cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 1, No 1 (1993): Jurnal Pengajaran MIPA" : 8 Documents clear
PENERAPAN KONSEPSI DIFERENSIASI PARSIAL DALAM UPAYA ANALISIS PERMASALAHAN SOSIAL Hendrajaya, Mr Lilik
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 1, No 1 (1993): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v1i1.403

Abstract

Artikel ini membahas penerapan konsep diferensial parsial untuk menganalisisberbagai masalah sosial yang dapat dipandang sebagai fungsi n-variabel. Dengankonsep ini masalah sosial yang kompleks dapat diuraikan menjadijaringan keterkaitanyang jelas sehingga penanganan masalah tersebut segera dapat diantisipasi.
PEMBINAAIU TENAGA DOSEN MIPA LPTK MELALUI PELATIHAN DALAM NEGERI Sumarno, Mrs Utari; Saragih, Mr Robert
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 1, No 1 (1993): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v1i1.399

Abstract

This study present a general view of inservice training dealing with the implementationof subject matter curriculum in the Teacher Education lnstitutions. The curriculum is a corecurriculum developed by the Subject Mafter Team, appointed by the Directorate Generalof Higher Education. The training was rnainly for the matriculation program {type A} atITB (Bandung lnstitute of Technology) and some advanced courses (type Bl. Data collectedfrom the trainees include some studies (i.e., type of inservice training, subject matter,educational backgrounds and positionsl. A positive result is found from 700 trainees selectedfrom 29 Teacher Education lnstitutions and who had aftended the inservice trainingin 5 locations/centers in both type A and Wpe B programs. However, some obstacles werefound also from the trainees, dealing with differences in subject matter backgrounds andEnglish proficiencies. The obstacles were also found in the inservice training including, thetime taken for discussions and repetitions of the pre-requisite materials, and the ineffectivenessof the discussions and individual works.
KEMAMPUAN BERHIPOTESIS MA}IASISWA FPMIPA IKIP BANDUNG DALAM KAITAN DENGAN POLA DAN TINGKAT BERPIKIRNYA Rustaman, Mrs Nuryani; A, Yusuf Hilmi; Rachman, Mr Taufik; Subekti, Mrs Kantika; Supriatno, Mr Bambang
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 1, No 1 (1993): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v1i1.404

Abstract

Penelitian ini ingin mengungkapkan profil kemampuan berhipotesis mahasiswaFPMIPA sebagai suatu ketrampilan proses terpadu;; serta kaitannya dengan pola berpikir(deduktif-induktif), dan dengan tingkat berpikir (formal, formal awal, transisi, konkretl.Menggunakan Tes Kemampuan Perumusan Hipotesis Format Uraian <TKPH-U> danFormat Pilihan <TKPH-P>, serta Tes Kemampuan penalaran <TKp> yang sudahdivalidasi, diiaring kemampuan berhipotesis dan kemampuan penalaran mahasiswaFPM|PAlKlPBandung angkatan 1987 <n = 85). Disimpulkan bahwa kemampuan berhipotesismahasiswa kurang berkembang, walaupun tingkat berpikir sebagian besar mahasiswasudah formal. Adanya temuan tentang kemampuan nalar dan berhipotesis calonguru matematika dan calon guru sains yang tidak berbeda memperkuat temuankeseluruhan bahwa ada korelasi positif antara kemampuan berpikir operasiformaldengankemampuan berbahasa.
Mengembangkan Kreativitas dalam Berpikir Melalui Pengaiaran Sains Adang S., H. Juariah
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 1, No 1 (1993): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v1i1.400

Abstract

This article provide{views on different approach in science teaching which candevelop creative thinking in the approach apply (1) system apporach. (21 problemsolving strategy and (3) science process skill approaches and supported by creativeteacher with open heart, not frighten but able to make students find themselves willand able to modify and develop subject matter. By developing, thinking creatively inscience teaching, is hoped that students are able (1) to solve problems usingalternative ways, and (2) to decide causal relation about objects observed.
MENGAPA MATA PELAJARAN FISIKA SELALUPALING JELEK? Krips, Mr Frans
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 1, No 1 (1993): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v1i1.401

Abstract

studi untuk menjawab pertanyaan di atas dan "siapa yang seharusnyameneliti 7" dilakukan dengan menggunakan refleksi, pengalaman pribadi, seftawawancara secara informal. Sebelas alasan dikemukakan berkenaan dengan jumlahpeminat fisika karena tingkat kesulitannya; struktur fisika yang menuntut tingkatpenalaran formal; rumpang antara kemajuan fisika sebagai ilmu dan pendidikannya;nilai fisika sebagai penyeleksi kualitas siswa; kurang selektifnya alat-alat pelajaranfisika ditingkat sekolah menengah pertama; tidak sejalannya pengertian siswadan pengertian yang sesungguhnya menurut ilmu akibat istilah dan bahasa;kecintaan guru fisika akan bidangnya; kecintaan fisikawan akan sejarah fisika; kurangseimbangnya beban konsep fisika yang harus dipelajari dengan waktu yang tersedia di sekolah; ketidaktepatan urutan topik; serta pendidikan dan cara penyajian fisikadisekolah sangat kelaki-lakian akibat dominasi laki-laki sebagai fisikawan dan gurufisika. Jawaban di atas merupakan kemungkinan jawaban yang masih memerlukanpengkaiian lebih lanjut yang lebih teliti dan melibatkan peneliti dengan latar belakangfisika yang terlibat dalam pengajaran fisika.
PERANAN ZAT PENGATUR TUMBUH DALAM MIKROPROPAGASI TANAMAN MELON (Cucumis melo Linn.l Diana, Mrs Sariwulan
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 1, No 1 (1993): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v1i1.402

Abstract

Melon (Cucumis melo Linn.) merupakan salah satu tanaman familia Cucurbitaceaeyang kemungkinan besar berasal dari Afrika dan tergolong baru beredar dilndonesia. Potongan jaringan darihipokotil mampu diinduksiuntukmembentuktunassecara langsung pada medium padat Murashige dan Skoog, dengan penambahanzat pengatur tumbuh lndoleacetic Acid (lAA) dikombinasikan dengan berbagaikonsentrasi Kinetin. Medium yang paling cocok untuk pembentukan tunas adalahmedium dengan perbandingan molar Kinetin terhadap IAA 225 kali (Kinetin 5,6 X 1O-5 M; IAR 2,5X 1O-7 Ml. Medium yang paling cocok untuk pertumbuhan tunas adalahmedium dengan perbandingan molar Kinetin terhadap IAA 10O kali (Kinetin 2,5 X 10-5 M; IAA 2,5 X 10-7 M). Akar terbentuk pada medium yang mengandung zat pengaturtumbuh lndolebutyric Acid {lBA).
Pengaiaran MIPA di sekolah Dasar dan Menengah Menyong$onE Kemaiuan IPTEK di Masa Depan: $ebuah Sumbangan Pemikiran Djojonegoro, Mr Wardiman
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 1, No 1 (1993): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v1i1.398

Abstract

Pendidikan MIPA perlu mendapat penekanan dalam pelaksanaan pendidikan dasar danmenengah di masa depan. Orientasipendidikan MlPAdalam era industrialisasidan globalisasiseyogyanya pada diarahkan pembekalan anak didik dengan pengetahuan dan ketrampilandasar yang diperlukan untuk menguasai teknnologi serta pengembangan kemampuan berfikirlogis, kritis, inovatif, dan berinisiatif, sebagaitolok ukur kualitas sumber daya manusia dalamera itu. Pendidikan MIPA perlu turut serta pula dalam sosialisasi kebiasaan kompetitif danmengutamakan kualitas melalui penciptaan suasana pendidikan yang menghargai keunggulandan kontrol kualitas hasil pendidikan
DASAR-DASAR FILOSOFIS PENDIDIKAN SAINS Dahar, Ratna Wilis
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 1, No 1 (1993): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v1i1.488

Abstract

Tulisan ini membahqs masalah observasi dan konsep siswa aktif. Observasi dipengaruhi oleh pengakaman, pengetahuan, dan harapan si pengamata; karena itu kemampuan observasi ini tidak mudah dilatihkan. Belajar aktif perlu dikembangkan pada siswa pendidikan dasar dan menengah dengan bantuan guru. Belajar aktif perlu dikembangkan memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan keterampilan proses. Dipertahanyakan peranan lKlP dalam membantu guru agar memahami dan menjadi terbiasa dengan belajar aktif secara mental.

Page 1 of 1 | Total Record : 8