sijantang Sawahlunto. Pertambahan jumlah produksi fly ash menyebabkan dampak negatif pada lingkungan, sehingga salah satu solusi untuk mengatasi dampak tersebut adalah dengan cara memanfaatkan fly ash untuk campuran paving block. Komposisi fly ash pada pembuatan paving block yaitu sebesar : 0 %, 5 %, 10 %, 15% berat fly ash + material paving block (semen dan pasir). Bentuk spesimen uji berdasarkan SNI 03-0691-1996 dengan ukuran paving block 20 cm x 10 cm x 6 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan optimal diperoleh pada komposisi 5% berat fly ash, yaitu sebesar 21,346 MPa, diikuti oleh komposisi 10 % dan jika diberikan komposisi lebih dari 10 % berat fly ash, maka kuat tekan akan turun lebih kecil dari jika kita hanya menggunakan 0 % berat fly ash. Berdasarkan nilai kuat tekan yang dihasilkan menurut SNI 03-0691-1996, paving block dengan komposisi 0 %, 5%, 10 % berat fly ash termasuk dalam mutu B yang digunakan untuk pelataran parkir kecuali 15 % berat fly ash termasuk dalam mutu C yang digunakan untuk pejalan kaki.
PENGARUH WAKTU PENGERINGAN DENGAN PENAMBAHAN 5% BERAT FLY ASH MELALUI DAYA SERAP AIR DAN UJI DENSITAS PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK Nurzal Nurzal; Wendo Febri Putra
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.746 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu pengeringan dengan penambahan 5% berat fly ash melalui uji daya serap air dan densitas pada pembuatan paving block serta menentukan kwalitas/mutu berdasarkan SNI 03-0691-1996. Fly ash yang digunakan berasal dari sisa pembakaran batubara pada pembangkit listrik tenaga uap dari Sijantang Sawahlunto. Pertambahan jumlah produksi fly ash menyebabkan dampak negatif pada lingkungan, sehingga salah satu solusi untuk mengatasi dampak tersebut adalah dengan cara memanfaatkan fly ash untuk campuran paving block. Paving block merupakan produk bahan bangunan dari semen yang digunakan sebagai salah satu alternatif penutup atau pengerasan permukaan tanah. Paving block dikenal juga dengan sebutan bata beton (concrete block) atau cone blok. Komposisi fly ash pada pembuatan paving block yaitu sebesar : 0 % dan 5 % berat fly ash + material paving block (semen dan pasir) dengan variasi waktu pengeringan: 7, 14, 21, 28 dan 35 hari. Bentuk spesimen uji berdasarkan SNI 03-0691- 1996 dengan ukuran paving block 20 cm x 10 cm x 6 cm. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan 5% berat fly ash menghasilkan daya serap air dan densitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan 0% berat fly ash. Daya serap air optimal terjadi pada waktu pengeringan 21 hari dan densitas yang dihasilkan semakin rendah. Berdasarkan nilai Daya serap air yang dihasilkan menurut SNI 03-0691-1996, Semua paving block termasuk dalam mutu A yang digunakan untuk jalan.
PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN CALCIUM CARBONAT DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DI TINJAU DARI STRUKTUR MICRO Hafni Hafni; Nurzal Nurzal
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.969 KB)

Abstract

Karena sifatnya yang lunak, liat dan mudah dibuat, baja banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan suatu produk. Untuk mendapatkan sifat yang keras pada permukaan dan tetap lunak pada intinya maka dilakukan proses pengerasan permukaan (face hardening), sehingga produk tersebut dapat difungsikan sesuai dengan tujuan desainnya. Salah satu cara untuk melakukan pengerasan permukaan ini adalah dengan media carbon padat atau pack carburizing. Untuk melakukan proses carburizing ini diperlukan sebuah tungku pembakar yang dirancang tahan panas serta mudah dioperasikan. aman dengan bahan bakar batu bara untuk penguji tungku yang telah dirancang dilakukan pengujian pada baja rabon rendah dengan mengunakan media karburisasi campuran arang tempurung kelapa dan Calsium Carbonat (CaCo3). Temperatur pemanasan 950 0C dan variasi waktu tahan; 3 jam 4 jam dan 5 jam. Kemudian dilanjukan dengan proses quenching. Dari hasil metallography diperoleh sampel uji dengan waktu tahan 4 jam dan 5 jam pada sisi luarnya terlihat struktur mikro martensite dan bagian tengah ferrite – pearlite. Ini menunjukan bahan uji telah terjadi penyerapan penambahan unsur karbon sehingga waktu dilakukan quenching terbentuk struktur mikro martensite .
PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR DAN OLI TERHADAP KEKUATAN DAN KEKERASAN Nofriady Handra; Rio Fernando
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.304 KB)

Abstract

The process of heat treatment is a combination of the operation of heating and cooling with certain speed and was conducted on metal or alloyed in the solid state as an attempt to acquire the nature of certain properties. The temperature of the warming is done for 7850 C and 8200 C. As for the purpose of this research is to find out how the mechanical properties of steel heat treatment at different temperatures and then to find out the value of the strength and hardness of steel with optimal cooling water and oil media. research methods used are experimental methods, experimental group consisted of samples which have been subjected to heat treatment which is pull-test sample amounted to 13 sample afterward for comparison is 3 samples. How does the difference in strength and violence that occurred after the heat treatment was given with water cooling and oil media against material that had not been given the treatment. From the test results and calculations made on the influence of heat treatment of Steel AISI 1029 with water cooling and oil mediums of the strength and hardness, the highest strength values found in the samples that were given a heat treatment at a temperature of 8200 C with the value of the strength value then Mpa 972 highest violence also occurs in the sample who were given preferential treatment at a temperature of 8200 C with 299 VHN.
KINERJA ALAT PENGERING BERPUTAR M. Yahya
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.721 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja alat pengering berputar untuk mengeringkan teh hijau. Pengering ini mempunyai tiga komponen utama yaitu: heat exchanger, ruang pengering dan blower. Blower digunakan tipe induce draft fan dengan daya 0,75kW. Heat exchanger mempunyai 15 elemen pemanas listrik dengan daya terpasang sebesar 22,5kW. Ruang pengering berbentuk cylinder double cone diameter 1500 mm dan panjang 1770 mm, dan mempunyai daya penggerak silinder ruang pengering sebesar 1,5kW. Kinerja alat pengering meliputi total energi listrik yang digunakan, produktifitas energi listrik dan efisiensi termal alat pengering, pengujian dilakukan dengan mengeringkan teh hijau sebanyak 360 kg setiap pengujian dengan masing-masing kadar air awal pengeringan 38%, 40%, 42% dan 44%, pengeringan dilakukan hingga kadar air akhir standar teh hijau 5% dengan kecepatan aliran udara 12m/s dan 24m/s, dan temperatur udara 100oC dan 105oC. Dari hasil pengujian diperoleh: Penggunaan energi listrik terbesar terjadi pada kecepatan aliran udara 12m/s, temperatur 100oC, dan kadar air 44% dengan waktu pengeringan 16 jam, jumlah air bahan yang diuapkan 147,74kg yaitu sebesar 902258,38k, dan terendah terjadi pada kecepatan aliran udara 24m/s, temperatur udara 105oC, dan kadar air 38% dengan waktu pengeringan 10 jam yaitu sebesar 458205,73kJ dengan jumlah air bahan yang diuapkan 125,12kg. Efisiensi termal pengering bervariasi antara 36,97% sampai dengan 61,25%. Produktifitas energi listrik terbesar terjadi pada kecepatan aliran udara 12m/s, temperatur udara 100oC, dan kadar air awal 44% yaitu sebesar 1,18kWh/jam, dan terendah terjadi pada kecepatan aliran udara 24m/s, temperatur udara 105oC, dan kadar air awal 38% yaitu sebesar 0,54kWh/jam. Kinerja alat pengering berputar cukup baik karena memiliki efisiensi termal cukup tinggi dan produktifitas listrik rendah.
ANALISA EFEKTIVITAS ALAT PENUKAR PANAS Sulaeman Sulaeman; Nofitra Satria
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2193.654 KB)

Abstract

Heat Exchanger is a device that is used to transfer heat from one medium to another. At Environment ITP there are many kinds of dryers, but they are still depend on the intensity of sunlight. The Heat exchanger is an alternative to the drying process in rainy season. Base on the direction of fluid flow, heat exchanger is includes a heat exchanger types of cross flow. Then the air entering the dryer chamber does not mix with the smoke produced by burning sawdust on the furnace fuel. Air enters through the input with the of a blower and continue towards the composition of the pipe as a heat transfer, hot air continues to flow towards the output. In this tool comes two heat transfer process of heat transfer is natural convection and forced convection heat transfer. To determine the effectiveness of this tool, is influenced by several variables such as : speed, burnbing time, the mass of sawdust, pipe surface temperature, the temperature of the cold air and out, the temperature of hot air inside and outside.

Page 5 of 16 | Total Record : 158