cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007" : 10 Documents clear
PRODUCT VELOCITY Suyanto, Mohammad
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Langkah keempat dalam menjual produk di internet adalah memahami harga produk yang kita jual dan jumlah produk yang terjual dalam waktu tertentu. Hubungan antara keduanya biasanya disebut sebagai product velocity. Semakin banyak produk yang kita jual,semakin besar pula product velocity-nya. Kita dapat membuat kurva hubungan antara harga dengan jumlah terjual setiap minggu. Biasanya semakin besar keinginan untuk menjual dalam jumlah banyak, maka kita harus menetapkan harga lebih rendah, sebaliknya semakin tinggi harga yang kita tetapkan semakin sedikit pula jumlah produk yang dapat kita jual. Average Sales Price dapat juga dipersempit dengan menyatakan dalam sebuah item yang dikandung yang biasa disebut Stock Keeping Unit (SKU) yang merupakan sebuah istilah yang seringkali digunakan oleh pengecer off-line untuk menunjukkan sebuah item unik dalam inventory. Misalnya, Penjual A mempunyai tiga baju berwarna merah dengan ukuran XL ada dua dan berwarna biru dengan ukuran L ada satu buah, maka SKUnya hanya dua buah, yaitu SKU1 adalah baju berwarna merah (jumlah 2) dan SKU2 adalah baju berwarna biru (jumlah 1). Konsep kunci untuk difahami tanpa harus mengerjakan promosi atau melakukan sesuatu yang khusus permintaan di pasar atau menempatkan berbagai SKU secara tetap, tidak akan mengubah permintaan dalam periode waktu 30 hari sampai 60 hari. Variabel lain yang bekerja adalah penawaran, maka kita harus juga mengendalikan penawaran, meskipun penawaran ini juga dikendalikan oleh pesaing kita. Informasi ini merupakan senjata yang dapat kita pakai untuk membuat keputusan penting berdasarkan sasaran kita. Sebagai contoh, Penjual A menjual 10 unit dari SKU setiap bulan pada harga       $ 150. Penjual A mempunyai sasaran ingin meningkatkan keuntungannya setiap bulan. Biaya SKU pada volume 40 unit biaya $100, tetapi jika dapat meningkatkan penjualan lebih dari 100 unit per bulan, biaya SKU turun menjadi $ 85. Maka informasi ini dapat dibuat berbagai skenario. Skenario pertama berfokus pada margin tinggi, kita menjual dengan harga $ 150 yang terjual 40 unit dengan biaya $ 100, maka margin kotornya  ($150- $100) x 40 = $2000. Skenario kedua berfokus pada margin yang sedang, kita menjual dengan harga $ 120 yang terjual 80 unit dengan biaya $ 100, maka margin kotornya  ($120- $100) x 80 = $1600. Skenario ketiga berfokus pada margin rendah, kita menjual dengan harga $ 100 yang terjual 160 unit dengan biaya $ 85, maka margin kotornya  ($100- $85) x 160 = $2400. Dengan memahami kecepatan produk / harga dan melakukan uji coba memungkin kita mendapatkan perkiraan jumlah SKU yang dapat kita jual dan vulume yang kita harapkan. Dengan memperkirakan harga dan volume dari produk kita akan membantu melakukan persiapan sumberdaya produk dan mampu memprediksi margin yang kita peroleh setiap bulannya. Jika produk bukan buatan kita,maka kita dapat melakukan negosiasi harga dengan sumber produk kita dengan harga berdasarkan volume penjualan.
DUNIA DAMAI DAN SEJAHTERA Suyanto, Mohammad
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit hati yang kedua adalah penyakit hati yang tidak menimbulkan sakit seketika. Orang yang terkena penyakit ini tidak merasakan apa-apa. Penyakit hati ini yang sangat menonjol adalah kebodohan dan hawa nafsu. Penyakit inilah sesungguhnya penyakit hati yang terbesar dan paling berbahaya, karena hati telah rusak sehingga tidak dapat merasakan apa-apa. Hal ini disebabkan mabuk kebodohan dan hawa nafsu menghalangi untuk mengetahui penyakit tersebut. Menu- rut Ibnu Qayyim, sesungguhnya seluruh penyakit hati berasal dari nafsu, menyebar ke seluruh tubuh dan yang diserang yang pertama kali adalah hati. Dengan demikian manusia berdasarkan hawa nafsu dapat dikelompokkan menjadi dua macam. Pertama, manusia yang dikalahkan nafsunya sehingga ia bisa dikuasai dan dihancurkan nafsunya serta tunduk dan patuh pada perintah nafsunya. Kedua, manusia yang dapat mengalahkan dan memaksakan nafsunya sehingga, nafsu itupun tunduk pada perintahnya. Nafsu menyeru kepada kedurhakaan dan mengutamakan dunia, sedangkan Tuhan menyeru hamba-Nya agar takut kepada-Nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Dalam asumsi ekonomi sistem kapitalis, sumberdaya itu terbatas dan keinginan manusia (nafsu) tidak terbatas serta harta adalah milik individu yang bersifat mutlak tidak dapat diganggu gugat. Untuk menuju kesejahteraan manusia harus memaksimalkan keinginannya. Ukuran pendapatan merupakan ukuran kesejahteraan yang utama. Penduduk Amerika Serikat dalam 30 tahun pendapatannya meningkat 16%, tetapi tingkat kebahagiaannya turun 13%, yaitu dari 39% menjadi 26% penduduk yang bahagia. Dari data tersebut menunjukkan, ternyata semakin tinggi pendapatannya, tidak semakin bahagia. Bahkan kebahagiaannya menurun. Jika kita hidup di dunia ini semata-mata harta yang kita kejar, maka kita tidak akan memperoleh kebahagiaan. Negara-negara besar berusaha dengan segala cara untuk menguasai ekonomi negara kecil sampai rela membunuh anak-anak, para wanita dan orang-orang yang tak berdosa. Hal ini dilakukan karena mengikuti hawa nafsunya. Mereka berdalih untuk menegakkan demokrasi, tetapi menurut Bung Karno dalam Buku Di Bawah Bendera Revolusi, masalahnya adalah masalah untung atau rugi, masalah ekonomi atau masa-lah kehidupan, bukan penegakan demokrasi atau yang lainnya. Kita berdoa kepada Allah mudah-mudahan setelah selesai sekolah pada bulan Ramadan ini kita dan para pemimpin dunia mampu mengendalikan nafsu.
SIKLUS HIDUP PRODUK DI INTERNET Suyanto, Mohammad
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Langkah ketiga dalam menjual produk di internet adalah memahami tahap siklus hidup produk di internet.  Siklus hidup di Internet meliputi tahap perkenalan produk, tahap produk eceran dalam musim, tahap akhir hidup produk dan tahap likuidasi produk. Tahap perkenalan produk juga dikenal sebagai tahap produk diluncurkan. Tahap ini terjadi pada saat produk diperkenalkan ke pasar dan produk merupakan hal yang sangat baru bagi benak pelanggan. Pada tahap ini produk dalam keadaan hangat atau eksis atau suplai produk belum dapat memenuhi seluruh permintaan. Keadaan daur hidup seperti ini dikenal sebagai keadaan daur hidup produk yang sehat. Biasanya waktunya antara 1 tahun sampai 3 tahun. Sebaliknya jika suplai produk lebih besar dari permintaan mengindikasikan keadaan tidak sehat atau produk gagal, waktunya antara 6 sampai 12 bulan atau kurang. Misalnya, pada saat Apple mengeluarkan iPod Mini, sebuah MP3 player telah terjual habis selama tiga bulan pada tahap perkenalan. Sebaliknya, perusahaan elektronik yang menjual peralatan dapur $1,000 selama 2 bulan di Internet mengalami kegagalan dan diakhiri dengan memberikan potongan pada tahap perkenalannya. Tahap produk eceran dalam musim merupakan tahap, sebagian besar perusahaan membutuhkan pengecer yang memberikan harga produknya sesuai dengan yang direkomendasikannya. Kamera digital, mobil, buku, televisi dan pakaian terkini dan terhebat merupakan produk eceran dalam musim. Misalnya, jika kita membeli kamera digital ke Best Buy, Circuit City, Electrinic Boutique, Sears dan toko lainnya, akan menemukan harga yang sama, kecuali mungkin ada harga paket dalam rangka peristiwa tertentu, tetapi pada dasarnya harga di setiap otulet harganya sama. Tahap akhir hidup produk biasanya disebabkan adanya perkenalan produk baru dalam kategori produk oleh perusahaan atau pesaing. Pada tahap ini produsen dan pengecer menarik produk lama tersebut secepat mungkin dengan mengganti produk yang baru yang masih hangat. Pada tahap ini produk terjual sebagai biaya atau mengalami kerugian kecil, karena pelanggan bergeser dari produk lama menuju produk yang lebih baru. Pada produk lama tersebut penjual menggunakan harga potongan tinggi untuk menarik pelanggan agar membeli produk yang lama tersebut. Misalnya, produk lama kita sebut P100, maka produk baru yang menggantikan dengan model baru kita sebut P200. Hal ini berlaku pada otomotif, elektronik, komputer, pakaian dan sebagainya. Tahap likuidasi adalah tahap produk kelebihan stok, menghasilkan sisa dan melakukan pembaharuan produk. Tahap ini merupakan tahap yang dihindari oleh produsen dan pengecer,karena akan mengalami kerugian besar. Biasanya produk terjual dengan harga 10 % sampai 20 % dari biaya atau mengalami kerugian antara  80 % sampai 90 %, sehingga produsen dan pengecer akan menghilangkan produk tersebut. Sebagai contoh, perusahaan ingin menjual dalam jumlah besar jaket kulit untuk wanita untuk musim dingin dan musim gugur. Perusahaan memproduksi dalam jumlah besar dan menyetok dalam jumlah besar di ribuan toko dan kota. Ternyata perkiraan tersebut salah, karena hanya kota tertentu saja yang sangat butuh jaket kulit tersebut. Maka satu-satunya cara hanya menjual dengan memberikan diskon yang besar untuk dapat menjual jaket kulit tersebut dan berakibat mengalami kerugian.
MEMBAWA KE SURGA Suyanto, Mohammad
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit hati yang menimbulkan sakit seketika selain sedih, resah, gundah, marah dan dendam adalah iri dan berbuat curang. Penyakit ini dapat dihilangkan juga dengan obat-obat yang alamiah. Melihat tetangga mempunyai rumah baru, mobil baru, TV baru dan peralatan lain yang serba wah, kadangkala kita merasa iri. Hati kita seringkali dirasuki kotoran yang akhirnya mengatakan dalam hati ‘Ah paling dapat seperti itu karena korupsiî. Demikian pula, ketika perusahaan tetangga maju kadangkala kita juga iri dan berusaha berbuat curang untuk menjatuhkannya. Iri dan berbuat curang mempunyai banyak sebab, yaitu karena permusuhan, kebencian, kesombongan, cinta kekuasaan, ingin disanjung, ketakutan hilangnya maksud yang diinginkan, kotornya jiwa dan kebakhilan. Cara mengobatinya dengan mengetahui bahwa iri dan berbuat curang adalah berbahaya bagi kita, baik bahaya di dunia maupun di akhirat. Bahaya di dunia dapat menyebabkan kita sakit, jantung berdebar-debar, tidak nyenyak tidur dan akhirnya hati kita tersiksa. Bersyukur, tidak iri dan tidak berbuat curang serta belajar untuk menjadi lebih baik merupakan obat penyakit hati tersebut. Alhamdulillah, saya diberi kesehatan dan diberi anak yang lucu-lucu, walaupun saya belum bisa membeli yang dilakukan oleh tetangga, tetapi kita mungkin malah dapat ikut mobilnya. Bisa ikut nonton TV barunya dan bisa melihat pemandangan rumah yang bagus tetangga kita. Memang tidak mudah, tetapi itulah obatnya. Dari Anas r.a berkata : Kami duduk bersama Rasulullah saw lalu Rasulullah sawbersabda :’Akan datang kepada kalian seorang lelaki ahli surga.î Kemudian muncullah seorang lelaki Anshar yang jenggotnya basah kerena wudhu, kedua sandalnya ditenteng dengan tangan kirinya. Dan ketika hari berikutnya Nabi berkata seperti itu lagi, dan lelaki muncul seperti kemarin. Dan pada hari ketiga Nabi berkata seperti itu lagi, dan lelaki muncul dalam keadaan yang sama. Ketika Nabi saw berdiri, Abdullah bin Amru bin ‘Ash lalu berkata :’Sungguh aku telah membiarkan jenggot ayahku panjang, kemudian aku berjanji tidak akan bertemu muka dengannya selama tiga hari, aku akan menunggu sampai waktu berlalu.’ Peristiwa itu terjadi saat dia menginap tiga hari di rumah lelaki Anshar dan yang ia lakukan adalah menemaninya, tidak melihatnya di waktu malamnya kecuali berzikir kepada Allah sepanjang malam, sampai berdiri untuk salat subuh, dia larut dalam amalannya, kemudian ia menjumpai suatu peristiwa yang Nabi tidak pernah mengatakannya. Lalu ia menanyakan apa yang ia alami itu, kemudian lelaki Anshar berkata kepadanya: ‘Itu adalah sesuatu yang aku tidak tahu kecuali bahwa aku tidak mendapati pada diriku tidak berbuat curang kepada salah seorang di antara kaum muslimin dan aku tidak iri terhadap kebaikan yang diberikan Allah kepada orang lain. Kemudian Abdullah berkata : Itulah yang akan membawamu ke surga dan itulah yang tak terkatakan.
SEKOLAH BISNIS TERBAIK (3) Suyanto, Mohammad
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puasa dapat membuat muridnya menjadi annas, yaitu murid yang mempunyai kecerdasan emosi tinggi. Menurut Daniel Goleman, kecerdasan emosi meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan ketrampilan sosial. Kesadaran diri terdiri dari kesadaran emosi, penilaian diri secara akuran dan percaya diri. Untuk meningkatkan kesadaran emosi yang harus dilakukan adalah mengetahui lebih jauh emosi diri dan mengapa dapat terjadi emosi, menyadari keterkaitan antara perasaan dengan yang dipikirkan, diperbuat dan dikatakan, mengetahui bagaimana perasaan dapat mempengaruhi kinerja dan mempunyai kesadaran akan nilai-nilai dan sasaran-sasaran pribadi. Puasa dapat mengubah emosi yang meledak-ledak menjadi lembut dan mengubah nilai dan sasaran pribadi yang serakah menjadi peka terhadap nilai dan sasaran kelompok dalam harmoni dan kebersamaan serta mengubah kesombongan menjadi kerendahan hati. Seseorang tidak mengenal rasa sakit karena dimarahi, kecuali orang yang pernah dimarahi. Seseorang tidak memahami kesulitan kecuali orang yang pernah ditimpa kesulitan. Seseorang tidak mengenal bawahan dengan baik, kecuali pernah menjadi bawahan. Tidak akan mengetahui rasa kecewa, kecuali orang yang pernah kecewa. Tidak tidak mengenal kegagalan, kecuali yang pernah gagal. Demikian pula tidak peka terhadap orang miskin, kecuali pernah menjadi orang miskin. Kesadaran diri terhadap penggunaan indra kita. Puasa dapat mengubah mata yang digunakan untuk melihat hal yang diharamkan agama dan melihat orang lain dengan mengejek menjadi mata yang dapat melihat keajaiban ciptaan Allah, menyaksikan amalan baik agar dapat mencontohkannya dan melihat Kitab Allah dan Sunnah Rasul untuk membaca dan menelaah agar mendapat nasihat, peringatan, petunjuk dan manfaatnya. Puasa dapat menjadikan lisan yang berdusta, mengumpat orang lain, memfitnah, menghina, menusuk perasaan menjadi lisan yang berkata jujur dan dapat dipercaya, mengajarkan hal yang baik, memberikan rasa senang, mendamaikan orang yang berselisih dan selalu berzikir kepada Allah. Perut yang penuh dengan kerakusan dan makan makanan haram seperti yang diasumsikan dalam sistem ekonomi kapitalis bahwa nafsu manusia tak terbatas melebur menjadi perut yang terjaga dari kerakusan dan makanan haram serta menolak kejahatan dan kesombongan sesuai dengan yang dituntunkan oleh Allah. ?Allah SWT membanggakan kepada para malaikat, orang yang sedikit makannya. Dia berfirman: Lihatlah hamba-Ku. Aku mengujinya dengan makanan dan minuman di dunia, ia meninggalkannya karena-Ku. Persaksikanlah, wahai para malikat-Ku, tidak ada makanan yang ditinggalkannya kecuali Aku mengganti untuknya derajat-derajat di surga?, sabda Rasulullah Shollallohu alayhui wa sallam.
KEBUTUHAN DASAR PELANGGAN Suyanto, Mohammad
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jika pelanggan merasa bahwa tidak diperlakukan secara tidak adil, maka hubungan dengan pelanggan dikatakan dalam kesulitan. Mereka merasakan bahwa orang lain diperlakukan lebih baik dibandingkan dengannya atau pelanggan lama diperlakukan tidak baik sama dengan pelanggan baru dan mereka tidak tahu mengapa diperlakukan demikian. Hal ini seringkali terjadi dan biasanya tidak diperkirakan oleh perusahaan. Pelanggan dalam posisi demikian, biasanya telah siap untuk mengakiri hubungan dengan perusahaan tersebut. Pelanggan yang akan pindah ke perusahaan lain, biasanya diberi potongan yang besar agar tidak pindah pada pesaing, sedangkan pelanggan lama yang tidak mengeluh dan tidak rewel tidak diberi potongan, bila mengetahui hal ini, maka akan merasa dikecewakan karena merasa pelanggan yang selama ini loyal tidak diberikan diskon sama sekali. Mereka menganggap perusahaan bahwa pelanggan yang jelas-jelas tidak setia, tetapi diberi hadiah, diberi diskon untuk tidak meninggalkan perusahaan, sedangkan pelanggan lama yang setia tidak mendapatkan apa-apa dan merasa dikhianati oleh perusahaan. Hal ini memang posisi sulit bagi perusahaan dan merupakan hal tidak mudah untuk dipantau. Perlakuan dapat dilihat jika pelanggan yang kecewa tersebut menyampaikan keluhan, tetapi jika tidak menyampaikan keluhan, tiba-tiba saja mereka meninggalkan perusahaan. Pengalaman saya mengajarkan bahwa pelanggan yang telah berhubungan lama dengan perusahaan dan mereka telah menjadi pelanggan loyal, maka sakitnya dikhianati oleh perusahaan lebih dalam. Ketika saya memiliki dua kartu kredit bertaraf internasional dan saya adalah pelanggan setia. Saya belanja di luar negeri dan di dalam negeri menggunakan kartu tersebut dan saya telah menjadi pelanggan setia selama 7 tahun. Menurut saya waktu yang tidak pendek. Tetapi karena saya lupa membayar pada saat jatuh tempo dan baru pertama kali, saya mendapat surat peringatan yang bernada mengancam dan seakan-akan saya orang yang tidak bertanggungjawab dan tidak dapat membayar tagihan tersebut. Saya telah membayar selama 7 tahun dengan tepat waktu dan tidak pernah terlambat tidak dipakai sebagai loyalitas pelanggan oleh perusahaan dan saya diperlakukan seperti pelanggan yang baru mempunyai kartu kredit. ?Bagaimana perusahaan yang bertaraf multinasional memperlakukan diri saya seperti pelanggan yang tidak berharga dan dicampakkan begitu saja dengan kata-kata yang tidak pernah saya perkirakan??. Akhirnya saya memutuskan untuk menutup dua kartu kredit saya sekaligus, agar saya tidak diperlakukan menjadi manusia yang tidak berharga. Padahal untuk mencari pelanggan dibutuhkan biaya dan usaha yang sangat besar.  Saya hingga saat ini tidak mempunyai kartu kredit lagi dan tidak tertarik untuk mempunyai kartu kredit. Saya didatangi oleh perusahaan itu lagi untuk mempunyai kartu kredit. Saya katakan kepada mereka yang datang untuk memperbaiki kesalahannya dan tidak memperlakukan pelanggan lama seperti perlakuannya kepada saya, perlakuan yang tidak adil, tetapi sebaliknya perlakukan pelanggan lama secara adil. Kebutuhan dasar pelanggan adalah diperlakukan secara adil. Keadilan adalah sangat dekat dengan taqwa dan membawa kita menuju surga.
UGM TURUN RANKING Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.338 KB)

Abstract

       Publikasi Majalah Times (Inggris) yang cukup menegangkan kalangan pendidikan, utamanya pendidikan tinggi, baru saja dilakukan. Menegangkan karena para civitas akademika, dosen dan mahasiswa, beserta keluarganya menunggu hasil perankingan perguruan tinggi berdasar mutunya. Mereka akan bangga kalau ranking perguruan tingginya meningkat, sebaliknya akan sedih kalau ranking perguruan tingginya menurun. Ketegangan seperti ini juga dirasakan oleh para pejabat yang mengurus pengembangan pendidikan tinggi, termasuk menteri pendidikan.          Dalam edisinya pertengahan November 2007 lalu, Times menurunkan artikel ?Top 400 Universities: World University Rankings 2007?. Dalam artikel ini dimuat 400 nama perguruan tinggi berkelas dunia berdasar urutan mutu. Ranking pertama atau ke-1 diduduki oleh Harvard University (US) dan terakhir atau ke-400 diduduki oleh Sogang University (South Korea).          Kalau kita cermati dalam perankingan tersebut terdapat tiga perguruan tinggi Indonesia; masing-masing adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di ranking ke-360, Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung ke-369, dan Universitas Indonesia (UI) Jakarta ke-395. UNDIP Semarang yang tahun lalu sempat ?nongol? dalam daftar perguruan tinggi berkelas dunia, pada tahun ini terpental jauh entah ke mana.
SERTIFIKASI RAWAN KETIDAKJUJURAN Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.937 KB)

Abstract

Belum lama ini saya bertemu dengan puluhan guru dan widyaiswara di P4TK Medan untuk berdiskusi tentang masa depan pendidikan di Indonesia. Mereka menyatakan bahwa masa depan pendidikan Indonesia ada di tangan guru dan mereka menyambut gembira dilakukannya sertifikasi untuk men-dapatkan peningkatan penghasilan. Keyakinannya, peningkatan penghasilan pasti akan diikuti peningkatan kinerja pendidikan.          Ternyata kegembiraan tersebut disertai keluhan; untuk dapat mengikuti sertifikasi sangat tergantung nasib dan diperlukan persyaratan yang berat, termasuk kejujuran. Kalau nasibnya tidak baik; meskipun berstatus pegawai tetap dan sudah senior belum tentu ?dipanggil? dinas pendidikan untuk mengikuti sertifikasi. Keluhannya, di lapangan banyak terjadi guru yang senior tidak disertakan dalam proses sertifikasi sementara yang lebih yunior justru disertakan. Ini kan nasib! Masalah beratnya persyaratan, dalam hal ini pengisian portofolio, juga dikeluhkan hampir semua guru.          Keluhan seperti itu ternyata juga terjadi tempat lain seperti Jakarta, Yogyakarta, Samarinda, Palu, dsb. Di daerah remote yang jauh dari sumber informasi seperti di daerah pelosok terlebih lagi. Hal ini diakui oleh pejabat dinas pendidikan Riau, NTB, Kalimantan Barat, Papua, dan sebagainya.
REKARAKTERISASI BANGSA Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.327 KB)

Abstract

       ?The meaning of wisdom! Watch your thoughts, they become words; watch your words, they become actions; watch your actions, they become habits; watch your habits, they become character; watch your character, they become your destiny (Madinah, 5 Agustus 2007)?; demikianlah pesan pendek yang penulis terima dari seorang teman. Pesan tentang pentingnya sebuah karakter tersebut memang sangat faktual dan aktual dalam konteks wawasan kebangsaan bangsa Indonesia saat ini.          Dari pesan pendek tersebut jelas tergambarkan bahwa sebuah karakter terbangun dari kebiasan; kebiasaan terbangun dari tindakan; tindakan terbangun dari perkataan, perkataan terbangun dari pemikiran. Implikasi-nya, kalau pemikiran kita baik maka karakter kita cenderung baik; seba-liknya kalau pemikiran kita ngeres maka karakter kita cenderung buruk.          Pentingnya karakter tidak diragukan oleh karena karakter itu sendiri akan menentukan arah kehidupan kita. Kalau karakter kita baik maka arah kehidupan kita cenderung baik; demikian pula sebaliknya. Dalam bahasa riset hal seperti itu disebut positive correlation alias korelasi positif; artinya kalau fenomena yang satu naik maka fenomena yang lain juga naik, dan kalau fenomena yang satu turun maka fenomena yang lain juga turun.
ILMUWAN SEJATI YANG MISKIN MATERI Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.834 KB)

Abstract

       Inna Lillahi wa inna illaihi roji?un; semua yang berasal dari Allah pada akhirnya kembali kepada Allah pula. Ayat qouliyah, yang sekaligus sebagai ayat kauniyah ini berlaku bagi siapa saja; tak terkecuali bagi Prof. Dr. Teuku Jacob, M.S., M.D., D.Sc.          Ya, Pak Jacob tak kuasa melawan takdir. Rabu 17 Oktober 2007 sekitar jam 17.30 beliau wafat. Pria kelahiran Peureulak, Aceh Timur 6 Desember 1929, alumni SD Langsa (1943), SMP Banda Aceh (1946), SMA Banda Aceh (1949), Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta (1956), University of Arizona Graduate College (1957), Howard University Graduate School, Washington DC (1958), America University, Washington DC (1960), dan Rijkuniversiteit, The Netherland (1968), harus menghadap Sang Khaliq.          Pria yang dikenal disiplin dan teguh dalam mempertahankan pendapat yang diyakininya benar itu meninggalkan kesan yang dalam bagi sahabat dan mantan mahasiswanya. Teman dan lawan diskusinya pun kiranya juga mengalami hal yang sama.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2007 2007


Filter By Issues
All Issue 2010: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2010 2010: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI-MARET 2010 2010: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2010 2010: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI-MARET 2010 2010: HARIAN JAWA POS 2010: HARIAN MEDIA PIKIRAN RAKYAT 2010: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2009 2009: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2009: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2009: HARIAN SINAR HARAPAN 2009: HARIAN SINAR HARAPAN 2009: HARIAN SUARA KARYA 2009: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2009: HARIAN JAWA POS 2009: HARIAN KOMPAS 2009: HARIAN KOMPAS 2009: HARIAN JAWA POS 2009: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2009: HARIAN MEDIA INDONESIA 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2008 2008: HARIAN SUARA MERDEKA 2008: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2008: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2008: HARIAN KOMPAS 2008: HARIAN KOMPAS 2008: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2008: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2008: HARIAN SINAR HARAPAN 2008: HARIAN JAWA POS 2008: HARIAN SINAR HARAPAN 2008: HARIAN JAWA POS 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2007 2007: HARIAN KOMPAS 2007: MAJALAH FASILITATOR 2007: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2007: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2007: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2007: MAJALAH FASILITATOR 2007: HARIAN MEDIA INDONESIA 2007: MOZAIK OBITUARI 2007: HARIAN MEDIA INDONESIA 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2006 2006: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2006: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2006: HARIAN SUARA MERDEKA 2006: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2006: HARIAN JAWA POS 2006: HARIAN SUARA MERDEKA 2006: HARIAN KOMPAS 2006: HARIAN KOMPAS 2006: MAJALAH FASILITATOR 2006: MAJALAH METODIKA 2006: MAJALAH FASILITATOR 2006: HARIAN MEDIA INDONESIA 2006: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2005 2005: MAJALAH FASILITATOR 2005: HARIAN MEDIA INDONESIA 2005: HARIAN JAWA POS 2005: HARIAN MEDIA INDONESIA 2005: HARIAN JAWA POS 2005: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2004: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2004 2004: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2004 2004: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2004 2004: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2004 2004: HARIAN KOMPAS 2004: HARIAN JAWA POS 2004: HARIAN KOMPAS 2004: MAJALAH FASILITATOR 2004: HARIAN JAWA POS 2004: HARIAN MEDIA INDONESIA 2004: HARIAN MEDIA INDONESIA 2004: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2004: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2004: MAJALAH FASILITATOR 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI APRIL-JUNI 2003 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI OKTOBER-DESEMBER 2003 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI JULI-SEPTEMBER 2003 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI JULI-SEPTEMBER 2003 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI OKTOBER-DESEMBER 2003 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI APRIL-JUNI 2003 2003: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2003: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2003 2003: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2003: HARIAN KOMPAS 2002: HARIAN KOMPAS 2002: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2002: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2002: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2002: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2002: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2002: Tabloid Pelajar PELAJAR INDONESIA 2002: HARIAN KOMPAS 2002: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2002: HARIAN SUARA KARYA 2001: HARIAN SUARA KARYA 2001: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2001: HARIAN KOMPAS 2001: HARIAN SUARA MERDEKA 2001: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2001: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2001: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2001: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2001: MAJALAH PUSARA 2001: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2000: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2000: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2000: HARIAN SUARA MERDEKA 2000: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2000: HARIAN KOMPAS 2000: MAJALAH PUSARA 2000: HARIAN MEDIA INDONESIA 2000: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2000: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2000: HARIAN KOMPAS 2000: HARIAN SUARA KARYA 2000: MAJALAH TRANSFORMASI 2000: MAJALAH PUSARA 2000: HARIAN SUARA KARYA 2000: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1999: HARIAN SUARA KARYA 1999: HARIAN REPUBLIKA 1999: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1999: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1999: HARIAN KOMPAS 1999: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1999: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1999: MAJALAH PUSARA 1999: HARIAN SUARA MERDEKA 1999: MAJALAH PUSARA 1999: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1999: HARIAN SUARA KARYA 1998: HARIAN SRIWIJAYA POS 1998: HARIAN SUARA KARYA 1998: HARIAN SUARA MERDEKA 1998: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1998: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1998: HARIAN SUARA KARYA 1998: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1998: HARIAN BALI POS 1998: MAJALAH PUSARA 1998: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1998: MAJALAH PUSARA 1998: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1997: HARIAN SUARA MERDEKA 1997: HARIAN KOMPAS 1997: HARIAN BALI POS 1997: HARIAN YOGYA POS 1997: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1997: HARIAN SUARA KARYA 1997: HARIAN SRIWIJAYA POS 1997: MAJALAH PUSARA 1997: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1997: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1997: HARIAN BERITA NASIONAL 1997: HARIAN SURYA POS 1997: MAJALAH PUSARA 1997: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1997: HARIAN SUARA MERDEKA 1997: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1997: HARIAN BALI POS 1997: HARIAN KOMPAS 1997: HARIAN BERITA NASIONAL 1997: HARIAN SRIWIJAYA POS 1997: HARIAN SUARA KARYA 1996: HARIAN SUARA MERDEKA 1996: MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH 1996: HARIAN BALI POS 1996: MAJALAH PUSARA 1996: HARIAN YOGYA POS 1996: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1996: HARIAN SUARA KARYA 1996: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1996: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1996: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1996: HARIAN BALI POS 1996: HARIAN BISNIS INDONESIA 1996: MAJALAH PUSARA 1996: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1996: HARIAN YOGYA POS 1996: HARIAN SURYA POS 1996: HARIAN KOMPAS 1996: HARIAN SUARA KARYA 1996: HARIAN BERITA NASIONAL 1996: HARIAN SURYA POS 1995: HARIAN BALI POS 1995: HARIAN SUARA MERDEKA 1995: HARIAN BALI POS 1995: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1995: HARIAN SURABAYA POS 1995: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1995: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1995: HARIAN SUARA KARYA 1995: HARIAN JAWA POS 1995: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1995: HARIAN SUARA MERDEKA 1995: HARIAN BERNAS 1995: HARIAN SUARA KARYA 1995: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1995: HARIAN SURABAYA POS 1995: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1995: HARIAN BERNAS 1994: HARIAN BALI POS 1994: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1994: HARIAN SURABAYA POS 1994: HARIAN SUARA KARYA 1994: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1994: HARIAN SUARA MERDEKA 1994: HARIAN SURABAYA POS 1994: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1994: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1994: HARIAN BALI POS 1994: HARIAN BERNAS 1994: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1994: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1994: HARIAN SUARA KARYA 1993: HARIAN KOMPAS 1993: HARIAN BALI POS 1993: HARIAN SUARA KARYA 1993: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1993: HARIAN SURABAYA POS 1993: HARIAN SUARA KARYA 1993: HARIAN BERNAS 1993: HARIAN BALI POS 1993: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1993: HARIAN SURABAYA POS 1993: HARIAN JAWA POS 1993: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1993: HARIAN BERNAS 1992: HARIAN BALI POS 1992: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1992: HARIAN BERNAS 1992: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1992: HARIAN SUARA KARYA 1992: HARIAN BALI POS 1992: HARIAN WAWASAN 1992: HARIAN SUARA MERDEKA 1992: HARIAN SURABAYA POS 1992: HARIAN SUARA KARYA 1992: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1992: HARIAN SURABAYA POS 1992: HARIAN WAWASAN 1992: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1992: HARIAN SUARA MERDEKA 1991: HARIAN YOGYA POS 1991: HARIAN YOGYA POS 1991: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1991: HARIAN WAWASAN 1991: HARIAN SUARA KARYA 1991: HARIAN SURABAYA POS 1991: HARIAN BALI POS 1991: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1991: HARIAN MEDIA INDONESIA 1991: HARIAN BALI POS 1991: HARIAN SUARA KARYA 1991: HARIAN SURABAYA POS 1991: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1991: HARIAN BERNAS 1991: HARIAN SUARA MERDEKA 1991: HARIAN SUARA MERDEKA 1990: HARIAN JAWA POS 1990: HARIAN WAWASAN 1990: HARIAN KOMPAS 1990: HARIAN MEDIA INDONESIA 1990: HARIAN BALI POS 1990: HARIAN YOGYA POS 1990: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1990: HARIAN SURYA POS 1990: HARIAN SUARA KARYA 1990: HARIAN SUARA KARYA 1990: MAJALAH PUSARA 1990: MAJALAH PUSARA 1990: MAJALAH POPULASI 1990: HARIAN MEDIA INDONESIA 1990: HARIAN SUARA MERDEKA 1990: HARIAN YOGYA POS 1990: HARIAN SUARA MERDEKA 1990: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1990: HARIAN WAWASAN 1990: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1990: HARIAN KOMPAS 1990: HARIAN BALI POS 1989: HARIAN SUARA KARYA 1989: HARIAN YOGYA POS 1989: HARIAN SUARA KARYA 1989: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1989: HARIAN SUARA MERDEKA 1989: MAJALAH PENDOPO 1989: HARIAN WAWASAN 1989: HARIAN JAWA POS 1989: MAJALAH PUSARA 1989: HARIAN JAWA POS 1989: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1989: HARIAN WAWASAN 1988: HARIAN WAWASAN 1988: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1988: HARIAN SURYA POS 1988: HARIAN SUARA MERDEKA 1988: HARIAN WAWASAN 1988: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1988: HARIAN SUARA KARYA 1988: HARIAN SUARA MERDEKA 1988: HARIAN SURYA POS 1988: HARIAN SUARA KARYA 1988: HARIAN KOMPAS 1988: MAJALAH PENDOPO 1987: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1987: HARIAN SUARA MERDEKA 1987: HARIAN SUARA KARYA 1987: HARIAN SUARA MERDEKA 1987: HARIAN KOMPAS 1987: HARIAN PRIORITAS 1987: HARIAN WAWASAN 1987: HARIAN PRIORITAS 1987: HARIAN SURYA POS 1987: HARIAN KOMPAS 1987: HARIAN JAWA POS 1987: HARIAN SUARA KARYA 1987: HARIAN JAWA POS 1987: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1987: HARIAN SURYA POS 1986: HARIAN SUARA MERDEKA 1986: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1986: MAJALAH ARENA 1986: HARIAN JAWA POS 1986: HARIAN PRIORITAS 1986: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1986: HARIAN SUARA MERDEKA 1986: HARIAN PRIORITAS 1986: HARIAN SUARA KARYA 1985: HARIAN SUARA MERDEKA 1985: MINGGUAN MINGGU PAGI 1985: HARIAN BERITA NASIONAL 1985: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1985: MAJALAH PUSARA 1985: MAJALAH PUSARA 1985: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1985: HARIAN SUARA MERDEKA 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1984: HARIAN BERITA NASIONAL 1984: HARIAN MASA KINI 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1984: HARIAN BERITA NASIONAL 1984: MINGGUAN MINGGU PAGI 1983: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1983: HARIAN MASA KINI 1983: HARIAN BERITA NASIONAL 1983: MAJALAH MAHASISWA 1983: MAJALAH PUSARA 1983: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1982: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1982: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT More Issue