cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,355 Documents
PENGARUH VARIASI JARAK CELAH PADA KONSTRUKSI DINDING PASANGAN BATA BETON BERTULANG PENAHAN TANAH TERHADAP DEFORMASI LATERAL DAN BUTIRAN LOLOS CELAH DARI LERENG PASIR + 10 % KERIKIL Febrianti, Nita Dwi; ., Wisnumurti; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.83 KB)

Abstract

Dinding penahan tanah yang efektif, seharusnya bisa mengalirkan air secara dua arah sehingga infiltrasi air sungai tidak hanya terjadi pada dasar sungai saja namun juga menyamping, baik dari air tanah menjadi air sungai maupun sebaliknya melalui dinding penahan tanah. Dalam penelitian ini digunakan dinding pasangan bata beton bertulang dengan beberapa variasi jarak celah, yaitu sebesar 1cm; 1,5cm dan 2 cm. Meskipun terdapat celah dalam masing-masing dinding, diharapkan dapat menahan beban berupa tanah lereng yang berada di belakang dinding. Celah inilah yang nantinya digunakan untuk mengalirkan air secara dua arah. Dinding akan mengalami deformasi akibat adanya tekanan tanah lateral yang bekerja secara tegak lurus pada bidang dinding Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi jarak celah antar pasangan bata beton bertulang pada dinding penahan tanah terhadap deformasi lateral. Selain itu untuk mengetahui besarnya butiran yang lolos celah dari lereng pasir +10% kerikil pada masing-masing variasi jarak celah. Selain itu dilakukan pengujian butiran yang lolos celah dengan menggunakan simulasi hujan pada lereng tersebut dengan tujuan untuk mengetahui banyaknya tanah yang lolos celah pada dinding. Pengujian ini dilakukan dengan dua perlakuan, yaitu menggunakan ijuk dan tanpa adanya ijuk. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jarak celah antar pasangan bata beton bertulang pada dinding penahan tanah mempengaruhi deformasi lateral. Semakin besar jarak celah, deformasi yang terjadi akan semakin kecil. Selain itu adanya pengaruh jarak celah terhadap jumlah butiran yang lolos dari  pasangan dinding bata beton bertulang. Semakin besar jarak celah, jumlah butiran yang lolos semakin besar.   Kata-kata kunci: dinding pasangan bata beton bertulang, deformasi lateral, simulasi hujan, butiran lolos celah.
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING Rahmadya, Reza Roseno; Rachmansyah, Arief; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.587 KB)

Abstract

Kondisi tanah di wilayah Bojonegoro, khususnya di Desa Ngasem teridentifikasi  oleh jenis tanah lempung ekspansid. Tanah ekspansif adalah tanah yang akan membentuk gumpalan yang sangat keras pada saat kering, dan akan sangat liat pada saat diberi air. Besarnya pengembangan dan penyusutan umumnya tidak sama, sehingga akan menyebabkan timbulnya perbedaan ketinggian yang dapat menjadi penyebab rusaknya konstruksi bangunan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan campuran slag baja dan fly ash sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung ekspansif terhadap berat isi kering, kadar air optimum, harga CBR dan swelling. Penelitian dilakukan pada tanah asli maupun tanah asli yang sudah ditcampur dengan bahan stabilisasi sebanyak 5% (3.75% Slag Baja + 1.25% Fly Ash), 10% (7.5% Slag Baja + 2.5% Fly Ash), dan 15% (11.25% Slag Baja + 3.75% Fly Ash). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai indeks plastisitas turun, peningkatan berat isi kering, penurunan kadar air optimum (OMC), meningkatnya nilai CBR dan menurunnya nilai Swelling. Untuk kondisi optimum didapatkan pada kondisi 10% penambahan campuran, yaitu sebesar 8.316% yang sebelumnya 6.889% pada tanah asli. Sama dengan CBR, nilai swelling minimum didapatkan pada kondisi campuran 10% yaitu sebesar 0.474% yang sebelumnya 5.592% pada tanah asli.
PENGARUH LEBAR DAN JUMLAH LAPISAN GEOTEKSTIL DENGAN JARAK PONDASI DARI TEPI LERENG 6 CM TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG Rc = 74% Rachmatullah, R. Irawan; Munawir, As’ad; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1077.82 KB)

Abstract

Harga tanah dan pertumbuhan penduduk adalah beberapa faktor penyebab berdirinya bangunan-bangunan liar hingga menjadi pemukiman kumuh. Oleh karena itu, untuk daerah-daerah seperti itu maka diperlukan perkuatan terhadap tanah lereng. Maka dari itu perlu adanya perkuatan tanah pada lereng berupa geotekstil. Analisa perkuatan dilakukan pada lereng pasir dengan pemadatan relatif 74% dengan variasi lebar perkuatan geotekstil sebesar 0,45H, 0,52H, dan 0,59H dan variasi jumlah lapisan geotekstil yaitu 1,2, dan 3 lapisan. Hasil yang didapatkan semakin lebar perkuatan geotekstil dan semakin banyak jumlah lapisan geotekstil maka nilai daya dukung akan semakin meningkat yang dibuktikan dengan nilai BCI(u) sebesar 3,109.   Kata kunci: daya dukung, lereng, geotekstil, variasi lebar geotekstil, variasi jumlah lapis perkuatan geotekstil
Pengaruh Lama Waktu Curing Terhadap Nilai CBR Dan Swelling Pada Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Dengan Campuran 15% Fly Ash L Tobing, Benny Christian; ., Suroso; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.115 KB)

Abstract

Tanah lempung  yang ekspansif merupakan tanah yang memiliki daya dukung rendah dan kembang susut yang tinggi, oleh karena itu diperlukan suatu upaya stabilisasi agar nilai CBR dan swelling menjadi lebih baik sehingga dapat digunakan sebagai tanah dasar dalam suatu konstuksi. Tanah dari daerah Bojonegoro menjadi bahan uji dalam penelitian ini. Dari hasil pengujian fisik tanah diketahui bahwa tanah di daerah Bojonegoro merupakan tanah lempung ekspansif dengan nilai CBR 3,909% dan nilai swelling 3,982%, oleh karena itu tanah tersebut memerlukan upaya stabilisasi. Upaya stabilisasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah pencampuran bahan aditif berupa fly ash.  Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pendahuluan dengan pencampuran kadar fly ash 5%, 10%, 15%, dan 20%. Berdasarkan hasil dari pengujian pendahuluan, kadar optimum fly ash yang dapat digunakan sebagai bahan stabilisasi adalah 15%. Pencampuran tanah lempung ekspansif dengan 15% fly ash menghasilkan nilai CBR sebesar 7,892% dan nilai swelling 1,018%. Dengan melakukan curing pada campuran tanah lempung ekspansif dengan 15% fly ash, dapat menghasilkan nilai CBR dan swelling yang lebih baik. Waktu curing untuk menghasilkan CBR terbesar dan swelling terkecil adalah 28 hari. Curing selama 28 hari menghasilkan nilai CBR terbesar yaitu 16,948% dan nilai swelling terkecil yaitu 0,381%. Curing selama 28 hari dapat meningkatkan nilai CBR sebesar 433,6% dan nilai swelling turun hingga 1045,1%. Kata kunci: Lempung Ekspansif, Stabilisasi Tanah, Fly Ash, CBR, Swelling, Curing
PENGARUH KEMIRINGAN LERENG DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR Prasetyo, Dodik; Munawir, As’ad; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.261 KB)

Abstract

Dengan visi Indonesia sebagai Negara Maju pada tahun 2025 selain dilihat dari pertumbuhan ekonomi perkapita masyarakatnya yang semakin meningkat setiap tahunnya namun juga dilihat dari program pembangunan infrastrukur dari beberapa daerah yang semakin pesat. Pembangunan bangunan di atas suatu lereng sangat riskan dan beresiko terjadi kelongsoran karena komponen gravitasi cenderung untuk menggerakan massa tanah. Penelitian ini dilakukan dengan membuat model lereng tanah pasir dengan nilai kepadatan 74% tanpa perkuatan serta lereng tanah pasir menggunakan perkuatan geotekstil. Perkuatan yang digunakan berupa geotekstil jenis woven yang terbuat dari bahan polypropylene silt. Variasi yang ada pada penelitian ini adalah kemiringan sudut lereng dan variasi jumlah lapisan perkuatan. Dari data hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil, semakin bertambahnya sudut maka daya dukung pondasi semakin menurun. Begitu juga terjadi pada variasi jumlah lapisan geotekstil jika bertambahnya jumlah lapisan geotekstil yang diberikan maka daya dukung pondasi semakin kuat atau besar. Kontribusi perkuatan yang di pakai sangat berpengaruh terhadap penentuan lebar pondasi yang paling optimum menghasilkan daya dukung. Peningkatan daya dukung ultimit yang paling maksimal terjadi pada saat kemringan lereng 46° dan jumlah perkuatan 3 lapis.   Kata kunci : daya dukung, lereng, geotekstil, variasi kemiringan lereng, variasi jumlah lapis perkuatan geotekstil.
PENGARUH VARIASI SUDUT DAN LEBAR PONDASI TERHADAP DAYA DUKUNG DENGAN RASIO JARAK DAN LEBAR PONDASI SEBESAR DUA KALI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTILE Setiawan, Andri Ari; Munawir, As’ad; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.535 KB)

Abstract

Kebutuhan akan lahan kosong sangatlah besar dan mendorong manusia untuk memanfaatkan lahan-lahan yang ada termasuk tanah lereng. Kondisi tanah lereng tidak lebih kuat dibandingkan dengan tanah datar sehingga daya dukung pondasinya lebih rendah dan diperlukan adanya perbaikan tanah salah satunya dengan perkuatan geotekstile. Analisa perkuatan dilalukan pada pemodelan lereng pasir dengan RC 74% dimana digunakan variasi kemiringan sudut 46°, 51° dan 56° serta variasi lebar pondasi 4cm, 6cm, dan 8cm. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin besar kemiringan sudut lereng maka daya dukung akan semakin kecil serta apabila semakin besar lebar pondasi yang digunakan maka daya dukung akan semakin besar pula. Berdasarkan variabel penelitian yang digunakan maka daya dukung ultimit yang paling maksimal adalah pada saat kondisi kemiringan sudut 46° dengan lebar pondasi 8cm.   Kata kunci : daya dukung pondasi, lereng, geotekstil, variasi kemiringan lereng, variasi lebar pondasi
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Kurniawan, Vemmy; Zaika, Yulvi; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.276 KB)

Abstract

Tanah di daerah Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur sebagian besar merupakan tanah berbutir halus, yaitu merupakan jenis tanah lempung ekspansif. Lempung ekspansif ini mempunyai sifat yang khas yakni kandungan mineral ekspansif mempunyai kapasitas pertukaan ion yang tinggi, mengakibatkan lempung ekspansif memiliki potensi kembang susut tinggi apabila terjadi perubahan kadar air. Salah satu usaha perbaikan tanah lempung ekspansif dengan cara mencampur serbuk gypsum sebagai zat additive. Penelitian ini digunakan 4 variasi campuran yaitu 4% serbuk gypsum, 6% serbuk gypsum, 8% serbuk gypsum dan 10% serbuk gypsum dari berat kering tanah. Dari hasil penelitian didapatkan nilai CBR terbesar didapatkan pada kondisi penambahan 6% serbuk gypsum dengan lama waktu curing 14 hari yaitu 20,159% (Unsoaked) dan 4,492% (Soaked). Untuk nilai pengembangan dengan curing, curing selama 14 hari meupakan batas pengikatan antar partikel tanah dengan serbuk gypsum. Nilai pengembangan terkecil didapatkan pada penambahan 8% serbuk gypsum dengan lama waktu curing 14 hari yaitu 1,460%. Selisih nilai pengembangan antara tanah campuran 6% serbuk gypsum dengan tanah campuran 8% serbuk gypsum semakin lama semakin kecil dengan semakin lamanya waktu curing tersebut. Selisih nilai pengembangan pada curing 14 hari yaitu 0,142%.   Kata kunci: Lempung Ekspansif, Serbuk gypsum, CBR, Swelling, curing
Pengaruh Lama Waktu Perawatan Terhadap Nilaii CBR dan Swelling Pada Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Dengan Pencampuran 6% Abu Sekam Padi Saputra, Ferdian Budi; Zaika, Yulvi; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.346 KB)

Abstract

Hampir 20% dari luasan tanah di Pulau Jawa dan kurang lebih 25% dari luasan tanah di Indonesia. Tanah di daerah Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur sebagian besar merupakan tanah lempung ekspansif.  Lempung ekspansif memiliki tingkat susut dan mengembang tinggi apabila mengalami perubahan kadar air. Kondisi ini sangat merugikan karena dapat merusak struktur di atasnya. Kerugian ini dapat ditanggulangi dengan memperbaiki keadaan tanah,salah satunya dengan memberi zat aditif agar stabilisasinya meningkat. Zat aditif yang digunakan adalah abu sekam padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  peran abu sekam padi dalam stabilisasi tanah lempung ekspansif terhadap CBR (tak terendam dan terendam) dan tingkat pengembangan (swelling) dengan variasi waktu perawatan (perawatan). Tanah lempung ekspansif dicampur 6% abu sekam padi untuk meningkatkan nilai CBR dan mengurangi nilai pengembangan. Tanah dicampur abu sekam padi dengan air dengan kadar air optimum agar mendapat berat isi maksimum. Dengan kadar air optimum, tanah akan dicampur untuk menghasilkan nilai CBR dan pengembangan yang akan dirawat selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Hasil CBR tak terendam yang dirawat terus meningkat seiring waktu, namun untuk CBR terendam dan pengembangan yang dirawat terjadi penurunan pada hari ke-7, sehingga butuh aditif tambahan untuk memperkuat stabilisasi tanah lempung ekspansif di Bojonegoro ini. Kata kunci: lempung ekspansif, perawatan, abu sekam padi, CBR, tingkat pengembangan (swelling).
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN SUDUT 56O ., Imanuddin; Suryo, Eko Andi; Munawir, As’ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.359 KB)

Abstract

Tanah lereng dijadikan sebagai dasar tanah untuk sebuah pemukiman ataupun pembangunan yang lain tentu memiliki resiko yang berkaitan dengan keamanan bangunan tersebut, mengingat bahwa daya dukung tanah di lereng jauh lebih kecil daripada tanah datar. Maka dari itu perlu adanya perkuatan tanah pada lereng berupa geotekstil. Analisa perkuatan dilakukan pada lereng pasir dengan kepadatan relatif 74% dengan variasi perkuatan lebar pondasi sebesar 4 cm, 6 cm, dan 8 cm serta variasi jumlah lapis geotekstil sebanyak 1 lapis, 2 lapis, dan 3 lapis. Hasil yang didapatkan semakin banyak jumlah lapis geotekstil yang digunakan maka nilai daya dukung akan semakin meningkat yang dibuktikan dengan nilai BCI(u) sebesar 5,106.   Kata kunci: perkuatan, daya dukung, BCI
PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM DAN 4% FLY ASH Ansor, Zakaria Al; Zaika, Yulvi; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.063 KB)

Abstract

Salah satu permasalahan yang muncul pada tanah lempung ekspansif adalah sifat kembang susutnya yang tinggi. Oleh karena itu perlu adanya stabilisasi untuk memperbaiki sifat-sifat tanah tersebut. Adapun tanah lempung ekspansif yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur. Untuk kadar additive yang digunakan dalam penelitian ini adalah abu sekam 6% dan fly ash 4% dari berat kering tanah dengan variasi waktu curing (curing) selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Perlakuan lama waktu curing dalam penelitian ini diharapkan memiliki pengaruh besar untuk meningkatkan nilai CBR tanah dan menurunkan nilai pengembangan pada sampel tanah tersebut. Dari hasil pengujian di laboratorium menunjukkan nilai CBR tanpa rendaman (unsoaked) pada tanah asli sebesar 3,91%. Sedangkan nilai CBR tanpa rendaman (unsoaked) untuk tanah campuran meningkat menjadi 13,047% dengan waktu curing selama 14 hari. Dari hasil tersebut menunjukkan peningkatan nilai CBR yang signifikan. Sedangkan nilai CBR tanpa rendaman (unsoaked) dengan lama waktu curing 28 hari tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan dari waktu curing selama 14 hari yaitu sebesar 13,691%. Untuk hasil pengujian CBR terendam (soaked) tanah asli menunjukkan nilai sebesar 2,39%. Sedangkan nilai pada tanah campuran dengan lama waktu curing 28 hari menunjukkan nilai sebesar 5,77% Untuk hasil pengujian swelling menunjukkan nilai swelling tanah asli sebesar 3,841%. Sedangkan tanah yang dicampur abu sekam 6% dan fly ash 4%  dengan lama waktu curirng 28 hari memiliki nilai swelling sebesar 0,438%. Hal ini menunjukkan penurunan nilai swelling yang signifikan, sehingga dapat mengurangi resiko kerusakan suatu konstruksi baik gedung maupun jalan raya yang menumpu di atas tanah tersebut. Kata-kata kunci: ekspansif, stabilisasi, curing, CBR, swelling

Page 6 of 136 | Total Record : 1355